BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah Perguruan Pencak Silat Gerak Saka Seni bela diri Gerak Saka merupakan perpaduan antara olah tubuh dan budaya tradisional yang terfokus kepada gerak seni, dalam arti lain bisa dikatakan dengan istilah Pencak Silat. Seni bela diri Gerak Saka diperkenalkan sejak tahun 1970, yang merupakan warisan budaya bangsa dari paraleluhur Gerak Saka. Awal
mulanya
ilmu
silat
ini
berasal
dari
kelurga
menak
(raden/bangsawan) Sunda Prabu Siliwangi, yaitu Raden Widarma Atmaja, yang dikemudian hari Raden Widarma Atmaja menurunkan ilmu nya ini kepada Raden H Muhammad Sjafe’i (1970-2001), yang merupakan cikal bakal menjadi awal pendiri Perguruan Pencak Silat Gerak Saka. Pertemuan Raden Widarma Atmaja dengan Raden H Muhammad Sjafe’i berawal dari keinginan Raden H Muhammad Sjafe’i yang ingin mencoba permainan silat yang dimiliki Raden Widarma Atmaja, karena saat itu Raden H Muhammad Sjafe’i sudah memiliki permainan silat sendiri yaitu yang bernama Per (Tasik) dan sudah terkenal merupakan salah satu seorang jawara dengan permainan silat yang telah dimilikinya, maka Raden H Muhammad Sjafe’I dan Raden Widarma Atmaja beradu dengan permainan silatnya masing – masing.
46
47
Alhasil ternyata permainan silat yang dimiliki Raden Widarma Atmaja dapat menutup (tanda kutip mengalahkan) Raden H Muhammad Sjafe’i dengan permainan silat yang dimilikinya saat itu. Karena merasa belum pernah ada yang dapat menutup permainannya selama ini, maka Raden H Muhammad Sjafe’i muda saat itu merasa ta’jub dan memiliki keinginan untuk mempelajari ilmu yang dimiliki Raden Widarma Atmaja. Namun karena memang permainan silat yang dimiliki Raden Widarma Atmaja ini memang permainan khusus yang tidak dapat diturunkan sembarang orang alias memang orang yang memiiki garis keturunan keluarga menak Sunda Prabu Siliwangi saja yang boleh mempelajarinya. Raden Widarma saat itu tidak bisa mengajari ilmunya ke Raden H Muhammad Sjafe’i. Namun karena ketekatan dan semangatnya yang ingin memperlajari ilmu yang dimiliki oleh Raden Widarma, maka pergilah Raden H Muhammad Sjafe’i muda ke tempat saudaranya untuk mencoba mengetahui garis keturunannya secara lebih mendalam, dan pada akhirnya ternyata diketahui bahwa Raden H Muhammad Sjafe’i masih memiliki garis keturunan menak Sunda Prabu Siliwangi meskipun sudah jauh beberapa keturunan. Akhirnya setelah mengetahui garis keturunannya tersebut, maka Raden H Muhammad Sjafe’i saat itu baru bisa mempelajari ilmu keluarga menak tersebut. Setelah berhasil mempelajari ilmu tersebut Raden H Muhammad Sjafe’i diizinkan untuk mengajarkan ilmu ini kepada orang di luar lingkungan keluarga, asalkan mengubah nama alirannya.
48
Aliran
ini
bernama
asli
Gerak
Gulung
Pribumi.
Ketika
mengembangkannya di Petojo, Jakarta Selatan, Raden H Muhammad Sjafe’i mengubah namanya menjadi Gerak Saka. Singkatan dari Sakadaekna (bahasa Sunda) yang artinya sesukanya. Sampai pada saat ini pun Pencak Silat Gerak Saka lebih dikenal di wilayah Jakarta dan lebih diketahui dari budaya Betawi, karena Raden H Muhammad Sjafe’i
sendiri sebenarnya berasal dari budaya
Betawi. Gambar 4 1
“Foto Raden Widarma Atmaja sebagai Guru Besar Pencak Silat Gerak Saka” Sumber Foto: Muhammad Sani
4.1.2. Macam – Macam Pencak Silat dari Budaya Betawi 1. Silat Cingkrik - salah satu dari 300 aliran silat Betawi, salah satu tokohnya adalah si Pitung sekalipun klaim ini belum dapat dibuktikan kebenarannya. Banyak ditemukan di Rawa Belong, Jakarta Selatan, yang masih bertahan sampai saat ini adalah Cingkrik Goning dan Cingkrik Sinan, keduanya dinisbatkan pada nama pewarisnya Engkong Goning dan Engkong Sinan.
49
Karakter teknik beladirinya adalah mengandalkan takedown atau bantingan. Cingkrik Goning misalnya, memiliki 80 teknik takedown yang bisa dipelajari sampai tamat. Pewaris Cingrik Goning sekarang adalah Tb. Bambang Sudradjat yang melatih di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia. 2. Silat Silau Macan - salah satu silat Betawi yang berasal dari Condet, Jakarta Timur. Tokohnya yang terkenal adalah Entong Gendut, pahlawan Betawi yang melakukan pemberontakan Villa Nova yang terkenal pada tahun melawan pemerintah Belanda. 3. Silat Sabeni - silat Betawi, berasal dari daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Anak dari Babe Sabeni bin Chanam (pendiri aliran Sabeni) adalah Babe Ali Sabeni yang juga seniman sambrah, kesenian betawi. Anak dari Babe Ali Sabeni yaitu Zulbachtiar Sabeni (cucu Babe Sabeni bin Chanam) saat ini merupakan pewaris utama ilmu silat aliran Sabeni yang terus dilestarikan hingga kini (www.sahabatsilat.com). Aliran ini terus berkembangan dan memberi warna pada aliran silat lainnya di Betawi yang juga dikuasai oleh Bapak Syuaeb, atau lebih dikenal dengan nama Bang Aeb. Di Jakarta, selain Bang Zulbachtiar yang merupakan cucu sabeni yang terus melatihkan aliran Sabeni di Tenabang, juga dikembangkan oleh banyak pihak termasuk yayasan TIMA (Traditional Indonesian Martial Arts) yang didirikan dan dikembangkan oleh Adhika Aria Wijaya (yang juga penerus dari Bang Aeb), Raditya Raga Wijaya (adik dari Adhika), dan Seniman Wijaya (ayah dari Adhika dan Radi).
50
4. Silat Tiga Berantai - berasal dari permainan silat tokoh sejarah Jakarta, Pangeran Jayakarta. Didirikan oleh H. Achmad Bunawar (H.Mamak). menggabungkan banyak aliran tradisonal lainnya. 5. Silat Gerak Saka - kata Saka diambil dari bahasa Sunda, 'Sakadaekna' yang berarti sekenanya. Aliran yang satu ini memang mengutamakan efektivitas dan kesederhanaan gerak sebagai filosofi pertarungannya. Merupakan pengembangan dari aliran silat tradisional Sunda, Gerak Gulung Budidaya. Dibawa ke Jakarta oleh Raden Widarma (Oom Wid). Murid Oom Wid, Muhammad Syafi'i yang akrab Bang Pi'i lantas mendirikan perguruan ini. 6. Silat Gerak Rasa Sanalika adalah salah satu aliran silat sunda yang di dirikan oleh sesepuh silat betawi H Nur Ali Akbar (Babe Nunung) aliran silat ini memadukan gerak saka, gerak per dan gerak sepulah dengan pondasi utama tetap pada gerak saka. Disamping itu aliran ini juga memadukan dengan main pukul betawi. 7. Silat Paseban - namanya diambil dari daerah Paseban, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. M. Soleh adalah pendiri aliran ini. 8. Silat cimacan adalah salah satu silat aliran betawi yang berasal dari banten dan dikembangkan di daerah karang tengah lebak, lebak bulus, jakarta selatan. Guru besar silat cimacan adalah Drs. Ahmad Ramli Topan dan sampai sekarang masih terus exis.Ciri khas perguruan silat cimacan adalah jurus-jurus macan.
51
9. Silat Si Kilat - aliran silat ini sesuai namanya mengandalkan gerakan serang yang sangat cepat oleh tangan 10. Silat Kancing 7 Bintang 12 Naga berenang (Kera Sakti / Naga Ngerem )aliran silat dari Kwitang dibawa oleh Si Gondrong Jagoan Kwitang. 11. Silat Si Bunder / Naga Nyebrang - Yang terus dilestarikan oleh Muhammad Nur (Babe Nung). 12. Silat Gombel - aliran silat yang tergolong silat tertua di Betawi. 13. Silat Gelamak - aliran silat Betawi. Nama silat ini diambil dari nama Kong Gelamak tokoh Betawi kelahiran Senayan. 14. Silat Beksi - perguruan ini banyak di daerah Jakarta Selatan (Kp Sawah Petukangan dan Kota Tangerang daerah Kereo Pisangan Ciledug). Nama Beksi konon berasal dari bahasa Cina, Bie Sie. Bie artinya pertahanan dan Sie artinya empat, maknanya pertahanan empat penjuru.
4.1.3. Keunggulan Pencak Silat Gerak Saka 1. Jurus hanya terdiri dari 5 jurus dasar dan pengembangan jurus dilakukan sesuai dengan karakter masing-masing pesilatnya, bukan karakter guru pengajarnya. Sehingga dengan 5 jurus, diharapkan mudah diterapkan dan mudah dipelajari. 2. Jurus Silat Gerak Saka bersifat 'to the point' sehingga selalu mencari cara paling cepat dalam melumpuhkan lawan, tidak banyak gaya dan basabasi.
52
3. Silat Gerak Saka merupakan salah satu aliran yang sederhana dalam jurusnya namun memiliki tingkat efektifitas tinggi dalam aplikasinya. 4. Silat Gerak Saka tidak memperhatikan masalah fisik. Semua orang, baik muda maupun tua, baik anak-anak maupun dewasa, baik besar atau kecil, baik tinggi maupun pendek, baik lelaki maupun perempuan, baik kurus maupun gemuk, pasti bisa melakukannya. Karena ukuran jurus Silat Gerak Saka tidak bertumpu pada kekuatan pesilat tetapi memanfaatkan tenaga musuh. 5. Pada prinsipnya Silat Gerak Saka 'enggan' mengeluarkan banyak tenaga dalam melumpuhkan lawan dan 'enggan' meluangkan banyak waktu untuk meladeni musuh.
4.1.4. Logo dan Arti Logo Pencak Silat Gerak Saka a. Logo Gambar 4 2
Sumber Logo: Zulfikri
53
b. Arti Logo 1. Bingkai segi lima mencerminkan rukun Islam 2. Dua tangan berjabatan mencerminkan Silaturahmi 3. Padi melambangkan kerendahan Hati 4. Kapas melambangkan kelembutan 5. Lingkaran kuning melambangkan kebersamaan
4.1.5. Visi dan Misi Pencak Silat Gerak Saka a. Visi
Membangun masyarakat Indonesia untuk dapat meningkatkan kreativitas seni bela diri, mengembangkan daya intelektual, dan khasanah budaya bangsa, serta menciptakan pribadi yang tangguh, percaya diri dan bertanggung jawab.
b. Misi 1. Menjalin silaturahmi antar anggota, keluarga dan masyarakat. 2. Mengembangkan dan melestarikan seni bela diri Gerak Saka. 3. Membentuk dan mindidik anggota agar menjadi manusia yang berakhlak dan berbudi luhur agar berguna bagi bangsa dan agama.
54
4.1.6. Standar Operasionalisasi Prosedure (SOP) 4.1.6.1. Tugas Pokok Anggota 1. Turut kepada pemerintah mempertahankan tatap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945 dan Pancasila. 2. Ikut
membantu
sebagai
tugas
pemerintah
dalam membina dan
membimbing agar anggota Gerak Saka menjadi manusia yang berguna, berbudi, berakhlak dan beriman. 3. Melestarikan budaya seni bela diri Gerak Saka. 4. Turut serta dalam turnamen – turnamen Pencak Silat. 4.1.6.2. Kewajiban Anggota 1. Menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik organisasi. 2. Aktif menjalankan program dan kegiatan organisasi. 3. Mentaati anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. 4. Mengikuti musyawarah / rapat dan mentaati keputusan musyawarah.
4.1.6.3. Sangsi Keanggotaan 1. Jika anggota merusak nama baik organisasi maka anggota akan diberikan sangsi sesuai dengan kebijakan musyawarah pengurus. 2. Jika anggota melakukan kesalahan yang sangat fatal dalam aturan organisasi akan dikeluarkan dari keanggotaan.
55
4.1.7. Struktur Organisasi Pencak Silat Gerak Saka
Bagan 4.1
Dewan Pembina Muhammad Sani, Andri Dermawan, Ismed Passah, Yusnedi, Nur Hasan
Dewan Penasehat Muhammad Sani, Abdullah Abdat, Umar Hapsoro
Sekretaris
Ketua Umum
Bendahara
Adi ZSahdiar
Andri Dermawan
Zeid
Ketua I Ismed Passah
Dewan Pelatih Yusnedi, Setiawan, Abdul Khalik, Opie Abdat, Novian
Divisi Hukum
Divisi Rohani
Divisi Umum
Ibdnu SH, Edo
Zainudin, Darul Muslim
Ahmad Daud, Iswanto
Kondolangit
Sumber Bagan : Zulfikri
Divisi Organisasi Yudi Kiswanto
Ketua II Nur Hassan
Dokumentasi
Divisi Humas
Zulfikri Rojali, Ari Kuncoro
Firman Maulana
56
4.1.8. Aktivitas Pencak Silat Gerak Saka 1. Pelatihan Pencak Silat Gerak Saka Pelatihan Pencak Silat Gerak Saka dilakukan setiap hari Minggu pagi pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB di Masjid Asy Syukur, Jalan Raya Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, No.17. Anggota yang ikut latihan di sini dilatih oleh Ketua Umum Perguruan Pencak Silat Gerak Saka oleh Bapak Andri Darmawan.
Gambar 4 3
Lokasi Latihan Silat Gerak Saka Sumber Foto: Peneliti (Rahmatiara)
57
Gambar 4 4
Anggota Silat Gerak Saka sedang melakukan latihan bersama Sumber Foto: Peneliti (Rahmatiara) Gambar 4 5
Anggota Silat Gerak Saka sedang melakukan latihan dengan ketua umum Bapak Andri Sumber Foto: Peneliti (Rahmatiara)
58
2. Tampil dalam Acara TV Trans7 “Sang Pendekar” Silat Gerak Saka Juga Tampil dalam acara TV di Trans7 pada tahun 2013 dalam acara Sang Pendekar, saat itu acara Sang Pendekar ditayangkan pada malam hari pukul 11.00 WIB. Dalam acara TV tersebut dijelaskan mengenai sejarah singkat Perguruan Silat Gerak Saka, serta jurus-jurus yang digunakan dalam Silat Gerak Saka. Adapun syuting tersebut dilakukan di . Srengseng Raya 45 Rt. 02 Rw. 02 Kembangan Jakarta Barat 11630.
Gambar 4 6
Anggota Silat Gerak Saka tampil dalam acara Sang Pendekar di Trans7 Sumber Foto: Zulfikri
59
Gambar 4 7
Anggota Silat Gerak Saka tampil dalam acara Sang Pendekar di Trans7 Sumber Foto: Zulfikri
Gambar 4 8
Anggota Silat Gerak Saka tampil dalam acara Sang Pendekar di Trans7 Sumber Foto: Zulfikri
60
3. Milad dan Silaturahmi Silat Gerak Saka Acara milad dan silaturahmi keluarga Silat Gerak Saka yang dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2013 di daerah cidodol yaitu di Jalan Raya Cidodol, Kebayoran Baru. Dalam acara tersebut dihadiri oleh petinggi dan pelatih serta anggota Silat Gerak Saka, salah satunya adalah dihadiri oleh Ketua Umum Pencak Silat Gerak Saka yaitu Bapak Andri Dermawan, dihadiri pula oleh dewan penasehat Silat Gerak Saka yaitu Bapak Muhammad Sani dan anggota lainnya.. Dibuka dan disambut oleh ketua umum dan diteruskan ke acara doa bersama, serta makan malam bersama. Gambar 4 9
Keluarga Silat Gerak Saka berfoto bersama pada acara Milad Sumber Foto: Zulfikri
61
4.2. Hasil Penelitian Dalam penelitian ke lapangan untuk mencari data dan informasi yang dibutuhkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan mewawancarai narasumber yang sudah ditentukan dengan pedoman wawancara yang telah dibuat, serta dilakukan melalui observasi non partisipan. Narasumber adalah orang dengan latar penelitian yang dapat memberikan informasi berkaitan erat dengan rumusan masalah yang menjadi pembahasan, sekaligus fokus dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, dimana pertanyaan yang diajukan tidak terstruktur, bersifat informal dan mendalam untuk memahami maksud dari narasumber itu sendiri. Narasumber yang diwawancarai dalam penelitian ini antara lain adalah Bapak Andri Dermawan selaku Keyinforman karena beliau adalah ketua umum dari perguruan Silat Gerak Saka juga sekaligus sebagai dewan pembina dan dewan pelatih. Keyinforman yang kedua adalah Bapak Muhammad Sani, beliau adalah salah satu petinggi Silat Gerak Saka yang memiliki pengalaman belajar langsung pada para pencetus Silat Gerak Saka itu sendiri, sekarang Bapak Muhammad Sani adalah sebagai dewan pembina sekaligus dewan penasehat di Perguruan Silat Gerak Saka. Informan ketiga adalah Bapak Yusnedi sebagai Dewan Pelatih yang sudah hamper 10 tahun melatih anggota Silat Gerak Saka. Selanjutnya adalah Bapak Jumari dan Bapak Suroso sebagai pelatih Silat Gerak Saka yang merupakan asisten dari Bapak Andri Dermawan, terakhir adalah Derry Panji sebagai anggota Silat Gerak Saka yang sudah berpengalaman selama 2 tahun.
62
4.2.1. Silat Gerak Saka Merupakan Simbol Budaya Indonesia sebagai sebuah Negara yang memiliki banyak suku dan budaya yang beraneka ragam, dalam hal ini setiap kepualauan dan wilayahnya memiliki budaya dan ciri khas tertentu, salah satunya adalah Jakarta. Jakarta yang merupakan kota megapolitan terditi dari berbagai suku dan budaya memiliki beraneka ragam seni budaya salah satunya adalah Pencak Silat. Pencak Silat yang ada di wilayah Jakarta salah satunya adalah Silat Gerak Saka yang berkembang dari budaya betawi. Dalam konteks komunikasi antar budaya, maksud dari komunikasi antar budaya itu sendiri adalah pertukaran makna yang berbentuk simbol yang dilakukan antara dua orang atau lebih dengan latar belakang budaya yang berbeda. Silat Gerak Saka merupakan Silat dari budaya betawi yang anggotanya tidak hanya berasal dari betawi saja melainkan dari budaya lain seperti Jawa, Batak, Cina dan sebagainya. Dalam konteks nya komunikasi yang terjalin di Silat Gerak Saka mempertukarkan makna dari Simbol yang ada pada Silat Gerak Saka. Penuturan Bapak Andri Dermawan selaku ketua umum serta dewan pembina dan dewan pelatih yang diwawancarai pada tanggal 11 Januari 2015: “Tidak, anggota-anggota silat gerak saka terdiri dari berbagai daerah dan suku yang berbeda, ee tapi walaupun begitu meraka yang masuk harus muslim.”
63
Seyogyanya dalam suatu organisasi yang memiliki berbagai latar belakang yang berbeda memiliki karakter dalam berkomunikasi yang berbeda pula, namun dalam Silat Gerak Saka sendiri meskipun memiliki anggota yang berbeda latar belakang namun dalam hal berkomunikasi dengan anggotanya tidaknya menjadi masalah, karena makna yang dipertukarkan didalamannya adalah makna yang terkandung dalam Silat Gerak Saka itu sendiri. Seperti penuturan Bapak Muhammad Sani selaku Dewan Pembina dan Dewan Penasehat Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada Sabtu, 17 Januari 2015” “Kayanya sih engga ya, karena setiap orang yang mau belajar gerak itu ya karena dia cinta, seneng, mau dari budaya apapun kalo dasarnya suka maka ngga akan jadi kendala. Terlebih lagi kalo udah punya bakat, talenta, dan kita bisa tuker pikiran, jadi lancar komunikasinya, ngga ada hambatan.”
Penuturan Bapak Yusnedi selaku dewan pelatih Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada Minggu, 25 Januari 2015: “Karena memang walaupun ngga semua dari betawi tapi rata-rata anggota silat gerak saka itu sudah dari kecil tinggal di Jakarta, saya sendiri juga begitu, jadi tidak ada kendala dalam hal komunikasi ya, lancar-lancar aja kalau itu.”
Penuturan Bapak Jumari selaku pelatih Silat Gerak Saka yang memiliki latar belakang dari budaya Medan, diwawancarai pada Minggu, 18 Januari 2015: “Ooh ngga, lancar aja karena lama dijakarta juga, mungkin pengaruhnya lebih kepada karakternya, saya itu dari Sumatra itu umumnya karakternya keras, jawa kan agak lembut, jadi lebih berpengaruh nada suaranya aja, jadi kalau saya pertama masuk karakternya masih kental banget jadi kalo saya ngomong itu dikira marah-marah, padahal itu biasa aja karena kan memang sudah
64
karakternya seperti itu, tapi lama kelamaan sih menyesuaikan diri juga di Jakarta lama-lama terbiasa berbicara yang pelan, seperti itu.”
Bagitu pula penuturan dari Bapak Suroso sebagai pelatih Silat Gerak Saka yang memiliki latar belakang budaya Jawa, yang diwawancarai pada Minggu, 25 Januari 2015” “Oh tidak, justru komunikasi yang terjalin disini sangat erat sekali, secara kekeluargaan juga. Karena komunikasi yang terjalin di sini contohnya seperti saat kita latihan ya, kita awali dengan doa bersama sebalum latihan, lalu setelah selesai kita juga berdoa sama-sama, setelah itu sharing-sharing mengenai silat dan bisa juga mengenai hal lain, jadi itu sesuatu yang membuat kita semakin erat dalam hal kekeluargaan juga.”
Bapak Andri Dermawan sebagai ketua umum juga menjalaskan: “Dari cara kita berkomunikasi tentu nya lain suku lain karakter ya, nah disitu saya berkomunikasi bagaimana caranya karakter-karakter yang ada dari temanteman yang lain suku itu jadi satu dalam berkomunikasi, dan di gerak saka kita menjadikannya satu karakter yaitu bahwa bela diri untuk persatuan persahabatan, dan mengubah mindset kedaerahan mereka menjadi satu kesatuan, cara nya seperti misalnya sebelum kita mulai latihan, kita ada briefing dulu ya, mengenai satu visi dan misi, untuk saling berbagi satu sama lain, sharing agar tidak terjadi salah paham antar sesame anggota kita”.
Jadi dalam konteks komunikasi antar budaya yang terjalin di Silat Gerak Saka adalah sebagai pertukaran makna Silat itu sendiri yang memiliki rasa kekeluargaan, meskipun berlatar belakang yang berbeda namun memiliki satu tujuan yang sama sehingga terjalin komunikasi yang baik didalamnya. Pemahaman mengenai komunikasi antar budaya yang paling penting adalah terkait dengan pemahaman cara berbicara dan menulis dapat diartikan secara berbeda tergantung pada konteksnya. Pada konteks penelitian ini pemahaman
65
komunikasi antar budaya terdapat pada simbol yang merupakan konteks budaya yang diartikan oleh berbagai orang dalam konteks yang sama, yaitu konteks pada pemaknaan Silat Gerak Saka. Seperti penuturan Bapak Andri Dermawan selaku ketua umum serta dewan pembina dan dewan pelatih yang diwawancarai pada tanggal 11 Januari 2015 dalam menjelaskan Simbol yang ada di Silat Gerak Saka: “Simbol yang mewakili Silat Gerak Saka itu ada baju berwarna hitam, selain hitam ada baju kebesaran untuk silat gerak saka sendiri yaitu merah tua seperti merah beat. Kalau untuk warna hitam kita hanya mengikuti kostum nasional pencak silat Indonesia, tapi untuk acara khusus untuk prestise kita menggunakan warna merah tua beat”.
Baju atau seragam merupakan simbol yang mewakili Silat Gerak Saka. Pada umumnya warna hitam adalah warna warna baju untuk Pencak Silat Nasional Indonesia, namun dalam Silat Gerak Saka sendiri memiliki baju kebesaran yaitu warna merah beat, yang memiliki makna bahwa merah itu berani dan besahaja. Sedangkat hitam untuk baju nasional memiliki makna kebersamaan. Seperti penuturan Bapak Andri Dermawan sebagai Ketua Umum serta dewan pembina dan dewan pelatih dalam memberikan keterangan mengenai makna dari baju Silat Gerak Saka: “Makna secara khususnya tidak ada namun hanya saja merah itu melambangkan berani, sedangkan hitam melambangkan persatuan, warna persatuan pencak silat gerak saka.”
66
Gambar 4 10
Anggota Silat Gerak Saka berlatih bersama dewan guru/dewan pelatih Sumber Foto: Zulfikri
Simbol lain selain baju silat nasional dan baju atau seragam kebangsaan adalah sabuk, sabuk dalam dunia persilatan suda tidak asing lagi karena hamper semua hal yang berkaitan dengan bela diri juga berkaitan dengan sabuk. Sabuk sudah menjadi simbol yang wajib didalam setiap jenis bela diri manapun, begitupun dengan Silat Gerak Saka. Sabuk yang terdapat di Grak Saka sendiri cukup unik dan bisa diartikan beda dengan yang lain, karena biasanya bela diri lain menggunakan sabuk berwarna putih sebagai awal pembelajaran namun dalam silat gerak saka sabuk putih memiliki tingkatan yang paling tinggi. Untuk tingkatan lainnya seperti kuning, merah, biru dan hitam sama dengan silat lainnya. Penuturan Bapak Andri Dermawan sebagai ketua umum Silat Gerak Saka mengenai tingkatan pada sabuk yang diwawancarai pada Minggu, 11 Januari 2015:
67
“Tingkat pertama itu yang pemula itu sekitar 1-6 bulan itu sabuk kuning, dilihat dari talenta juga, setelah itu 1 tahun warna merah, 1-2 merah strip 1, 2-3 tahun merah strip 2, hingga masuk pada 4 tahun baru sabuk biru, dari biru setiap satu tahun kenaikan dari strip 1-3 pertahunnya, setelah itu baru samapi 5 tahun sabuk hitam, dan terakhir 10thn keatas sabuk putih dan sudah bisa menjadi guru ya, dan biasanya disabuk biru pun sudah bisa mengajar.”
Penuturan Bapak Suroso sebagai pelatih Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada 25 Januari 2015: “Kita kan ada tahapan ya, awalnya tadinya tidak pake sabuk, namun karena dari pengurus setelah dievaluasi perlu diadakannya sabuk untuk mengikuti IPSI juga karena kita kan bagian dari IPSI. Untuk di Gerak Saka sebagai pemula itu warna kuning bertanda sepertirambu-rambu, satu bertana pelan, kedua juga bertanda dapat terus latihan. Kedua merah, dimaknai bahwa merah itu berani bahwa kita sudah memiliki keberanian, ada tahap strip juga sampai strip 3. Selanjutnya setelah proses yang cukup lama kita pake biru, kalo biru lebih kepada bermakna seperti lampu hijau kita sudah bisa mengalir aja dan melatih karena sudah bisa. Setelah itu hitam sudah dianggap pelatih senior, dan putih itu hanya untuk dewan Pembina saya yang paling tinggi tingkatannya.”
Penuturan Bapak Yusnedi selaku dewan pelatih Silat Gerak Saka, yang diwawancarai pada Minggu, 25 Januari 2015: “Dulu kita gak ada sabuk, tapi karena mengikuti pencak silat nasional dan buat membedakan murid baru dan senior maka kita buat sabuk berwarna, dan didasari dengan kemampuan masing-masing. Awal belajar itu sabuk kuning, lalu sabuk merah, kalau sudah sebior dan bisa melatih itu sabuk biru, lalu hitam, dan terakhir putih yang paling tinggi.”
Silat Gerak Saka awalnya memang belum memiliki atau tidak menggunakan sabuk sebagai tingkatannya, karena sekarang sudah merupakan bagian dari IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia), maka digunakan sabuk sebagai simbol tingkatan keahliannya. Simbol tersebut dibedakan dengan
68
tingkatan lainnya, yang biasanya diawali oleh putih sebagai tingkat awal, namun Gerak Saka memiliki Kuning sebagai tingkatan awalnya, dan putih yang tertinggi. Makna yang terkadung dalam sabuk itu sendiri antara lain: a. Kuning : Melambangkan rambu-rambu yang memiliki makna bahwa warna kuning adalah rambu-rambu awal yang anggotanya masih baru dan masih mempelajari secara pelan-pelan. b. Merah : Melambangkan keberanian, dalam artian bahwa anggota yang sudah memiliki sabuk warna merah sudah dapat diartikan sebagai pemberani. c. Biru : Melambangkan warna air, artinya mengalir dan berjalan sesuai dengan yang dipelajari. d. Hitam : Melambangkan kekuatan, dan tanggung jawab yang sudah dapat diterima ilmu dan keahliannya. e. Putih : Melambangkan kesucian yang dalam artian bahwa suci dalam hal ilmu yang sudah dipelajari dan akhir dari sebuah pembelajaran. Secara pendekatan teori dalam tradisi antropologi, Clifort Geerzt (dalam Martin dan Nakayama, 1997:47) mengartikan budaya sebagai nilai secara historis memiliki karakteristiknya sendiri dan bisa dilihat dari simbol – simbol yang muncul. Simbol tersebut bermakna sebagai sebuah sistem dari konsep ekspresi komunikasi dimana manusia yang mengandung makna dan yang terus berkembang seiring pengetahuan manusia dalam menjalani kehidupan ini. Oleh
69
karena itu, dalam definisi budaya merupakan nilai, kebiasaan, atau kepercayaan yang akan terus berkembang. Dalam konteksnya simbol-simbol yang muncul dalam Silat Gerak Saka seperti baju, sabuk dan logo yang muncul merupakan sebuah sistem yang membentuk Silat Gerak Saka itu sendiri dan memiliki nilai budaya, kebiasaan dan kepercayaan yang terus berkembang. 4.2.2. Silat Gerak Saka Sebagai Entitas Budaya Betawi Betawi merupakan kebudayaan asli kota Jakarta, dimana bisa jadi memiliki kebudayaan terkaya yang dimiliki Indonesia mengingat akulturasi yang terjadi pada kebudayaan suku ini yang cukup banyak. Tidak mengherankan jika akhirnya suku Betawi ini menarik minat para pendatang untuk ikut mendiami sebagian besar wilayah Jakarta sebagai tempat berlangsungnya kebudayaan suku Betawi secara turun temurun. Sebagai bagian dari budaya, betawi memiliki berbagai seni yang salah satunya adalah Silat, Silat adalah salah satu seni bela diri asli Indonesia. Silat begitu melekat pada etnik Betawi sejak ratusan tahun yang lalu. Ini bisa dibuktikan dengan adalanya beberapa aliran silat yang tumbuh dan lahir dari tanah Betawi,. Seperti Bekasi yang lahir didaerah Kebayoranlama, atau silat Cingkrik dari Codet, Tanah Abang pun menjadi tempat lahirnya suatu aliran silat yang diberi nama Sabeni. Masih banyak lagi silat dari budaya Betawi termasuk Silat Gerak Saka. Seni dan Silat adalah merupakan suatu entitas atau wujud dari
70
budaya, dan oleh karenanya Silat Gerak Saka merupakan entitas dari budaya Betawi yang perlu dilestarikan. Seperti penuturan dari Bapak Muhammad Sani selaku dewan pembina dan dewan penasehat Silat Gerak Saka, yang diwawancarai pada Sabtu, 17 Januari 2015: “Sangat sangat perlu dilestarikan, caranya menyatakan pada setiap murid bahwa siapapun yang belajar silat gerak saka itu adalah ahli waris, jadi harus menjaga itu. Kita juga sudah mulai memperkenalkan pada media media supaya dikenal masyarakat, di trans7 misalnya, masuk ke youtube, wensite juga ada”.
Penuturan Bapak Yusnedi sebagai dewan pelatih yang diwawancarai pada Minggu, 25 Januari 2015: “Ooh itu wajib, dan kita udah banyak ya ada beberapa media TV yang mengundak kita untuk syuting, seperti TransTV, Discovery Indonesia, MNC juga pernah waktu itu, TV umat juga pernah. Itu salah satu cara nya memperkenalkan Gerak Saka juga. Kita juga kerjasama di partai PKS, bukan untuk urusan politik tapi lebih kepada memperkenalkan silatnya melalui PKS”.
Penuturan Bapak Jumari sebagai pelatih Gerak Saka mengenai perlunya melestarikan seni beladiri silat khususnya silat Gerak Saka, yang diwawancarai pada Minggu, 18 Januari 2015: “Ooh sangat perlu, karena memang awalnya gerak saka itu ekslusif, dalam artian orang lain tidak gampang bisa belajar gerak saka, jadi ada keturunan tersendiri yang bisa belajar gerak saka, namun kan sekarang sudah bebas, siapa saja bisa belajar gerak saka, asal dia muslim, dan ini perlu diperkenalkan juga pada wilayah nasional dan internasional. Namun kalo saat ini kita masih memperkenalkannya domestic lah, seperti ke universitas, atau ke pesantren di Indonesia, seperti demo silat”.
71
Silat Gerak Saka sebagai entitas budaya yang perlu dilestarikan tujuannya adalah untuk membangun nama bangsa tidak lain adalah bangsa Indonesia sendiri, meskipun banyak silat dari Indonesia, Gerak Saka memiliki keunikan tersendiri dalam hal aplikasinya, dalam keunikan itu lah maka Silat Gerak Saka perlu dilestarikan, seperti mementingkan rasa yang berkonsep praktis serta memiliki fleksibilitas pada jurus-jurusnya, dimana kita sebagai anggota silat Gerak Saka mengikuti pergerakan lawan sehingga dapat dengan mudah mengalahkan lawan. Seperti yang dituturkan oleh Bapak Muhammad Sani sebagai dewan pelatih sekaligus dewan penasehat yang diwawancarai pada Sabtu, 17 Januari 2015: “Keunikannya ya itu, kalo gerak saka kita ee mementingkan rasa, kalo udh dapet rasa baru kita bisa membedakan, dan di gerak gaka juga jurusnya fleksibel, kita ikutin gerakan lawan lalu kita cari cara sendiri dah tuh gimana cara menjatuhkan lawan, gitu. Uniknya juga jadi gerak saka itu hanya mempergunakan apa kemauan lawan jadinya, kalo silat lain itu kan baku, jurus-jurus nya baku udah ada tata caranya, nah kalo gerak saka ngga, dia fleksibel dan tergantung kemauan lawan apa nah kita bisa mengikuti buat cari cara mengalahkan lawan, seperti itu”.
Penuturan oleh Bapak Jumari sebagai pelatih Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada Minggu, 18 Januari 2015: “Keunikannya satu, gerak saka itu ee yang saya alami karena praktis dalam aplikasinya, biasanya kalo silat lain diserang itu dipegang tangannya, ditangkis atau kita lari, nah kalo gerak saka itu tidak ada istilah lari, dan ngga ada istilah tangkis, dan silat ini biasanya ee begitu diserang dia aka nada gerakan yang mengindar tapi langsung masuk untuk menyerang di bagian lainnya. Keunikan lainnya itu pada rasa, biasanya kalau kita sudah memiliki rasa yang tinggi itu ee bisanya kalo sudah mau dipukul itu sudah ada rasanya, bahkan kalaupun belum tersentuhpun kita udah punya rasanya dan bisa merasakan sebelum pukulan lawan, sensitifitas nya tinggi”.
72
Penuturan Bapak Andri Dermawan sebagai ketua umum sekaligus dewan pelatih dan pembina Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada tanggal 11 Januari 2015: “Untuk jelasnya itu memang sangat berbeda ya, karena gerak saka ini mengandalkan rasa ya, refleksibilitas, bela diri lain sebenarnya juga sama, mengandalkan refleksibilitas, dan kecepatan, tapi di silat gerak saka ini beda pemahaman pemahaman itu dapat dijelaskan kalau kita udah ada prakteknya ya, kalo ngga ada prakteknya orang gak bakal tau ya dimana perbedaannya”
Keunikan dan perbedaan yang terdapat pada Silat Gerak Saka merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan dalam memperkenalkan sekaligus melestarikan Silat Gerak Saka ini. Karena hal ini akan menjadi titik acuan dalam membentuk pendapat masyarakat Indonesia maupun luar Indonesia. Salah satu bentuk melestarikan serta memperkenalkan budaya seni silat Gerak Saka ini adalah melalui media massa seperti TV, Koran, dan majalah, ada pula media internet seperti website, youtube dan blog sebagai sarana pendukung, terakhir adalah melalui menuturan mulut ke mulut dan sharing ke teman-teman dan sebagainya. Silat Gerak Saka sebagai entitas budaya yang perlu dileatarikan berguna untuk bangsa Indonesia dalam hal pelestarian kebudayaan, terlebih lagi jika dapat diperkenalkan ke berbagai Negara yang akan mengangkat citra Negara Indonesia itu sendiri.
73
4.2.3. Komunikasi Nonverbal pada Silat Gerak Saka Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, sikap dan sebagainya
yang
memungkinkan
seseorang
untuk
berkomunikasi
tanpa
menggunakan kata – kata. Dalam ranah Silat Gerak Saka komunikasi nonverbal yang dilakukan terdapat pada jurus-jurus silat, karena jurus-jurus yang digunakan dalam silat Gerak Saka lebih tertumpu pada gerakan tubuh dan gerakan tangan. Jurus yang ada pada silat Gerak Saka bukan hanya untuk bela diri dan menjatuhkan lawan saja melainkan memiliki arti dan makna komunikasi tersendiri didalamnya. a. Komunikasi Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Seperti prinsip dan makna Gerak Saka itu sendiri yang berkaitan dengan dengan aqidah Islam.
1. Memiliki prinsip bahwa Silat Gerak Saka tidak boleh mengandung unsurunsur kesyirikan, khurafat, dan bid'ah di dalamnya. 2. Silat Gerak Saka hanya boleh diajarkan kepada sesama Muslim, terutama yang telah memiliki pemahaman fondasi agama Islam yang baik serta memiliki akhlak yang mulia. Gerak Saka haram diajarkan kepada selain Muslim, ini merupakan wasiat dari para guru besar yang telah menemukan silat ini.
74
3. Silat Gerak Saka hanya digunakan untuk kepentingan kemaslahatan ummat, menegakkan amar ma'ruf nahyi munkar, dan persiapan menghadapi jihad fiy sabilillah bila telah datang panggilan. 4. Semakin pandai ilmu Silat Gerak Saka, diharapkan semakin tawaddhu' bukan malah menjadi sombong dan tinggi hati. Ini merupakan prinsip perguruan Silat Gerak Saka.
Salah satu hasil yang didapatkan oleh peneliti dalam melakukan wawancara dengan narasumber adalah bahwa Silat Gerak Saka memiliki 5 jurus yang masing-masing memiliki artiannya sendiri yang berkaitan dengan komunikasi. Seperti penuturan oleh Bapak Andri Dermawan pada tanggal 11 Januari lalu mengenai makna komunikasi yang ada pada jurus silat: “Kalau dari makna nya itu kan tangan itu memang 90% kita digerak mempercayai tangan, karena merupakan reaksi dari suatu benturan seperti perkelahian, nah kita mengkomunikasikan tangan itu lebih kepada alur reflek, tenaga, dan konsentrasi”.
Dalam penuturan tersebut jelas bahwa Silat Gerak Saka lebih kepada menggunakan gerakan tangan seperti gerak reflex, dan tenaga yang menggunakan kekuatan tangan. Gerak Saka dulunya memiliki hanya satu jurus yang diturunkan langsung oleh Raden Widarma sebagai penemu Silat Gerak Saka, namu seiring waktu Silat Gerak Saka berkembang dan hingga sekarang memiliki lima jurus utama. Kelima
75
jurus tersbut memiliki makna komunikasi didalamnya. Jurus satu yang bergerak seperti memajukan tangan kedepan yang memiliki arti bahwa kita sebagai manusia beriman memulai segala sesuatunya dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk mendapatkan keberkahan. Jurus dua menggerakan tangan maju kedepan memiliki arti bahwa selain berdoa kepada Tuahan Yang Maha Esa kita sebagai manusia juga harus memiliki usaha dan upaya dalam meraih sesuatu. Jurus tiga berarti upaya dan usaha yang kita lakukan dalam konteks bela diri adalah untuk menghinda dari mara bahawa, dan kelima adalah paduan dari jurus satu, dua, tiga dan empat, yakni tidak hanya berkomunikasi pada Tuhan Yang Maha Esa, kita juga berserah diri dan berupaya sebisa mungkin untuk membentengi diri kita serta untuk mempertahankan diri dari hal-hal yang buruk. Seperti penuturan dari Bapak Muhammad Sani sebagai dewan penasehat yang diwawancarai pada tanggal 17 Januari 2015: “Kalau jurus pertama kali saya belajar ada 5 jurus, awalnya satu jurus, namun dikembangkan menjadi 5 untuk memudahkan murid dalam mempelajari gerak saka ini. Makna komunikasi dalam jurus satu itu berarti kita bermohon kepada Allah SWT, seperti tangan diangkat, jurus dua berartinya dalam berdoa kita juga harus ada upaya dalam mencapai sesuatu, yang ketiga adalah upaya yang kita buat itu adalah upaya untuk menghindar dari sesuatu yang dapat mencelakakan kita, jurus empat berarti pertahanan, harus bertahan dan tidak boleh mundur, nah lima itu sendiri benar-benar bukan hanya untuk bertahan namun juga pembelaan diri, kira-kira seperti itu”
Penuturan oleh Bapak Andri Dermawan pula sebagai berikut: “Ya, awalnya gerak saka ini kan emang Cuma punya satu jurus ya, terus ee dikembangkan lagi jadi 5 jurus, nah jurus awalnya itu kan kita mengangkat tangan kedepan ya, lalu digerakan perlahan, secara keseluruhan sih itu artinya kita ini sebagai manusia muslim dalam melakukan sesuatu nya haruslah diawali
76
dengan berdoa dulu, jadikan jurusnya itu kaya orang sedang berdoa ya, ya jadi itu lah artinya’.
Sama dengan Bapak Andri Dermawan, penuturan yang dikatan oleh Bapak Yusnedi terkait makna yang terdapat pada jurus Gerak Saka sendiri yaitudengan wawancara yang dilakukan pada Minggu, 25 Januari 2015: “Ya gerakan tangan itu kan datang nya dari Allah SWT yang memciptakan kita untuk kreativitas juga, jadi jurus satu itu ya fungsi dan maknanya artinya kita berdoa dan berserah diri pada Allah SWT, berkomunikasi pada Tuhan, mohon doa restu dan perlindungan, seperti itu, dan balik lagi pada tujuan komunikasi nya untuk silaturahmi juga”
Penuturan oleh Bapak Suroso sebagai pelatih yang diwawancarai pada Minggu, 25 Januari 2015, mengatakan: “Oh iya ada, justru makna nya itu adalah ee seperti jurus satu dan dua yang menggunakan tangan kedepan, itu makna nya secara logika ketika bertemu dengan orang yang memukul kita bisa memukul duluan, tapi kalo untuk filosofi nya tangan itu diangkat kedepan juga bermakna untuk berdoa ya, berdoa kepda Allah SWT untuk melindungi dari hal-hal yang bisa mencelakakan kita”.
Penuturan Bapak Jumari sebagai pelatih Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada 18 Januari 2015, juga mengatakan: “Ada, setiap jurus itu kan ada aplikasinya, kalo filosofinya itu kita mulai dengan mengangkat tangan, artinya kita berkomunikasi dengan Allah, berdoa pada Allah, jadi awal jurus aja tangannya menandakan kita berserah diri kepada Allah, berkomunikasi pada Tuhan, seperti itu”.
77
b. Komunikasi Kepada Lawan Gerakan nonverbal yang terdapat pada jurus-jurus Silat Gerak Saka selain memiliki makna komunikasi terhadap Tuhan Yang Maha Esa juga memiliki makna tersendiri dalam berbicara dengan lawan melalui gerakan tubuh. Dalam artian komunikasi nonverbal menggunakan jurus pada lawan memiliki arti bahwa sebagai manusia kita diwajibkan untuk merendakah diri, bukan untuk menyerah, melainkan untuk berusaha tidak melakukan hal yang buruk. Karena dari asal nya bahwa Silat Gerak Saka itu silat yang fleksibel dimana kita sebagai anggota hanya mengikuti pergerakan lawan dan mecari celah untuk menenukan kelemahan lawan. Ini memiliki arti bahwa kita sebagai manusia hendaknya menjalin hubungan kekeluargaan dengan pihak lawan, meyakinkan bahwa perkelahian itu adalah sesuatu yang tidak baik. Penuturan Bapak Suroso pada tanggal 25 Januari 2015, mengatakan juga bahwa: “Makna lain yang terkadung itu juga ada, jurus kita yang pakai tangan itu mengartikan bahwa seburuk apapun keadaannya janganlah sampai melukai satu sama lain, dan kalau bisa dari kita kepada lawan itu menjadi teman dan bisa bersahabat itu lebih baik”. Penuturan Bapak Yusnedi yang diwawancarai pada 25 Januari 2015, sebagai dewan pelatih ia juga menjelaskan mengenai makna gerakan tangan yang terkandung jika sudah berhadapan dengan lawan, menyatakan: “Kalo sudah sampai berhadapan dengan lawan, kalo bisa sebelum kita lawan ada baiknya kita rundingkan dulu baik-baik ya, ee supaya ya itu tidak terjadinya perselisihan, jadi makna gerak pada tangan itu sebisa mungkin jika dilakukan
78
bukan melumpuhkan lawan tapi juga bisa ee apa ya, bisa bikin lawan kita itu sadar dan justru jadi saudara”.
Gerakan tangan dan jurus yang dimiliki silat Gerak Saka yang fleksibel memiliki makna komunikasi nonverbal kepada pihak lawan bahwa hendaknya jika terjadi sesuatu masalah janganlah sampai melukai satu sama lain, fleksibel diartikan adalah silat Gerak Saka mengikuti pergerakan lawan dan mencari celah, bukan bertujuan untuk jurus-jurus yang secara sengaja melumpuhkan lawan. Simbol yang ada pada Silat Gerak Saka seperti baju, sabuk dan logo merupakan satu kesatuan dalam Silat Gerak Saka, Silat Gerak Saka adalah simbol seni dalam budaya betawi yang memiliki makna pada pesan-pesan verbal yang terjadi di dalam ruang lingkup anggotanya (lingkup internal maupun eksternal). 4.2.4. Makna Relasional Silat Gerak Saka Simbol yang ada pada Silat Gerak Saka seperti baju, sabuk dan logo merupakan satu kesatuan dalam Silat Gerak Saka, Silat Gerak Saka adalah simbol seni dalam budaya betawi yang memiliki makna pada pesan-pesan verbal yang terjadi di dalam ruang lingkup anggotanya (lingkup internal maupun eksternal). Makna relasional yang terjalin di Silat Gerak Saka adalah kekeluargaan, persahabatan, serta memperkuat ikatan ukhuwah para anggotanya. Seperti penuturan dari anggota Silat Gerak Saka yaitu Derry Panji yang diwawancarai pada Kamis, 22 Januari 2015, mengatakan:
79
“Makna relasional nya ya itu kita udah kaya keluarga sendiri, ee sudah akrab banget deh pokonya, pelatih udah saya anggap orang tua sendiri, dan anggota sesame udah saya anggap saudara kandung juga”.
Penuturan oleh Bapak Andri Dermawan selaku ketua umum, dewan pembina dan dewan pelatih mengenai makna relasional yang ada di perguruan silat Gerak Saka adalah sebagai berikut: “Kalo hubungan antar sesama anggota alhamdulidah berjalan baik ya selama ini, saya sudah menganggap anggota sebagai keluarga saya sendiri, karena memang Silat Gerak Saka ini kan tujuannya silaturahmi ya, membina persaudaraan antar sesama umat muslim di Indonesia”.
Proses yang terjalin didalamnya berdasarkan pada tiga premis yang dibangun dalam interaksi simbolik yaitu bahwa: 1. Manusia bertindak berdasarkan makna-makna: makna yang dibangun dalam Silat Gerak Saka adalah silat bukan hanya merupakan ilmu bela diri saja, melainkan membentuk dan memperkuat keagamaan yang dimiliki, dalam hal ini dikhususkan pada seorang muslim. Berikut adalah penuturan dari Bapak Muhammad Sani sebagai dewan pembina dan dewan penasehat Silat Gerak Saka, yang menerangkan mengenai makna yang terbangun di Silat Gerak Saka adalah makna keagamaan yaitu khusus oleh seorang muslim, beliau mengatakan: “Makna dari gerak saka itu sendiri adalah bagaimana kita bisa lebih ee dekat dengan keyakinan kita, maksudnya adalah agama, itu lah makna gerak saka. Kalo kita dekat sama yang penciptanya maka itulah tujuan dari gerak saka, karena mementingkan rasa”.
80
“Alasannya karena kita memang sebagai seorang muslim memang harus mengajarkan kepada muslim itu sendiri, untuk orang yang beragama lain bisa aja belajar silat gerak saka ini, hanya saja saya sebagai salah satu ahli waris diamanatkan mengajar supaya diajari sama orang yang beragama muslim saja. Namun bukan berarti kita membeda-bedakan, ini kebetulan hanya membawa amanat aja”.
Makna yang terbentuk adalah mempereat hubungan antara sesama muslim, hal ini dikarenakan Silat Gerak Saka adalah sebuah amanat yang diberikan kepada penerus dan ahli waris, amanat yang terbentuk dari penemu Silat Gerak Saka yaitu Raden Widarma adalah suatu proses bahwa manusia dipandang sebagai perilaku, pelaksana, pencipta dan pengarah bagi diri sendiri, dan menjadikan hal tersebut realistas kebenaran yang diinteraksikan. Penuturan Bapak Yusnedi selaku dewan pelatih silat Gerak Saka yang diwawancarai pada 25 Januari 2015,mengatakan: “Karena ini kita bicara soal amanat ya,kita belajar kita suka dengan bela diri ini, tapi kalau amanatnya memang sudah seperti itu, ya kita mau tidak mau ya harus menerima juga, karena kan yang berbicara dari guru besar, dan kita ingin mempelajarinya dengan syarat seperti itu ya jadi harus dilakukan juga”.
Penuturan oleh Bapak Suroso sebagaipelatih Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada Minggu, 25 Januari 2015, mengatakan: “Memang silat ini khusus untuk muslim saja, mau dari budaya dan daerah mana tetap harus muslim karena memang sudah diamanatkan dari pelatih dan penemu yang terdahulu seperti itu, dan saya setuju ya dengan hal ini, jadi bisa memajukan nama budaya sekaligus memajukan islam, seperti sebuah brand bahwa ini brand dari Indonesia yang dikhususkan untuk umat islam”.
81
Penuturan Bapak Jumari sebagai pelatih Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada tanggal 18 Januari 2015, mengenai makna yang terkandung di dalam Silat Gerak Saka, beliau mengatakan: “Makna gerak saka eee, mungkin makna kalo kita sebagai ukhuwah islamiah, silaturahmi dengan teman-teman, ngga hanya teman di kantor tapi bisa dimana saja. Makna gerak saka disini itu lebih kepada religi nya, mempererat islamnya, selain bela diri tentunya”.
2. Makna tersebut didapatkan dari interaksi dengan orang lain; makna yang terbangun di Silat Gerak Saka yang menjelaskan mengenai pemaknaan sebagai seorang muslin dalam mengikat silaturahmi itu terbentuk pula melalui interaksi dengan sesama anggotanya, berawal dari amanat dan dikomunikasikan kepada ahli waris dan anggota turunan muslim lainnya. 3. Makna tersebut berkembang dan disempurnakan ketika interaksi tersebut berlangsung; makna yang terbentuk di Silat Gerak Saka bahwa bela diri merupakan hal mutlak bagi seorang muslim juga disempurnakan melalui interaksi saat kegiatan tersebut berlangsung dan menjadi suatu realitas kebenaran didalamnya. Penuturan Bapak Andri darmawan mengenai interaksi yang dilakukan di Silat Gerak Saka, yang diwawancarai pada Minggu, 11 Januari 2015, mengatakan: “Ada, kita setiap tiga bulan sekali kita melakukan latihan gabungan itu dari setiap cabang, namun bisa pula 4 bulan sekali tergantung keadaan ya, tapi kalau dalam satu tahun sih kita bisa melakukan 1-4 kali latihan gabungan. Kedua kita juga sering mengadakan rapat pengurus itu dua bulan sekali.”
82
Penuturan Bapak Yusnedi sebagai dewan pelatin Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada Minggu, 25 Januari 2015,mengatakan: “Kita kalo komunikasi di sini kan memang ee kalo sudah masuk Gerak Saka terusterang udah saya anggap sebagai saudara, jadi berkomunikasi sebagai keluarga, dan dalam kenyataannya juga kita mencari saudara baru”.
Penuturan Bapak Jumari sebagai pelatih Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada Minggu 18 Januari 2015, mengatakan: “Ee baik semua, kita kan ee disini, yaitu tadi tujuannya bersilaturahim, jadi antara guru dan murid itu tidak ada bedanya, ee apa namanya, walaupun latihan pun guru itu lebih banyak mengalahnya untuk murid juga”.
Penuturan Bapak Muhammad Sani sebagai dewan pembina, sekaligus dewan penasehat Silat Gerak Saka, yang diwawancarai pada tanggal 17 Januari 2015, mengatakan: “Kalo kita menempatkan hubungan dengan anggota ya tuh seperti keluarga sendiri, artinya apa yang dia rasakan kita juga ikut merasakan gitu loh, jadi lebih mempererat silaturahimnya, bukan hanya tok silat aja, namun acara acara keluarga anggota kita ikutin kaya seperti ada perkawinan, pemakaman ya kita datengin”.
Penuturan oleh Bapak Suroso sebagai pelatih Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada tanggal 25 Januari 2015, mengatakan: “Komunikasi yang terjalin di sini contohnya seperti saat kita latihan ya, kita awali dengan doa bersama sebalum latihan, lalu setelah selesai kita juga berdoa sama-sama, setelah itu sharing-sharing mengenai silat dan bisa juga mengenai hal lain, jadi itu sesuatu yang membuat kita semakin erat dalam hal kekeluargaan juga, sekaligus mempererat ikatan ukhuwah kita”.
83
Makna relasional yang terjalin dalam Silat Gerak Saka adalah makna kekeluargaan, makna silaturahmi, untuk memperkuat ukhuwah islamiah para anggotanya, hal tersebut didasarkan pada makna yang terkandung secara interaksi sosial di dalamnya, bahwa realitas kebenaran itu berawal dari dalam diri seseorang yang menginterpretasikan sebuah makna dan diinteraksikan kepada manusia lainnya. 4.2.5. Makna Relasional di Luar Silat Gerak Saka Makna relasional yang terjalin di luar perguruan Silat Gerak Saka memiliki arti perkenalan, persahabatan, serta makna dalam memperkenalkan Silat Gerak Saka pada masyarakat Indonesia, fungsinya adalah untuk melestarikan silat budaya Betawi itu sendiri. Penuturan anggota Silat Gerak Saka yaitu Derry Panji yang diwawancarai pada Kamis, 22 Januari 2015, ia mengatakan: “Kalau di luar perguruan kita jadi bisa dikenal orang dari perguruan lain kalo kita ini dari gerak saka. Disamping itu juga kita bisa menjalin silaturahmi dengan sesama perguruan lain. Dan tidak susah ya untuk berbaur karena gerak saka juga udah cukup dikenal, sama bedanya kita kan di gerak saka biasa diajarkan untuk berkomunikasi kesopanan ya, sopan bicara dengan guru, nah kalo bicara dengan teman itu biasa namun dalam keluarga jadi bisa lebih sopan dalam berbicara”.
Hubungan relasional yang terjalin di luar Silat Gerak Saka juga memiliki makna prestise pada diri sendiri, dalam artian, sebagai anggota atau pelatih Silat Gerak Saka mereka memiliki kebanggaan tersendiri jika banyak kerabat, teman, atau sahabat yang mengetahui keberadaan Silat Gerak Saka.
84
Penuturan Bapak Andri Dermawan sebagai ketua umum Silat Gerak Saka serta sebagai dewan pelatih dan dewan penasehat, yang diwawancarai pada tanggal 11 Januari 2015, baliau mengatakan: “Hubungan relasi yang saya dapatkan ya sejauh itu aja kita saling mengenail satu sama lainnya, mengenal dan berkomunikasi dengan perguruan lain, dan biasanya membahas mengenai bagaimana kemajuan pencak silat kedepannya. Bagaimana juga kita menciptakan pencak silat menjadi tuan rumah di negeri kita sendiri, memajukan buda bangsa juga tentunya ya. Serta pula menempatkan keprofesionalan pencak silat buat orang-orang Indonesia sendiri agar dikenal dunia juga bahwa Indonesia merupakan tuan rumah dari pencak silat”.
Relasi yang dijalankan oleh perguruan Silat Gerak Saka dengan silat lainnya adalah memiliki makna kebersamaan dalam arti ikut berperan dalam membangun nama baik Pencak Silat seliruh Indonesia, seperti melakukan perkumpulan seluruh Pencak Silat Indonesia, ikut berpartisipasi dalam acara resmi Pencak Silat Indonesia. Penuturan Bapak Yusnedi sebagai dewan pelatih Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada Minggu,25 Januari 2015, beliau mengatakan: “Kita biasanya melakukan perkumpulan silat di padepokan taman mini, disitu kita bermusyawarah dan sharing membicarakan Silat dari berbagai dareh di Indonesia, ini juga salah satu cara memperkenalkan Silat Gerak Saka dan juga ngejalin relasi sama silat lain. Kita juga ngga membedakan komunikasi dengan teman atau keluarga, hanya saja kalo silat pure kita berbicara silat, kadangkadang pengalaman juga, kalo teman-teman kan tidak semuanya muslim, jadi ada keterbatasan sendiri jadi tidak begitu membicarakan silat juga”.
Dalam menjalin relasi dengan orang lain juga dilihat dari konteksnya, jika relasi yang dijalankan berkaitan dengan silat maka berkomunikasi seputar silat, jika dengan keluarga maka berbicara bukan mengenai silat. Hubungan dan
85
perbincangan mengenai silat dengan orang lain juga dilihat dari personal dengan siapa kita berbicara. Penuturan Bapak Jumari selaku pelatih Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada Minggu 18 Januari 2015, beliau mengatakan: “Hubungan relasi dengan silat lain itu biasanya kalo ada undangan dari IPSI untuk latihan bersama, dan mermusyawarah disana, jadi saling mengenalnya disitu, dan biasanya humas gerak saka yang lebih sering bergabung di musyawarah IPSI tersebut”.
Penuturan Bapak Muhammad Sani sebagai dewan penasehat dan dewan pembina Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada tanggal 17 Januari 2015, beliau mengatakan: “Kalo itu kita punya forum komunikasi silat tradisional, nah disitu berkumpul macem-macem silat tradisional, termasuk yang ngga asli tradisional juga kumpul, maksud dari silat yang ngga asli itu silat yang ngga ada sanatnya adatau turunan sejarahnya, silat silat yang bukan tradisional juga ada contohnya silat beksi, silat dari cina yang diklaim sama orang melayu. Nah disana kita kumpul, yang dibicarakan seputar bagaimana perkembangan silat tradisional. Kegiatan dilakukan biasanya tiap minggu ada di taman mini, padepokan, sinana kumpul”.
Penuturan Bapak Suroso sebagai pelatih Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada tanggal 25 Januari 2015, mengatakan: “Kalau saya secara pribadi jika latihan ya hanya dengan anggota saja, tapi juga ada kegiatan biasanya di senayan itu Taichi sama karate paling saya kadang suka kesana di hari sabtu untuk melihat mereka berlatih, ngobrol, ya paling itu aja ya, untuk sekedar kenal aja dengan mereka”
86
4.2.6. Manfaat Menjadi Anggota Silat Gerak Saka Selama menjadi anggota dari Pencak Silat Gerak Saka tentu saja banyak manfaat yang didapat dari keenam narasumber yang telah diwawancarai. Manfaatmanfaat yang dirasakan pun timbul setelah mereka melalui perjalanan yang cukup lama dalam berkecimpung di dunia persilatan. Salah satu pengalaman dan manfaat yang telah didapatkan oleh ketua umum Silat Gerak Saka yaitu Bapak Andri Dermawan adalah meningkatnya pengalaman spiritual, peningkatan karir dalam menambah jaringan serta dapat mempererat tali silaturahmi, seperti penuturan beliau yang diwawancarai pada 11 Januari 2015: “Sejak pertama bergabung hingga sekarang banyak sekali hal-hal positif yang saya dapatkan terutama yang paling berharga itu ya silaturahmi, dengan silaturahmi itu kita dapat mengenali satu sama lainnya dari yang kita tidak kenal jadi kita kenal. Terus komunikasi juga kita berlangsung ee pengalamanpengalaman baik itu pengalaman hidup, pengalaman ee karir, pengalaman spiritual, ya itu sangat berharga sekali bagi saya didalam pergaulan komunitas pencak silat gerak saka. Pertama-tama yang paling saya berharga banget yaitu pertama kali saya mengikuti kejuaraan pencak silat ya tahun 1987, nah itu mungkin momen saya apa ya sebagai pesilat bisa mengikuti event secara langsung pencak silat, yang kedua ya kita pernah mengikuti acara-acara seperti tamu undangan dari Ikido Jepang yang tampil di Jakarta, terus ketiga mengikuti kejuaraan pencak silat yang lainnya dan keempat terakhir itu mengikuti kejuaraan Khusen di Jakarta, kejuaraan khusus bela diri luar bukan hanya pencak silat.
Sama halnya penuturan oleh Bapak Yusnedi sebagai dewan pelatih Silat Gerak Saka yang diwawancari pada Minggu, 25 Januari 2015, yang mendapatkan manfaatmenambah saudara dengan silaturahmi, beliau mengatakan: Dasar dari Gerak Saka ini sebetulnya silaturahmi ya, jadi kalau kita belajar ini dari nol, kita diajarkan untuk berani, dan tidak berutal, dan sebisa mungkin lawan yang kita hadapi kita jadikan sebagai saudara juga.
87
Bapak Jumari selaku pelatih yang diwawancarai pada Minggu, 18 Januari 2015, juga menuturkan selain silaturahmi, manfaat yang ia dapatkan adalah untuk menjaga diri dari dari mara bahaya serta bermanfaat untuk kesehatan, beliau mengatakan: “Manfaatnya kan dari tujuan gerak saka sendiri adalah sebagai menyatuhkan silaturahmi, untuk ukuwah islamiah, karena dari anggaran dasarnya itu sudah ada bahwa misalnya beriman kepada Allah SWT, terus menghargai guru, mungkin point-point ini buat saya pribadi yang menjadi manfaat yang didapatkan. Kedua manfaat untuk saya untuk kesehatan, ketiga manfaatnya untuk berjaga-jaga diri dari bahaya, untuk mempersiapkan diri dan rasa percaya diri juga”.
Penuturan oleh Bapak Muhammad Sani yang diwawancarai pada Sabtu, 17 Januari 2015, mengatakan bahwa manfaat yang ia rasakan lebih dapat percaya diri dan merasa aman akan sesuatu, seperti kutipan perkataan beliau sebagai berikut: “Pertama yang pasti ya rasa percaya diri, jika kita berada ditengah masyarakat tu Subhanallah percaya diri, terus kedua, dimana pun kita berada ya rasanya aman aman aja gitu, karena percaya diri itu sendiri,rupanya dengan berdoa dengan kita memohon kepada Allah membuat kita lebih percaya diri”.
Manfaat lainnya, yang dirasakan oleh Bapak Suroso selaku pelatih Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada Minggu, 22 Januari 2015 adalah dengan mengubah pola piker diri menjadi lebih tenang, memiliki fisik yang kuat, serta menambah ibadah yang dijalankan, seperti penuturannya: “Mannfaat dan hikmahnya banyak ya, salah satunya itu bagaimana cara mendidik orang dengan tenang, sekalipun kita punya keahlian. Selain itu satu kita
88
tambah teman, itu udah secara otomatis ya, kedua ini sangat mulia karena kita dikasih kesempatan untuk latihan di mesjid, karena bisa sekalian untuk beribadah juga, selanjutnya silat itu kan latihan fisik, ya fisik kita jadi kuat, sehat, bagus dan rasa kita makin bertambah. Terakhir kita sebagai manusia bisa jadi lebih percaya diri aja, tapi dengan tidak merasa kesombongan juga”.
Terakhir manfaat yang dirasakan oleh narasumber yang keenam yaitu Derry Panji, selaku anggota Silat Gerak Saka yang diwawancarai pada Kamis, 22 Januari 2015 mengatakan: “Yang pastinya saya lebih percaya diri ya, nambah jaringan teman juga, terus jadi sehat karena kan silat itu olah tubuh, sekaligus olah raga ya jadi sehat”
Dapat dikatakan bahwa dalam menjadi anggota Silat Gerak Saka banyak manfaat yang dirasakan oleh keenam narasumber yang telah peneliti wawancara, poin nya adalah anggota dapat menjadi pribadi diri yang positif dan lebih baik lagi. 4.3. Pembahasan Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti dalam meneliti mengenai realitas simbolik pada Pencak Silat Gerak Saka yang mengacu pada realitas sosial didalamnya, realitas sosial dibangun melalui proses simultan yang dijelaskan Berger dan Luckmann adalah pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud adalah realitas sosial masyarakat. Realitas sosial tersebut adalah pengetahuan yang bersifat keseharian yang hidup dan berkembang di masyarakat seperti konsep, kesadaran umum, wacana publik, sebagai hasil dari konstruksi sosial. Dalam penelitian ini konstruksi sosial yang terjadi adalah Silat Gerak Saka adalah tidak hanya dipergunakan untuk bela diri saja melainkan sebagai ilmu dalam
89
memperkuat ilmu agama dan menjalin silaturahmi didalamnya, dimana kesadaran umum yang dibangun didalamnya adalah kesadaran mengenai kekuatan diri yang sekaligus memperkuat ukhuwah islamiah. Realitas sosial yang yang dimaksud oleh Berger dan Luckmann terdiri dari realitas objektif, realitas simbolis, dan realitas subjektif. Realitas objektif adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman didunia objektif yang yang berada diluar diri individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari realitas objektif dalam berbagai bentuk. Sedangkan realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitasobjektif dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi. Penelitian mengenai realitas komunikasi simbolik pada pencak silat Gerak Saka ini merupakan realitas dari realitas simbolik dan subjektif dimana silat sebagai simbol dari realitas terkonstruksi secara subjektif melalui proses internalisasi, yaitu proses yang terjadi di dalam silat sebagai ilmu beladiri serta memperkuat ilmu agama dan silaturahmi. Seperti teori interaksionisme simbolik sendiri dalam cabang filsafat pragmatisme yang dirumuskan oleh John Dewey, William James, Charles Peirce, dan Josiah Royce, pertama realitas yang sejati itu tidak pernah ada di dunia nyata, melainkan secara aktif diciptakan ketika kita bertindak di dan terhadap dunia, hal ini terbuktikan pada ilmu silat atau ilmu beladiri bahwa silat merupakan realitas yang terbentuk oleh manusia dan tidak berdiri sendiri. Kedua, manusia mengingat dan melandaskan pengetahuan mereka tentang dunia pada apa yang terbukti berguna bagi mereka, seperti pada ilmu bela diri yang dipergunakan untuk bela
90
diri yang membentuk pengetahuan manusia sebagai ilmu yang bermanfaat, disamping itu terbentuk konstruksi bahwa selain bela diri silat Gerak Saka juga digunakan untuk kepentingan agama yang bermanfaat baru diri mereka. Ketiga, manusia mendefinisikan objek fisik dan objek social yang mereka temui berdasarkan kegunaannya bagi mereka, termasuk tujuan mereka, seperti halnya silat Gerak Saka yang berawal objek fisik silat dan objek social demi menguatkan silaturahmi yang membuat tujuan mereka yang mereka inginkan. Dalam kajian dengan metode fenomenologi yang digunakan Stanley Deetz, pendukung fenomenologi lainnya, seperti dikutip oleh Littlejohn (2002;185), mengidentifikasi tiga prinsip dasar yang menjadi pilar dari gerakan fenomenologi:1 1. Bahwa pengetahuan (knowledge) diperoleh secara langsung melalui pengalaman yang sadar atau disengaja, bahwa Silat Gerak Saka dibentuk melalui pengetahuan secara sadar dari guru besar silat gerak saka melalui pengalaman agama yang didalami. 2. Bahwa makna tentang sesuatu bagi seseorang sebenarnya terdiri dari atau terbangun oleh potensi pengalaman seseorang berkenaan dengan objek bersangkutan. Artinya, Raden Widarma sebagai guru besar Silat Gerak Saka memiliki hubungan dengan silat dasar yang dimiliki serta menentukan makna agama pada silat tersebut.
1
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta, 2008, hal 56
91
3. Bahwa bahasa merupakan kendaraan yang mengangkut makna-makna. Dimana melalui bahasa Indonesia dan pondasi agama yang dimiliki maka terbentuklah silat Gerak Saka sebagai silat yang bermakna agama yang dikhususkan kepada agama islam. Dalam penelitian ini, metode dengan pendekatan fenomenologi lebih cenderung kepada jenis fenomenologi hermeneutik, yang lebih menekankan pada pemberian makna-makna (interpretations) dalam segala aspek yang ada pada Silat Gerak Saka yakni aspek Agama, Budaya dan Bela Diri itu sendiri. Makna-makna tersebut dapat terjelaskan melalui bagan berikut: Bagan 4.2
Agama
-Spiritual -Ukhuwah Islamiah Realitas:
Pencak Silat Gerak Saka
-Betawi -Jawa Simbol
Budaya -Sunda -medan
-Kekuatan -Keberanian Bela Diri
-Kesehatan
Sumber Bagan : Peneliti (Rahmatiara)
Silat Gerak Saka merupakan seni bela diri budaya betawi yang memiliki makna agama didalamnya
92
Realitas yang terjadi di dalam objek penelitian ini yaitu Silat Gerak Saka, memiliki makna didalamnya, seperti Silat sebagai simbol budaya yang memiliki simbol-simbol lagi didalamnya, antara lain memiliki baju kebesaran yang berwarna merah beat yang meiliki arti bahwa merah adalah keberanian, serta sabuk sebagai tanda tingkatan keahlian berwarna kuning,merah, biru, hitam dan putih yang memiliki arti bahwa kuning sebagai pemula baru, merah pemberani, biru mengalir, hitam adalah kuat dan putih adalah sempurna dan kesucian. Simbol-simbol tersebut adalah bagian dari Silat Gerak Saka yang secara keseluruan merupakan simbol budaya betawi. Dalam konteksnya simbol-simbol yang muncul dalam Silat Gerak Saka seperti baju, sabuk dan logo yang muncul merupakan sebuah sistem yang membentuk Silat Gerak Saka itu sendiri dan memiliki nilai budaya, kebiasaan dan kepercayaan yang terus berkembang. Dari simbol yang ada munculah 3 aspek utama yang ada pada Silat Gerak Saka, yaitu aspek agama, budaya dan bela diri. Asperk agama menghasilkan ikatan untuk menjalin spiritual anggota serta ukhuwah islamiah yang muncul dari adanya filosofi jurus-jurus yang memiliki makna berdoa dan berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Aspek budaya timbul karena Silat Gerak Saka memiliki anggota dari berbagai daerah seperti Betawi, Jawa, Medan san Sunda namun memiliki makna kekeluargaan yang terjalin didalamnya. Aspek ketiga adalah aspek bela diri, yaitu aspek utama Silat Gerak Saka dalam membentuk kekuatan, keberanian dan kesehatan jasmani dan rohani anggotanya.
93
Prinsip-prinsip dasar teori interaksionis simbolik menurut Ritzer dan Goodman
(2008:392-397)
yang
mengatakan
bahwa
individu
mampu
memodifikasi atau mengubah makna dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan tafsir mereka terhadap situasi, individu dalam konteks penelitian ini adalah Raden Widarma sebagai penemu Silat Gerak Saka yang memodifikasi makna silat sebagai ilmu bela diri saja menjadi bermakna ganda yaitu bahwa silat selain untuk ilmu bela diri juga sebagai wadah untuk memperkuat tali silaturahmi dan memperkuat ilmu agama. Jadi yang realitas yang terjadi pada perguruan Silat Gerak Saka melalui konstruksi social di dalamnya adalah bahwa pencak silat yang dibentuk sebagai ilmu bela diri secara umum, terkonstruksi menjadi ilmu agama untuk memperkuat spiritual individu dan ukhuwah islamiah. Konstruksi realitas yang terjadi didalamnya memiliki makna-makna oleh anggota yang dijadikan sebagai sebuah kebenaran. Gerak Saka sebagai ilmu bela diri yang tentu saja memiliki jurus tertentu yang terdiri dari lima jurus yang memiliki makna bahwa segala sesuatu nya adalah manusia harus selalu berdoa, berlindung dan mempasrahkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Jurus yang dipergunakan hanya lima dan tidak bervariasi, namun dalam aplikasinya sebagai anggota Silat Gerak Saka dalam melawan seseorang tentunya harus memiliki kreatifitas dan fleksibilitas yang tinggi untuk menyesuaikan diri dengan lawan dan dapat menjatuhkan lawan, hal ini menuntut anggota Silat Gerak Saka untuk berfikir kreatif.
94
Dalam kaitannya dengan seorang PR, kreatif adalah salah satu syarat untuk menjadi seorang praktisi PR yang handal. Karena komunikasi adalah hal yang kompleks dan banyaknya informasi yang menuntut seorang PR untuk berfikir kreatif dalam mengemas dan menyampaikan pesan. Sebagai anggota silat Gerak Saka sendiri pun yang terbiasa bertanding, kreatifitas menjadi hal yang sering dilakukan. Karena pada saat bertanding ataupun latihan anggota silat Gerak Saka dihadapkan pada situasi yang dituntut untuk terus melatih kreatifitas dalam membuat jurus-jurus yang disesuaikan dengan lawan untuk mengalahkan lawan.