BAB IV DATA PENELITIAN
A. MEDAN Medan memiliki pelabuhan terbesar di Pulau Sumatra dalam volume kegiatannya, yaitu Pelabuhan Belawan. Pelabuhan ini merupakan pintu gerbang perekonomian di Pulau Sumatera Bagian Utara, yang memiliki hinterland di sekitar Provinsi Riau dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ekspor komoditas agroindustri terbesar di Indonesia melalui pelabuhan ini meliputi : crude palm oil, karet, coklat, kopi, tembakau dan lain sebagainya. Berikut adalah gambar ramainya kegiatan Pelabuhan Belawan.
Gambar 4.1. Kegiatan di Pelabuhan Belawan
Sebagai kota yang memiliki pelabuhan besar maka wajar kalau di kota ini ada Lembaga Diklat Kepelautan, baik setingkat SMK maupun setingkat Perguruan Tinggi. Salah satu indikator pembangunan Kota Medan dapat dilihat dari sektor pendidikan yang menunjukkan hasil semakin membaik, seperti tingginya tingkat partisipasi pendidikan dan penuntasan wajib belajar sembilan tahun, telah memberikan dampak positif pada masyarakat yang dicerminkan dengan indeks pembangunan manusia yang semakin meningkat. Salah satu program pada sektor pendidikan di kota ini adalah Pendidikan Kepelautan, baik yang diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun yang diselenggarakan oleh
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 1
Perguruan Tinggi. SMK Swasta Pelayaran Buana Bahari, adalah salah satu SMK Swasta yang menyelanggarakan pendidikan (Diklat) Kepelautan di Kota Medan. Sekolah ini diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Buana Bahari, beralamat di Jl. Bilal Ujung No. 3 Pulo Brayan Darat Kota Medan Sumatera Utara, Kode Pos 20239 dengan SK. Pendirian No. 420/11930/PR/08 tahun 2008 Telepon/ Fax. (061) 77037795. Pendidikan SMK Swasta Pelayaran Buana Bahari bertujuan untuk membentuk dan menghasilkan calon-calon pelaut yang profesional dan handal, serta memiliki karakter disiplin tinggi, beriman, berilmu dan berkualitas internasional sebagaimana visi yang telah tetapkan. Selanjutnya di Medan dalam meningkatkan sumber daya manusia bidang pelayaran disamping memiliki SMK Pelayaran juga telah tumbuh dan berkembang Pendidikan Tinggi yang fokus di bidang pelayaran salah satunya adalah Akademi Maritim Indonesia (AMI) Medan, yang berdiri sejak tahun 1960 di bawah Yayasan Pendidikan Maritim Medan, yang beralamat: Jl. Brigjen Bejo d/h Pertempuran No. 125 Pulo Brayan Medan 20116, telepon (061) 6615034, Fax (061) 6627964, e_mail:
[email protected]. AMI Medan memiliki tujuan untuk mendidik pemuda/pemudi Indonesia menjadi tenaga ahli dan profesional yang memahami manajemen pelayaran dan dapat mengaplikasikan alat bantu manajemen pelayaran niaga serta terampil dalam ilmu teknologi pelayaran sebagai perwira pelayaran niaga di kapal-kapal nasional maupun internasional. Secara berkelanjutan terus meningkatkan mutu pendidikan dengan mengacu pada kompetensi yang dibutuhkan pada lapangan kerja maupun standar yang ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO). 1. Data SMK Swasta Pelayaran Buana Bahari SMK Swasta Pelayaran Buana Bahari mempunyai 2 jurusan, yaitu Jurusan Nautika dan Jurusan Teknika, dengan jumlah siswa sampai tahun 2013 ini Jurusan Nautika 188 orang dan Jurusan Teknika 111 orang. Sebagian besar (80 %) siswanya berasal dari Kota Medan dan berasal dari keluarga golongan ekonomi menengah bawah. Akreditasi sekolah untuk kedua jurusan dengan peringkat B yang diperoleh pada tahun 2011, kedua jurusan belum memperoleh approval dari Ditkapel Perla sampai pada tahun 2013 ini. Jumlah guru tetap 17 orang dan tidak tetap 11 orang, yang mempunyai kompetensi untuk Jurusan Nautika 4 orang, terdiri dari ANT-II = 2 orang dan ANT-III = 2 orang. Sedangkan Jurusan Teknika mempunyai 4 orang, terdiri dari ATT-II= 2 orang dan ATT-III = 2 orang. Guru kompeten tersebut untuk Jurusan Nautika dan Teknika sudah menempuh TOT 609 dan TOT 312, namun dari 8 orang guru, hanya 2 orang sebagai guru tetap yayasan. Rasio guru dibanding murid untuk kedua jurusan adalah 1 : 20. Ujian profesi keahlian
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 2
pelaut untuk kedu jurusan tersebut baru akan dilaksanakan pada tahun 2013 ini dengan peserta 94 orang yang akan bekerja sama dengan BP2IP Banda Aceh. Perlengkapan laboratorium praktek masih sangat terbatas untuk kedua jurusan, sehingga semua simulasi-simulasi yang diperlukan dilaksanakan di BP2IP Tangerang Jawa Barat, STIP Jakarta dan merintis kerjasama dengan BP2IP Banda Aceh, Gambar 1. merupakan Profil Taruna-Taruni SMK Swasta Pelayaran Buana Bahari Medan. SMK Swasta Pelayaran Buana Bahari masih sangat terbatas dalam melaksanakan implementasi Quality Standard System (QSS), dan dalam melaksanakan audit internal masih bersifat temporer misalnya pada waktu diadakan akreditasi sekolah pada tahun 2011, sehingga belum dapat diketahui nilai implementasi yang terkait penerapan QSS pada kedua jurusan. Dokumen audit internal belum ada. Dengan demikian implementasi QSS terkait dengan Organizatin and Staff (OS), Infra-Provisions For Teaching Facilities (ITF), Education (ED), Equipment (EQ) belum diterapkan secara optimal, sementara ini untuk menunjang penerapan tersebut telah diupayakan kerja sama dengan BP2IP Tangerang , STIP Jakarta, dan BP2IP Aceh.
Gambar 4.2. Profil Taruna-Taruni SMK Swasta Pelayaran Buana Bahari. (Sumber : Data Primer, 2013)
Animo masuk ke sekolah ini masih cukup memadai meskipun dalam tiga tahun terakhir ini cenderung fluktuatif, selanjutnya masih diperlukan strategi untuk peningkatan sehingga rasio pendaftar dengan yang diterima dapat signifikan. Rasio itu dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut :
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 3
Tabel 4.1. Jumlah Pendaftar dan Diterima SMK Swasta Pelayaran Buana Bahari 3 Tahun Terakhir 3 Tahun Terakhir
Jurusan
Jenjang
Pendaf tar
Diterima
Pendaf tar
Diterima
2012
Diterima
2011
Pendaf tar
2010
Nautika
ANT IV
65
51
75
73
66
64
Teknika
ATT IV
61
50
34
31
32
30
Jumlah 126 101 Sumber : Data Primer Diolah, 2013
109
104
98
94
Gambar 4.3. Grafik Animo Siswa SMK Swasta Pelayaran Buana Bahari (Sumber : Data Primer Diolah, 2013)
Berdasarkan di atas terlihat bahwa grafik animo masyarakat untuk masuk ke SMK Swasta Pelayaran Buana Bahari Medan cenderung menurun, dan jika dilihat dari pemilihan jurusan masyarakat cenderung memilih jurusan Nautika dibandingkan dengan jurusan Teknika. Banyak aspek yang dapat berpengaruh terhadap minat masyarakat dalam memilih melanjutkan sekolah, jika dikaitkan dengan keberadaan SMK Swasta Pelayaran Buana Bahari ada beberapa hal yang dapat diindikasikan: (1) selama lima tahun ini sekolah belum menfasilitasi siswa dalam memperoleh sertifikat (ijazah) keahlian pelaut, baru sebatas ijazah dari Dikbud, (2) belum diperolehnya approval dari Ditkapel selaku administration
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 4
IMO di Indonesia, (3) penerapan Quality Standard System (QSS) masih sangat terbatas, (4) belum dilakukan audit internal yang kontinyu, (5) fasilitas pendukung kompetensi keahlian pelaut bagi siswa masih sangat terbatas, (6) belum terpenuhinya standar instruktur yang memenuhi persyaratan yang berlaku. Saran-saran SMK Swasta Buana Bahari a. Ketersediaan sarana dan prasarana sekolah masih sangat terbatas dalam hal untuk memenuhi implementasi Quality Standard System (QSS), sehingga sekolah dapat dipermudah dalam mengadakan kerja sama dengan sekolah/ perguruan tinggi negeri untuk penggunaan peralatan praktik dalam rangka pencapaian kompetensi siswa. b. Ketersediaan instruktur yang memiliki kompetensi pelaut sangat terbatas, diharapkan ada penugasan pegawai perla yang memiliki kompetensi bidang kepelautan secara temporer atau tetap dapat diperbantukan di sekolah swasta. c. Program TOT 609 dan TOT 312 bagi Intruktur sekolah swasta yang dilakukan pemerintah belum banyak menjangkau ke daerah. d. Pemerintah lebih memperbanyak lokasi pelaksanaan ujian keahliahan pelaut di daerah sehingga memberikan kemudahan akses bagi sekolah swasta, yang sementara ini masih banyak terpusat di Pulau Jawa. e. Pemerintah dalam hal ini medikbud belum banyak program yang dilakukan untuk peningkatan dan pengembangan kompetensi siswa sekolah swasta bidang kepelautan, sehingga terkesan belum sinergi antara mendikbud dengan menteri perhubungan khususnya dalam menyiapkan SDM kepelautan, misalnya ada fasilitas laboratorium penunjang pencapaian kompetensi siswa yang dapat digunakan bagi sekolah swasta dengan biaya terjangkau oleh siswa yang memiliki golongan ekonomi menengah ke bawah.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 5
f. Komitmen pemerintah dalam mengembangkan SDM kepelautan harus tinggi, sehingga kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan mengarah pada program-program yang bororientasi untuk mempercepat ketersediaan SDM kepelautan, sehingga kekurangan SDM dalam negeri dapat terpenuhi, bahkan dapat untuk mengisi peluang kerja pelayaran internasional. Sampai saat ini pelaut Indonesia yang bekerja pada pelayaran internasional masih rendah bila dibandingkan dengan negara lain. 2. Data Akademi Maritim Indonesia (AMI) Medan Akademi Maritim Indonesia (AMI) Medan mempunyai 3 jurusan, yaitu Jurusan Nautika, Jurusan Teknika, dan Ketatalaksnaan Pelayaran Niaga dengan jumlah Taruna sampai tahun 2013 ini Jurusan Nautika 407 orang dan Jurusan Teknika 444 orang. Sebagian besar tarunanya berasal dari Medan dan sekitarnya serta berasal dari keluarga golongan ekonomi menengah bawah. Akreditasi BAN-PT untuk kedua jurusan tersebut dengan peringkat B yang diperoleh pada tahun 2012, kedua jurusan telah memperoleh rekomendasi dari Pusdiklat Perhubungan laut dengan klasifikasi B, dan telah memperoleh approval dari Ditkapel Perla yang kedua pada tahun 2010. Jumlah Dosen tetap 13 orang, yang mempunyai kompetensi untuk Jurusan Nautika 7 orang, terdiri dari ANT-I = 1 orang, ANT-II = 1 orang dan ANT-III = 4 orang. Sedangkan Jurusan Teknika mempunyai 3 orang, terdiri dari ATT-I= 1 orang, ANT-II = 1 orang dan ATT-III = 1 orang. Dosen kompeten tersebut untuk Jurusan Nautika dan Teknika sudah menempuh Training of Trainer (TOT) 609, TOT 312, dan telah berpendidikan S1/S2. Rasio dosen dibanding taruna untuk kedua jurusan adalah 1 : 30. Ujian profesi keahlian pelaut untuk kedua jurusan tersebut bekerja sama dengan STIP Jakarta dan sekarang dengan BP2IP Aceh. Perlengkapan laboratorium praktek untuk kedua jurusan sudah cukup memadai untuk mendukung implementasi Quality Standard System (QSS) berdasarkan hasil audit internal, yang terdiri dari 10 laboratorium. Selanjutnya perpustakaan untuk mendukung proses pembelajaran telah disesuaikan dengan persyaratan yang berlaku. Profil Taruna AMI Medan ditunjukkan pada Gambar 4.4, dan Gambar 4.5. merupakan foto salah satu laboratorium Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 6
full ship simulator jurusan Nautika yang diresmikan penggunaannya pada tahun 2013.
Gambar 4.4. Profil Taruna AMI Medan (Sumber: Dokumentasi AMI Medan 2013)
Gambar 4.5. Full Ship Simulator AMI Medan (Sumber: Dokumentasi AMI Medan 2013)
Animo masyarakat Medan untuk masuk ke pendidikan bidang pelayaran cukup tinggi, hal ini terlihat dari data AMI Medan dalam tiga tahun terakhir sebagaimana Tabel 4.2. Upaya yang dilakukan AMI Medan dalam meningkatkan daya saing Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 7
sangat baik, diantaranya dengan mempertahankan approval, peringkat BAN-PT, dan penambahan peralatan laboratorium. Tabel 4.2. Jumlah Pendaftar dan Diterima AMI Medan 3 Tahun Terakhir 3 Tahun Terakhir
Jurusan
Jenjang
Pendaf tar
Diterima
Pendaf tar
Diterima
2012
Diterima
2011
Pendaftar
2010
Nautika
ANT III
135
119
181
164
169
124
Teknika
ATT III
147
128
196
178
168
138
282
247
377
342
337
262
Jumlah
(Sumber : Data Primer Diolah, 2013)
Gambar 4.6. Grafik Animo AMI Medan (Sumber : Data Primer Diolah, 2013)
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan grafik animo masyarakat untuk masuk ke AMI Medan cenderung fluktuatif dan masih relatif tinggi jika rasio kelas 1:30 maka rata-rata mencapai 4 kelas dalam setiap Tahun Akademik. Jika dilihat dari pemilihan jurusan masyarakat cenderung memilih jurusan Teknika dibandingkan dengan jurusan Nautika. Banyak aspek yang dapat berpengaruh terhadap minat masyarakat dalam memilih melanjutkan Perguruan Tinggi, jika dikaitkan dengan keberadaan AMI Medan ada beberapa hal yang dapat diindikasikan: (1) kelembagaan baik telah mendapat rekomendasi Pusdiklat Perla, Approval Ditkapel, Akreditasi BAN-PT, (2) sarana dan prasarana penunjang proses kegiatan belajar mengajar memadai, (3) penerapan Quality Standard System (QSS) sesuai persyaratan, (4) telah dilakukan audit
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 8
internal secara kontinyu untuk menjamin kualitas lembaga, (5) melaksanakan kerja sama dengan institusi lain dalam pencapaian komptensi taruna, dan (6) publikasi secara berkelanjutan. Dengan melihat aspek-aspek tersebut AMI Medan akan tetap eksis dan menjadi pilihan masyarakat. Disisi lain ada beberapa kelemahan yang dapat diindikasikan diantaranya : (1) rasio dosen tetap dan taruna cenderung sudah diambang batas atas, (2) dosen profesi jurusan belum seimbang dengan jumlah taruna, (3) Ada beberapa peralatan laboratorium, buku, dan VCD pendukung kompetensi keahliahan pelaut belum lengkap meskipun sudah memenuhi standar minimal peraturan yang berlaku. Lulusan Akademi Maritim Indonesia (AMI) Medan dalam tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.3. Lulusan tersebut yang telah mendapat sertifikat pelaut (COC) yang merupakan bukti telah lulus dalam menempuh ujian keahlian pelaut yang dilaksanakan oleh dewan Penguji Keahlian Pelaut. Tabel 4.3. Jumlah lulusan Profesi Taruna AMI Medan 3 Tahun Terakhir
Jurusan
Jenjang
Nautika Teknika
Lulusan 3 Tahun Terakhir 2010
2011
2012
ANT-III
61
114
55
ATT-III
60
146
57
260
112
Jumlah 121 Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Gambar 4.7. Grafik Lulusan AMI Medan (Sumber : Data Primer Diolah, 2013)
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 9
Rata-rata lulusan profesi pada tiga tahun terakhir AMI Medan belum stabil hal ini ditunjukkan pada Gambar 4.7. Pada tahun 2011 jumlah lulusan tinggi baik jurusan Nautika maupun jurusan Teknika, hal ini disebabkan pada tahun tersebut jumlah taruna yang turun Praktek Laut (Prala) tinggi dan ditambah dengan taruna yang belum lulus tahun sebelumnya. Jika dilihat dari inputnya maka perbandingan antara taruna yang masuk dengan yang lulus belum signifikan, artinya lulusan ada keterlambatan hal ini tentunya ada beberapa faktor yang berpengaruh. Faktor-faktor yang berpengaruh diantaranya : (1) masa layar yang melebihi satu tahun, (2) tingkat kelulusan ujian pasca Prala relatif rendah, (3) dan jangkauan pelaksanaan ujian keahlian pelaut relatif jauh (di Jakarta), sehingga biaya tinggi. Saran-saran AMI Medan Berdasarkan wawancara dengan pimpinan AMI Medan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan pengambil kebijakan agar akademi pelayaran swasta dapat berkembang sebagai berikut : a. Kelengkapan infrastruktur Tidak dapat dipungkiri kalau biaya untuk pengadaan peralatan laboratorium pendukung pencapaian kompetensi kepelautan sangat mahal. Oleh karena itu, perlu dilakukan sinergi antara akademi pemerintah yang relatif memiliki infrastruktur yang memadai dengan akademi swasta supaya taruna swasta dapat juga berlatih dengan alat-alat tersebut. b. Ketersediaan tenaga pengajar Tenaga pengajar di bidang pelayaran harus memiliki keahlian khusus dan memenuhi kualifikasi sesuai persyaratan. Tenaga pengajar yang dimiliki AMI Medan masih terbatas, sehingga mengharapkan ada kemudahan dari pemerintah dalam regulasi tentang persyaratan tenaga pengajar bidang kepelautan. Contoh persyaratan tenaga pengajar bisa disinergikan dengan kualifikasi tenaga pengajar yang dipersyaratkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. c. Batas waktu perijinan Legalitas Diklat kepelautan terdiri dari : 1) Legalitas dari Kemendikbud terdiri dari ijin operasional yang berlaku selama 3 tahun, dan
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 10
Akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) berlaku 5 tahun, dan 6 bulan sebelum masa berlaku habis maka setiap Perguruan Tinggi harus sudah mengajukan. 2) Legalitas dari Kemenhub, setiap Diklat Kepelautan untuk memenuhi standar minimal pendidikan kepelautan wajib memiliki rekomendasi Pusdiklat Perhubungan Laut, dan wajib approval dari Ditkapel yang merupakan Administration International Maritime Organization (IMO) di Indonesia. Selama ini belum ada peraturan batas waktu pengajuan sebelum masa perijinan berlaku habis, sehingga diharapkan ada ketentuan batas waktu pengajuan sebelum masa perijinan habis. Melihat kenyataan ini bahwa Diklat kepelautan yang dilaksanakan oleh masyarakat sangat berat dengan penerapan regulasi yang ada karena harus mensinergikan dengan kedua departemen, untuk itu diharapkan ada simpulan yang dapat mengurangi beban pada Diklat Kepelautan yang diselenggarakan oleh masyarakat dari pemerintah. d. Batas umur peserta Diklat Kepelautan. Menurut SKB 3 Menteri tahun 2003 Standar Mutu Kepelautan Indonesia bahwa standar peserta didik untuk memasuki jenjang akademi/ Diploma minimal berumur 18 tahun, sedangkan menurut SK. Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) Perhubungan 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepelautan maka batas umur maksimal 23 tahun pada jurusan Nautika dan Teknika. Dengan demikian ada perbedaan substansi dalam penerapannya. Selama ini jika peserta didik memiliki umur di atas 23 tahun lembaga Diklat kepelautan swasta tidak dapat menerima, sehingga calon secara administrasi sudah gugur diawal. Harapan dari penyelenggara Diklat Kepelautan swasta mengharapkan ada rentang waktu batas umur maksimal dibatasi sampai dengan umur 27 tahun, sehingga dapat memberi kesempatan lebih luas bagi calon khususnya dari wilayah di luar Pulau Jawa yang akan mengembangkan kariernya di bidang kepelautan. e. Keterlibatan Lembaga Diklat Swasta. Pemerintah dalam membuat peraturan dan kebijakan untuk peningkatan dan pengembangan Diklat Kepelautan belum
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 11
banyak melibatkan Diklat Kepelautan Swasta maupun organisasi/ asosiasi, sehingga seolah-olah Diklat Kepelautan Swasta terima matang tanpa ada usulan yang dapat disalurkan. Sehubungan dengan hal tersebut ke depan keterlibatan pihak Diklat Kepelautan Swasta dapat menyalurkan aspirasinya melalui jalur-jalur yang disediakan pemerintah. B. JAKARTA Daerah Khusus Ibukota (DKI Jakarta) sebagai ibukota Indonesia terletak pada 106°, 49', 35" Bujur Timur dan 06°, 10' , 37" Lintang Selatan. Luas wilayah kota metropolitan ini 650,40 Km2 (termasuk Kepulauan Seribu 9.20 Km2). Berada di dataran rendah pantai Utara Bagian Barat Pulau Jawa (Pemda DKI Jakarta, September 2013). Peta DKI Jakarta dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 4.8 Peta DKI Jakarta Sumber : Pemda DKI Jakarta, September 2013
Jumlah penduduk saat ini pada siang hari mencapai 12,7 juta orang dan pada malam hari 9,7 juta orang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada triwulan II/2013 mencapai Rp 304,59 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 118,39 triliun. Dari sisi lapangan usaha hampir semua sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor pertambanganpenggalian. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yakni 11,4 persen, kemudian disusul oleh sektor jasajasa sebesar 7,4 persen dan sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 7,2 persen (BPS DKI Jakarta, September 2013). Angka melek huruf meningkat dari 98,94 persen menjadi 99,15 persen dan rata-rata lama sekolah meningkat dari 10.90 tahun menjadi 10,95 persen. Berbagai kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah, seperti kebijakan pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun, Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 12
pemberian Biaya Operasonal Sekolah (BOS), dan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pencapaian ini, di samping meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan di Jakarta. (Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 06/01/31/Th. XV, 2 Januari 2013). Sebagai Kota Metropolitan, Jakarta tersedia hampir semua jenis pendidikan / program, termasuk Diklat Kepelautan. Di kota ini pula semua jenjang pendidikan pelaut dapat ditemukan, terutama yang diselenggarakan oleh pemerintah (Dirjen Perla) dan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Sebagai sampel studi ini adalah STIP Jakarta serta SMK Pelayaran Jakarta Raya. 1. Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta STIP Jakarta berlokasi di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, adalah pendidikan pelayaran yang berada di bawah naungan Badan Diklat Perhubungan (sekarang BPSDM Perhubungan) Republik Indonesia. Berdiri sejak tahun 1953 dengan nama Akademi Ilmu Pelayaran (AIP) yang menyelenggarakan Program Diploma III (setara dengan BSc) dengan 2 jurusan : Nautika dan Teknika (sertifikat kompetensi Klas III), lama pendidikan 3-4 tahun. Pada tahun 1983 AIP berubah nama menjadi Pendidikan dan Latihan Ahli Pelayaran (PLAP) dan diberikan lisensi untuk melaksanakan program Strata A, Strata B dan Strata C dengan 4 jurusan: Nautika, Teknika, Telekomunikasi Pelayaran dan Ketatalaksanaan dan Kepelabuhanan (KTK). Pada Strata A merupakan program 3 tahun yang setara dengan BSc dengan sertifikat kepelautan kelas 3, Strata B merupakan program 1 tahun untuk pelaut yang memiliki pengalaman berlayar 2 tahun setelah mengikuti pendidikan Starta A dan memiliki sertifikat kepelautan kelas 2 dan Strata C merupakan program pendidikan dengan sertifikat kepelautan kelas 1. tahun 1995 PLAP mendapatkan lisensi untuk menyelenggarakan Program DiplomaIV dengan 3 Jurusan: Nautika, Teknika dan Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan (KALK) yang setara dengan sarjana program kepelautan. Pada tahun 1998 diberi lisensi untuk menyelenggarakan Diklat Familiarization Training, Basic Safety Training, Proficiency in Survival Craft and Rescue Boat, Advance Fire Fighting, Tanker Familiarization, Oil Tanker, Liquified Gas Tanker, Chemical Tanker, GOC-GMDSS, Medical First Aid Training, Medical Care Training dan Radar /ARPA Training. Kemudian sejak bulan Maret 2000 PLAP berubah status menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) dengan struktur organisasi
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 13
baru yang membuka kesempatan bagi STIP untuk menjawab tantangan melaksanakan tingkat pendidikan yang lebih tinggi sampai ke jenjang S2 dan S3. Berikut adalah gambar Kampus STIP Jakarta.
Gambar 4.9. Kampus STIP Jakarta (Sumber : Dokumentasi STIP Jakarta, 2013)
Saat ini STIP Jakarta mempunyai 3 jurusan, yaitu Jurusan Nautika, Jurusan Teknika, serta Jurusan Kepelabuhan. Menyelenggarakan pendidikan program D-IV untuk ketiga jurusan serta pendidikan profesi pelaut mulai dari tingkat dasar sampai tingkat I. Di samping menerima taruna (calon pelaut) reguler juga menerima perwira siswa (pasis) yang tidak reguler. Kemudian juga menyelenggarakan kursus up-gradding ANT-III/II/I, ATT-III/II/I, berbagai kursus ketrampilan pelaut, misalnya BST, AFF, SCRB, MFA dan sebagainya. Juga menyelenggarakan ketrampilan pelaut melalui kerjasama, yang antara lain LNG Familiarization Cource, LNG Standard Training Cource, Welding Machine Course, Deck Practical Skill dan sebagainya. Sarana pokok penyelenggaraan diklat sudah lengkap, terutama simulator untuk semua jurusan, laboratorium, kolam latih serta sarana penunjang yang lengkap. Sebagai Diklat Kepelautan terbesar di Indonesia maka institusi ini menjadi rujukan dan tempat melaksanakan (ikut) ujian profesi pelaut dari Diklat Kepelautan swasta di seluruh Indonesia. Gambar berikut adalah praktek navigasai taruna Jurusan Nautika dengan deck simulator yang memenuhi persayaratan STCW.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 14
Gambar 4.10. Taruna Jurusan Nautika sedang Parktek dengan Deck Simulator (Sumber : Dokumentasi STIP Jakarta, 2013)
Semua elemen penilaian / persyaratan sudah dipenuhi semua, meliputi audit quality standard system, Organization Staff (OS), Infra Teaching Facility (ITF), Education (Ed) serta Equipment (Eq). Kemudian kurikulum yang dipakai sampai sekarang berdasarkan STCW 1995 transisisi menuju STCW 2010.
2. SMK Pelayaran Jakarta Raya Sekolah ini diselenggarakan oleh Yayasan Hang Tuah, berlokasi di Jl. Perintis Kemerdekaan, Kelapa Gading Barat Jakarta Timur. Telah terakreditasi “A” oleh Lembaga Akreditasi Sekolah dan telah memperoleh aproval dari Dirjen Perla tahun 2010. Jumlah guru berijasah pelaut untuk Jurusan Nautika sebanyak 6 orang, terdiri dari ANT-IV sebanyak 3 orang, ANT-III sebanyak 2 orang dan ANT-I sebanyak 1 orang. Sedangkan untuk Jurusan teknika sebanyak 6 orang juga, terdiri dari ATT-IV sebanyak 2 orang, ATT-III sebanyak 3 orang dan ATT-II sebanyak 1 orang. Tahun 2013 ini menerima 40 orang siswa Jurusan Nautika dan 53 orang Jurusan Teknika. Audit internal telah rutin dilaksanakan dan didokumentir. Kemudian perlengkapan laboratorium (simulator) untuk praktek menjalin kerjasama dengan BP2IP Tangerang dan dengan institusi ini pula siswa menempuh ujian profesi.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 15
Semua unsur dalam penilaian praktis sudah dipunyai / dilaksanakan kecuali untuk equipment yang masih harus kerjasama dengan BP2IP Tangerang. Penerimaan siswa dari tahun 2010 sampai 2012 untuk Jurusan Nautika masing-masing tahun adalah sejumlah 60, 90 dan 117 orang. Sedangkan untuk Jurusan Teknika pada periode yang sama adalah 67, 85 dan 83 orang. Kemudian data lulusan pada tahun 2011 sampai April 2013 untuk Jurusan Nautika adalah 0, 2, dan 4 orang saja. Sedangkan untuk Jurusan Teknika adalah 4, 8 dan 10 orang. Beberapa keluhan yang terungkap adalah : a.
Minat masuk sekolah ini masih terbatas, sehingga kualitas siswa juga belum baik;
b.
Keterbatasan guru yang sesuai kompetensi;
c.
Kurangnya sarana praktek, dan Kemenhub atau Kemendikbud;
d.
Proses kelulusan (profesi) sulit dan perlu waktu lama.
minta perhatian
dari
C. SEMARANG Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, terletak di panai utara Pulau Jawa sekaligus merupakan kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Letak geografisnya di antara 6050’ – 7o10’ garis Lintang Selatan dan 109035’ – 110050’ garis Bujur Timur. Kota ini berada sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya. Berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat, dengan luas 373.67 km2 (Pemerintah Kota Semarang, September 2013). Jumlah penduduk sampai bulan Agustus 2013 sebanyak 1.734.729 orang (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Semarang, Agustus 2013). Peta Kota Semarang dapat dilihat pada gambar di bawah.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 16
Gambar 4.11. Peta Kota Semarang (Sumber : Google Map, September 2013)
Wilayah Selatan merupakan pegunungan mempunyai ketinggian 90 – 359 meter di atas permukaan laut dengan suhu relatif dingin, sedangkan di wilayah utara merupakan dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75 – 3,5 meter di atas permukaan laut suhunya lebih panas. Selain sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah, kota ini juga terkenal dengan sebutan kota bahari. Di kota ini banyak diselenggarakan Diklat Kepelautan, baik yang diselengarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Sebagai sampel studi ini dipilih PIP Semarang, Polimrin Semarang serta STIMART AMNI Semarang. 1. PIP Semarang Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang adalah pendididkan tinggi negeri milik Kementrian Perhubungan RI, berlokasi di Jl. Singosari Semarang. Seiring dinamika dengan peningkatan atau kemajuan yang meliputi aspek progam pendididkan, tenaga pengajar, sarana dan prasarana maka Diklat Kepelautan ini telah beberapa kali mengalami prubahan nama hingga pada tahun 1999 menjadi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang (sumber: PIP Semarang 2013). Kronologi perubahan itu sebagai berikut :
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 17
a. Tahun 1951 − 1955 bernama Sekolah Pelayaran Semarang disingkat SPS, lama pendidikan 3 tahun. b. Tahun 1955 − 1975 bernama Sekolah Pelayaran Menengah Semarang disingkat SPM Semarang, lama pendididkan 3 tahun. c. Tahun 1974 − 1979 bernama Pendidikan Perwira Pelayaran Besar disingkat P3B Semarang, lama pendidikan 2,5 tahun. d. Tahun 1979 − 1995 bernama Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran (BPLP) Semarang dengan progam Starta A ( setara Diploma III ) , lama pendidikan 3 tahun. Tahun 1995 meningkatkan pogam menjadi Diploma IV, lama pendidikan 4 tahun. e. Tahun 1999 berdiri Politeknik Ilmu Pelyaran berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No.KM.81 Tahun 1999 tanggal 13 Oktober 1999 dan KM.70 tahun 2002 tentang Organisasi dan tata kerja PIP, dengan Progam Diploma IV, lama pendidikan 4 tahun.
Gambar 4.12. Kampus PIP Semarang (Sumber : Dokumentasi PIP Semarng, 2013)
Dengan masuknya Indonesia ke dalam white list dari IMO tahun 2000 maka eksistensi PIP semakin mantap. Jurusan yang dikelola adalah Nautika, Teknika, serta Ketatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhan (KALK). Jurusan Nautika dan Teknika telah terakreditasi "B" dari BAN PT serta telah memperoleh approval dari Ditkapel Perla. Diklat Kepelautan yang diselnggarakan mulai dari ANT-III / ATTIII secara reguler, up-grading ANT-II/I dan ATT-II/I, Perwira Siswa (Pasis), serta ketrampilan khusus. Berbagai Diklat
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 18
ketrampilan khusus, misalnya BST, AFF, SCRB, MFA dan sebagainya. Juga menyelenggarakan ketrampilan pelaut melalui kerjasama, yang antara lain LNG Familiarization Cource, LNG Standard Training Cource, Welding Machine Course, Deck Practical Skill dan sebagainya. Sarana pokok penyelenggaraan diklat sudah lengkap, terutama simulator untuk semua jurusan, laboratorium, kapal latih Bima Sakti, kolam latih serta sarana penunjang lainnya. Sebagai Diklat Kepelautan yang sudah mapan maka institusi ini menjadi rujukan dan tempat melaksanakan ujian profesi pelaut dari Diklat Kepelautan swasta di seluruh Indonesia. Hasil wawancara dengan Pudir I (bidang akademik) : a. Rata-rata pendaftar PIP untuk 3 tahun terakhir mencapai 2.400 orang, dan diterima 360 s.d 450 tergantung taruna yang lulus dalam satu angkatan mengingat kapasitas asrama yang terbatas, sehingga kapasitas pertahunnya berbeda. b. Fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar (KBM) lengkap, sesuai dengan persyaratan yang berlaku baik nasional/ internasional. c. Rasio instruktur/dosen dengan taruna reguler (non Pasis) telah mencukupi sesuai peraturan yang berlaku, sedangkan untuk KBM di Diklat Pasis instruktur dari PIP tidak mencukupi sehingga mengambil instruktur dari Diklat Kepelautan yang diselenggarakan masyarakat (swasta) yang memenuhi persyaratan. d. Beasiswa bagi dosen untuk pengembangan/peningkatan kualitas maupun kompetensi (misal melanjutkan studi S2/ S3) dari pihak Dikti belum ada, sementara ini pendanaan dari Dirjen Perla. e. Dosen PIP belum ada yang mendapatkan sertifikasi dosen, tahun ini dalam proses pengajuan.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 19
Gambar 4.13. Upacara Wisuda Taruna PIP Semarang (Sumber : Dokumentasi PIP Semarang, 2013)
Semua elemen penilaian / Persyaratan Diklat Kepelautan sudah dipenuhi semua, meliputi audit quality standard system, Organization Staff (OS), Infra Teaching Facility (ITF), Education (Ed) serta Equipment (Eq). Kemudian kurikulum yang dipakai sampai sekarang berdasarkan STCW 1995 transisisi menuju STCW 2010. 2. STIMART AMNI Semarang STIMART AMNI Semarang berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta No. 180 Semarang, sebagai Diklat Kepelautan yang diselenggarakan oleh masyarakat yang sudah cukup mapan. Jurusan Nautika terakreditasi "A" (2007) dan Jurusan Teknika terakreditasi "C" (2010) dari BAN PT, kedua jurusan sudah approval dari Ditkapel Perla. Diklat Kepelautan ini sudah cukup tua karena lahir sejak 1963, menyelenggarakan pendidikan Jenjang D-IV untuk Jurusan Nautika, Teknika serta Kepelabuhan. Sedangkan untuk pendidikan profesi Jurusan Nautika (ANT-III) dan Teknika (ATTIII) ujiannya dilaksanakan di PIP Semarang. Selain menyelenggarakan Diklat regular juga menyelenggarakan Diklat khusus antara lain GOC, ROC GMDSS, SOU/ORU, SOT/ROC, serta RADAR ARPA.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 20
Gambar 4.14. Kampus STIMART AMNI Semarang (Sumber : STIMART AMNI Semarang, 2013)
Jumlah pendaftar tiap tahun dari 2010 – 2012 rata-rata 1.200 orang untuk Jurusan Nautika dan Teknika dengan tingkat penerimaan masing-masing jurusan 160 orang (6 kelas). Jumlah dosen kompeten sesusi Dirjen Perla Jurusan Nautika 6 orang berijasah ANT-II sebanyak 4 orang, ANT-I sebanyak 2 orang, sedangkan Jurusan Teknika juga sebanyak 6 orang berijasah ATT-II sebanyak 3 orang dan ATT-I sebanyak 3 orang. Semua dosen telah menempuh TOT 6.09 dan 3.12, namun dosen-dosen tersebut belum mempunyai kompetensi sesusi Dikti yang mensyaratkan mininmal S2. Sarana untuk praktek sesuai STCW belum semua dimiliki, itulah sebabnya ujian profesi masih iku di PIP Semarang. Beberapa sarana laboratorium yang dimiliki misalnya laboratorium bahasa, laboratorium bahari, CBT serta Radar ARPA. Gambar 4.15. adalah kegiatan praktek taruna Jurusan Teknika di perusahaan doking kapal.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 21
Gambar 4.15. Kegiatan Praktek Taruna Jurusan Teknika di Doking Kapal Sumber : STIMART AMNI Semarang, 2013
3. Politeknik Maritim Negeri Indonesia (POLIMARIN). POLIMARIN berlokasi di Jl. Pawiyatan Luhur, Bendan Duwur, Semarang merupakan Diklat Kepelautan satu-satunya di Indonesia milik pemerintah yang bernaung di bawah Dirjen Dikti Depdikbud. Sebelumnya bernama Semarang Growth Center. Program Studi yang diselenggarakan adalah Teknika, Nautika dan Kepelabuhan. Karena milik pemerintah maka fasilitas sarana pembelajaran sudah lengkap antara lain: 360° Full Mission Bridge Simulator, 90° Part Task Bridge Simulator, Liquid Cargo Handling Simulator, Navigation Simulator, Anchor Handling Simulator, GMDSS Simulator, Laboratorium Bahasa Maritim, Laboratorium Komputer, Laboratorium Kenautikaan, Radar/ARPA Simulator, CBT (Computer Based Training). Mengingat untuk praktek Diklat Kepelautan diperlukan sarana praktek/ laboratorium yang mahal, maka awalnya konsep keberadaan Semarang Growth Center diperuntukkan sebagai tempat praktek beberapa Diklat Kepelautan swasta yang berada di Jawa tengah dan Yogyakarta. Seiring dengan dinamika maka pada tahun 2012 Semarang Growth Center berubah menjadi Diklat Kepelautan setingkat Perguruan Tinggi dengan nama Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin). Dengan perubahan ini maka fungsi utamanya juga berubah menjadi Perguruan Tinggi, di samping juga masih menjadi tempat praktek dan memperoleh sertifikat ketrampilan kepelautan, misalnya BST, AFF, MEFA dan sebagainya.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 22
Gambar 4.16. Kampus POLIMARIN (Sumber : POLIMARIN, 2013)
Pada tahun pertama ini (2013/2013) jumlah pendaftar total ketiga jurusan adalah sebanyak 360 orang, sedang yang diterima di Jurusan Nautika 30 orang, Teknika 30 orang dan Kepelabuhan 40 orang. Jumlah dosen yang kompeten kepelautan Jurusan Nautika dan Teknika masing-masing 6 orang, namun belum kompeten Dikti (belum S2). Karena masih merupakan institusi baru maka sekarang belum terakkreditasi oleh BAN PT dan belum rekomendasi BPSDM Dirjen Perla. Diklat COP sudah dilaksanakan namum untuk COC belum berjalan. Model institusi ini kiranya dapat menjadi rujukan untuk mengantisipasi kesulitan praktek taruna dari Diklat Kepelautan yang diselenggarakan oleh masyarakat, mengingat sarana praktek/laboratorium Diklat Kepelautan dibutuhkan dana yang sangat besar namun cepat usang (ketinggalan) karena tuntutan perkembangan teknologi.
D. SAMARINDA. Samarinda merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur, berada di tepi Sungai Mahakam dengan letak geografis di daerah garis katulistiwa yaitu 00°21’81”-10°09’16” LS dan 1160° 15’16” - 1170° 24’16” BT. Kontur tanah datar dan berbukit, antara 10-200 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah kota Samarinda adalah 718 km2. Kota Samarinda berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara di sebelah barat, timur, selatan dan utara yang berarti semua wilayah kota Samarinda berbatasan dengan kabupaten Kutai Kartanegara. Kota Samarinda Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 23
beriklim tropis basah, hujan sepanjang tahun. Temperatur udara antara 20° C-34° C, dengan curah hujan rata-rata pertahun 1980 mm, sedangkan kelembaban udara rata-rata 85 %. Potensi pertambangan terutama bahan galian strategis (Golongan A) adalah minyak bumi, gas bumi, batu bara dan nikel. Bahan galian strategis Golongan A inilah yang dominan sehingga menghantarkan menjadi provinsi terkaya di Indonesia. Bahan galian yang vital (Golongan B) misalnya emas, intan, timah hitam, seng, dan lainnya juga terdapat di sini namun tidak sebesar Golongan A. Jumlah produksi batu bara dari tahun 2004 sebesar 2.148.094.062 ton, tahun 2005 sebesar 5.774.304 ton, dan sampai sekarang terus mengalami penurunan karena persediaan yang semakin menipis. Berikut adalah gambar tongkang untuk mengangku batu bara melalui Sungai Mahakam.
Gambar 4.17. Tongkang untuk Mengangkut Batubara di Sungai Mahakam
Sebagai sampel Diklat Kepelautan yang konsultan kunjungi di kota Samarinda adalah SMKN 1 Pelayaran Kalimantan Samarinda dan Politeknik Negeri Samarinda Jurusan Kemaritiman. 1. SMKN 1 Pelayaran Kalimantan Samarinda Sekolah ini berlokasi di Jalan Batu Cermin, Sempaja Ujung, Samarinda. Berstatus negeri, merupakan UPTD di bawah Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur. Jurusan Nautika dan Teknika telah terakreditasi “A” dari Badan Akreditasi Sekolah dan telah rekomendasi “B” (2009 – 2014) dari Bdan Diklat Perhubungan Laut. Saat ini telah mengajukan approval ke Ditkapel
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 24
dan tinggal nilainya 90).
menunggu
hasilnya
(berdasar
audit
internal
Jumlah guru yang mempunyai kompetansi : Jurusan Nautika : 6 orang, terdiri dari ANT-II sebanyak 4 orang dan ANT- I sebanyak 2 orang, sedangkan Jurusan Teknika : 6 orang, terdiri dari ATT-II sebanyak 5 orang dan ATT-I sebanyak 1 orang. Guru-guru tersebut semua telah melaksanakan TOT 6.09 dan 3.12. Adapun jumlah pendaftar dan yang diterima dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Jumlah Pendaftar dan Diterima SMKN 1 Pelayaran Kalimantan Samarinda 3 Tahun Terakhir 3 Tahun Terakhir 2011
Jenjang
Diterima
Pendaf tar
Diterima
Pendaf tar
Diterima
2012
Pendaf tar
2010
Nautika ANT IV Teknika ATT IV Jumlah
67 68 135
30 30 60
70 73 143
30 30 60
81 80 161
30 30 60
Jurusan
(Sumber : Data Primer, 2013)
Melihat tabel di atas maka rasio antara pendaftar dengan yang diterima rata-rata per tahun adalah 2,45 : 1, suatu rasio yang ideal. Jumlah yang diterima terbatas pada anggaran untuk 30 orang yang disediakan untuk setiap tahun. Semua biaya SPP ditanggung Dinas Perhubungan, termasuk untuk ujian profesi yang dilaksanakan mengikuti BP2IP Surabaya (kini PIP). Bahwa biaya diklat kepelautan adalah, namun semua dianggung oleh Dinas Perhubungan di Provinsi terkaya ini. Kemudian jumlah lulusan 3 tahun terakhir adalah nampak pada tabel berikut.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 25
Tabel 4.5 Jumlah Lulusan SMKN 1 Pelayaran Kalimantan Samarinda 3 Tahun Terakhir.
Jurusan
3 Tahun Terakhir
Jenjang 2010
2011
2012
Nautika
ANT IV
28
29
29
Teknika
ATT IV
25
27
30
53
56
59
Jumlah Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Lulusan rata-rata ikut kapal asing karena pertimbangan penghasilan. Semua elemen dari kuesioner sudah dilaksakan semua, meliputi audit quality standard system, Organization Staff (OS), Infra Teaching Facility (ITF), Education (Ed) serta Equipment (Eq). Kemudian kurikulum yang dipakai sampai sekarang berdasarkan STCW 1995 transisisi menuju STCW 2010. Gambar berikut adalah gambar perlengkapan laboratorium untuk Jurusan Nautika dan Jurusan Teknika.
Gambar 4.18. RADAR ARPA untuk Praktek Jurusan Nautika (Sumber : Konsultan, 2013)
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 26
Gambar 4.19. Mesin Kapal untuk Praktek Jurusan Teknika (Sumber : Konsultan, 2013)
Beberapa harapan dari sekolah ini adalah : a. Dapat menyelenggarakan diklat untuk strata yang lebih rendah, ANT-V dan ATT-V; b. Peningkatan bahasa Inggris bagi siswa; c. Adanya boarding house; d. Kepastian memperoleh approval mengingat semua persyaratan telah terpenuhi; 2. Politeknik Negeri Samarinda Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri (Polnes Samarinda) berlokasi di Jalan Batu Cermin, Sempaja Ujung, Samarinda, berada di sebelah kiri dari SMKN 1 Pelayaran Kalimantan Samarinda. Polnes Samarinda Jurusan Kemaritiman sebelumnya jadi satu dengan SMKN 1 Kalimantan, merupakan UPTD di bawah Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur, dengan nama Akademi Maritim Kalimantan (AMK Kalimantan). Karena ada kerancuan antara pendidikan menengah dan pendidikan tinggi maka sejak tahun 2005 AMK Kalimantan diserahkan ke Polnes Samarinda Samarinda (di bawah Dirjen Dikti Kemendikbud) dengan nama Polnes Samarinda Samarinda Jurusan Kemaritiman yang menyelenggarakan pendidikan Jenjang D-III. Jurusan ini mengelola Prodi Nautika, Teknika, serta Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Administrasi Kepelabuhan. Namun yang menjadi pusat perhatian studi ini hanya Jurusan Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 27
Nautika dan Jurusan Teknika saja. Kedua Prodi telah mempunyai rekomendasi “B” dari Dirjen Perla namun belum approval, serta masing-masing Prodi terakreditasi “C” dari BAN PT. Gambar berikut adalah papan nama Polnes Samarinda Samarinda Jurusan Kemaritiman.
Gambar 4.20. Papan Nama Polnes Samarinda Jurusan Kemaritiman Pemisahan pengelolaan dari UPTD Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur ke Polnes Samarinda membawa masalah pada kepemilikan aset, baik lahan maupun sarana proses belajar mengajar yang sampai sekarang belum selesai. Dosen yang kompeten (Dirjen Perla) untuk Prodi Nautika sebanyak 4 orang, terdiri dari ANT-II sebanyak 3 orang dabn ANT-III sebanyak 1 orang. Sedangkan untuk Prodi Teknika dosennya sebanyak 3 orang dengan ijasah ATT-II semua. Walaupun dosen-dosen tersebut mempunyai kompetensi dari Dirjen Perla namun belum mempunyai kompetensi dari Dirjen Dikti yang mensyaratkan minimal harus berijasah S2. Dari aspek peralatan, nampak bahwa milik SMKN 1 Kalimantan lebih lengkap dari pada Polnes Samarinda Jurusan Kemaritiman, sehingga masih perlu penambahan. Beberapa perlengkapan laboratorium yang dimiliki adalah GMDSS, Lab Bahari, serta RADAR ARPA. Perbedaan dalam hal pembiayaan, kalau di SMK N1 Kalimantan semua peserta didik gratis maka di Polnes Samarinda Jurusan Kemaritiman ada SPP. Animo masuk pada Diklat Kepelautan ini tergolong rendah. Pendaftar dari tahun 2010 sampai 2012 untuk
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 28
Prodi Nautika dan Teknika tidak lebih dari 50 untuk masing-masing Prodi, sedangkan yang diterima untuk masing-masing Prodi 24 orang. Kemudian lulusan Prodi Nautika tahun 2010 hanya 12 dan tahun 2011 hanya 14 orang. Sedangkan untuk Prodi Teknika dari tahun 2010 sampai 2012 adalah 15, 5 dan 1 orang. Dari angka-angka itu maka Polnes Samarinda Jurusan Kemaritiman masih perlu usahausaha untuk meningkatkan minat pemuda stempat untuk masuk pada Prodi Kemaritiman. Untuk menempuh ujian profesi masih ikut di PIP Semarang. Kemudian untuk kerjasama antara lain dengan SGC Semarang, PIP Semarang, PIP Makassar, ITS, PT. Pelindo dan PT. Pelni. Keluhan lembaga ini adalah : a. Sulitnya memperoleh dosen yang kompeten (Kemenhub), yaitu dosen yang mempunyai ijasah profesi ANT dan ATT sekaligus mempunyai ijasah S2 dari Kemendikbud. b. Sulitnya memperoleh approval, karena sekarang baru memperoleh rekomendasi dari Kementerian Perhubungan.
E. MAKASSAR Kota Makassar terletak pada koordinat 119° garis Bujur Timur dan 5,8° garis Lintang Selatan, dengan ketinggian bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kota ini merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0° - 5° ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni Sungai Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan Sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah seluruhnya kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km² (Pemerintah Kota Makassar, September 2013). Posisi strategis kota ini karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam Pulau Sulawesi, dari Kawasan Barat ke kawasan Timur Indonesia dan dari Wilayah Utara ke Wilayah Selatan Indonesia. Sebagai gambaran wajah Kota Makassar dapat dilihat pada gambar 4.21.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 29
Gambar 4.21. Kota Makassar sebagai Kota Pesisir (Sumber : Konsultan, 2013)
Dari sisi ekonomi, Makassar menjadi simpul distribusi barang bagi Kawasan Timur yang lebih efisien dibandingkan daerah lain. Namun selama ini kebijakan makro pemerintah seolah-olah menjadikan Surabaya sebagai home base pengelolaan produk-produk untuk Kawasan Timur Indonesia, membuat Makassar kurang dikembangkan secara optimal. Padahal dengan mengembangkan Makassar, otomatis akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kawasan Timur Indonesia pada umumnya. Makassar merupakan kota multi etnis, dari suku Bugis, suku Toraja, suku Mandar, suku Buton, suku Tionghoa, suku Jawa dan sebagainya. Kepadatan penduduk kalau siang, mencapai 1,5 juta orang tapi kalau malam turun menjadi 1,2 juta orang. Artinya banyak warga lain daerah yang datang saat siang hari untuk bekerja di kota ini. Pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun terakhir berada di kisaran 6 sampai 7 persen, artinya dalam situasi seperti sekarang angka itu termasuk tinggi. Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pendidikan mengalokasikan anggaran Rp. 35 miliar untuk membiayai program pendidikan gratis tingkat SMA dan SMK se kota Makassar. Selama ini program pendidikan gratis yang diterapkan dengan dana sharing dari Pemprov dan Pemkot hanya menyentuh level pendidikan tingkat SD dan SMP. Namun mulai tahun 2013 program ini ditingkatkan hingga tingkat SMA dan SMK. Makassar sudah sejak lama terkenal dengan pelaut-pelaut Bugis ulung dengan kapal pinisinya. Kota ini sebagai basis untuk mengontrol ekonomi dan transportasi untuk Indonesia Wilayah Timur. Sebagai kota
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 30
bahari maka di sini banyak di selenggarakan Diklat Kepelautan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Sebagai sampel Diklat Kepelautan di kota ini diambil Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar dan Akademi Maritim Indonesia (AMI) Makassar. 1. PIP Makassar PIP Makassar terletak di Jl. Tentara Pelajar N0. 175 Makassar, merupakan Diklat Kepelautan di bawah naungan BPSDM Dirjen Perla. Diklat Kepelautan ini telah mengalami beberapa kali proses perubahan sebagai berikut : 1921-1946 : 1946-1950 : 1947-1950 : 1950-1964 : 1964-1972 : 1972-1979 :
Sekolah Pelayaran Dasar Opleiding Scheepvaart School Celbs (OSC) Midlebare Zeepvaart School (MZS) Sekolah Penyebrangan Laut Sulawesi (SPLS) Sekolah Pelayaran Makassar (SPM) Sekolah Pelayaran Menengah Ujung Pandang (SPMUP) 1979-1999 : Balai Pendidikan dan Pelatihan Pelayaran Ujung Pandang (BPLP) 1. 1979-1982 : MPI/AMK-PI 2. 1982-1984 : Program Kilat 3. 1983-1994 : Program strata A / Diploma III 4. 1995-1999 : Program Diploma IV Pelayaran 1999-sekarang menjadi Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar. Diklat Kepelautan ini mengelola 3 jurusan, yaitu Jurusan Nautika, Jurusan Teknika dan Jurusan Kepelabuhan. Program diklat yang diselenggarakan selain regular juga up- grading ANT-III / II dan ATT-III/II , Pasis, serta short cource yang terdiri dari BST, SCRB, AFF, MEFA, MC, TFC, serta RS. Fasilitas utama berupa Ship Maneuvering Simulator, Full Mission Ship Simulator, Computer Based Training Laboratory, Liquid Cargo handling Simulator, Radar/Arpa Simulator, Navigational and Control Room Electronic Simulator, laboratorium Bahari, laboratorium Bahasa, laboratorium Menjangka Peta, laboratorium Fisika, laboratorium AFF dan SCRB, Bengkel, Laboratorium Computer, laboratorium Model Dek dan Mesin, dan Smoke Chamber (Fire Fighting) serta dan fasilitas penunjang lainnya. Berikut adalah gambar taruna PIP Makassar sedang persiapan suatu upacara.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 31
Gambar 4.22. Taruna PIP Makassar sedang Persiapan Upacara (Sumber : Dokumentasi PIP Makassar, 2013)
PIP Makassar adalah tempat pelaksanaan ujian profesi pelaut dari beberapa Diklat Kepelautan swasta di luar Makassar, misalnya dari Bitung dan Samarinda. Semua elemen penilaian / persyaratan sudah dipenuhi semua, meliputi audit quality standard system, Organization Staff (OS), Infra Teaching Facility (ITF), Education (Ed) serta Equipment (Eq). Data berikut adalah animo pendaftar dan yang diterima di PIP Makassar 3 tahun terakhir.
Jenjang
Pendaftar
Diterima
Pendaftar
Diterima
Pendaftar
Diterima
Tabel 4.6. Jumlah Pendaftar dan Diterima PIP Makassar 3 Tahun Terakhir 3 Tahun Terakhir 2010 2011 2012
Nautika ANT- III Teknika ATT-III Jumlah
402 380 782
74 82 156
379 401 780
46 64 110
555 465 1.020
101 134 235
Jurusan
Up-grade
ANT- II
90
95
152
Up-grade ATT-II 99 Sumber : Data Primer Diolah, 2013
106
172
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 32
Kemudian jumlah lulusan untuk 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.7. Jumlah Lulusan PIP Makassar 3 Tahun Terakhir Lulusan 3 Tahun Terakhir Jurusan Jenjang 2010 2011 2012 Nautika ANT-III 74 46 Up-grade ANT-II 90 95 Teknika ATT-III 82 64 Up-grade ATT-II 99 106 Jumlah 345 297 Sumber : Data Primer, 2013
101 152 134 172 559
Beberapa masukan yang perlu dicatat adalah : a. Evaluasai terhadap Diklat Kepelautan perlu ditingkatkan; b. Masukan dan evaluasi terhadap kemitraan sangat diperlukan; c. Kemitraan perlu payung hukum yang lebih tinggi. 2. Akademi Maritim Indonesia (AMI) Veteran Makassar AMI Veteran Makassar berlokasi di Jl. Nuri Baru Makassar, diselenggarakan oleh bertepatan dengan Hari Bahari Nasional. Diklat Kepelautan ini mengelola 3 Prodi yaitu Nautika, Teknika serta Kepelabuhan. Jumlah taruna yang diterima pada tahun akademik 2012/2013 hampir 900 orang untuk ketiga jurusan, pada 2 tahun sebelumnya juga menerima dengan jumlah yang hampir sama. Dengan jumlah taruna sebanyak ini maka rasio dosen dan taruna tidak seimbang, demikian juga fasilitas dengan jumlah taruna, artinya terjadi kelebihan taruna. Dosen kurang (apalagi yang mempunyai kompetensi), demikian juga jumlah fasilitas juga kurang banyak. Data berikut adalah jumlah animo dan yang diterima untuk 3 tahun terakhir.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 33
Tabel 4.8. Jumlah Lulusan SMKN 1 Pelayaran Makassar 3 Tahun Terakhir 3 Tahun Terakhir
Jurusan
Jenjang Pen daftar
Diterima
Pendaf tar
Diterima
2012
Diterima
2011
Pendaf tar
2010
Nautika
ANT- III
392
380
608
350
412
210
Teknika
ATT-III
508
480
701
343
459
210
898
860
1.309
693
871
420
Jumlah
Sumber : Data Primer, 2013
Kemudian jumlah lulusan untuk 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.9. Jumlah Lulusan AMI Veteran Makassar 3 Tahun Terakhir Lulusan 3 Tahun Terakhir Jurusan Jenjang 2010 2011 2012 Nautika ANT-III 49 51 58 Teknika ATT-III 52 59 89 Jumlah 101 110 147 Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Dengan membandingkan antara jumlah yang diterima dengan yang lulus profesi terlihat sangat banyak selisihnya. Artinya taruna mengalami kesulitan dalam ujian profesi kepelautan. Ujian profesi kepelautan ini dilaksanakan di PIP Makassar. Satu hal kemajuan pada tanggal 11 Mei 2013 telah mempunyai Fullship Bridge Simulator and Engine Simulator yang diresmikan oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Capt. Jan Risuandi, M.Sc bersama Kepala PPSDM Capt. Indra Priyatna. Kemudian kualitas taruna dan dosen juga bertambah. Diklat Kepelautan ini sudah mempunyai QSS yang dibentuk tahun 2012 serta telah melaksanakan audit internal pada tahun itu juga, sedangkan audit eksternal baru dilaksanakan pada bulan April 2013. Berikut adalah salah satu sudut Kampus AMI Veteran Makassar yang berbentuk kapal.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 34
Gambar 4.23. Salah Satu Sudut Kampus AMI Veteran Makassar (Sumber : Kampus AMI Veteran Makassar, 2013)
Saran yang disampaikan : a. Kualitas luaran AMI Veteran perlu ditunjang oleh dosen-dosen dari PIP Makassar; b. Sinergitas perlu diimplementasikan dalam bentuk seminar bahan ajar. F. BITUNG Kota Bitung sebagai salah satu kota yang ada di Provinsi Sulawesi Utara, terletak pada posisi geografis di antara 10°23’23‘’ – 10° 35’ 39” LU dan 12°501‘43 ‘’ – 12°5018’13’’BT. Batas wilayah sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Maluku, sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku dan Samudera Pasifik, sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara. Luas wilayah didominasi perairan, yaitu daratan hanya 313 km2, sedangkang lautan 439,8 km2. Total panjang garis pantai 143,2 km, terdiri dari 46,3 km di daratan utama dan 96,9 km keliling Pulau Lembeh serta pulau-pulau kecil lainnya (Situs Resmi Pemerintah Kota Bitung, 2013). Konsekwensi kondisi geografis demikian maka layak kalau kegiatan ekonominya dapat dilihat dari semaraknya kegiatan di pelabuhan, yang merupakan pelabuhan internasional. Foto 4.24. adalah gambar kegiatan Pelabuhan Bitung.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 35
Gambar 4.24. Kegiatan Pelabuhan Bitung
Keadaan topografi di utara bergelombang dan berbukit-bukit yang merupakan kawasan pertanian, perkebunan, hutan lindung, taman margasatwa dan cagar alam. Di selatan terdapat Pulau Lembeh yang keadaan tanahnya pada umumnya kasar ditutupi oleh tanaman kelapa, hortikultura dan palawija. Di samping itu memiliki pesisir pantai yang indah sebagai potensi yang dapat dikembangkan menjadi daerah wisata bahari. Umumnya wisatawan yang berlibur di kota Bitung adalah para diver dari seluruh dunia yang ingin menikmati dan melihat keindahan bawah laut sepanjang Pulau Lembeh. Berdasarkan Peraturan Walikota Bitung Nomor 5 Tahun 2007 tentang Peresmian Hasil Pemekaran, wilayah Kota Bitung mengalami pemekaran, secara administratif terbagi dalam 8 Wilayah Kecamatan serta 69 Wilayah Kelurahan. Jumlah penduduk Kota Bitung sampai pada 29 November 2012 berjumlah 214.932 jiwa, jika dibandingkan dengan luas wilayah 313 km2 maka kepadatan penduduk mencapai 686,7 jiwa per km2 (Situs Resmi Pemerintah Kota Bitung, 2013). Secara sosio-demografis Kota Bitung adalah heterogen, hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang meningkat sehingga menjadi daya tarik bagi investor dan para migran untuk turut berperan dalam pembangunan. Penggerak ekonomi Kota Bitung adalah sektor perdagangan, dengan unggulan pada komoditas perikanan dan perkebunan (kopra, minyak kelapa, pala dan cengkeh), serta didukung oleh sektor pariwisata. Komoditas – komoditas tersebut sebagian besar untuk diekspor. Karena perikanan merupakan komoditas unggulan, maka perwujudan ikan dijadikan monumen kota Bitung, hal ini dapat dilihat pada foto patung ikan di bawah.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 36
Gambar 4.25. Monumen Kota Bitung berupa Patung Ikan
Kota Bitung diarahkan pada semangat “Mapalus”, merupakan suatu terobosan strategis untuk melaksanakan pembangunan kota yang semakin kompleks sehubungan ciri Kota Bitung yang multi dimensi untuk mencapai “Kota Berkat”. Salah satu indikator pembangunan Kota Bitung dapat dilihat dari sektor pendidikan yang menunjukkan hasil semakin membaik, seperti tingginya tingkat partisipasi pendidikan dan penuntasan wajib belajar sembilan tahun, telah memberikan dampak positif pada masyarakat yang dicerminkan dengan indeks pembangunan manusia yang semakin meningkat. Salah satu jurusan atau program pada sektor pendidikan di kota ini adalah Pendidikan Kepelautan, baik yang diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. SMK Maritim Polaris, adalah satu-satunya SMK yang menyelanggarakan pendidikan (Diklat) Kepelautan di Kota Bitung. Sekolah ini diselenggarakan oleh Yayasan Tunas Baru, beralamat di Jl. PM. Tangkilisan No.18, Kadoodan, Bitung Tengah. 1. Data selengkapnya SMK Maritim Polaris SMK Maritim Polaris mempunyai 2 jurusan, yaitu Jurusan Nautika dan Jurusan Teknika, dengan jumlah murid sampai tahun 2013 ini Jurusan Nautika 133 orang dan Jurusan Teknika 130 orang. Sebagian besar (60 %) muridnya berasal dari luar Kota Bitung dan berasal dari keluarga golongan ekonomi menengah bawah. Akreditasi sekolah dengan peringkat B, kedua jurusan telah memperoleh approval dari Ditkapel Perla pada tahun 2009. Jumlah guru yang mempunyai kompetensi untuk Jurusan Nautika 6 orang, terdiri dari ANT-I = 1 orang, ANT-II = 2 orang dan ANT-III = 1 orang. Sedangakan Jurusan Teknika mempunyai 5 orang, terdiri dari ATT-I = 1 orang, ATT-II= 3 orang dan
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 37
ATT-III = 1 orang. Guru kompeten tersebut untuk Jurusan Nautika sudah menempuh TOT 609 sebanyak 3 orang dan TOT 312 sebanyak 1orang. Sedangkan untuk Teknika yang sudah TOT 313 sebanyak 2 orang dan belum ada yang menempuh TOT 312. Rasio guru dibanding murid untuk kedua jurusan adalah 1 : 30. Ujian profesi dilaksanakan sejak tahun 2009, sampai tahun 2013 sudah 3 angkatan, dengan pelaksanaan di BP2IP Barombong Sulawesi Selatan. Perlengkapan laboratorium praktek masih sangat terbatas untuk kedua jurusan, sehingga semua simulasi-simulasi yang diperlukan dilaksanakan di BP2IP Barombong melalui kerjasama. Gambar berikut adalah kegiatan proses belajar-mengajar pada Kelas II Jurusan Nautika.
Gambar 4.26.
Proses belajar-mengajar pada Kelas II Jurusan Nautika SMK Maritim Polaris
SMK Maritim Polaris sudah mempunyai mempunyai Quality Standard System (QSS), pada tahun 2011 telah melaksanakan audit internal dengan nilai masing-masing jurusan 76, dan tahun 2012 telah melaksanakan audit eksternal. Dokumen audit internal dan eksternal sudah dikelola baik. Kompetensi OS, ITF, ED, sudah diterapkan dengan derajad cukup, sedangkan kompetensi EQ belum diterapkan (kerjasama dengan BP2IP Barombong). Animo masuk ke sekolah ini cukup baik, namun masih perlu strategi untuk peningkatan sehingga rasio pendaftar dengan yang diterima dapat signifikan. Rasio itu dapat dilihat pada tabel berikut :
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 38
Tabel 4.10. Jumlah Pendaftar dan Diterima SMK Maritim Polaris 3 Tahun Terakhir
48 37 85
31 22 53
64 50 114
Diterima 50 39 89
Diterima
ANT IV ATT IV Jumlah
Diterima
Jenjang
2012 Pendaf tar
Nautika Teknika
Pendaf tar
Jurusan
Pendaf tar
3 Tahun Terakhir 2011
2010
74 70 144
67 54 121
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Harapan kepada otoritas terkait adalah : 1. Diperbolehkan menyelenggarakan Diklat yang lebih rendah, ANT –V / ATT-V dan Dasar; 2. Bantuan fasilitas dari Kementerian Perhubungan. 2. Akademi Maritim Indonesia Bitung Satu-satunya Diklat Kepelautan yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi di Bitung adalah Akademi Maritim Indonesia Bitung (AMI) Bitung. Jurusan Teknika dan Nautika yang dikelolanya sudah memiliki approval pada tahun 2008. Beberapa peralatan sebagai upaya pemenuhan persyaratan yang dimiliki adalah: Radar ARPA, GMDSS serta Lab Komputer yang cukup lengkap. Pengelolalaan akademi ini memprihatinkan, dokumentasi tidak jalan, jumlah dosen dan taruna tidak memenuhi persyaratan. Berikut gambar 4.27. Kampus AMI Bitung, dengan latar belakang yang “sepi” dari kegiatan akademi yang semestinya.
Gambar 4.27. Kampus AMI Bitung yang “Sepi”
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 39
Walaupun dari aspek aset sebetulnya masih sangat mungkin dipenuhi, namun karena pengelolaan tidak serius maka praktis tidak dapat diperoleh dokumen yang dapat diperlukan untuk studi ini. Jumlah taruna untuk kedua jurusan hanya sekitar 35 orang saja (tidak ada yang bisa menjawab pasti), karena tidak ada dokumentasi sehingga jauh dari kelayakan untuk kelangsungan hidup lembaga. Pada bulan Mei 2013 yang seharusnya dilaksanakan proses kegiatan belajar mengajar namun tidak ditemukan kegiatan utama ini, hanya dapat ditemukan 2 (dua) orang taruna, itupun hanya sekedar jaga di pos jaga saja. Gambar berikut sebagai bukti “sepinya” kegiatan AMI Bitung.
Gambar 4.28. Dua Taruna AMI Bitung di Pos Jaga
Keterbatasan dokumen yang dapat ditemukan, mengindikasikan bahwa AMI Bitung masih jauh dari kelayakan Diklat Kepelautan. G. SORONG Sorong sebagai salah satu kota di Provinsi Papua Barat, merupakan wilayah maritim sehingga di kota ini ada Diklat Kepelautan. Kota Sorong sangat strategis karena merupakan pintu keluar masuk Provinsi Papua dan Kota Persinggahan. Kota Sorong juga merupakan kota industri, perdagangan dan jasa. Kota Sorong dikelilingi oleh kabupaten lain yang mempunyai sumber daya alam yang sangat potensial sehingga membuka peluang bagi investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya. Kota ini juga dikenal dengan sebutan kota minyak, di mana Nederlands Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 40
(NNGPM) mulai melakukan aktivitas pengeboran minyak bumi di Sorong sejak tahun 1935. Berikut adalah peta letak Kota Sorong.
Gambar 4.29. Peta Letak Kota Sorong (Sumber : Wikipedia, 2013)
Sebagai wilayah maritim maka di kota ini ada Diklat Kepelautan baik diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masuyarakat. Sebagai sampel studi ini diambil BP2IP Sorong yang diselenggarakan oleh pemerintah (Dirjen Perhubungan Laut) dan SMK Pelayaran Putra Samudra Sorong yang diselenggarakan oleh masyarakat. Gambar 4.30. adalah salah satu sudut Pelabuhan Sorong.
Gambar 4.30. Pelabuhan Sorong
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 41
1. BP2IP Sorong Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong terletak di Tanjung Saoka No. 1 Sorong, letak yang sepi jauh dari keramaian. Sekilas tentang kronologi Diklat Kepelautan ini dapat dipaparkan sebagai berikut. Perdagangan dunia yang sebagian besar menggunakan moda transportasi laut tidak terlepas dari kebutuhan sumber daya manusia pengelola yang terampil dan handal. Untuk itu keberadaan sebuah Pendidikan dan Pelatihan Pelaut yang handal sangat diperlukan. Untuk itulah maka Kementerian Perhubungan Cq BPSDM Perhubungan mewujudkan hal tersebut dengan memperhatikan potensi yang dimiliki pada masing-masing wilayah di Indonesia dan Kota Sorong menjadi salah satu pilihan terbaik guna mewujudkan tujuan tersebut. Pada tanggal 07 Juli 2007, diadakan peletakan batu pertama pembangunan gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong - Papua Barat. BP2IP Sorong mengelola Sorong Jurusan Nautika (jenjang ANTIV/V) dan Teknika (ATT-IV/V). Gambar 4.31. adalah situasi kampus BP2IP Sorong yang sepi.
Gambar 4.31. Situasi Kampus BP2IP Sorong, sepi
Berikut data jumlah pendaftar dan yang diterima untuk 3 tahun terakhir.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 42
Tabel 4.11. Jumlah Pendaftar dan Diterima BP2IP Sorong 3 Tahun Terakhir 3 Tahun Terakhir 2012
65
60
59
30
-
-
ANT- V
-
-
85
79
114
77
ATT-IV
60
53
37
23
-
-
ATT-V
-
-
63
63
74
54
123
113
244
195
188
131
Teknika
Jumlah
Diterima
ANT- IV
Pendaftar
Nautika
Diterima
Jenjang Pendaftar
Jurusan
Diterima
2011 Pendaftar
2010
Sumber : Data PrimerDiolah, 2013
Kemudian data jumlah lulusan untuk 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12. Jumlah Lulusan BP2IP Sorong 3 Tahun Terakhir
Jurusan Nautika Teknika
Jenjang
Lulusan 3 Tahun Terakhir 2010
2011
2012
ANT-IV
56
29
-
ANT-V
-
78
77
ATT-IV
45
23
-
63
53
193
130
ATT-V Jumlah Sumber : Data PrimerDiolah, 2013
101
Fasilitas laboratorium sebetulnya sudah lengkap atau sesuai persyaratan STCW, namun saat ini banyak yang tidak dapat dioperasika karena rusak. Untuk perbaikan ini ditemukan banyak kendala. Diklat ini juga menyediakan asrama dan angkutan bus secara gratis bagi tarunanya yang melaksanakan proses belajar. Untuk pelaksanaan proses belajar-mengajar mengacu kurikulum pada STCW 1995 dan sekarang sedang transisi pada kurikulum
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 43
berdasarkan STCW 2010. Untuk memudahkan Keluhan yang disampaikan : Di kampus ini tidak ada angkutan umum karena jalan menuju ke sana sedang dibangun dan masih berupa tanah, juga tidak ada pemukiman pendudduk di sekitarnya karena letaknya di ujung dari Tanjung Soaka. Karena terpencilnya lokasi ini maka minat pemudapemuda untuk masuk Diklat Kepelautan ini masih rendah. Staf dan pengajarnya banyak rangkap jabatan karena keterbatasan jumlah personil. Kondisi lingkungan demikian berdampak pada banyaknya keluhan yang dapat menurunkan produktivitas kerja.
Gambar 4.32. Kegiatan Kesamaptaan Taruna BP2IP Sorong
2. SMK Pelayaran Putera Samudera Sorong Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelayaran Putera Samudera Sorong dikelola oleh Yayasan Pendidikan Putera Samudera, berada di Jl. Rawa Indah KM. 9,5 Sorong. Diklat Kepelautan ini menyelenggarakan Prodi Nautika (Jenjang ANT-IV) dan Prodi Teknika (Jenjang ATT- IV). Saat ini belum terakreditasi oleh Badan Akreditasi Sekolah dan juga belum rekomendasi dari BPSDM Perhubungan sehingga tentunya juga belum approval. Pada saat konsultan ke sekolah ini tidak ada kegiatan belajarmengajar sama sekali, bahkan tidak ditemukan staf atau guru satupun padahal pada bulan Mei seharusnya masih ada kegiatan belajar-mengajar. Lokasinya yang berada di daerah rawa dan jauh dari pemukiman penduduk maka sekolah ini kelihatan sepi. Orang yang lewat ditanya konsultan, katanya “sudah 2 minggu ini sekolah tidak masuk karena sekolah becek”
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 44
Gambar 4.33. Papan Nama SMK Pelayaran Putera Samudera Sorong
Gambar 4.34. Situasi Sekolah yang Sepi, hanya ada Gambar Konsultan
Dengan demikian data Diklat Kepelautan SMK Pelayaran Putera Samudera Sorong hanya berupa papan nama dan gambar gedung yang lengang tersebut. H. PENGGUNA LULUSAN DIKLAT KEPELAUTAN Bahwa lulusan Diklat Kepelautan dari semua jenjang akhirnya masuk pada dunia kerja, baik di instansi pemerintah di lingkungan Kemenhub mupun di perusahaan pelayaran. Sampel yang dipilih studi ini adalah Kesyahbandaran, Otoritas Pelabuhan, serta perusahaan pelayaran (INSA). Data yang diperoleh umumnya menunjukkan bahwa pelaut-pelaut yang dihasilkan Diklat Kepelautan mepunyai kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial yang baik bahkan di beberapa pelabuhan menunjukkan sangat baik.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 45
Sedikit yang disarankan adalah kompetensi sosial belum sebaik kompetansi kepribadian dan kompetensi profesional. Pelaut yang bekerja di kapal memegang hirarkhi senior-yunior yang kuat, sementara ketika diterapkan di “darat” tidak tepat. Hal ini memerlukan perhatian Diklat Kepelautan bahwa pelaut seharusnya dididik secara “utuh” tidak hanya mengejar kemampuan teknis saja namun juga perlu kemampuan bersosial.
Studi Pengembangan Kemitraan Lembaga Pendidikan Pemerintah & Swasta Dalam Meningkatkan Kualitas & Kuantitas Tenaga Pelaut
IV- 46