BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN A. Analisis PenerapanTata Tertib Pesantren Setelah penulis memperoleh data selama mengadakan penelitian, maka dalam bab ini akan penulis analisis dengan menggunakan analisis data kuantitatif atau aspek analisis statistik, dengan tujuan mencari penerapan tata tertib Pesantren. Data diperoleh dari hasil angket dengan rentang skor 0-60 dengan jumlah sampel 37 santri. Adapun hasil angket dari yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut: 59
58
57
56
56
56
55
55
55
55
54
54
54
54
54
54
54
54
53
53
53
53
53
52
52
52
51
51
51
50
50
49
49
48
47
46
45
Dari data tersebut diketahui ∑x = 1952 dan Mx 52,757. Setelah dihitung jumlah skor angket masing-masing sampel, data tersebut ditentukan kategorinya dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan rumus: K=1+3,3 log n Menjadi : K = 1+3,3. 1,6 K = 1+4,9 K =5,9 dibulatkan menjadi 6
74
75
2. Menentukan rentang data (R) Untuk menentukan rentang data (R) dengan menggunakan rumus: R=Xmax-Xmin Xmax = 59
Xmin = 45
R= 59-45 = 14 3. Menghitung panjang kelas interval (i) Panjang kelas interval (i) dihitung dengan menggunakan rumus: i=
R K
14
i= 5,9 = 2,37 dibulatkan menjadi 3 4. Menentukan batas-batas kelas Nilai terendah Xmin = 45 dengan panjang kelas interval 3, bilangan dasarnya adalah 45, 48, 51, 54, 57 dan 60. 5. Menentukan kelas-kelas interval Bilangan dasar tersebut menjadi batas-batas bawah kelas interval. Dengan menggunakan rumus:
Ba = Bb + i – 1
Keterangan: Ba
: Batas atas kelas interval
Bb
: Batas bawah kelas interval
i
: Panjang kelas interval
sehingga diperoleh 47, 50, 53, 56, 69, dan 62. Dengan demikian kelaskelas intervalnya adalah 45-47, 48-50, 51-53, 54-56, 57-59, 60-62. Kelaskelas interval ini selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel 8:
76
Tabel 8 Penerapan Tata Tertib Pesantren No
Interval Nilai
Frekuensi
Kategori
1
60-62
0
Amat Sangat Baik
2
57-59
3
Sangat Baik
3
54-56
15
Baik
4
51-53
11
Cukup
5
48-50
5
Kurang
6
45-47
3
Sangat Kurang
Jumlah
37
Dengan melihat tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan tata tertib Pesantren memiliki rata-rata 52,757 termasuk dalam kategori cukup. Jika di dalam tata tertib ada sanksi yang diberikan dengan tegas dan jelas, maka akan menjadikan santri jera dan tidak akan mengulangi perbuatan untuk melanggar tata tertib lagi. B. Analisis Akhlak Santri Data akhlak santri juga diperoleh dari hasil angket dengan rentang skor 0-60 dengan jumlah sampel 37 santri. Adapun hasil angket dari yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut: 49
48
48
48
48
47
47
46
46
46
45
45
45
44
43
42
41
41
41
41
77
41
41
40
40
39
38
38
37
37
36
35
32
31
30
38
37
37
Dari data tersebut diketahui ∑y = 1528 dan Mx 41,297. Setelah dihitung jumlah skor angket masing-masing sampel, data tersebut ditentukan kategorinya dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan banyaknya kelas interval yaitu dengan menggunakan rumus: K=1+3,3 log n Menjadi : K = 1+3,3. 1,6 K = 1+4,9 K =5,9 dibulatkan menjadi 6 2. Menentukan rentang data (R) Untuk menentukan rentang data (R) maka dengan menggunakan rumus: R=Xmax-Xmin Xmax = 49
Xmin = 30
R= 49-30 = 19 3. Menghitung panjang kelas interval (i) Panjang kelas interval (i) dihitung dengan menggunakan rumus: i=
i=
19 5,9
R K
= 3,22 dibulatkan menjadi 3
78
4. Menentukan batas-batas kelas Nilai terendah Xmin = 30 dengan panjang kelas interval 3, bilangan dasarnya adalah 30, 33, 36, 39, 42, 45 dan 48 5. Menentukan kelas-kelas interval Bilangan dasar tersebut menjadi batas-batas bawah kelas interval. Dengan menggunakan rumus:
Ba = Bb + i – 1
Keterangan: Ba
: Batas atas kelas interval
Bb
: Batas bawah kelas interval
i
: Panjang kelas interval
sehingga diperoleh 32, 35, 38, 41, 44, 47 dan 50. Dengan demikian kelaskelas intervalnya adalah 30-32, 33-35, 36-38, 39-41, 42-44, 45-47 dan 4850. Kelas-kelas interval ini selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel 9: Tabel 9 Akhlak Santri Pondok Pesantren Bahrul „Ulum No
Interval Nilai
Frekuensi
Kategori
1
48-50
5
Amat Sangat Baik
2
45-47
8
Sangat Baik
3
42-44
3
Baik
4
39-41
9
Cukup
5
36-38
8
Kuran
6
33-35
1
Sangat Kurang
7
30-32
3
Amat Sangat Kurang
79
Dengan melihat tabel tersebut, dapat dikatakan bahwa akhlak santri memiliki rata-rata 41, 297 maka termasuk dalam cukup. Apabila dilihat dari besarnya nilai rata-rata angket, hasilnya belum maksimal. Kurang maksimalnya nilai rata-rata angket ini dikarenakan: a) kelemahan angket itu sendiri responden terkadang tidak menjawab sesuai dengan apa yang diharapkan. b) faktor psikologis santri karena usia yang masih labil. C. Efektivitas Tata Tertib Pesantren dalam Membentuk Akhlak Santri Untuk mengetahui efektivitas tata tertib Pesantren dalam membentuk akhlak santri, peneliti melakukan analisis statistik atau analisis kuantitatif dengan menggunakan rumus regresi. Analisis data ini digunakan untuk menguji hipotesis bahwa “efektivitas tata tertib Pesantren mempunyai pengaruh dalam membentuk akhlak santri”. Peneliti ingin mengetahui hubungan antara efektivitas tata tertib Pesantren dalam membentuk akhlak santri. Tabel 10 Koefisiensi Korelasi antara Efektivitas Tata Tertib Pesantren dalam Membentuk Akhlak Santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum No
Tata
Responden Tertib
Akhlak
Koefisiensi Regresi
Santri
X
Y
X2
Y2
1
54
38
2916
1444
2052
2
57
48
3249
2304
2736
XY
80
3
52
49
2704
2401
2548
4
58
45
3364
2025
2610
5
54
39
2916
1521
2106
6
54
41
2916
1681
2214
7
53
48
2809
2304
2544
8
54
41
2916
1681
2214
9
53
37
2809
1369
1961
10
53
37
2809
1369
1961
11
56
47
3136
2209
2632
12
47
35
2209
1225
1645
13
59
40
3481
1600
2360
14
54
46
2916
2116
2484
15
56
46
3136
2116
2576
16
55
42
3025
1764
2310
17
55
41
3025
1681
2255
18
54
41
2916
1681
2214
19
56
46
3136
2116
2576
20
55
48
3025
2304
2640
21
50
41
2500
1681
2050
22
51
31
2601
961
1581
23
52
47
2704
2209
2444
24
54
45
2916
2025
2430
81
25
51
45
2601
2025
2295
26
45
44
2025
1936
1980
27
51
43
2601
1849
2193
28
52
48
2704
2304
2496
29
46
32
2116
1024
1472
30
48
37
2304
1369
1776
31
53
40
2809
1600
2120
32
49
38
2401
1444
1862
33
54
37
2916
1369
1998
34
50
30
2500
900
1500
35
55
41
3025
1681
2255
36
49
38
2401
1444
1862
37
53
36
2809
1296
1908
Jumlah
∑X =
∑Y= 1528
∑𝑋 2 =103346 ∑𝑌 2 =64028 ∑XY=
1952
80860
Dari tabel diatas maka peneliti memperoleh data sebagai berikut: N
= 37
∑XY =80860
∑X
= 1952
∑X2
=103346
∑Y
=1528
∑Y2
= 64028
1. Persamaan regresi linier Dari hasil data diatas maka regresi liniernya adalah Y=a+bX. Untuk menentukan nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut:
82
B
=
n ∑XY - (∑X) (∑Y) n (∑X2 )(∑X)2
=
37 (80860)-(1952) (1528) 37 103346 - (1952)2
A
=
2991820-2982656 3823802- 3810304
=
9164 13498
=
0,679
=
Ῡ - bX
=
∑Y n
–b
∑X n
=
1528 1952 -0,679 37 37
=
41,2973-0,679 (52,75676)
=
5,480 Untuk mendapatkan nilai a dan b dapat pula menggunakan SPSS.
Output data nilai a dan b dengan menggunakan dengan SPSS dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari perhitungan diatas didapat nilai a = cosntanta = 5,480 dan
Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresinya adalah Y = 5,480+0,679X. Persamaan regresi yang diperoleh dalam suatu proses
83
perhitungan tidak selalu tepat. Untuk itu perlu dilakukan analisis persamaan regresi untuk mengetahui apakah variabel X berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y. 2. Pengujian terhadap koefisiensi regresi a. Menghitung kesalahan Standar Estimasi (Se ) Kesalahan
standar
estimasi
(Se ) menunjukan
ketepatan
persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel dependen yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, semakin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel dependen yang sesungguhnya. Sebaliknya semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, semakin rendah ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel dependen yang sesungguhnya. Kesalahan standar estimasi didapat dengan rumus: Se =
=
∑Y2 - a∑Y-b∑XY N-2
64028- 5,480 1528- 0,679 80860 37-2
=4,652430703 b. Merumuskan hipotesis Rumusan hipotesisnya adalah: Ho : β = 0 efektivitas tata tertib Pesantren berpengaruh terhadap akhlak santri. Ho : β ≠ 0 efektivitas tata tertib Pesantren tidak berpengaruh terhadap akhlak santri.
84
c. Menentukan nilai ttest (T hitung) ttest
=
b-β Sb
Dimana Sb
=
Se X2 -
=
(∑X)2 N
4,652430703 103346 -
=
1952 2 37
4,652430703 364, 8108
=
4,652430703 19,10002
= 0,243582489 ttest
= b-β Sb =
0,679-0 0,243582489
= 2,787556703 (2,787) d. Menentukan nilai ttabel Db= N-2 = 37-2=35 Pada tingkat signifikansi 1% nilai ttabel = t 35
0,01 2
= t (35;0,005) =
2,704 Pada tingkat signifikansi 5% nilai ttabel = t 35 2,021
0,05 2
= t (35;0,025) =
85
e. Membandingkan ttest dengan ttabel Dari hasil perhitungan telah didapat ttest = 2,787 Pada tingkat signifikan 1% Nilai ttabel = t 35
0,01 2
= t (35;0,005) = 2,704, maka
ttest = 2,787 > ttabel = 2,704, sehingga H0 ditolak, Ha diterima. Maka disimpulkan variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Pada tingkat signifikan 5% Nilai ttabel = t 35
0,05 2
= t (35;0,025) = 2,021, maka
ttest = 2,787 > ttabel = 2,021, sehingga H0 ditolak, Ha diterima. Maka disimpulkan variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. f. Menghitung koefisiensi korelasi Setiap regresi pasti ada korelasinya, indeks korelasi (r) ditentukan dengan rumus: rxy =
N ∑XY- ∑X (∑Y) (𝑁 𝑋 2 −( 𝑋 )2 (𝑁 𝑌 2 −( 𝑌)2
37 80860 - 1952 1528
=
37 103346 – 1952
= =
2
(37 640282 – 1528
2991820-2982656 (3823802 ) − 3810304 2 −( 2369036 −2334784 )2 9164 (13498) (34252)
2
86
=
9164 462333496
9164 = 21501, 942
= 0,4261941 dibulatkan menjadi 0,426 Output
data
korelasi
dan
koefisiensi
determinasi
dengan
menggunakan SPSS, dapat dilihat tabel berikut ini: b
Model Summary
Model 1
R .426
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.182
.158
4.65243
a. Predictors: (Constant), tatib b. Dependent Variable: akhlak
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisiensi determinasi ( R2 )=0, 42619412 = 0,181664, yang berarti efektivitas tata tertib pesantren berpengaruh terhadap akhlak santri Pondok Pesantren Bahrul „Ulum Pemalang sebesar 18,16% sedang sisanya 81,84% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor lain itu antara lain: 1) Pembinaan dari pengasuh. 2) Teladan dari pengasuh dan pengurus. 3) Kesadaran santri dalam menaati tata tertib. 4) Keoptimalan pengurus dalam melaksanakan tugas. 5) Pengawasan dari pengasuh dan pengurus.