BAB III TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP NYAWA DAN ABORSI A. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ABORSI Dalam memahami tinjauan aborsi dari syari'at Islam maka untuk memperoleh kejelasan terlebih dahulu dengan menyinggung pandangan Islam terhadap manusia dan proses kejadian manusia dalam al-Qur'an dan hadist-hadist Nabi. 1. Beberapa pandangan manusia dalam al-Qur'an diantaranya: Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang terbaik bentuknya, paling mulia dibanding dengan makhluk lainya, sebagaimana dalam surat al Isra' ayat 70:
ÏM≈t7ÍhŠ©Ü9$# š∅ÏiΒ Νßγ≈oΨø%y—u‘uρ Ìóst7ø9$#uρ Îhy9ø9$# ’Îû öΝßγ≈oΨù=uΗxquρ tΠyŠ#u ûÍ_t/ $oΨøΒ§x. ô‰s)s9uρ ∩∠⊃∪ WξŠÅÒøs? $oΨø)n=yz ô£ϑÏiΒ 9ÏVŸ2 4’n?tã óΟßγ≈uΖù=āÒsùuρ Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan. Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.1 Dalam rangka memuliakan umat manusia Allah memberikan kesempatan dan peluang hidup dalam berbagai sektor untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan kesejahteraan untuk manusia itu sendiri. Sehingga dengan kasih sayangNya
1
Dapartemen Agama RI, Al-Qur'an dan terjemah, h.289
35
36
telah menganugrahkan rizki yang baik-baik serta serta memberi kelebihan yang banyak hal ini dalam rangka menjunjung tinggi harkat martabat manusia.
Selain itu manusia juga dibekali dengan kemampuan untuk mengembangkan kehidupanya dengan perantara ilmu pengetahuan, surat al-'Alaq ayat 1-5:
∩⊂∪ ãΠtø.F{$# y7š/u‘uρ ù&tø%$# ∩⊄∪ @,n=tã ôÏΒ z≈|¡ΣM}$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$# ∩∈∪ ÷Λs>÷ètƒ óΟs9 $tΒ z≈|¡ΣM}$# zΟ‾=tæ ∩⊆∪ ÉΟn=s)ø9$$Î/ zΟ‾=tæ “Ï%©!$# Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.2 Untuk itu segala yang ada di langit dan yang ada di bumi ditundukan kepada manusia untuk mengolah dan menggali kekayaan guna kepentingan bagi umat manusia itu sendiri surat al-Jaatsiyah ayat 13:
;M≈tƒUψ šÏ9≡sŒ ’Îû ¨βÎ) 4 çµ÷ΖÏiΒ $Yè‹ÏΗsd ÇÚö‘F{$# ’Îû $tΒuρ ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# ’Îû $¨Β /ä3s9 t¤‚y™uρ ∩⊇⊂∪ šχρã©3xtGtƒ 5Θöθs)Ïj9 Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.3 Kepada manusia diberi kemampuan dan kekuasaan untuk menggunakan laut sebagai sarana transportasi, sungai sebagai sarana kemakmuran hidup, bulan dan
2 3
Ibid. h.597 Ibid. h.499
37
matahari, siang dan malam ditundukan kepada manusia untuk dijalankan sebagai sarana memenuhi, mengembangkan kehidupan dan segala keperluan manusia dibentangkan jalanya. Namun manusia terkadang dzalim dan mengingkari (nikmat Allah) sebagaimana surat Ibrahim ayat 32-34:
zÏΒ ÏµÎ/ ylt÷zr'sù [!$tΒ Ï!$yϑ¡¡9$# š∅ÏΒ tΑt“Ρr&uρ uÚö‘F{$#uρ ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# t,n=y{ “Ï%©!$# ª!$# ãΝä3s9 t¤‚y™uρ ( ÍνÌøΒr'Î/ Ìóst7ø9$# ’Îû y“ÌôftGÏ9 šù=àø9$# ãΝä3s9 t¤‚y™uρ ( öΝä3©9 $]%ø—Í‘ ÏN≡tyϑ¨V9$# ∩⊂⊂∪ u‘$pκ¨]9$#uρ Ÿ≅ø‹©9$# ãΝä3s9 t¤‚y™uρ ( È÷t7Í←!#yŠ tyϑs)ø9$#uρ }§ôϑ¤±9$# ãΝä3s9 t¤‚y™uρ ∩⊂⊄∪ t≈yγ÷ΡF{$# āχÎ) 3 !$yδθÝÁøtéB Ÿω «!$# |Myϑ÷èÏΡ (#ρ‘‰ãès? βÎ)uρ 4 çνθßϑçGø9r'y™ $tΒ Èe≅à2 ÏiΒ Νä39s?#uuρ ∩⊂⊆∪ Ö‘$¤Ÿ2 ×Πθè=sàs9 z≈|¡ΣM}$# Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buahbuahan menjadi rezki untukmu; dan Dia Telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia Telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia Telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan Telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan dia Telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).4 Dengan kemampuan dan kelengkapan alat-alat untuk hidup berbudaya itu manusia mengemban amanat sebagai penguasa bumi untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dikehendakiNya.
4
Dapartemen Agama RI, Al-Qur'an dan terjemah, h. 256
38
Selain sifat positif muncul juga sifat negatif, bodoh dzalim, dan kikir dan bahkan menjadi serendah-rendahnya makhluk. Dijelaskan dalam surat al-Ahzab ayat 72 yaitu:
$pκs]ù=Ïϑøts† βr& š÷t/r'sù ÉΑ$t6Éfø9$#uρ ÇÚö‘F{$#uρ ÏN≡uθ≈uΚ¡¡9$# ’n?tã sπtΡ$tΒF{$# $oΨôÊttã $‾ΡÎ) ∩∠⊄∪ Zωθßγy_ $YΒθè=sß tβ%x. …çµ‾ΡÎ) ( ß≈|¡ΡM}$# $yγn=uΗxquρ $pκ÷]ÏΒ zø)xô©r&uρ Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.5 Dalam surat at-Atin ayat 5 juga dijelaskan:
∩∈∪ t,Î#Ï≈y™ Ÿ≅xó™r& çµ≈tΡ÷ŠyŠu‘ ¢ΟèO Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),6
2. Proses Kejadian Manusia Dalam al-Qur'an terdapat beberapa ayat yang menerangkan tentang proses kejadian manusia antara lain: Surat al-mu'min ayt 12-14:
∩⊇⊂∪ &Å3¨Β 9‘#ts% ’Îû ZπxôÜçΡ çµ≈oΨù=yèy_ §ΝèO ∩⊇⊄∪ &ÏÛ ÏiΒ 7's#≈n=ß™ ÏΒ z≈|¡ΣM}$# $oΨø)n=yz ô‰s)s9uρ $tΡöθ|¡s3sù $Vϑ≈sàÏã sπtóôÒßϑø9$# $uΖø)n=y‚sù ZπtóôÒãΒ sπs)n=yèø9$# $uΖø)n=y‚sù Zπs)n=tæ sπxôÜ‘Ζ9$# $uΖø)n=yz ¢ΟèO ∩⊇⊆∪ tÉ)Î=≈sƒø:$# ß|¡ômr& ª!$# x8u‘$t7tFsù 4 tyz#u $¸)ù=yz çµ≈tΡù't±Σr& ¢ΟèO $Vϑøtm: zΟ≈sàÏèø9$# 5 6
Dapartemen Agama RI, Al-Qur'an dan terjemah, h. 427 Ibid. 597
39
Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.7 Surat Nuh ayat 14:
∩⊇⊆∪ #‘#uθôÛr& ö/ä3s)n=s{ ô‰s%uρ Padahal dia Sesungguhnya Telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.8 Secara kronologi urutan kejadian manusia menurut al-Qur'an adalah: a. Allah menjadikan manusia dari tanah (zat tertentu dari tanah) b. Kemudian dari nuthfah (bibit ovum yang telah bercampur dengan sperma) dalam kedokteran disebut konsepsi 9 c. Kemudian dari alaqah yaitu sesuatu yang melekat yang menggantung pada suatu tempat di dalam rahim d. Kemudian dari mudghah embrio yang membentuk diri yang berangsurangsur menjadi keras menjadi tulang, dan tumbuh pula daging yang membungkusnya, kemudian menjadi bentuk yang lebih sempurna sebagai calon bayi yakni manusia. 10 Beberapa lama tiap-tiap proses tidak disebutkan dalam al-Qur'an namun dalam hadist dijelaskan. 7
Ibid. 342 Ibid. 571 9 Kiptiyah, Embriologi dalam al-Qur'an, h.25 10 Muhammad Ali Albar, penciptaan Manusia, h.93 8
40
Dalam bab permulaan ciptaan al-bukhari meriwayatkan yang berasal dari sahabat Abdullah (ibnu mas'ud dengan beberapa sumber)
ﻕ ﻭﺼﺪ ﻤ ﻕ ﺍﹾﻟ ﺎ ِﺩﻮ ﺍﻟﺼ ﻫ ﻭ ﻢ ﺳﱠﻠ ﻭ ﻴ ِﻪﻋﹶﻠ ﻪ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﻟﱠﻠ ﻮ ﹸﻝ ﺍﻟﱠﻠ ِﻪﺭﺳ ﺎﺪﹶﺛﻨ ﺣ ﺪ ﺍﻟﱠﻠ ِﻪ ﺒﻋ ﻗﺎﻝ ﻢ ﻚ ﺛﹸـ ﻋﹶﻠ ﹶﻘ ﹰﺔ ِﻣﹾﺜ ﹶﻞ ﹶﺫﻟِـ ﻳﻜﹸﻮ ﹸﻥ ﻢ ﺎ ﹸﺛﻮﻣ ﻳ ﲔ ﺑ ِﻌﺭ ﻣ ِﻪ ﹶﺃ ﺑ ﹾﻄ ِﻦ ﹸﺃ ﻊ ﻓِﻲ ﻤ ﺠ ﻳ ﻢ ﺪ ﹸﻛ ﺣ ِﺇ ﱠﻥ ﹶﺃ ﻪ ﻤﻠﹸـ ﻋ ﺐ ﺘﻴ ﹾﻜﺕ ﹶﻓ ٍ ﺎﺑ ِﻊ ﹶﻛِﻠﻤﺭ ﻣﹶﻠﻜﹰﺎ ِﺑﹶﺄ ﻴ ِﻪﻪ ِﺇﹶﻟ ﺚ ﺍﻟﱠﻠ ﻌ ﹸ ﺒﻳ ﻢ ﻚ ﹸﺛ ﻐ ﹰﺔ ِﻣﹾﺜ ﹶﻞ ﹶﺫِﻟ ﻀ ﻣ ﻳﻜﹸﻮ ﹸﻥ (ﺡ)ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ ﻭﺦ ﻓِﻴ ِﻪ ﺍﻟﺮ ﻨ ﹶﻔﻳ ﻢ ﺪ ﹸﺛ ﺳﻌِﻴ ﻭ ﻲ ﹶﺃ ﺷ ِﻘ ﻭ ﻪ ﺯﹸﻗ ﻭ ِﺭ ﻪ ﺟﹸﻠ ﹶﺃﻭ Artinya: berkata Abdullah, menceritakan kepada kami rasulullah saw. Dan beliau adalah orang benar dan membenarkan, sesungguhnya salah satu dari kalian dikumpulkan dari unsure-unsur kejadian (hasil konsepsi) dalam perut ibu selama 40 hari, kemudian berubah menjadi alaqah yang memakanwaktu 40 hari juga, kemudian membentuk mudghah selama 40 hari juga selama itula Allah mengutus malaikat untuk menulis 4 hal yaitu amalnya, ajalnya, rizkinya, dan nasibnya, celaka atau bahagianya, kemudian kepadanya ditiupkanya ruh" (HR bukhari)11 Demikian uraian mengenai tahapan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, berdasarkan hadist yang dipandang shoheh diatas maka bila peniupan ruh dipandang sebagai awal mula kehidupan seorang manusia, dapatlah dikatakan awal mulai kehidupan manusia adalah setelah beberapa tahap.
3. Aborsi Menurut Pendapat Fuqoha' Tentang aborsi yang dapat terkena ketentuan hukum hanyalah yang dilakukan dengan cara sengaja (abortus provocatus) bukan terjadi dengan sendirinya (abortus spontan)
11
Bukhari,Abdullah Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah, Shoheh Bukhari, Juz IV, h.78
41
Berkenaan dengan masalah ini kebanyakan ahli hukum Islam (fuqoha') menyandarkan pada hadist riwayat bukhari dan muslim yang bisa dipahami bahwa sebelum masa proses berkembang selama 120 hari kandungan sebelum hidup. Hingga para foqoha' membedakan pengguguran sebelum sebelum dan sesudah ditiupkanya ruh. Hukum menggugurkan kandungan setelah peniupan ruh mayoritas ulama mengharamkanya, namun pengguguran kandungan sebelum ditiupkanya ruh masih dalam perselisihan diantaranya: a. Madzhab Hanafi Para fuqoha dari madzhab hanafi membolehkan pengguguran janin sebelum peniupan ruh jika mendapat izin dari pemiliknya yaitu kedua orang tuanya.12 Mereka berargumen bahwa sebelum peniupan ruh belum terjadi penciptaan apapun pada janin baik sebagian atau keseluruhan. Dan munculnya gambaran yang sempurna pada janin menunjukan bahwa janin tersebut telah ditiupkanya ruh pada janin. Ibnu Abidin salah satu madzhab ini berkata diperbolehkan aborsi selama janin masih dalam bentuk segumpal daging atau segumpal darah dan belum tebentuk anggota badan. Mereka menetapkan bahwa waktu terbentuknya janin berusia 120 hari mereka membolehkan menggugurkan sebelum waktu itu karena janin itu masih belum menjadi manusia.13
12 13
Maria Ulfah Ansor, Fikih Aborsi,h.93 M.Nuaim Yasin, Fikih Kedokteran ,h. 202
42
b. Madzah Maliki Para ulama Maliki berselisih pendapat tentang hukum pengguguran janin sebelum peniupan ruh 1) Jumhur ulama mereka mengharamkan pengguguran kandungan setelah air mani di dalam rahim., karena seorang anak mempunyai tiga keadaan.14 Syaikh Alaisy berkata 'jika rahim sudah menagkap air mani maka tidakboleh bagi suami istri ataupun salah satu dari mereka untuk menggugurkan janinya" Pertama, keadaan sebelum adanya percampuran antara sperma dengan ovum yang digugurkan dengan melepasnya diluar rahim ketika sperma keluar dan ini hukumnya boleh Kedua, keadaan setelah rahim menangkap sperma, maka pada saat ini tidak boleh seorangpun untuk mengugurkanya. Seperti yang dilakukan oleh pedagang murahan yang menjual ramuramuan tertentu yang jika diminum zigot akan keluar dari rahim sehingga gugurlah kandunganya Ketiga, keadaan setelah janin mencapai kesempurnaan bentuk sebelum peniupan
14
ruh,
maka
Adil bin Yusuf Al-azazi, Hamil Siapa Taukut, h.143
ini
tidak
diperbolehkan
untuk
43
digugurkan. Adapun setelah peniupan ruh maka tidak diperselisihkan lagi ini termasuk pembunuhan.15 2) Sebagian ulama Malikiyah memakruhkan pengguran janin sebelum janin terbentuk di dalam rahim sebelum berusia empat puluh hari dan mengharamkanya setelah itu. 3) Al-Lakhami
salah
satu
ulama Malikiyah
berpendapat
bahwa
menggugurkan janin sebelum berusia 40 hari hukumnya boleh dan tidak harus mengganti apa-apa.16 4) sebagian ulama Malikiyah berpendapat diberi rukhsoh untuk menggugurkan kanduungan sebelum peniupan ruh jika janin itu hasil dari perbuatan zina dan khususnya jika wanita takut akan dibunuh jika ketahuan c. Madzhab Syafi'i Para ulama Syafi'i berselisih pendapat dalam menentukan hokum pengguguran
kandungan
sebelum
peniupan
ruh
yang
dapat
kita
klasifikasikan sbb: 1) mayoritas pendapat ulama Syafiiyah bahwa pengguguran janin sebelum peniupan ruh adalah boleh.17 2) ar-Ramli juga sampai kepada suatu kesimpulan yang akhirnya menjadi pegangan madzhab ini yaitu memakruhkan pengguguran 15
Maria Ulfah Ansor, Fikih Aborsi,h.102 M.Nuaim Yasin, Fikih Kedokteran ,h.205 17 Ibid. 206 16
44
janin sebelum peniupan ruh hingga waktu yang telah mendekati waktu peniupan ruh . 3) Imam Abu Hamid al-Ghazali mengharamkan pengguguran janin pada semua fase perkembangan kehamilan dan dengan terus terang dia mengatakan bahwa janin dengan segala fase perkembangan umumnya sebelum peniupan ruh, haram untuik digugurkan. Dalam pendapatnya membolehkan penumpahan air sperma diluar rahim" tapi penumpahan air mani diluar rahim bukan termasuk pengguguran dan pembunuhan karena pengguguran adalah kejahatan terhadap wujud manusia. Pendapat yang dipegang oleh al-Ghozali ini berpengaruh terhadap sebagian ulama syafiiyah yang dating sesudah al-Gadzali.
Pendapat
ar-Ramli
diatas
yang
memakruhkan
pengguguran janin sebelum 40 hari sebelum peniupan ruh merupakan salah satu dari adanya pengaruh tersbut.18 4) Mungkin perlu disebutkan bahwa tidak satupun ulama syafiiyah yang melarang untuk menggugurkan janin sebelum peniupan ruh jika kehamilan itu merupakan hasil zina.
d. Madzhab Hambali Menurut madzhab hambali ada beberapa pendapat tentang hukum pengguguran janin sebelum peniupan ruh 18
Maria Ulfah Ansor, Fikih Aborsi,h. 99-102
45
1) Pendapat mereka secara umum dalam madzhab membolehkan pengguguran kandungan pada fase perkembangan pertama sejak trbentuknya janin yaitu fase zigot.19 2) Ibnu Jauzi berpendapat mengharamkan pengguguran kandungan sebelum peniupan ruh di semua fase perkembangan janin 3) Sebagian ulama Hanbali membolehkan menggugurkan kandungan sebelum peniupan ruh secara mutlak tanpa mensyaratkan fase-fase tertentu. Diantara ulama Hambali seperti itu adalah Yusuf bin Abdul hadi yang berkata " boleh meminum obat untuk menggugurkan janin yang sudah menjadi segumpal daging.20
e. Madzhab Ibnu Hazm Azh-Zahiri Ibnu Hazm tidak mempunyai pendapat yang jelas mengenai hukum pengguguran kendungan sebelum peniupan ruh. Akan tetapi beliau mengesahkan bahwa menggugurkan kandungan sebelum usia janin mencapai 4 bulan pesis tidak dianggap pembunuhan, baik sengaja maupun tidak disengaja. Karena pembunuhan adalah menghilangkan ruh dari jasad, sementara janin pada saat itu tidak memiliki ruh, akan tetapi beliau
19 20
Adil bin Yusuf Al-azazi, Hamil Siapa Taukut, h.145 Maria Ulfah Ansor, Fikih Aborsi,h. 96
46
berpendapat wajib membayar diyat atau ghurrah walaupun umurnya masih relaif dini namun tidak wajib membayar kifarat.21 Demikian bunyi pernyataan Ibnu Hazm " barang siapa memukul orang hamil lalu menyebabkan janinya gugur, jika janin belum mencapai 4 bulan, maka tidak ada kifarat baginya tetapi wajib membayar ghurrah saja. Dan ghurrah janin yang yang belum ditiup kepada ruh diberikan kepada ibunya bukan kepada pewarisnya karena dianggap seperti anggota badan sang ibu bukan kepada ahli warisnya.22
4. Faktor-faktor yang memperbolehkan aborsi Kehamilan adalah sebuah proses fisiologis meskipun demikian dapat pula mencelakai atau menggangu kesehatan perempuan yang mengalaminya. Karena kehamilan dapat menimbulkan tekanan darah yang tinggi, pendarahan, dan bahkan kematian. Bila kehamilan timbul dalam keadaan darurat misalnya berdasarkan pemeriksaan medis, jika keberadaan janin dipertahankan maka jiwa ibu akan terancam.
Maka
tindakan
pengguguran
kandungan
semata-mata
untuk
menyelamatkan nyawa seorang ibu, atas tindakan seorang dokter yang terpercaya, maka dalam hal ini diperbolehkan dalam hukum Islam, dengan
21 22
M.Nuaim Yasin, Fikih Kedokteran ,h.213 Ibid. 215
47
berdasarkan pertimbangan bahwa ibulah yang lebih berhak hidup dari pada janinya.23 Dalam pasal 15 UU kesehatan no 23 tahun 1992 menjelaskan bahwa aborsi yang dianggap legal adalah berdasarkan pada indikasi medis terutama untuk menyelamatkan jiwa sang ibu. Pasal 15 Ayat 1: dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Ayat 2: tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 hanya dapat dilakukan: a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tertentu b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenang untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan, suami atau keluarga. d. Pada sarana kesehatan tertentu24 Dengan kemajuan tekhnologi kedokteran telah memungkinkan manusia mengetahui keadaan janin sejak masih dalam kandungan bukan hanya tentang keadaan jenis kelaminnya tapi juga keadaan biologisnya, apakah baik dan sehat 23 24
Adil bin Yusuf Al-azazi, Hamil Siapa Taukut, h.159 Undang-undang no. 23 Tahun 1992, h. 8
48
atau terserang penyakit atau didiagnosa medis kedokteran diketahui mengalami kecacatan bahwa berbahaya bagi janin maupun cacat yang timbul dari orang tua (penyakit genetik) misalnya, thalasemia, sidrom down dan sebagainya. Penyakit ini sulit dicegah dan disembuhkan secara layak dan dengan ilmu dan kedokteran. Sehingga untuk mencegah meluasnya populasi penyakit jenis ini yang paling berperan adalah deteksi dini. Untuk mengetahui kelainan yang bakal di idap si bayi bahkan sejak ia masih berupa janin yang diikuti dengan terapi pengguguran. Dengan kata lain bila tidak digugurkan akan membahayakan si bayi itu sendiri. Contoh penyakit thalassemia yang merupakan jenis penyakit yang diturunkan dari kedua orang tua kepada anak-anaknya secessive, artinya penderita thalassemia yang berat (thalasemia mayor) akan lahir kalau kedua orang ruanya membawa sifat thalasemia minor. Pada umumnya thalasemia mayor akan meninggal sebelum mencapai umur 10 tahun, dan hingga kini belum ditemukan obatnya kecuali dengan tranfusi darah secara berkala seumur hidup dengan segala dampak Salah satu cacat berat yang dapat dideteksi sejak dini adalah kelainan fisik dan mental yang disebut dengan sindroma down. Pada kelainan ini, selain terdapat kelainan fisik yang berat juga terdapat kelainan perkembangan mental yang sangat terlambat (ideot). Anak tersebut, jika lahir hidup kelak tidak akan mampu
49
berkembang menjadi manusia yang mandiri dan hidupnya akan selalu bergantung kepada orang lain.25
Sejalan dengan Fatwa MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR : 4 TAHUN 2005 Tentang A B O R S I
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim Ibu (nidasi). 2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat. a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi adalah: 1. Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter. 2. Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu. b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi adalah: 1. Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir kelak sulit disembuhkan.
25
http://www.sulastowo.com/2008/05/30/talasemia-thalassemia
50
2. Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang didalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama. c. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin berusia 40 hari. 3. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
Sejauh penyakit masalah janin cacat, Islam memberi akternatif untuk mengambil langkah-langkah pencegahan guna menghindari lahirnya bayi-bayi cacat, baik secar fisik maupun mental, karena tujuan utama syari'at Islam adalah untuk menjamin kepentingan hidup dan kehidupan manusia, baik individu maupun masyarakat, yaitu dengan cara menghindari kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan:
ﺩﺭﺀﺍﳌﻔﺎﺳﺪ ﻭﺟﻠﺐ ﺍﳌﺼﺎ ﱀ Artinya ; menghindari kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan Kehidupan manusia itu memang kehendak Allah namun ini tidak berarti bahwa manusia tidak dapat berusaha untuk mencapai kesejahteraan hidup, karena dalam bahasa al-Qur'an takdir adalah ukuran-ukuran yang ditetapkan Allah atas segala sesuau manusia bebas memilih dalam kerangka takdir tersebut. Ia tidak dapat keluar dariNya, namun manusia memiliki aneka pilihan didalamnya.
51
Hanya saja berkenaan dengan keturunan, al-Qur'an mengingatkan mengingatkan pada orang tua untuk takut mempunayai keterununan yang lemah dibelakang hari. Dalam surat an-Nisa' ayat 3:
y]≈n=èOuρ 4o_÷WtΒ Ï!$|¡ÏiΨ9$# zÏiΒ Νä3s9 z>$sÛ $tΒ (#θßsÅ3Ρ$$sù 4‘uΚ≈tGu‹ø9$# ’Îû (#θäÜÅ¡ø)è? āωr& ÷ΛäøÅz ÷βÎ)uρ āωr& #’oΤ÷Šr& y7Ï9≡sŒ 4 öΝä3ãΨ≈yϑ÷ƒr& ôMs3n=tΒ $tΒ ÷ρr& ¸οy‰Ïn≡uθsù (#θä9ω÷ès? āωr& óΟçFøÅz ÷βÎ*sù ( yì≈t/â‘uρ ∩⊂∪ (#θä9θãès? Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.26 Dengan demikian melalui ayat ini secara tersurat Allah memperingatkan manusia (orang tua) untuk sangat takut meninggalkan keturunan yang lemah di belakang hari, baik dari segi materi, mental, fisik, maupun spiritualnya, sehingga keturunannya nanti menjadi kuat, berkualitas dan mampu mengemban tugasnya sebagai manusia.
B. TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP WAKTU PENIUPAN RUH
26
Dapartemen Agama RI, Al-Qur'an dan terjemah, h.77
52
Ini adalah masalah yang cukup sulit untuk dipecahkan, para cendekiawan muslim berbeda dalam hal penafsiran dan pemahaman mereka tentang ruh. Sebagaimana Firman Allah.
WξŠÎ=s% āωÎ) ÉΟù=Ïèø9$# zÏiΒ ΟçFÏ?ρé& !$tΒuρ ’În1u‘ ÌøΒr& ôÏΒ ßyρ”9$# È≅è% ( Çyρ”9$# Çtã štΡθè=t↔ó¡o„uρ ∩∇∈∪ Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".27 Ayat di atas memberi penjelasan bahwa ruh merupakan urusan Tuhan karena memang ruh bersifat ghoib, akan tetapi manusia diberi kesempatan untuk mengetahui tentang ruh namun hanya terbatas. Untuk mengetahui waktu peniupan ruh sangatlah penting dan dibutuhkan oleh penulis karna terkait dengan kapastian hukum aborsi sebelum ditiupkanya ruh. Oleh karenanya adalah sangat penting membicarakan disini mengenai masuknya ruh kedalam janin yang sedang membentuk. Di dalam menentukan kapan peniupan ruh hanya dijelaskan pada dua hadist yang diriwayatkan oleh muslim dan bukhari, yang menjadikan perbedaan pendapat oleh para fuqaha, Hadist yang diriwiyatkan oleh Bukhari adalah:
ﻕ ﻭﺼﺪ ﻤ ﻕ ﺍﹾﻟ ﺎ ِﺩﻮ ﺍﻟﺼ ﻫ ﻭ ﻢ ﺳﱠﻠ ﻭ ﻴ ِﻪﻋﹶﻠ ﻪ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﻟﱠﻠ ﻮ ﹸﻝ ﺍﻟﱠﻠ ِﻪﺭﺳ ﺎﺪﹶﺛﻨ ﺣ ﺪ ﺍﻟﱠﻠ ِﻪ ﺒﻋ ﻗﺎﻝ ﻢ ﻚ ﺛﹸـ ﻋﹶﻠ ﹶﻘ ﹰﺔ ِﻣﹾﺜ ﹶﻞ ﹶﺫﻟِـ ﻜﹸﻮ ﹸﻥﻢ ﻳ ﺎ ﹸﺛﻮﻣ ﻳ ﲔ ﺑ ِﻌﺭ ﻣ ِﻪ ﹶﺃ ﺑ ﹾﻄ ِﻦ ﹸﺃ ﻊ ﻓِﻲ ﻤ ﺠ ﻢ ﻳ ﺪ ﹸﻛ ﺣ ِﺇ ﱠﻥ ﹶﺃ 27
Dapartemen Agama RI, Al-Qur'an dan terjemah, h. 290
53
ﻪ ﻤﻠﹸـ ﻋ ﺐ ﺘﻴ ﹾﻜﺕ ﹶﻓ ٍ ﺎﺑ ِﻊ ﹶﻛِﻠﻤﺭ ﻣﹶﻠﻜﹰﺎ ِﺑﹶﺄ ﻴ ِﻪﻪ ِﺇﹶﻟ ﺚ ﺍﻟﱠﻠ ﻌ ﹸ ﺒﻳ ﻢ ﻚ ﹸﺛ ﻐ ﹰﺔ ِﻣﹾﺜ ﹶﻞ ﹶﺫِﻟ ﻀ ﻣ ﻳﻜﹸﻮ ﹸﻥ (ﺡ)ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ ﻭﺦ ﻓِﻴ ِﻪ ﺍﻟﺮ ﻨ ﹶﻔﻳ ﻢ ﺪ ﹸﺛ ﺳﻌِﻴ ﻭ ﻲ ﹶﺃ ﺷ ِﻘ ﻭ ﻪ ﺯﹸﻗ ﻭ ِﺭ ﻪ ﺟﹸﻠ ﻭﹶﺃ Artinya: berkata Abdullah, menceritakan kepada kami rasulullah saw. Dan beliau adalah orang benar dan membenarkan, sesungguhnya salah satu dari kalian dikumpulkan dari unsure-unsur kejadian (hasil konsepsi) dalam perut ibu selama 40 hari, kemudian berubah menjadi alaqah yang memakanwaktu 40 hari juga, kemudian membentuk mudghah selama 40 hari juga selama itula Allah mengutus malaikat untuk menulis 4 hal yaitu amalnya, ajalnya, rizkinya, dan nasibnya, celaka atau bahagianya, kemudian kepadanya ditiupkanya ruh" (HR bukhari)28 Inilah yang mejadi dasar para ulama mengatankan bahwa peniupan ruh setelah 120 hari seperti halnya pendapat beberapa ulama sebagai beikut: Al-Qurtubi berkata "para ulama tidak berbeda pendapat bahwa peniupan ruh pada janin terjadi pada janin berusia seratus dua puluh hari yaitu 4 bulan penuh dan dan masuk bulan kelima.
Ibnu Abidin berkata "sebagian diantara mereka menukilkan bahwa para ulama sepakat bahwa peniupan ruh terjadi setelah empat bulan namun tidak berarti sebelum itu tidak ada penciptaan karena peniuan ruh terjadi setelah penciptaan sempurna,29
Begitu juga al-Abi berkata dalam syarahnya terhadap syarah muslim para ulama sepakat bahwa peniupan ruh terjadi pada saat bayi berusia pada empat 28 29
Bukhari,Abdullah Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah, Shoheh Bukhari, Juz IV, h.78 M.Nuaim Yasin, Fikih Kedokteran ,h 76
54
bulan penuh dan masuk bulan kelima.
Disamping adanya kesepakatan yang tidak seorang pun menentangnya dari ulama klasik namun pembahasan ulama modern ada yang berkata bahwa peniupan ruh terjadi setelah empat puluh hari pertama setelah janin terbentuk didalam perut ibunya.30
Syaikh Muhammad Hasanaian makhluf berkata "…..jika pada fase perkembanganya yang pertama nampak sifat-sifat nutfah (air mani), pada empat puluh hari kedua sifat-sifat alaqah (segumpal darah), dan pada empat puluh hari ketiga sifat-sifat mudghah (segumpal daging). Dengan demikian maka penjeladan hadist diatas sesuai dengan keadaan yang dapat diindra. Jika penciptaan janin dan pembentukanya telah sempurna sebelum itu, maka turunlah ruh, karena adanya ruh manusia memerlukan kesempurnaan penciptaan dan pembentukan. ruh manusia adalah sifat rubaniyah yang melekat pada badan yang berfungsi untuk mengatur dan menjalankanya, maka dari itu memerlukan ciptaan dan bentuk badan yang sempurna.
Sedangkan hadist yang riwayatkan oleh Imam Muslim adalah:
30
Ibid. 77
55
ﺚ ﻌ ﹶ ﺑ ﻴﹶﻠ ﹰﺔﻮ ﹶﻥ ﹶﻟﺑﻌﺭ ﻭﹶﺃ ﺎ ِﻥﻨﺘﻨ ﹾﻄ ﹶﻔ ِﺔ ِﺛﺮ ﺑِﺎﻟ ﻣ ﻢ ِﺇﺫﹶﺍ ﺳﱠﻠ ﻭ ﻴ ِﻪﻋﹶﻠ ﻪ ﺻﻠﱠﻰ ﺍﻟﱠﻠ ﻮ ﹶﻝ ﺍﻟﱠﻠ ِﻪﺭﺳ ﻗﺎﻝ ـﺎﻤﻬ ﺤ ﻭﹶﻟ ﺎﺪﻫ ﻭ ِﺟﻠﹾـ ﺎﺮﻫ ﺼ ـﻭﺑ ﺎﻌﻬ ﻤ ـﻖ ﺳ ﺧﻠﹶـ ﻭ ﺎﺭﻫ ﻮ ﺼ ﻣﹶﻠﻜﹰﺎ ﹶﻓ ﺎﻴﻬ ِﺇﹶﻟﺍﻟﱠﻠﻪ (ﺎ)ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢﻣﻬ ﻭ ِﻋﻈﹶﺎ Artinya: Apabila nutfah telah melalui masa 42 malam, Allah akan mengutus kepadanya malaikat untuk memberi petunjuk, penciptaan pendengaran, pendengaran, penglihatan, kulit, daging, dan tulang belulang.31 Hadits ini menjelaskan diutusnya malaikat dan dibuatnya bentuk bagi nutfah setelah berusia enam minggu (empat puluh dua hari), bukan setelah berusia 120 hari sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. Sehingga sebagian ulama berpendapat bahwa peniupan ruh itu dilakukan pada usia janin 42 hari berdasarkan hadits ini Kalau kita lihat dalam fase-fase penciptaan manusia sebagai berikut : Fase pertama yakni fase unsur awal janin, fase ini pasti akan dilalui oleh janin setiap manusia, dalam al-Qur'an surat al-Insan ayat 2 telah dijalaskan;
∩⊄∪ #ÅÁt/ $Jè‹Ïϑy™ çµ≈oΨù=yèyfsù ϵ‹Î=tGö6‾Ρ 8l$t±øΒr& >πxôÜœΡ ÏΒ z≈|¡ΣM}$# $oΨø)n=yz $‾ΡÎ)
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat.32
31 32
Muslim Ibn Hajjaj al-Qusairy, Shoh Muslim, Juz XVI, h. 159 Dapartemen Agama RI, Al-Qur'an dan terjemah, h. 578
56
Maksudnya dari percampuran antara sel sperma dengan sel telur , dan Allah berfirman dalam surat al-Alaq ayat 2:
∩⊄∪ @,n=tã ôÏΒ z≈|¡ΣM}$# t,n=y{
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.33 Dalam dua ayat tersebut diterangkan bahwa manusia adalah makhluk yang sempuna, bukan hanya sperma, segumpal darah, segumpal daging. Akan tetapi fase-fase ini disiapkan agar janin siap untuk ditiupkan ruh dan tumbuh sebagai makhluk yang lain, yaitu manusia,34 Allah telah menerangkan fase tersebut dalam surat al-Qiyamah ayat 38-39 sebagai berikut:
∩⊂∪ #s\ΡW{$#uρ tx.©%!$# È÷y_÷ρ¨“9$# çµ÷ΖÏΒ Ÿ≅yèpgmE ∩⊂∇∪ 3“§θ|¡sù t,n=y⇐sù Zπs)n=tæ tβ%x. §ΝèO
Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.35 Dari penjelasan tersebut fase ini bisa dibagi menjadi dua bagian 1. masa sebelum empat puluh hari yaitu marhalah sperma 2. masa setelah empat puluh hari ketika dimulainya penciptaan, yaitu saat masih menjadi segumpal darah dan segmpal daging
33
Ibid. 597 Adil bin Yusuf Al-azazi, Hamil Siapa Taukut, h.43 35 Dapartemen Agama RI, Al-Qur'an dan terjemah, h. 577 34
57
Fase kedua : bentuk yang lain, hal ini telah terjadi tiga fase pertama sempurna dan janin siap untuk ditiupi ruh. Hal ini janin berusia seratus dua puluh hari, Allah berfirman, "kemudian kami jadikan makhluk yang lain" kemudian Allah menciptakan dean menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan dari padanya pasangan laki-laki dan perempuan. Inilah yang dimaksud dengan fase penyempurnaan. Sebenarnya tidak ada pertentangan antara hadist tersebut dengan apa yang telah diungkapkan oleh para ulama hadist tersebut tidak menafikan awal penciptaan pada fase kedua yaitu fase alaqah. Demikian juga dari keterangan surat al-Mu'min. akan tetapi ayat itu menerangkan secara global fase demi fase pada penciptaan. Setelah itu barulah ditiupkanya ruh kedalam janin. Ayat tersebut tidak menyebutkan apa yang terjadi pada tiap-tiap fase tersebut. Sudah maklum bahwa perpindahan antara satu fase ke fase yang lain tidak berlangsung secara tiba-tiba melainkan bertahap. Namun sebagian ulama lainnya mengkompromikan kedua hadits tersebut dengan mengatakan bahwa malaikat itu diutus beberapa kali, pertama pada waktu nutfah berusia empat puluh hari, dan kali lain pada waktu berusia empat puluh kali tiga hari (120 hari) untuk meniupkan ruh.36
Ibu Qoyyim juga mengatakan bahwa hadist yang diriwayatkan oleh Muslim dan Bukhari memiliki kesamaan, terjadinya penciptaan dan keadaan mani
36
Muhammad Ali Albar, Penciptaan Manusia, h. 163
58
setelah empat puluh hari. Hadist Bukhari menafsirkan dengan jelas bahwa semua itu sudah ditetapkan setelah empat puluh hari sebelum ruh ditiupkan pada janin. 37
37
Adil bin Yusuf al-Azazi, Hamil Siapa Taukut, H.45