BAB IV EVALUASI
4.1
Umum Resistansi pentanahan dari suatu sistem pentanahan mempunyai peranan
yang sangat penting dalam mengatasi gangguan baik hubung singkat ataupun kegagalan isolasi. Karena nilai resistansi pentanahan ini merupakan tolak ukur baik atau setidaknya suatu sistem pentanahan yang terpasang. Bila resistansi pentanahan terlalu tinggi, maka akan menimbulkan perbedaan potensial antara bagian peralatan dan bumi saat terjadi gangguan. Oleh karena itu resistansi pentanahan diusahakan serendah mungkin agar arus gangguan yang terjadi dapat langsung disalurkan ketanah dengan aman sehingga dapat melindungi peralatan, operator dan mahkluk lain yang ada disekitar daerah terjadi gangguan. Pada bab-bab sebelumnya telah dibahas prosedur dan rumus-rumus pendekatan yang dipakai untuk menghitung nilai resistansi pentanahan dari elektroda batang yang ditanam tegak lurus diatas permukaan tanah serta nilai resistansi pentanahan yang diizinkan dari suatu sistem pentanahan. Kemudian metode-metode atau rumus-rumus pendekatan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya tersebut akan dipakai untuk menghitung nilai tahanan pentanahan pada gardu induk boom baru sehingga nilai tahanan pentanahan mencapai nilai yang memenuhi standar yaitu kurang dari atau maksimal 5 Ohm. Dalam mengevaluasi pentanahan pada transformator 25 MVA 30/6KV di Plate Rolling Plant menggunakan tiga metode, yaitu metode perhitungan, metode pengukuran dan metode perhitungan menggunakan MATLAB
4.2
Hasil Pengukuran
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa nilai tahanan pentanahan pada trafo 25 MVA 30/6 Kv di Plate Rolling Plant adalah
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran NO
Waktu Pengukuran
Hasil
1
Hari Pertama Pengukuran
2.5
2
Hari kedua pengukuran
2,5
3
Hari ketiga pengukuran
2,5
Maka didapatkan hasil rata-rata pengukuran adalah 2,5 Ohm
4.3
Hasil Perhitungan Sistem pentanahan yang digunakan trafo 25 MVA 30/6Kv adalah sistem pentanahan
multiple ground rod, dan sedangkan tahanan jenis yang digunakan adalah tahanan jenis rawa sehingga untuk penentuan tahanan jenis dapat menggunakan data pada table 2.3.
Untuk perhitungan nilai tahanan pentanahan satu pasak ground rod dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.7 sebagai berikut : R=
x [ln (2L/a)-1]/(2×3.14xL)
R = 30 x [ln (2.4/0,095)-1]/(2.3.14.4) R = 4,09 Ohm Besar tahanan pentanahan satu pasak ground rod di trafo 25 MVA 30/6Kv pada Plate Rolling Plant adalah sebesar 4,09 ohm.
Untuk perhitungan nilai tahanan pentanahan dua pasak ground rod yang diparallel (multiple Ground Rod) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.8 sebagai berikut : A = (axS) A = 1,25 R = x [ln (2L/A]/ (2×3.14xL) R = 30 x [ln (2.4/1,25]/(2.3,14.4) R = 2,213 Ohm Besar tahanan pentanahan dua pasak ground rod (multiple ground rod) di trafo 25 MVA 30/6Kv pada Plate Rolling Plant adalah sebesar 2,213 ohm.
4.4 Perhituungan Menggunakan Program MATLAB R2007a
% program menghitung tahanan pentanahan multiple ground rod % Skripsi Reza Fajarsyah Universitas Mercubuana % Data tahanan jenis tanah dari PUIL disp ('.....................................................'); disp ('menghitung tahanan pentanahan one ground rod'); disp ('.....................................................'); disp ('Spesifikasi tahanan jenis tanah(sesuai dengan standar PUIL)'); disp ('1. Tanah Rawa = 30 ohm meter'); disp ('2. Tanah liat = 100 ohm meter'); disp ('3. Pasir Basah = 200 ohm meter'); disp ('4. Kerikil basah = 500 ohm meter'); disp ('5. pasir dan kerikil kering = 1000 ohm meter'); disp ('6. tanah berbatu = 3000 ohm meter'); disp ('7. Lainnya(Nilai Tahanan jenis diinput manual)'); % Input Manual hasi tahanan jenis tanah X = input ('Apa spesifikasi tahanan jenis tanah = '); if X==1 p=30
elseif X==2 p=100 elseif X==3 p=200 elseif X==4 p=500 elseif X==5 p=1000 elseif X==6 p=3000 elseif X==7 p = input ('besar tahanan jenis tanah (dalam satuan ohm meter) = '); else disp ('------------------Wrong Input-------------------') return; end; disp ('dalam satuan ohm meter'); L = input ('panjang elektroda (dalam satuan m) = '); disp ('dalam satuan m'); a = input ('jari-jari penampang (dalam satuan m) = ');
disp ('dalam satuan m') d = input ('jarak rata-rata antar elektroda (dalam satuan m)= '); disp ('dalam satuan m'); disp ('---------------------------------------------') disp ('---------------------------------------------') %rumus menghitung pentanahan one ground rod disp ('Tahanan pentanahan satu pasak one ground rod =') R = (p/(2*pi*L))*((log((2*L)/a))-1) disp ('dalam satuan ohm') disp ('---------------------------------------------') disp ('---------------------------------------------') A = sqrt(a*d); disp ('Tahanan pentanahan dua pasak parallel ground rod =') %rumus menghitung pentanahan multiple ground rod RT = (p/(2*pi*L))*((log((2*L)/A))) disp ('dalam satuan ohm') if RT<=5 disp ('.............................................................') disp ('Pentanahan yang digunakan layak dan sudah sesuai dengan PUIL') disp ('.............................................................')
else disp ('...................................................................') disp ('Pentanahan yang digunakan tidak layak dan tidak sesuai dengan PUIL') disp ('...................................................................') end;
PROGRAM KETIKA DI RUN
..................................................... menghitung tahanan pentanahan one ground rod ..................................................... Spesifikasi tahanan jenis tanah(sesuai dengan standar PUIL) 1. Tanah Rawa = 30 ohm meter 2. Tanah liat = 100 ohm meter 3. Pasir Basah = 200 ohm meter 4. Kerikil basah = 500 ohm meter 5. pasir dan kerikil kering = 1000 ohm meter 6. tanah berbatu = 3000 ohm meter 7. Lainnya(Nilai Tahanan jenis diinput manual) Apa spesifikasi tahanan jenis tanah = 1
p=
30
dalam satuan ohm meter panjang elektroda (dalam satuan m) = 4 dalam satuan m jari-jari penampang (dalam satuan m) = 0.095 dalam satuan m jarak rata-rata antar elektroda (dalam satuan m)= 16.5 dalam satuan m ----------------------------------------------------------------------------------------Tahanan pentanahan satu pasak one ground rod =
R=
4.0982
dalam satuan ohm
----------------------------------------------------------------------------------------Tahanan pentanahan dua pasak parallel ground rod =
RT =
2.2139
dalam satuan ohm ............................................................. Pentanahan yang digunakan layak dan sudah sesuai dengan PUIL ............................................................. >> 4. Evaluasi Berikut data perbandingan antara hasil pengukuran, hasil perhitungan dan hasil dari program MATLAB.
Tabel 4.2 Hasil Perbandingan NO
Metode
Hasil
1
Hasil Pengukuran
2.5
2
Hasil perhitungan manual
2,213
3
Hasil program MATLAB
2,213
Berdasarkan hasil dari pengukuran (2.5 Ohm) maka didapatkan bahwa terdapat perbedaan dengan hasil perhitungan (2,213 Ohm) dan hasil dari program MATLAB (2,213 Ohm), yaitu sebesar 0,287. Perbedaan hasil pengukuran
dan
hasil
perhitungan
ini
terjadi
karena
beberapa
faktor
diantaranya: 1. Terjadi korosi ( berkarat) pada batang elektroda. 2. Perbedaan keadaan tanah pada waktu dilakukannya pengukuran tahanan pentanahan atas berubahnya cuaca. 3. Kurang teliti terhadap pembacaan alat ukur. 4. Adanya perbedaan dalam menentukan tahanan jenis ( ) tanah.
Sedangkan berdasarkan hasil dari perhitungan dan hasil dari program MATLAB menunjukkan hasil yang sama, Maka ini menunjukkan bahwa program MATLAB dapat bekerja dengan baik dan tidak terdapat kesalahan dalam pembuatannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari pengukuran, perhitungan dan hasil dari program MATLAB menunjukkan bahwa nilai tahanan pentanahan pada trafo 25 MVA 30/6KV di Plate Rolling Plant dibawah 5 ohm, sedangkan menurut standar puil yang ada di buku standar pentanahan yang baik adalah
5
,
jadi tahanan
pentanahan yang ada di Trafo 25 MVA 30/6KV Plate Rolling Plant memenuhi standar dan layak di gunakan.