BAB IV Analisis Hasil Penelitian A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa’adah Pekalongan KJKS BMT Nurussa’adah merupakan lembaga keuangan syariah yang mempunyai fungsi dan peranan yaitu sebagai lembaga yang menjembatani antara masyarakat yang memiliki dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Dana yang telah dikumpulkan oleh KJKS BMT Nurussa’adah dari titipan dana pihak ketiga atau lainnya untuk dikelola dengan harapan dana tersebut mendatangkan keuntungan yang besar, baik untuk anggota maupun untuk pihak KJKS BMT Nurussa’adah. Salah satu produk simpanan yang ditawarkan oleh KJKS BMT Nurussa’adah adalah simpanan dengan prinsip / akad mudharabah muthlaqoh. Mudharabah muthlaqoh yaitu bentuk kerja sama antara anggota (shahibul maal) dan KJKS BMT Nurussa’adah (mudharib) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Produk simpanan mudharabah yang ada di KJKS BMT Nurussa’adah ada 2 (dua) yaitu Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah. Simpanan Nusa adalah simpanan yang diperuntukan untuk perorangan atau badan hukum, dimana simpanan dapat diambil kapanpun pada saat kas buka. Sedangkan Simpanan Berjangka Mudharabah adalah dana simpanan yang dikelola untuk diinvestasikan pada usaha produktif di sektor mikro. Jangka waktu yang disediakan KJKS BMT
Nurussa’adah untuk Simpanan Berjangka Mudharabah adalah 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun. 1 Gambar 4.1 Skema Simpanan Mudharabah2 KJKS BMT
Nasabah
Nurussa’adah
Pembiayaan
Pendapatan
Saldo Simpanan
Keterangan : a. Nasabah menempatkan dananya dalam bentuk simpanan mudharabah b. KJKS BMT Nurussa’adah menyalurkan seluruh dana nasabah penabung dalam bentuk pembiayaan c. KJKS BMT Nurussa’adah memperoleh pendapatan atas pembiayaan yang telah disalurkan
1
Wawancara secara langsung dengan Yusuf Arinal selaku Manager di KJKS BMT Nurussa’adah Pekalongan, tanggal 28 Agustus 2014 2 Sumber: data diolah penulis berdasarkan wawancara dengan Bustomy Ardie selaku Remidial, tanggal 25 Juli 2014
d. KJKS BMT Nurussa’adah akan menghitung bagi hasil atas dasar profit sharing e. Pada akhir bulan, nasabah penabung mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati f. Pada saat nasabah memerlukan dana, maka dana nasabah akan dikembalikan sesuai dengan jumlah penarikannya. Berdasarkan profil KJKS BMT Nurussa’adah yang telah dipaparkan penulis pada Bab III, bahwa KJKS BMT Nurussa’adah mempunyai 1 kantor pusat di Samborejo Tirto Pekalongan dan 2 kantor cabang yaitu di Karanganyar Tirto Pekalongan dan Sapugarut Pekalongan. Dalam penelitian ini, penulis memperoleh data penelitian di KJKS BMT Nurussa’adah Cabang Sapugarut Pekalongan. Alasan penulis adalah pertama KJKS BMT Nurussa’adah melakukan distribusi bagi hasil dengan cara decentralisasi. Decentralisasi3 adalah bagi hasil dihitung oleh masing-masing cabang kantor, sehingga LKS tersebut memberikan bagi hasil yang berbeda-beda antar masing-masing cabangnya. Kedua, program yang digunakan KJKS BMT Nurussa’adah Cabang Sapugarut Pekalongan lebih modern daripada kantor pusat di Samborejo Tirto dan kantor cabang Karanganyar Tirto. Pertumbuhan produk simpanan mudharabah di KJKS BMT Nurussa’adah Cabang Sapugarut Pekalongan untuk jumlah nasabah dalam 3 tahun terakhir, dapat dilihat pada grafik berikut :
3
Adiwarman Karim, Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Edisi Keempat, hlm 397
Gambar 5.1 Grafik Jumlah Nasabah Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah Desember 2011- Juni 20144 Simp Nusa
Simp Berjangka
963
912
795 700
30
32
64
75
Des-11
Des-12
Des-13
Jun-14
Grafik diatas menunjukan bahwa dari tahun ke tahun jumlah nasabah Smpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah KJKS BMT Nurussa’adah mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa KJKS BMT Nurussa’adah dipercaya oleh nasabah khususnya Simpanan Nusa sebagai tempat menyimpan uangnya. Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah yang berasal dari masyarakat tersebut pada prinsipnya merupakan dana yang harus dikelola KJKS BMT Nurussa’adah dengan harapan dana tersebut mendatangkan keuntungan yang besar, baik untuk nasabah maupun BMT. Bagi hasil yang diperoleh penyimpan dana minimal sama dengan atau lebih besar dari suku bunga yang berlaku di bank konvensional, dan mampu menarik bagi hasil dari debitur lebih
4
Sumber: File KJKS BMT Nurussa’adah Cabang Sapugarut Pekalongan
rendah dari pada bunga yang berlaku di bank konvensional, sehingga dimungkinkan banyak nasabah BMT yang tidak menutup rekening simpanannya. Jadi dapat dikatakan bahwa besarnya bagi hasil merupakan faktor penting bagi BMT dalam menarik masyarakat untuk memilih tempat penyimpanan uangnya. Pada produk Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah terdapat nisbah yang harus disepakati pada awal akad. Masing-masing simpanan tersebut memiliki jangka waktu yang berbeda, sehingga nisbah bagi hasilnya pun juga berbeda. Pada prinsipnya semakin panjang jangka waktu simpanan , semakin luas kesempatan yang dimiliki KJKS BMT Nurussa’adah untuk memanfaatkan dana tersebut.5 Hal inilah yang membedakan tingkat nisbah antara Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah. Simpanan Berjangka Mudharabah biasanya memiliki nisbah bagi hasil yang lebih besar dibanding Simpanan Nusa, karena Simpanan Berjangka Mudharabah merupakan sumber dana yang terkendali. Artinya BMT mengetahui secara pasti jangka waktu mengendapnya dana. Berdasarkan hasil wawancara, sistem bagi hasil simpanan mudharabah baik Simpanan Nusa maupun Simpanan Berjangka Mudharabah yang diterapkan oleh KJKS BMT Nurussa’adah Pekalongan menggunakan metode profit sharing.6 Metode ini mempunyai pengertian bahwa adanya pembagian keuntungan antara
5
Wawancara secara langsung dengan Yusuf Arinal selaku Manager di KJKS BMT Nurussa’adah Pekalongan, tanggal 28 Agustus 2014 6 Wawancara secara langsung dengan Bustomy Ardie selaku remidial, tanggal 25 Juli 2014
shahibul maal (nasabah) dengan mudharib (KJKS BMT Nurussa’adah) sesuai nisbah kesepakatan diawal dan begitu pula bila mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing. Pembagian hasil yang diberikan oleh KJKS BMT Nurussa’adah sebagai mudharib dilakukan dengan proses perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan bagi hasil, langkah-langkah awal dalam penentuan bagi hasil adalah 1. Penentuan nisbah bagi hasil untuk Simpanan Nusa sebesar 30:70. Sedangkan untuk Simpanan Berjangka Mudharabah, KJKS BMT Nurussa’adah lebih memberi kewenangan kepada nasabah dalam menentukan nisbah yang akan disepakati (adanya tawar-menawar antara KJKS BMT Nurussa’adah dengan nasabah). Biasanya nisbah bagi hasil yang disepakati 45:55 2. Menghitung saldo rata-rata nasabah. 3. Menghitung jumlah pendapatan / keuntungan yang akan dibagihasilkan. 7 Dengan mengetahui langkah-langkah diatas, maka diketahui rumus perhitungan bagi hasil yang digunakan KJKS BMT Nurussa’adah adalah Rumus perhitungan bagi hasil Simpanan Nusa : Bagi hasil =
saldo rata-rata simpanan nasabah ×keuntungan yang dibagihasilkan × nisbah saldo rata-rata simpanan
Rumus perhitungan Simpanan Berjangka Mudharabah : Bagi hasil =
saldo rata-rata simpanan nasabah ×pendapatan yang dibagihasilkan ×nisbah saldo rata-rata simpanan berjangka
Untuk lebih jelasnya, dibawah ini merupakan contoh perhitungan bagi hasil di KJKS BMT Nurussa’adah berdasarkan simpanan salah satu nasabah. 7
Wawancara secara langsung dengan Bustomy Ardie selaku remidial di KJKS BMT Nurussa’adah Pekalongan, tanggal 25 Juli 2014
Contoh I : Nasabah A memiliki rekening Simpanan Nusa di KJKS BMT Nurusa’adah Cabang Sapugarut Pekalongan. Selama bulan Juni 2014 terjadi transaksi sebagai berikut, dimana keuntungan yang dibagihasilkan untuk nasabah Rp. 205.336 dan total saldo rata-rata Simpanan Nusa Rp. 33.198.000. Nisbah bagi hasil 30:70. Nama No. Rek Alamat Tanggal
: : : No. Ref
Debet
Kredit
Saldo
01/06/2014 02/06/2014
001
450.000
785.957 1.235.957
04/06/2014
001
375.000
1.610.957
05/06/2014
001
675.000
2.285.957
06/06/2014
001
975.000
3.260.957
07/06/2014
001
150.000
3.410.957
09/06/2014
001
525.000
3.935.957
10/06/2014
001
1.650.000
5.585.957
11/06/2014
002
13/06/2014
001
75.000
110.957
14/06/2014
001
75.000
185.957
16/06/2014
001
75.000
260.957
17/06/2014
001
375.000
635.957
18/06/2014
001
75.000
710.957
21/06/2014
001
75.000
785.957
23/06/2014
001
300.000
1.085.957
26/06/2014
001
225.000
1.310.957
5.550.000
35.957
Dari transaksi diatas8, kemudian dihitung saldo rata-rata harian perbulan pada tanggal 30 Juni 2014, yaitu pada tanggal pembagian bagi hasil bank kepada nasabah, sebagai berikut : 01/06/14 – 01/06/14 = 1 hari x
785.957 =
785.957
02/06/14 – 03/06/14 = 2 hari x 1.235.957 = 2.471.914 04/06/14 – 04/06/14 = 1 hari x 1.610.957 = 1.610.957 05/06/14 – 05/06/14 = 1 hari x 2.285.957 = 2.285.957 06/06/14 – 06/06/14 = 1 hari x 3.260.957 = 3.260.957 07/06/14 – 08/06/14 = 2 hari x 3.410.957 = 6.821.914 09/06/14 – 09/06/14 = 1 hari x 3.935.957 = 3.935.957 10/06/14 – 10/06/14 = 1 hari x 5. 585.957 = 5.585.957 11/06/14 – 12/06/14 = 2 hari x
35.957 =
71.914
13/06/14 – 13/06/14 = 1 hari x
110.957 = 110.957
14/06/14 – 15/06/14 = 2 hari x
185.957 = 371.914
16/06/14 – 16/06/14 = 1 hari x
260.957 = 260.957
17/06/14 – 17/06/14 = 1 hari x
635.957 = 635.957
18/06/14 – 20/06/14 = 3 hari x
710.957 = 2.132.871
21/06/14 – 22/06/14 = 2 hari x
785.957 = 1.571.914
23/06/14 – 25/06/14 = 3 hari x 1.085.957 = 3.257.871 26/06/14 – 30/06/14 = 5 hari x 1.310.957 = 6.554.785 Jumlah
8
30 hari
41.734.710
Sumber: data diperoleh penulis dari Dhati Auliana Rosanti selaku teller, tanggal 1 September 2014
Sehingga, saldo rata-rata simpanan harian = 41.734.710 ÷ 30 = 1.391.157 Maka bagi hasil yang diperoleh nasabah A pada bulan Juni adalah Bagi Hasil =
Zakat
1.391.157 33.198.000
× 205.336 × 30% = 2.581
= 2.581 × 2,5% = 65
Bagi hasil setelah zakat = 2.581 − 65 = 2.516 Contoh II : Pak B memiliki rekening Simpanan Berjangka mudharabah dengan jangka waktu 3 bulan di KJKS BMT Nurussa’adah, saldo rata-rata simpanan Rp 5.000.000. Pendapatan yang dibagihasilkan Rp.210.606. Total saldo rata-rata Simpanan Berjangka Mudharabah jangka waktu 3 bulan bulan Juni adalah Rp. 22.700.000. Nisbah bagi hasil 45:55. Maka bagi hasil yang diperoleh Pak B pada bulan Juni adalah 5.000 .000
Bagi hasil = 22.700 .000 × 210.606 × 45% = 20.875 zakat =2,5% ×20.875 =522 bagi hasil setelah zakat =20.875 - 522 =20.353 Pada saat penarikan Simpanan Berjangka Mudharabah, maka jumlah uang yang
diterima
deposan
tersebut
Rp. 5.000.000 + Rp. 20.353 = Rp. 5.020.353
adalah
sebesar
Namun apabila deposan tersebut ingin menarik atau menutup rekening Simpanan Berjangka Mudharabah sebelum jatuh tempo, maka deposan tersebut akan dikenakan biaya administratif, perhitungannya adalah sebagai berikut : Saldo Juni 2014
= Rp. 5.020.353
Biaya administrasi (1%×Rp.5.020.353)
= Rp.
Jumlah uang yang diterima
50.203
Rp. 4.970.150
Berdasarkan perhitungan bagi hasil diatas, ada pemotongan zakat dari bagi hasil yang diperoleh. Ketentuan tersebut berlaku apabila saldo simpanan nasabah diatas Rp 1.000.000. Dan hal itu sudah ada kesepakatan antara nasabah dan KJKS BMT Nurussa’adah untuk nasabah mengeluarkan zakat. Pada perhitungan berikut ini, penulis melakukan simulasi, apabila KJKS BMT Nurussa’adah menggunakan metode dalam perhitungannya adalah revenue sharing. Contoh : Nasabah A memiliki rekening Simpanan Nusa di KJKS BMT Nurusa’adah Cabang Sapugarut Pekalongan. Selama bulan Juni 2014 terjadi transaksi. Diketahui saldo rata-rata nasabah sebesar Rp 1.391.157 dimana keuntungan yang dibagihasilkan untuk nasabah Rp. 727.030 dan total saldo rata-rata Simpanan Nusa Rp. 33.198.000. Nisbah bagi hasil 30:70.
Maka bagi hasil yang diperoleh adalah 1.391.157
bagi hasil = 33.198.000 ×727.030 ×30% = 9.140 zakat =2,5% ×9.140 = 228 bagi hasil setelah zakat =9.140 - 228 = 8.912 Berdasarkan perhitungan bagi hasil simpanan diatas, ada perbedaan bagi hasil yang diperoleh nasabah Simpanan Nusa. Bagi hasil yang diperoleh dengan metode profit sharing lebih kecil dibanding dengan metode revenue sharing.
B. Analisis Metode Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa’adah Pekalongan (Perspektif Fatwa DSN No. 15/DSNMUI/IX/2000) Metode perhitungan bagi hasil simpanan mudharabah yang digunakan KJKS BMT Nurussa’adah Pekalongan adalah profit sharing yaitu sesuai dengan Fatwa DSN No.15/DSN-MUI/IX/2000 pada Ketentuan Umum butir ke - 1. Profit sharing merupakan bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal dan biaya-biaya. Dimana nasabah memperoleh bagi hasil dari keuntungan bersih yang diperoleh KJKS BMT Nurussa’adah atas dikelolanya dana dari simpanan mudharabah. KJKS BMT Nurussa’adah menggunakan metode profit sharing, dengan alasan sebagai berikut :
1. Konsep metode yang masih dipahami pihak KJKS BMT Nurussa’adah adalah profit sharing 2. Profit sharing lebih menyimpan unsur keadilan, karena pada prakteknya memberikan tanggungjawab yang sama antara shahibul maal (nasabah) dengan mudharib (KJKS BMT Nurussa’adah) dalam keuntungan dan begitu sebaliknya apabila ada kerugian. 3. KJKS BMT Nurussa’adah memberikan porsi keuntungan yang sebenarnya didapat oleh nasabah. 9 Mengacu pada Ketentuan Umum Fatwa DSN No.15/DSN-MUI/IX/2000 butir ke – 2 dijelaskan bahwa dilihat dari kemaslahatan (al-ashlah), saat ini, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip bagi hasil (Net Revenue Sharing). Artinya revenue sharing lebih mempunyai nilai maslahat daripada profit sharing. Dari penjelasan sebelumnya, penulis melakukan simulasi metode perhitungan profit sharing dan revenue sharing. KJKS BMT Nurussa’adah dengan menggunakan metode profit sharing, bagi hasil yang diberikan kepada nasabah Simpanan Nusa sebesar Rp. 2.516. Sedangkan apabila KJKS BMT Nurussa’adah lebih menggunakan metode revenue sharing, bagi hasil yang diperoleh nasabah Simpanan Nusa sebesar Rp. 8.912. Dari bagi hasil tersebut, dapat dilihat bahwa bagi hasil yang diperoleh dengan metode profit sharing lebih kecil dibanding dengan metode revenue sharing.
9
Wawancara secara langsung dengan Yusuf Arinal selaku Manager di KJKS BMT Nurussa’adah Pekalongan, tanggal 28 Agustus 2014
Secara umum, lembaga keuangan syariah saat ini, sudah banyak yang menggunakan metode revenue sharing dalam distribusi bagi hasil simpanan. Berdasarkan asumsi bahwa masyarakat belum terbiasa menerima kondisi berbagi hasil dan berbagi resiko. Maka, hal inilah yang harus dipertimbangkan kembali oleh KJKS BMT Nurussa’adah dalam menerapkan metode bagi hasil. KJKS BMT Nurussa’adah menerapkan metode profit sharing, dimana bagi hasil diperoleh dari seluruh pendapatan, baik hasil investasi dana maupun pendapatan fee atas jasa-jasa yang diberikan oleh BMT setelah dikurangi biayabiaya operasional BMT. Hal ini akan mempengaruhi bagi hasil yang diperoleh shahibul maal (nasabah). Shahibul maal akan memperoleh bagi hasil yang lebih kecil dan akan berdampak pada jumlah nasabah simpanan, karena berkurangnya keinginan nasabah untuk menyimpan uangnya atau bahkan beralih menyimpan uangnya pada lembaga keuangan syariah lain.