BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN DATA Pada bab sebelumnya penulis membahas tentang gambaran umum Badan Koordinasi Keluarga Nasional Provinsi DIY. Maka dibab tiga ini penulis akan membahas mengenai data yang telah penulis peroleh dari BKKBN Provinsi DIY dan Anggota Pokja Kampung KB di Yogyakarta. Adapun data yang telah penulis kumpulkan baik berupa hasil wawancara dengan narasumber pada penelitian ini, kemudian data dari hasil observasi dan data-data dari dokumentasi yang bersangkutan dengan penelitian ini. Bab tiga ini akan menyajikan data dan membahas Strategi Komunikasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program
Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta
Tahun 2015. Pembahasan akan menggunakan berbagai teori yang telah penulis paparkan sebelumnya di kerangka teori pada bab satu. A. SAJIAN DATA 1. Perencanaan
Strategi
Komunikasi
Badan
Koordinasi
Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015 Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam proses penyampaian pesan kepada khalayak, apalagi untuk sebuah lembaga
63
pemerintahan
yang
merupakan
lembaga
pelayanan
publik.
Strategi
komunikasi yang efektif selalu diawali oleh perencanaan karena perencanaan yang matang merupakan kunci dari keberhasilan suatu kegiatan. Program Kampung KB yang dilakukan oleh Badan Koordinnasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas agar dalam menginformasikan program Kampung KB berjalan dengan lancar, diperlukan sebuah strategi komunikasi yang tepat. Strategi komunikasi merupakan rancangan yang mendetail tentang rencana-rencana teknis dan langkah-langkah komunikasi yang dijalankan organisasi dalam jangka panjang maupun jangka pendek untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Ketua bidang koordinator program Kampung KB BKKBN Provinsi DIY Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti menjelaskan program Kampung KB ini yang diharapkan menjadi miniatur pelaksanaan program KKBPK ditingkat terendah. Program Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga atau yang disingkat KKPBK yang dikoordinaor oleh Drs. Mitoto Cipto Suroso. Dibawah pimpinan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY Evi Ratnawati, yang dimana program Kampung KB ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. (wawancara ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)”
64
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY menentukan secara keseluruhan kegiatan menginformasikan program Kampung KB berdasarkan petunjuk dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat. Program Kampung KB dilaksanakan dengan intruksi bapak Presiden Jokowi kepada kepada BKKBN dengan alasan Program KB tidak lagi bergema dan terdengar gaungnya seperti pada era Orde Baru. Untuk mendukung sebuah strategi komunikasi, langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan menginformasikan program Kampung KB dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut. 1.1
Analisis Situasi Langkah pertama dalam perencanaan komunikasi adalah melakukan analisis situasi. Dalam analisis situasi BKKBN Provinsi DIY melihat survei yang dilakukan BKKBN pusat pada ruang lingkup kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, pembangunan keluarga, kegiatan lintas sektor
(permungkiman,
sosial
ekonomi,
kesehatan,
pendidikan,
dan
perlindungan anak). Seperti yang diungkapkan Drs. Mitoto Cipto Suroso berikut ini: “Program ini sebenarnya merupakan langkah penguatan program KKBPK 2015-2019, dan menurut Bapak Jokowi program KB yang lama udah gak efektif seperti pada era Orde Baru, makanya Bapak JokoWi menunjuk BKKBN untuk menyusun suatu program/kegiatan yang dapat memperkuat upaya pembangunan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana 2015-2019, maka dibentuklah program kampung KB agar menjadi salah satu inovasi untuk mengembangkan program KKBPK secara utuh dilini lapangan. Kalo di Jogja sendri sih kita melihat survei dari BKKBN. menurut data SP 2010 jumlah kepadatan penduduk di Jogja mencapai 1.067,18 jiwa dengan tingkat kemiskinan mencapai 532,59 ribu jiwa dengan akses 65
kesehatan yang masih kurang untuk daerah terpencil, ya dengan penemuan survei itu maka kita bersama-sama memulai meningkatkan program ini. (wawancara ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” Tingginya tingkat kepadatan penduduk serta jumlah kemiskinan yang masih cukup tinggi dan akses kesehatan yang masih kurang, jelas menjunjukan program Kampung KB ini merupakan program yang cukup tepat untuk mengatasi kepadatan penduduk, kemiskinan dan akses kesehatan. Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut : “Ya kita melihat tinggiya jumlah penduduk dan rendahnya kualitas hidup masyarakat di Indonesia masih jauh dari kata sejahtera ya, Di Jogja juga angka kemiskinan dan kualitas hidup masyarakat masih jauh dari kata sejahtera, adanya Program Kampung KB ini juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas (wawancara ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” Untuk merespon permasalahan ini, BKKBN Provinsi DIY telah melaksanakan dan mengembangkan progam Kampung KB ini yang diarahkan untuk menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk tingkat nasional, Menurunkan Total Fertility Rate (TFR) per perempuan usia reproduksi, Meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate (CPR) semua metode, Menurunya kebutuhan ber KB tidak terlayani/unmet need dari jumlah pasangan usia subur, Menurunya Age Specific Fertility Rate (ASFR), Menurunya persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari wanita usia subur.
66
1.2
Menentukan Komunikator Dalam proses menginformasikan program Kampung KB yang berperan sebagai komunikator adalah BKKBN Provinsi DIY. Sebagai komunikator, BKKBN Provinsi DIY bertugas untuk menginformasikan dan menjelaskan program Kampung KB kepada khalayak sasaran. Tetapi disini BKKBN
Provinsi
DIY
tidak
menjadi
komunikator
tunggal
dalam
menginformasikan program Kampung KB, BKKBN Provinsi DIY juga berkerja sama dengan beberapa instansi pemerintahan dan narasumber lain untuk membantu menyampaikan program Kampung KB, Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut: “Untuk pembicara kita tidak berkerja sendri, pada program kampung KB ini komunikator yang kita pilih untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat itu ada komunikator dari ahli Psikologi, Sosiolognya, ada Dokter Ginekolog (reproduksi wanita) dan Bidan dari BKKBN. Mereka yang kita pandang lebih memahami dalam bidang kesehatan ini kita tunjuk untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat, disamping itu sebagai orang BKKBN itu sendri kita mempunyai lembaga lembaga yang terlibat yaitu, Departemen Sosial, Dinas Kesehatan, dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. (wawancara ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” Setiap komunikator dalam menginformasikan program Kampung KB kepada masyarakat memiliki kompentensi masing-masing sesuai dengan bidang pekerjaanya, setiap narasumber memberikan materi sesuai dengan ilmu yang dimilikinya. 1. BKKBN Provinsi DIY dalam program Kampung KB memberikan materi tentang kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan
67
reproduksi,
pembangnan
keluarga,
kegiatan
lintas
sektor
(permungkiman, sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak). 2. Pisikolog dalam program Kampung KB memberikan materi yang menyangkut pola pikir masyarakat dan member motivasi kepada masyarakat. 3. Sosiolog dalam program Kampung KB memberikan materi yang menyangkut fenomena-fenomena yang terjadi dimasyarakat, membuka wawasan masyarakat tentang keluarga yang harmonis dan lain-lain. 4. Dokter Ginekolog merupakan dokter spesialis yang ditunjuk oleh BKKBN
Provinsi
DIY
untuk
memberikan
materi
yang
menyangkut masalah reproduksi wanita dan konsultasi seputar penyakit khusus wanita. 5. Bidan dalam program Kampung KB merupakan bidan dari BKKBN Provinsi DIY yang memberikan materi menyangkut program KB, alat kontrasepsi, usia layak perkawinan dan pengetahuan tentang pentingnya program keluarga berencana. 6. Departemen Sosial dalam program Kampung KB memberikan materi yang menyangkut jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial dan penanganan fakir dalam program kampung KB.
68
7. Dinas Kesehatan dalam program Kampung KB memberikan materi yang menyangkut tentang pentingnya program KB, kesehatan reproduksi, lingkungan sehat dan lain-lain. 8. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia dalam program Kampung KB memberikan materi yang menyangkut perencanaan keluarga, penyiapan keluarga dan lain-lain. Pada saat pelaksanaan dilapangan terdapat beberapa kendala dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat, agar pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik maka diperlukannya strategi-strategi komunikasi yang baik. Berikut ini tanggapan dari ketua kelompok kerja (Pojka) terhadap penyampaian pesan oleh narasumber sebagai berikut: “Untuk narasumber itu biasa berbeda-beda mas, tergantung sama materi yang disampiakan pada saat sosialisasi, kadang dari Pisikolog, Sosiolog, Dokter Ginekolog, Bidan, Departemen Sosial dan Dinas Kesehatan, ya kendala pasti mas, kan kita mesti adaptasi lagi, kadang kalau pas kena narasumber yang terlalu cepat menyampaikan materi dan bahasanya terlalu susah dicerna juga gak enak mas, yang ada malah bingung kitanya, terus ada juga komunikator yang penyampaian pesannya sudah efektif, karena narasumbernya menggunakan alat peraga sehingga mudah dipahami (wawancara langsung kepada Ibu Sujiyah, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB, 12 Agustus 2016)” Sebagai komunikator yang baik maka diperlukannya strategi-strategi komunikasi yang efektif agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan mudah oleh komunikan, dengan cara menggunakan alat peraga saat menyampaikan pesan serta tidak terlalu cepat dalam berbicara saat menyampaikan materi merupakan cara yang tepat dalam menyampaikan sebuah pesan.
69
1.3
Menentukan Khalayak Komunikasi atau penerima pesan merupakan khalayak baik individu maupun yang menjadi sasaran dalam kegiatan komunikasi. Menentukan sigmen khalayak dalam program Kampung KB tentu mengacu pada konsepkonsep serta tujuan awal program ini. Adanya komunikasi yang disampaikan oleh BKKBN Provinsi DIY kepada masyarakat dimaksudkan agar masyarakat mengetahui program yang dilaksanakan oleh BKKBN Provinsi DIY yaitu Program Kampung KB. Dalam merancang strategi komunikasi Program Kampung KB, BKKBN Provinsi DIY menentukan target yang spesifik berdasarkan wilayah miskin dan jumlah KB dibawah rata-rata. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut: “Dalam program Kampung KB ini yang menjadi komunikan adalah masyarakat kampung yang Jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) di atas rata-rata Pra KS- dan KS-1 tingkat desa/kelurahan. dan Jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desa/kelurahan. Soalnya Program Kampung KB ini untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. (wawancara ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” Target khalayak adalah masyarakat yang jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) diatas
rata-rata Pra KS- dan KS-1 tingkat desa/kelurahan serta
jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB
tingkat
desa/kelurahan dikarenakan program Kampung KB ini merupakan program khusus diperuntukan pada kampung-kampung yang jumlah kemiskinan masih dibawah rata-rata sehingga perlu diadakan penanganan khusus, seperti yang disampaikan oleh Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut:
70
“Program Kampung KB sebenarnya bukan semata-mata program yang mengajak warga untuk ber-KB atau memiliki dua anak, namun program Kampung KB ini mengajak seluruh warga kampung untuk membangun bersama-sama kampung mereka dengan memanfaatkan potensi yang ada dikampung tersebut, sehingga tinggkat kemiskinan bisa dihindarkan. (wawancara ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” 1.4
Menentukan Tujuan Agar suatu kegiatan komunikasi dapat berjalan lebih fokus dan efektif, maka tujuan
yang masih
bersifat
umum
perlu dipersempit
untuk
mempermudah dalam membuat program komunikasi, karena dengan tujuan yang lebih sempit, maka strategi yang digunakan akan lebih fokus. Selain itu tujuan juga harus jelas, sederhana, realistis,dan ada keseimbangan antara anggaran, waktu, dan tenaga. Namun dalam menginformasikan program Kampung KB yang dilaksanakan oleh BKKBN provinsi DIY tidak menetapkan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan umum BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara, melalui program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Adapun tujuan khusus BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB yaitu meningkatkan peran pemerintah, pemerintah daerah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, pendampingan dan pembinaan masyarakat untuk menyelenggarakan program kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait, meningkatkan
71
kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan, meningkatkan jumlah peserta KB aktif modern, meningkatkan ketahanan keluarga melalui program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), dan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja, Meningkatkan pemberdayaan keluarga melalui Kelompok UPPKS, Menurunkan angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia sekolah, meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan kampung, meningkatkan sanitasi dan lingkungan kampung yang
sehat
dan
remaja/mahasiswa
bersih, dalam
meningkatkan
kegiatan
kualitas
keagamaan
keimanan
(pesantren,
para
kelompok
ibadah/kelompok doa/ceramah keagamaan) dikelompok PIK KRR/remaja, meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air para remaja/mahasiswa dalam kegiatan sosial budaya (festival seni dan budaya, dan lain-lain) dikelompok PIK KRR/mahasiswa dan seterusnya. Selain itu menetapkan tujuan BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB kepada masyarakat Yogyakarta efek yang diharapkan BKKBN Provinsi DIY yaitu agar masyarakat dapat memahami tentang pentingnya program KB dan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka agar dapat menjadi bangsa yang maju. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut: “Kita sangat berharap masyarakat punya kehidupan yang layak dan pengetahuan yang baik tentang program keluarga berencana, dan bersama-sama meningkatkan kualitas hidup ditingkat kampung,
72
sehingga menjadi keluarga keluarga kecil berkualitas. (wawancara ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” 1.5
Menentukan Pesan Pesan adalah suatu yang akan disampaikan kepada khalayak berupa ide, gagasan, informasi, aktifitas, atau kegiatan tertentu yang dipublikasikan untuk dipahami, dimengerti dan diketahui. Dalam hal ini pesan yang ingin disampaikan oleh BKKBN Provinsi DIY berkaitan dengan program Kampung KB. Dalam menginformasikan program Kampung KB, pesan yang secara umum disampaikan adalah kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, ketahanan keluarga dan pemberdayaan keluarga, kegiatan lintas sektor
(permungkiman,
sosial
ekonomi,
kesehatan,
pendidikan,
dan
perlindungan anak). Pesan dalam menginformasikan program Kampung KB dibuat oleh BKKBN Provinsi DIY berdasarkan tujuan dari program Kampung KB itu sendri dan kondisi komunikan yang dituju. Seperti yang disampaikan Drs. Mitoto Cipto Suroso sebagai berikut: “Pesan yang secara umum disampaikan adalah program kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, ketahanan keluarga dan pemberdayaan keluarga, kegiatan lintas sektor (permungkiman, sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak). Materi yang kita sampaikan sudah dikemas sedemikian rupa sesuai program Kampung KB, kalau soal bahasa ya kita menggunakan yang tidak terlalu formal banget, pada intinya kita menjalin komunikasi yang nyaman bagi masyarakat supaya dipahami oleh seluruh masyarakat. (wawancara kepada ketua bidang koordinator program KKBPK, 16 juni 2016)”
73
Hal ini dilakukan karena yang menjadi target khalayak dari kegiatan informasi program Kampung KB adalah masyarakat diperkampungan akan lebih baik jika pesan yang disampaikan menggunakan bahasa sehari-hari agar pesan yang disampaikan mudah dipahami. Isi pesan yang disampaikan BKKBN Provinsi DIY dalam kegiatan menginformasikan program Kampung KB sebagai berikut: 1.
Kependudukan Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang kependudukan
dimana berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kehamilan, kematian, persebaran, kualitas serta ketahanan yang menyangkut politik, sosial, ekonomi dan budaya sehingga masyarakat memiliki wawasan lebih baik. 2.
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Masyarakat diberikan pengetahuan tentang keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi agar dapat mengukur jumlah dan jarak anak yang di inginkan sehingga dapat menjadi keluarga kecil bahagia dan sejahtera, serta dibekali ilmu tentang alat kontrasepsi seperti pil, suntikan KB, implant, AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim), kondom dan tubektomi. 3.
Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya
partisipasi keluarga dalam pembinaan keluaraga dan pemberdayaan keluarga sebagai usaha peningkatan ekonomi keluarga sehingga keluarga memiliki
74
ketahanan yang kokoh guna membangun hidup harmonis dan mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan sehat. 4.
Kegiatan Lintas Sektor (permungkiman, sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak). Memberikan
pemahaman
kepada
masyarakat
terkait
masalah
permungkiman, dimana permungkiman yang sehat serta menjaga lingkungan permungkiman
kampung
yang
bersih,
pendidikan
sosial
ekonomi,
mengajarkan masyarakat untuk mendapatkan pendapatan lebih dengan memanfaatkan potensi yang ada, serta menjaga kesehatan, mengenyam wajib pendidikan untuk anak-anak dan perlindungan anak. “untuk materi yang biasa disampaikan oleh narasumber itu kadang tentang kependudukan, ada juga keluarga berencana juga kesehatan reproduksi, pemberdayaan keluarga juga ada mas, sama itu loo pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan sosial ekonomi, menurut kami materi yang dibawakan sangat bermanfaat, Cuma terkadang cara penyampaiannya aja mas kurang jelas, mungkin dengan adanya alat bantu peraga saya rasa materi yang disampaikan akan lebih efektif. (wawancara langsung kepada Ibu Sujiyah, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB, 12 Agustus 2016)” 1.6
Menentukan Saluran Komunikasi Media adalah sarana atau saluran yang mendukung proses komunikasi agar pesan yang disampaikan komunikator dapat sampai dengan baik kepada komunikan,
dengan
melalui
media,
BKKBN
Provinsi
DIY
bisa
menyampaikan pesan kepada khlayak atau komunikan yang luas dan dalam jumlah yang banyak. Media yang digunakan meliputi tatap muka workshop Kampung KB yang baru satu kali diadakan oleh BKKBN Provinsi DIY yang bertemakan
“Pembangunan
Berwawasan
Kependudukan”,
pemahaman 75
tentang kampung KB yang juga baru satu kali diadakan disetiap kampung KB, sosialisasi KB, ajang kreatifitas, media cetak (printed materials) seperti baliho, spanduk, stiker, gapura kampung KB dan media elektronik (televisi dan radio). Media tatap muka digunakan sebagai media media utama dalam proses menginformasikan program Kampung KB, sedangkan media cetak dan elektronik digunakan BKKBN Provinsi DIY sebagai pendukung dalam menginformasikan kepada masyarakan dalam jangkauan luas. “Dalam menginformasikan program Kampung KB kita menggunakan beberapa media. salah satunya tatap muka workshop Kampung KB yang baru satu kali diadakan oleh BKKBN Provinsi DIY yang bertemakan “Pembangunan Berwawasan Kependudukan”, ada juga, pelatihan tentang pemahaman kampung KB, sosialisasi KB, ajang kreatifitas, dan media elektronik yang digunakan seperti televisi dan radio, media internet melalui website resmi BKKBN dari Pusat maupun BKKBN Provinsi DIY, media cetak seperti baliho, spanduk, stiker dan gapura kampung KB yang terpasang di Kampung KB yang sudah ditetapkan. (wawancara kepada Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti, Ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” Media sebagai alat penyampai pesan dan informasi merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan proses penyampaian pesan. Untuk proses menginformasikan program Kampung KB, BKKBN Provinsi DIY menggunakan dua jenis tipe media yaitu tatap muka (face to face) dan bermedia (mediated). Pendekatan yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY dengan menggunakan media untuk menginformasikan program Kampung KB berdasarkan jenisnya sebagai berikut:
76
1. Tatap Muka (face to face) Teknik penyampaian pesan yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY yaitu teknik tatap muka, dengan narasumber sebagai sarana pemberi informasi kepada masyarakat di Yogyakarta khususnya masyarakat kampung KB. Narasumber yang dipilih merupakan orang-orang pilihan dan diberi pemahaman oleh BKKBN Provinsi DIY tentang program Kampung KB. Narasumber tersebut adalah beberapa instansi pemerintah seperti Dinas Kesehatan,
Departemen
Pendidikan
Nasional,
Departemen
Sosial,
Perkumpulan Keluarga Berencana (PKBI) Dokter Ginekolog (reproduksi wanita), Pisikolog, Sosiolog, dan Bidan dari BKKBN. Beberapa instansi diatas digunakan BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB karena dipandang mempunyai kompetensi didalam bidangnya untuk membantu berjalanya program Kampung KB. Seperti yang diungkap Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut: “Kegiatanya melalui penyuluhan sosialisasi, karena itu kan kegiatanya peningkatan pengetahuan, ya macam-macam kita kegiatanya, ada workshop ada ajang kreatifitas, sosialisasi KB, pemberian pemahaman tentang Kampung KB, itu semua mengacu pada pendekatan BKKBN Provinsi DIY kepada warga dalam program Kampung KB. Untuk narasumber ada dari beberapa instansi pemerintah seperti Dinas Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Sosial, Perkumpulan Keluarga Berencana (PKBI) Dokter Ginekolog (reproduksi wanita), Pisikolog, Sosiolog, dan Bidan dari BKKBN (wawancara kepada ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” Dalam melancarkan program Kampung KB, BKKBN Provinsi DIY memberikan workshop, pemahaman tentang kampung KB, sosialisasi KB,
77
ajang kreatifitas sebagai saluran untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat merupakan proses sosialisasi yang cukup tepat. Seperti yang diungkap ketua pokja Kampung KB sebagai berikut: “proses sosialisasi yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY dikampung kita ini menurut saya sudah cukup baik mas, setahu saya untuk workshop baru satu kali diadakan terus untuk pelatihan tentang pemahaman tentang kampung KB dan sosialisasi KB itu diadakan sebulan sekali sudah dimulai dari bulan januari mas sedangkan untuk ajang kreatifitas itu merupakan kegiatan keterampilan yang baik seni tari, kerajinan tangan dan pemanfaatan sampah yang bisa menjadi nilai jual. (wawancara langsung kepada Bapak Gitu, ketua kelompok kerja (Pokja) Kampung KB, 12 Agustus 2016)” 2. Bermedia a. Media Elektronik Media
yang
digunakan
BKKBN
Provinsi
DIY
dalam
menginformasikan Program Kampung KB adalah media elektronik seperti radio Sonora FM dan TVRI Nasional, alasan BKKBN memilih radio Sonora FM dan TVRI sebagai media elektronik karena KB karena stasiun TVRI telah menjadi lembaga penyiaran publik (LPP) yang dikatagorikan sebagai National Public Service Broadcasting (PSB) yang berarti system penyiaran dikontrol oleh publik melalui KPI. TVRI juga stasiun televisi berbentuk hukum dan netral dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. sedangkan Sonora FM dipilih karena sudah tersebar dikota-kota besar di Indonesia tidak hanya itu Radio Sonora FM juga bisa diakses dengan live radio streaming sehingga memudahkan orang untuk mengaksesnya, untuk masalah anggaran sudah ditentukan dari pusat.
78
“kalau media elektronik seperti Radio Sonora FM dan TVRI itu sudah ditentukan oleh BKKBN Pusat dari Jakarta mas, setahu saya yang menjadi alasan kenapa BKKBN Pusat memilih TVRI sebagai media elektronik untuk mengiklankan program Kampung KB karena stasiun TVRI telah menjadi lembaga penyiaran publik (LPP) yang dikatagorikan sebagai National Public Service Broadcasting (PSB) yang berarti system penyiaran dikontrol oleh public melalui KPI. TVRI juga stasiun televisi berbentuk hukum dan netral dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. sedangkan radio Sonora FM dipilih karena sudah tersebar dikota-kota besar di Indonesia tidak hanya itu radio Sonora FM juga bisa diakses dengan live radio streaming sehingga memudahkan orang untuk mengaksesnya, untuk masalah anggaran sudah ditentukan dari pusat mas” (wawancara kepada Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti, Ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” Dalam menginformasikan program kampung KB ini, tidak hanya dilakukan dengan tatap muka (face to face) pemilihan media media elektronik juga dipilih sebagai sarana menginformasikan program ini. Seperti yang diungkap ketua pokja Kampung KB sebagai berikut: “Setahu saya mas, untuk ditelevisi itu sudah ada iklanya di TVRI, saya dengar dari teman juga diradio juga ada, kan sekarang radio kita udah bisa streaming mas, zaman kan udah canggih haha (wawancara langsung kepada Bapak Gito ketua kelompok kerja (Pokja) Kampung KB Sleman, 12 Agustus 2016).” b. Media Printed Material Media Printed Material seperti baliho, spanduk, dan stiker juga dipilih BKKBN Provinsi DIY sebagai media untuk menginformasikan program Kampung KB. Media Printed Material ini digunakan sebagai promosi program Kampung KB dengan tujuan untuk menarik perhatian masyarakat secara luas. Isi pesan dari baliho, spanduk, dan stiker ini berisikan ajakan untuk ikut KB, stop pernikahan dini dan dua anak cukup. Untuk pemasangan
79
baliho ini biasanya dipasang pada pintu masuk gapura gerbang kampung KB, sedangkan untuk spanduk terpasang dipinggir jalan sebelum memasuki wilayah kampung KB dan untuk stiker dipasang di kaca jendela rumah warga untuk penyebaran printed material ini terpasang pada setiap wilayah kampung KB disetiap kabupaten DIY. Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut “Untuk baliho ini kita lakukan pasang dekat gerbang pintu masuk gapura kampung KB, sedangkan untuk spanduk terpasang dipinggir jalan sebelum memasuki wilayah kampung KB dan untuk stiker dipasang di kaca jendela rumah warga, isi pesan dalam baliho ini berisikan ajakan untuk ayo ikut KB, stop pernikahan dini dan dua anak cukup dengan tujuan agar masyarakat yang keluar masuk kampung tau dan tertarik sama program ini. Untuk pemasangan baliho, spanduk dan stiker ini disetiap kampung KB pasti ada mas, (wawancara kepada ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” Pemilihan media printed material seperti baliho, spanduk, dan stiker ini juga dinilai sangat efektif untuk menarik perhatian masyarakat secara luas. Seperti yang diungkap ketua pokja Kampung KB sebagai berikut: “kalau untuk media cetak seperti baliho, spanduk, dan stiker sih sudah banyak mas disini, itu pas mas masuk dari gerbang gapura sudah ada tulisan baliho “Kampung KB” terus dipinggir jalan sebelum mas masuk kampung sini juga ada spanduk gede kampung KB, ini stiker juga sudah nempel dirumah saya haha. (wawancara langsung kepada Bapak Gito Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB Sleman, 12 Agustus 2016)” c. Pembangunan Gapura Kampung KB Pembangunan pintu masuk strategi
komunikasi
gapura Kampung KB juga merupakan
yang dilakukan
BKKBN Provinsi
DIY dalam
menginformasikan program Kampung KB. Pembangunan gapura yang bertuliskan kampung KB ini dibuat sebagai icon dari kampung yang terpilih 80
sebagai Kampung KB. Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut: “pembanguan gapura kampung KB ini dibiayakan dari BKKBN Provinsi DIY, dengan tujuan dari pembangunan gapura ini agar menjadi icon dari program kampung KB itu sendri, pembangunan gapura ini dibangun secara gotong-royong oleh warga kampung, untuk pembangunan gapura ini disetiap kampung KB sudah kita bangun. (wawancara kepada ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” Pembangunan pintu masuk gapura Kampung KB ini bertujuan sebagai symbol atau icon partisipasi warga dalam mencanangkan program kampung KB. Seperti yang diungkap ketua pokja Kampung KB sebagai berikut: “setahu saya pembangunan gapura yang bertuliskan kampung KB ini merupakan tanda atau icon kalau kampung ini adalah kampung KB mas, itu dananya dari BKKBN mas, tapi untuk pembangunanya itu dikerjakan secara gotong-royong oleh warga kampung. (wawancara langsung kepada Ibu Sri Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB Sleman, 12 Agustus 2016)” d. Media Cyber : website Adapun yang terakhir adalah website, BKKBN Provinsi DIY membuat website sebagai wadah atau tempat memberikan informasi seputar program yang dilakukan oleh BKKBN itu sendri. BKKBN Provinsi DIY membuat website dengan situs www.Bkkbn.go.id. dengan tujuan agar masyarakat dapat mengetahui informasi dengan mudah. Pada situs ini juga masyarakat dapat mengetahui informasi tentang Program Kampung KB, melakukan konsultasi secara langsung melalui situs ini. “kita juga menggunakan Website sebagai media untuk menginformasikan program Kampung KB. masyarakat dapat mengakses website dengan situs www.Bkkbn.go.id. website tersebut 81
berisikan informasi tentang program Kampung KB, pada website tersebut masyarakat bisa berkonsultasi secara langsung. (wawancara kepada Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti, Ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” Website merupakan media internet yang digunakan BKKBN Provinsi DIY sebagai wadah atau tempat memberikan informasi seputar program yang dilakukan oleh BKKBN itu sendri. Seperti yang diungkap ketua pokja Kampung KB Bapak Gito Prasojo sebagai berikut: “saya ngeliat infonya itu dari internet, saya kira hanya ada di tv aja eh di website nya juga sudah lengkap, saya buka website nya itu juga karena saya sendri yang pengen tau infonya lebih dalam. (wawancara langsung kepada Ibu Sri Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB Sleman, 12 Agustus 2016)” 2. Pelaksanan Strategi Komunikasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015 Pelaksanaan dalam menginformasikan program Kampung KB di Yogyakarta yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY dilaksanakan dengan dua jenis strategi yaitu tatap muka (face to face) dan bermedia (mediated). Kegiatan penyampaian pesan dalam menginformasikan program Kapung KB lebih sering dilaksanakan dengan strategi tatap muka, namun strategi bermedia juga digunakan sebagai alat bantu dalam proses penyampaian pesan program Kampung KB kepada masyarakat.
82
2.1 Pelaksanan Strategi Komunikasi Tatap Muka dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015 1. Workshop Kampung KB Salah satu kegiatan tatap muka yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY adalah dengan workshop. Workshop yang diselenggarakan BKKBN Provinsi DIY di Universitas Gadjah Mada ini bertemakan “Pembangunan Berwawasan Kependudukan” yaitu ditujukan bagi wilayah-wilayah yang kumuh, miskin, dan padat penduduknya seperti dikampung-kampung nelayan. Melalui program ini, BKKBN hadir untuk menyampaikan dan menggerakkan KKBPK atau Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga mengacu pada Program Kampung KB. dengan tujuan menjelaskan apa itu Program Kampung KB dan memberikan penjelasan tentang Pembangunan Berwawasan
Kependudukan
(PBK),
latihan
analisis
hasil
Indeks
Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK), konsep analisis kebijakan, latihan merumuskan masalah kebijakan kependudukan, teknik pengembangan alternatif dan kriteria kebijakan kependudukan, penyusunan rekomendasi kebijakan
kependudukan,
sampai
policy
dialog
tentang
kebijakan
kependudukan. Seperti yang diungkap Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut: “Workshop ini baru kita adakan satu kali yaitu pada tanggal 07-11 Oktober 2015 dengan tema “Pembangunan Berwawasan Kependudukan” yang kita undang adalah Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB dari setiap kabupaten dengan tujuan menjelaskan apa itu Program Kampung KB dan memberikan penjelasan tentang Pembangunan Berwawasan Kependudukan (PBK), latihan analisis hasil Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK),
83
konsep analisis kebijakan, latihan merumuskan masalah kebijakan penduduk, teknik pengembangan alternative dan kriteria kebijakan kependudukan, penyusunan rekomendasi kebijakan kependudukan, sampai policy dialog tentang kebijakan kependudukan (wawancara kepada ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016”
Gambar 3.1 Workshop Pembangunan Berwawasan Kependudukan Program Kampung KB Sumber : BKKBN Provinsi DIY, pada tanggal 07-11 Oktober 2015 2. Pelatihan Tentang Pemahaman Kampung KB Pelatihan tentang pemahaman kampung KB ini merupakan wadah untuk memberikan informasi dan pelatihan kepada kelompok masyarakat yang berada diwilayah kampung KB, kegiatan yang dilakukan dalam pelatihan tentang pemahaman kampung KB ini antara lain dengan adanya pemberian informasi tentang kependudukan, keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemberdayaan keluarga, pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan sosial ekonomi serta forum diskusi dan tanya jawab mengenai materi Program Kampung KB kepada masyarakat yang masih belum memahami tentang
84
program tersebut. Pelatihan kampung KB ini sudah mulai diadakan dari bulan januari 2016, pelaksanaanya setiap satu bulan sekali yang diadakan oleh BKKBN Provinsi DIY, untuk waktu pelaksanaanya disetiap kampung sudah ditentukan. Dalam kegiatan ini yang menjadi narasumber adalah BKKBN Provinsi DIY dibantu dengan narasumber lainya seperti Dokter Ginekolog (reproduksi wanita), Bidan dari BKKBN dll. Menurut Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut: “Pelatihan tentang pemahaman kampung KB ini merupakan wadah dan sarana untuk memberikan informasi kepada kepada kelompok masyarakat yang berada diwilayah kampung KB, untuk pelatihan kampung KB ini sudah mulai diadakan dari bulan januari kemaren mas, pelaksanaanya setiap satu bulan sekali yang diadakan oleh BKKBN Provinsi DIY, untuk waktu pelaksanaanya disetiap kampung sudah ditentukan mas, narasumbernya dari BKKBN Provinsi DIY dan dibantu oleh lembaga lain seperti Dokter Ginekolog (reproduksi wanita), Bidan dari BKKBN dll. (wawancara kepada Ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” Dengan adanya pelatihan tentang pemahaman kampung KB ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat dan agar lebih memahami program kampung KB dan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah yang ada. “kami sangat terbantu dengan adanya pelatihan tentang pemahaman kampung KB ini, kami jadi lebih paham tentang apa itu kependudukan, apa itu keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemberdayaan keluarga, pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan sosial, saya sebagai anggota ibu PKK juga sangat senang dengan adanya pelatihan kampung KB ini. (wawancara langsung kepada Ibu Sujiyah Rochaniyah Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB, 12 Agustus 2016)”
85
Pada gambar 3.2 dibawah ini merupakan contoh kegiatan yang dilakukan pada saat acara berlangsung.
Gambar 3.2 Pelatihan Tentang Pemahaman Kampung KB Kepada PKK Sumber : BKKBN Provinsi DIY, tanggal 10 Januari 2016 3. Sosialisasi KB Kegiatan sosialisasi KB dilaksanakan oleh BKKBN Provinsi DIY bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman yang baik dan benar tentang kesehatan reproduksi dan jangka waktu kelahiran. Sebenarnya program Kampung KB ini merupakan lanjutan dari program keluarga berencana, akan tetapi program Kampung KB ini lebih bersifat mengajak masyarakat kampung untuk menerapkan program keluarga berencana, Tujuan lain dari sosialisasi ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang keuntungan ber-KB dan dapat menjadi keluarga sejahtera. Seperti yang diungkap Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut: “Sebenarnya program Kampung KB ini merupakan lanjutan dari program keluarga berencana, akan tetapi program Kampung KB ini lebih bersifat mengajak masyarakat kampung untuk menerapkan program keluarga berencana, kenapa kami mengadakan sosialisasi KB ini ya dengan tujuan kami berharap sosialisasi KB ini masyarakat
86
dapat memahami dan mau menjadi peserta KB aktif serta mendapat informasi yang lebih mendalam tentang kesehatan reproduksi sehingga untuk kedepanya program Kampung KB ini dapat diterima dengan baik dalam kehidupan masyarakat. untuk pelatihan kampung KB ini sudah mulai diadakan dari bulan januari kemaren mas, pelaksanaanya setiap satu bulan sekali yang diadakan oleh BKKBN Provinsi DIY, (wawancara kepada ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” Pada gambar 3.3 dibawah ini merupakan contoh kegiatan yang dilakukan pada saat acara berlangsung.
Gambar 3.3 Sosialisasi KB Sumber : BKKBN Provinsi DIY, pada 19 Januari 2016 Adanya sosialisasi KB diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan mau menjadi peserta KB aktif serta mendapat informasi yang lebih mendalam tentang kesehatan reproduksi sehingga untuk kedepanya program Kampung KB ini dapat diterima dengan baik dalam kehidupan masyarakat. “kami sebagai warga sangat merasa senang dengan adanya program sosialisai KB ini, setidaknya kami jadi mengerti dan paham lah tentang program KB dan kesehatan reproduksi, pada saat sosialisasi juga narasumbernya baik dan ramah jadi kami tidak takut untuk bertanya” (wawancara langsung kepada Bapak Suron Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB, 12 Agustus 2016)”
87
4. Ajang Kreatifitas Ajang kreatifitas yang digelar oleh BKKBN Provinsi DIY merupakan suatu kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat Yogyakarta. Acara ini merupakan ajang kreatifitas melalui keterampilan keterampilan yang dipamerkan oleh ibu-ibu PKK dan anggota lainya. Bentuk dari kegiatan ini yaitu ajang berbagi seni kreatifitas baik seni tari, kerajinan tangan dan pemanfaatan sampah yang bisa menjadi nilai jual. Ajang kreatifitas juga menjadi ajang dalam mengembangkan berbagai inovasi dalam bidang seni terutama dalam program Kampung KB. “Dalam ajang kreatifitas ini kita mencoba menarik minat masyarakat dan mengorek sejauh mana pengetahuan mereka tentang kerajinan tangan dan pemanfaatan sampah yang bisa menjadi nilai jual, sehingga dari hasil kreatifitas mereka bisa menjadi biaya tambahan untuk keluarga mereka selain itu ajang kreatifitas ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan semangat masyarakat dalam ajang lomba-lomba dan partisipasi warga, ajang kreatifitas ini diadakan pada tanggal 12-13 Maret 2016. (wawancara kepada Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti, Ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)”
Gambar 3.4 Ajang Kreatifitas Masyarakat Sumber : BKKBN Provinsi DIY, pada 12 Februari 2016
88
Kegiatan ajang kreatifitas masyarakat Kampung KB diharapkan dapat melahirkan kerajinan-kerajinan yang bisa memiliki nilai jual dan bermanfaat. “kami sangat senang dengan adanya ajang kreatifitas ini, pada kegiatan ajang kreatifitas ini kami banyak mendapat manfaat yang pertama menambah kemampuan masyarakat dalam menghasilkan sebuah karya, dan kedua melatih masyarakat untuk membuat suatu perancangan kerja, melaksanakan apa yang telah direncanakan dan membangkitkan motivasi dalam berkarya. (wawancara langsung kepada Bapak Suron Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB, 12 Agustus 2016)” 2.2 Pelaksanan Strategi Komunikasi Bermedia dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015 Strategi komunikasi dalam menginformasikan program Kampung KB dilakukan BKKBN Provinsi DIY dengan memanfaatkan media dimaksudkan agar pesan yang disampaikandapat tesebar diseluruh masyarakat. Berikut adalah pelaksanaan strategi komunikasi BKKBN Provnsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB di Yogyakarta: 1. Media Elekronik A. Radio Penginformasian program Kampung KB melalui media dengan menggunakan radio merupakan kegiatan yang dilakukan oleh BKKBN Pusat, karena BKKBN merupakan instansi vertikal jadi seluruh kegiatan yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY langsung berhubungan dengan BKKBN Pusat. Radio dipilih untuk menginformasikan program Kampung KB di Yogyakarta adalah Sonora FM. Radio lokal tersebut digunakan dan disesuiakan dengan jangkauan frekuensi radio yang dapat dijangkau
89
diseputaran wilayah Yogyakarta sehingga informasi yang disampaikan dapat dijangkau oleh semua masyarakat Yogyakarta. Tujuan dari penggunaan media radio sebagai alat untuk menginformasikan program Kampung KB untuk memberikan informasi sejelas-jelasnya mengenai permasalahan sesuai dengan program Kampung KB melalui pesan yang dikemas dan dibawakan dengan perbincangan dengan ketua koordinator program Kampung KB. Radio Sonora FM dipilih menjadi media Menginformasikan Program Kampung KB dikarenakan Radio Sonora FM merupakan radio dengan jangkauan yang cukup luas ferquensinya, radio Sonora FM juga bisa diakses dengan live radio streaming sehingga memudahkan orang untuk mengaksesnya, untuk waktu siaran hanya 2 jam saja dari pukul 14.00-16.00, segmentasi pendengar berdasarkan usia radio Sonora FM dari usia 19-40 tahun keatas, program kampung KB ini diinformasikan melalui acara “live streaming Kampung KB”. “Pemilihan radio Sonora FM karena sudah tersebar dikota-kota besar di Indonesia tidak hanya itu radio Sonora FM juga bisa diakses dengan live radio streaming sehingga memudahkan orang untuk mengaksesnya, segmentasi pendengar berdasarkan usia radio Sonora FM dari usia 19-40 tahun keatas, untuk waktu siaran hanya 2 jam saja dari pukul 14.00-16.00, untuk masalah anggaran sudah ditentukan dari pusat mas” (wawancara kepada Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti, Ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)” B.
Televisi Upaya yang dilakukan BKKBN Pusat dalam menginformasikan
Program Kampung KB salah satunya dengan menggunakan media televisi. Media
televisi
yang
digunakan
adalah
TVRI
sebagai
alat
untuk
menginformasikan program Kampung KB. Televisi adalah media yang sangat
90
baik untuk menyampaikan pesan dan menanamkan pemahaman. Karena televisi adalah media komunikasi yang paling gampang diakses oleh masyarakat dan disetiap rumah selalu mempunyai televisi, jadi pesan yang disampaikan tentu akan mudah diterima oleh masyarakat dimana saja. Isi iklan kampung KB berisikan pesan keluarga yang harmonis dengan memiliki dua anak dan perkampungan yang tentram. Pesan ini ditujukan kepada masyarakat dengan tujuan mengajak untuk mengikuti program Kampung KB. Pemilihan televisi nasional seperti TVRI Nasional oleh BKKBN karena dianggap dapat menginformasikan pentingnya penyiaran kehidupan keluarga berencana diseluruh masyarakat Indonesia. Untuk jam penayangan dari pukul 22.00-03.00, dimulai dari bulan januari 2016. Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut: “kalau media elektronik televisi kita menggunakan stasiun televisi TVRI karena sudah ditentukan oleh BKKBN Pusat dari Jakarta mas, setau saya yang menjadi alasan kenapa BKKBN Pusat memilih TVRI sebagai media elektronik untuk mengiklankan program Kampung KB karena stasiun TVRI telah menjadi lembaga penyiaran public (LPP) yang dikatagorikan sebagai National Public Service Broadcasting (PSB) yang berarti system penyiaran dikontrol oleh public melalui KPI. TVRI juga stasiun televisi berbentuk hukum dan netral dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. untuk jam penayangan dari pukul 22.00-03.00, dimulai dari bulan januari 2016. (wawancara kepada ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)
91
Gambar 3.5 Iklan Kampung KB pada Stasiun Televisi TVRI Sumber : BKKBN Provinsi DIY, pada 24 September 2015 2. Penyebaran Printed Material A. Baliho Baliho merupakan media Printed Material yang digunakan BKKBN Provinsi DIY sebagai promosi program Kampung KB, pemasangan baliho ini ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat secara luas. isi pesan dari baliho ini berisikan ajakan untuk ikut KB, stop pernikahan dini dan dua anak cukup. Untuk pemasangan baliho ini biasanya dipasang pada pintu masuk gapura gerbang kampung KB, untuk penyebaran baliho ini terpasang pada setiap wilayah kampung KB disetiap kabupaten DIY. Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut “Untuk baliho ini kita lakukan pasang dekat gerbang pintu masuk gapura kampung KB, dengan tujuan agar masyarakat yang keluar masuk kampung tau dan tertarik sama program ini. isi pesan dalam baliho ini berisikan ajakan untuk ayo ikut KB, stop pernikahan dini dan dua anak cukup. Untuk pemasangan baliho ini disetiap kampung KB pasti ada mas, (wawancara ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)
92
Gambar 3.6 Baliho Kampung KB Sumber : BKKBN Provinsi DIY, pada 19 Januari 2016 B. Spanduk Selain baliho, pemilihan media Printed Material spanduk juga menjadi pilihan dari BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB ini. untuk pemasangan spanduk ini biasanya terpasang pada pinggir jalan sebelum memasuki wilayah kampung KB, tujuan pemasangan spanduk ini ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat secara luas khususnya bagi pengendara yang melintas, ini pesan pada spanduk ini juga berisikan ajakan untuk ikut KB dengan selogan dua anak cukup. untuk penyebaran Spanduk ini terpasang pada setiap wilayah kampung KB disetiap kabupaten DIY, Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut:
93
“Spanduk juga merupakan salah satu media yang kita gunakan untuk menginformasikan program Kampung KB, dengan target sasaran para pengendara yang melintas, untuk pemasangan spanduk ini biasanya terpasang pada pinggir jalan sebelum memasuki wilayah kampung KB, isi pesan dalam spanduk ini berisikan ajakan untuk ayo ikut KB dengan selogan dua anak cukup. untuk penyebaran Spanduk ini terpasang pada setiap wilayah kampung KB disetiap kabupaten DIY, (wawancara kepada ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)”
Gambar 3.7 Spanduk Kampung KB Sumber : BKKBN Provinsi DIY, pada 19 Januari 2016 C. Stiker Kampung KB Stiker juga merupakan media cetak yang digunakan oleh BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB, stiker dipilih menjadi media komunikasi karena dinilai cukup efektif dalam penyebaranya dan menghemat biaya, isi pesan pada stiker ini sama seperti isi pesan pada baliho dan spanduk yaitu ajakan untuk ikut KB dan stop pernikahan dini dengan selogan dua anak cukup, disain dari stiker ini juga dibuat semenarik mungkin sehingga dapat mencuri perhatian masyarakat, untuk penyebaran 94
stiker ini dibagikan pada wilayah kampung KB dan ditempel pada kaca jendela rumah warga. Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut: “kita juga menggunakan stiker sebagai media untuk menginformasikan program Kampung KB ini mas, menurut saya stiker juga dinilai cukup efektif dalam menyampaikan pesan, tapi sebisa mungkin disain dari stiker itu sendri juga harus menarik, untuk pesan nya sama seperti di baliho dan spanduk mas, stiker ini kita sebarkan pada wilayah kampung KB, biasanya ditempel oleh warga dikaca jendela rumah masing-masing yang menandakan mereka ikut berpartisipasi dalam program Kampung KB ini. stiker ini juga dibagikan secara gratis saat sosialisasi berlangsung. (wawancara kepada ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)”
Gambar 3.8 Stiker Kampung KB Sumber : BKKBN Provinsi DIY, pada 19 Januari 2016 3. Pembangunan Gapura Kampung KB Pembangunan pintu masuk strategi
komunikasi
gapura Kampung KB juga merupakan
yang dilakukan
BKKBN Provinsi
DIY dalam
95
menginformasikan program Kampung KB. Pembangunan gapura yang bertuliskan kampung KB ini dibuat sebagai icon dari kampung yang terpilih sebagai Kampung KB, tujuan dibuat gapura kampung KB ini hanya sebagai symbol atau icon partisipasi warga dalam mencanangkan program kampung KB, untuk pembuatan gapura kampung KB ini disetiap kampung disetiap kabupaten DIY sudah dibangun gapura yang bertuliskan Kampung KB tersebut. Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut: “Pembanguan gapura kampung KB ini dibiayakan dari BKKBN Provinsi DIY, dengan tujuan dari pembangunan gapura ini agar menjadi icon dari program kampung KB itu sendri, pembangunan gapura ini dibangun secara gotong-royong oleh warga kampung, untuk pembangunan gapura ini disetiap kampung KB sudah kita bangun. (wawancara kepada Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti, Ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)”
Gambar 3.9 Pembangunan Gapura Kampung KB sebagai Icon Kampung KB Sumber : BKKBN Provinsi DIY, pada 19 Januari 2016
96
4. Media Cyber Media aktual yang digunakan sebagian besar instansi pemerintahan maupun swasta saat ini adalah media internet. Dalam menginformasikan program Kampung KB kepada masyarakat diseluruh wilayah Yogyakarta, BKKBN Provinsi DIY membuat website dengan situs www.Bkkbn.go.id. dengan tujuan agar masyarakat dapat mengetahui informasi dengan mudah. Pada situs ini juga masyarakat dapat mengetahui informasi tentang Program Kampung KB, melakukan konsultasi secara langsung melalui situs ini. Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut: “Website ini juga merupakan media kami untuk menginformasikan program Kampung KB ini, website ini juga berisikan informasi tentang program Kampung KB, tidak hanya program tersebut namun banyak juga informasi tentang program lainya seperti Program KB, Kependudukan, Konsultasi dan banyak lainya yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY dan informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang berlangsung di BKKBN Provinsi DIY. (wawancara kepada ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)”
Gambar 3.10 Website BKKBN Provinsi DIY Sumber : BKKBN Provinsi DIY, pada 16 Juni 2016
97
3. Evaluasi Pelaksanan Strategi Komunikasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015 Proses evaluasi program Kampung KB di Yogyakarta dilakukan oleh Bidang
Kependudukan
Keluarga
Berencana
Pembangunan
Keluarga
(KKPBK) dan Bidang Pembentukan Program Kampung KB. Evaluasi tersebut dilakukan setiap satu tahun sekali melalui Rapat Koordinasi (Rakor) bidang Kampung KB untuk mengetahui sejauh mana Program Kampung KB berkembang
dimasyarakat.
Evaluasi
perkembangan pelaksanaan kegiatan
diadakan
untuk
mengetahui
Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE) yang dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB. “Evaluasi yang kita lakukan dalam program ini dilakukan setiap satu tahun sekali melalui rapat koordinasi yang diadakan bidang Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga (KKPBK). Program ini juga dijalankan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB. (wawancara kepada Bapak Drs. Mitoto Cipto Suroso, Ketua bidang koordinator program KKBPK, 16 juni 2016) Evaluasi yang oleh BKKBN Provinsi DIY yaitu melakukan analisis terhadap hasil dari perkembangan informasi yang dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. Dari hasil evaluasi kampung KB tahun 2015 didapatkan hasil pencapaian peserta baru aktif pada program kampung KB yang tersebar dilima kabupaten diwilayah DIY. Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut:
98
“pada evaluasi program kampung KB tahun 2015 kemaren hasil pencapaian yang kita dapat itu baik ya yaitu pencapaianya untuk DIY dengan rata-rata 41,31%, dapat dilihat dari data jumlah peserta kb baru aktif mengalami peningkatan, saya rasa untuk ditahun 2016 ini semoga lebih baik lagi. (wawancara kepada ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)”
Tabel 3.1 Data Evaluasi Pencapaian Peserta KB Baru Tahun 2015 Sumber : Rek.Kab F/11/kb/11 BKKBN Provinsi DIY Selain peningkatan jumlah peserta KB baru aktif pencapaian yang didapat oleh BKKBN Provinsi DIY dalam evaluasi pelaksanaan strategi komunikasi BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program kampung KB tahun 2015 ini diketahui juga peningkatan pemberdayaan keluarga melalui kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera atau yang disingkat UPPKS dengan pencapaian 109,77% untuk seluruh wilayah DIY. Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Ellya Nunuk Irihastuti sebagai berikut:
99
“tidak hanya dari hasil peningkatan peserta KB aktif baru mas, untuk hasil evaluasi juga kita mendapatkan data peningkatan UPPKS dengan pencapaian sangat baik yaitu 109,77 % untuk hasil rata-rata di DIY ini. saya rasa untuk ditahun 2016 ini semoga lebih baik lagi. (wawancara kepada ketua bidang koordinator program Kampung KB, 16 juni 2016)”
Tabel 3.2 Data Evaluasi Pencapaian Peserta KB Baru Tahun 2015 Sumber : Rek.Kab F/1/DAL/10 BKKBN Provinsi DIY
100
B. PEMBAHASAN Setelah dilakukan penyajian data pada pembahasan sebelumnya, pada bagian ini peneliti akan membahas dengan analisis data penelitian. Jika sebelumnya peneliti hanya memaparkan data-data yang sudah didapatkan di lapangan baik berupa data wawancara, maupun data observasi dan dokumentasi, maka pada bagian ini peneliti akan menganalisis data-data yang telah peneliti dapatkan tersebut dengan menggunakan berbagai teori yang telah penulis paparkan sebelumnya di bab satu. 1. Perencanaan
Strategi
Komunikasi
Badan
Koordinasi
Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015 Perencanaan dalam menginformasikan program Kampung KB yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY memperhatikan beberapa aspek mulai dari pesan yang disampaikan, pemilihan komunikator, dan efek yang diharapkan pada program Kampung KB. Menurut Onong Uchjana Effendy (1986:97)
strategi
komunikasi
merupakan
paduan
dari
perencanaan
komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Program kampung KB yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka
101
mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Berdasarkan hasil wawancara program kampung KB ini diharapkan menjadi miniatur dari program KKBPK ditingkat terendah. Alasan dilaksanakanya program Kampung KB ini karena Presiden Joko Widodo menilai program KB yang sudah ada sejak dulu sudah tidak terdengar lagi gaungnya seperti pada era orde baru. Untuk mendukung sebuah strategi komunikasi maka langkah langkah yang dilakukan dalam perencanaan menginformasikan program kampung KB dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut. Langkah pertama dalam perencanaan komunikasi adalah melakukan analisis situasi. Dalam analisis situasi BKKBN Provinsi DIY melihat survei yang dilakukan BKKBN pusat pada ruang lingkup kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, pembangunan keluarga, kegiatan lintas sektor
(permungkiman,
sosial
ekonomi,
kesehatan,
pendidikan,
dan
perlindungan anak). Menurut Jogiyanto (2005:46) Analis situasi merupakan tahap
pengumpulan
data
yang
ditempuh
sebelum
merancang
dan
merencanakan program. Berdasarkan hasil Wawancara menunjukan bahwa Program Kampung KB dibentuk karena Bapak Presiden Joko widodo menilai program KB yang lama sudah tidak lagi efektif seperti pada era Orde Baru dan melihat tinggiya jumlah penduduk serta rendahnya kualitas hidup masyarakat di Indonesia masih jauh dari kata sejahtera. Di Yogyakarta menurut data SP 2010 jumlah kepadatan penduduk di Jogja mencapai 1.067,18 jiwa dengan tingkat kemiskinan mencapai 532,59 ribu jiwa dengan akses kesehatan yang masih kurang untuk daerah terpencil. Angka kemiskinan dan kualitas hidup
102
masyarakat masih jauh dari kata sejahtera, dengan adanya Program Kampung KB ini juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Pengkritisan peneliti bahwa Program Kampung KB yang diadakan oleh Bapak Presiden Joko Widodo ini merupakan program yang tepat untuk mengatasi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia, tidak hanya mengatasi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk tetapi juga mengatasi tingginya angka kemiskinan dan kualitas hidup masyarakat masih jauh dari kata sejahtera, dengan adanya Program Kampung KB ini juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara. Tahap selanjutnya adalah menentukan komunikator Dalam proses menginformasikan program Kampung KB yang berperan sebagai komunikator adalah BKKBN Provinsi DIY. Sebagai komunikator, BKKBN Provinsi DIY bertugas untuk menginformasikan dan menjelaskan program Kampung KB kepada khalayak sasaran. Tetapi disini BKKBN Provinsi DIY tidak menjadi komunikator tunggal dalam menginformasikan program Kampung KB, BKKBN Provinsi DIY juga berkerja sama dengan beberapa instansi pemerintahan dan narasumber lain untuk membantu menyampaikan program Kampung KB. Menurut Onong Uchjana Effendy (2000:43) seorang komunikan harus memiliki kepercayaan pada komunikator (source credibility) dan daya tarik komunikator (source attractiveness).
103
Berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa BKKBN Provinsi DIY sudah mendapat kepercayaan dan daya tarik dimata masyarakat karena BKKBN Provinsi DIY merupakan instansi pemerintah yang mempunyai kewenangan dibidang keluarga berencana dalam arti BKKBN Provinsi DIY memiliki peran sebagai komunikator mempunyai (source credibility)
dan
daya tarik. Berdasarkan hasil wawancara pada program kampung KB ini BKKBN tidak menjadi komunikator tunggal, BKKBN Provinsi DIY juga berkerja sama dengan ahli Psikologi, Sosiolognya, Dokter Ginekolog (reproduksi wanita), Bidan dari BKKBN, Departemen Sosial, Dinas Kesehatan, dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. Pengkritisan Peneliti dalam tahapan menentukan komunikator yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY dinilai sudah cukup baik akan tetapi pada saat
proses berlangsungnya komunikasi
yang dilakukan
oleh
komunikator masayarat mendapat kendala dalam penyampaiyan pesan seperti narasumber yang berbeda-beda sehingga masyarakat harus beradaptasi lagi dan ada komunikator yang terlalu cepat dalam menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa yang sulit dicerna oleh masyarakat serta kurangnya alat peraga sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesan. Tahap selanjutnya yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY adalah menentukan khalayak. Dalam menentukan khalayak dalam program Kampung KB tentu mengacu pada konsep-konsep serta tujuan awal program ini. Dalam merancang strategi komunikasi Program Kampung KB, BKKBN Provinsi DIY menentukan target yang spesifik berdasarkan wilayah miskin dan jumlah
104
KB dibawah rata-rata. Menurut Manase Mallo (1986:150) Menentukan khalayak adalah menetukan orang yang menjadi sasaran kegiatan komunikasi, baik karena memiliki kepentingan organisasi maupun karena khalayak tersebut adalah objek utama dalam proses komunikasi. Menurut hasil wawancara dalam program Kampung KB ini yang menjadi komunikan adalah masyarakat kampung yang Jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) di atas rata-rata Pra KS- dan KS-1 tingkat desa/kelurahan. dan Jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desa/kelurahan. dan juga Program Kampung KB sebenarnya bukan semata-mata program yang mengajak warga untuk ber-KB atau memiliki dua anak, namun program Kampung KB ini mengajak seluruh warga kampung untuk membangun bersama-sama kampung mereka dengan memanfaatkan potensi yang ada dikampung tersebut, sehingga tinggkat kemiskinan bisa dihindarkan. Berdasarkan hasil data yang dilakukan peneliti Program Kampung KB ini memang hanya ditujukan untuk wilayah kampung yang dinilai memiliki Jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) di atas rata-rata Pra KS- dan KS-1 tingkat desa/kelurahan. dan Jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desa/kelurahan. Karena dapat dilihat disini untuk wilayah Yogyakarta disetiap kabupaten hanya dipilih satu kampung saja sebagai program Kampung KB namun jika program kampung KB ini dinilai berhasil maka akan diterapkan dikampung lainya. Pengkritisan yang dilakukan peneliti dalam menentukan khalayak yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY sudah menurut peneliti sudah cukup tepat, karena pemilihan kampung yang dinilai
105
sebagai kampung padat penduduk untuk daerah Yogyakarta sudah dipilih dan sudah ditetapkan menjadi Kampung KB. Tahapan selanjutnya adalah menentukan tujuan. Agar suatu kegiatan komunikasi dapat berjalan lebih fokus dan efektif, maka tujuan yang masih bersifat umum perlu dipersempit untuk mempermudah dalam membuat program komunikasi, karena dengan tujuan yang lebih sempit, maka strategi yang digunakan akan lebih fokus. Selain itu tujuan juga harus jelas, sederhana, realistis,dan ada keseimbangan antara anggaran, waktu, dan tenaga. R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam Onong Uchjana Effendy (1995:32) Menetukan tujuan merupakan langkah pertama dalam membuat perencanaan sehingga dalam pelaksanaanya lebih terarah sesuai dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai. Dari hasil wawancara peneliti menemukan tujuan BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB yaitu BKKBN Provinsi DIY berharap masyarakat punya kehidupan yang layak dan pengetahuan yang baik tentang program keluarga berencana, dan bersama-sama meningkatkan kualitas hidup ditingkat kampung, sehingga menjadi keluarga keluarga kecil berkualitas. Pengkritisan peneliti bahwa menentukan tujuan yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY cukup tepat karena sesuai dengan tujuan umum program Kampung KB yang telah menjadi acuan yaitu meningkatkan kualitas hidup ditingkat kampung, sehingga menjadi keluarga keluarga kecil berkualitas.
106
Adapun pada tahap selanjutnya yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY adalah menentukan pesan. Dalam hal ini pesan yang ingin disampaikan oleh BKKBN Provinsi DIY berkaitan dengan program Kampung KB. Dalam menginformasikan program Kampung KB, pesan yang secara umum disampaikan adalah kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, ketahanan keluarga dan pemberdayaan keluarga, kegiatan lintas sektor
(permungkiman,
sosial
ekonomi,
kesehatan,
pendidikan,
dan
perlindungan anak). Menurut Endang Lestari. G & Maliki (2003:37) komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan yang dikirim oleh komunikator/sender dapat diterima dengan baik (menyenangkan, aktual/nyata) oleh komunikan/reciever. Berdasarkan hasil wawancara menunjukan pesan yang secara umum disampaikan adalah program kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, ketahanan keluarga dan pemberdayaan keluarga, kegiatan lintas sektor (permungkiman, sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak). Materi yang kita sampaikan sudah dikemas sedemikian rupa sesuai program Kampung KB dan menggunakan bahasa yang tidak terlalu formal, pada intinya komunikator ingin menjalin komunikasi yang nyaman bagi masyarakat agar dipahami oleh seluruh masyarakat. Berdasarkan data peneliti menemukan bahwa pesan yang disampaikan sangat bermanfaat namun cara penyampaian pesan terkadang kurang jelas, mungkin dengan adanya alat bantu peraga maka pesan yang disampaikan akan lebih efektif. Pengkritikan peneliti bahwa isi pesan yang disampaikan oleh
107
komunikator sudah baik hanya saja ada komunikator yang terlalu cepat dalam menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa yang sulit dicerna dan bahwa cara penyampaian pesan terkadang kurang jelas mungkin dengan menggunakan bahasa sehari-hari dan dibantu alat peraga maka komunikasi yang berlangsung akan lebih baik dan pesan yang disampaikan lebih dimengerti masyarakat. Tahapan selanjutnya adalah menentukan saluran komunikasi. BKKBN Provinsi DIY bisa menyampaikan pesan kepada khlayak atau komunikan yang luas dan dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media yang digunakan meliputi tatap muka workshop Kampung KB yang baru satu kali diadakan oleh BKKBN Provinsi DIY yang bertemakan “Pembangunan Berwawasan Kependudukan”, pelatihan tentang pemahaman kampung KB yang juga baru satu kali diadakan disetiap kampung KB, sosialisasi KB, ajang kreatifitas, media cetak (printed materials) seperti baliho, pembangunan gapura, spanduk, stiker, gapura kampung KB dan media elektronik (televisi dan radio), media cyber seperti website. Menurut (Effendy, 2004:31) Dalam proses komunikasi terdapat dua jenis komunikasi berdasarkan sifatnya yaitu Komunikasi tatap muka (face-to-face-communication) dan Komunikasi bermedia (public media dan mass media). Dari hasil wawancara diketahui Dalam menginformasikan program Kampung KB kita menggunakan beberapa media. salah satunya tatap muka workshop Kampung KB yang baru satu kali diadakan oleh BKKBN Provinsi DIY yang bertemakan “Pembangunan Berwawasan Kependudukan”, ada juga, pelatihan tentang pemahaman
108
kampung KB, sosialisasi KB, ajang kreatifitas, dan media elektronik yang digunakan seperti televisi dan radio, media internet melalui website resmi BKKBN dari Pusat maupun BKKBN Provinsi DIY, media cetak seperti baliho, spanduk, stiker dan gapura kampung KB yang terpasang di Kampung KB yang sudah ditetapkan. Berdasarkan hasil data yang didapat peneliti untuk Komunikasi tatap muka (face-to-face-communication) seperti Workshop baru satu kali diadakan terus untuk pelatihan tentang pemahaman tentang kampung KB dan sosialisasi KB itu diadakan sebulan sekali sudah dimulai dari bulan januari sedangkan untuk ajang kreatifitas itu merupakan kegiatan keterampilan berupa seni tari, kerajinan tangan dan pemanfaatan sampah yang bisa menjadi nilai jual. Komunikasi bermedia (public media dan mass media) seperti Radio Sonora FM dan TVRI sudah ditentukan oleh BKKBN Pusat dari Jakarta, alasan kenapa BKKBN Pusat memilih TVRI sebagai media elektronik untuk mengiklankan program Kampung KB karena stasiun TVRI telah menjadi lembaga penyiaran publik (LPP) yang dikatagorikan sebagai National Public Service Broadcasting (PSB) yang berarti system penyiaran dikontrol oleh public melalui KPI. Sedangkan radio Sonora FM dipilih karena sudah tersebar dikota-kota besar di Indonesia tidak hanya itu radio Sonora FM juga bisa diakses dengan live radio streaming sehingga memudahkan orang untuk mengaksesnya. Untuk media cetak seperti baliho, spanduk, dan stiker juga sudah ada dan pembangunan gapura yang bertuliskan kampung KB merupakan tanda atau icon kalau kampung tersebut adalah kampung KB
109
selain itu Website sebagai media menginformasikan program Kampung KB yang berisikan berisikan informasi tentang program Kampung KB. Pengkritikan yang dilakukan peneliti dalam menentukan saluran komunikasi yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY sudah cukup dalam bidang komunikasi tatap muka (face-to-face-communication) seperti workshop, pelatihan tentang pemahaman tentang kampung KB, sosialisasi KB dan ajang kreatifitas karena BKKBN Provinsi DIY berkomunikasi langsung kepada masyarakat. Sedangkan untuk komunikasi bermedia (public media dan mass media) seperti radio, televisi dan media internet webside kurang efektif untuk masyarakat kampung karena mereka tidak memiliki banyak waktu luang dan aksesnya. Dan untuk media cetak seperti baliho, spanduk, dan stiker, pembangunan gapura dinilai sudah cukup baik. 2. Pelaksanan Strategi Komunikasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015 Dalam pelaksanaan menginformasikan program Kampung KB di Yogyakarta, ada dua jenis stategi yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY yaitu tatap muka (face to face) dan bermedia (mediated). Menurut Pawit M Yusup, (1990:74) Perencanaan adalah pernyataan tertulis mengenai segala sesuatu yang akan atau yang harus dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara komunikasi tatap muka (face to face) seperti workshop, pelatihan tentang pemahaman tentang kampung KB, sosialisasi KB dan ajang kreatifitas dan komunikasi bermedia (mediated) seperti seperti radio, televisi dan media
110
internet website, media cetak seperti baliho, spanduk, stiker, dan pembangunan gapura. 2.1 Pelaksanan Strategi Komunikasi Tatap Muka dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015 Pelaksanaan komunikasi tatap muka yang dilakukan BKKBN pertama adalah workshop. Diselenggarakan oleh BKKBN Provinsi DIY di Universitas Gadjah Mada ini bertemakan “Pembangunan Berwawasan Kependudukan” yaitu ditujukan bagi wilayah-wilayah yang kumuh, miskin, dan padat penduduknya
seperti
dikampung-kampung
nelayan.
Dengan
tujuan
menjelaskan apa itu Program Kampung KB dan memberikan penjelasan tentang Pembangunan Berwawasan Kependudukan (PBK), latihan analisis hasil Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK), konsep analisis kebijakan, latihan merumuskan masalah kebijakan kependudukan, teknik pengembangan alternatif dan kriteria kebijakan kependudukan, penyusunan rekomendasi kebijakan kependudukan, sampai policy dialog tentang kebijakan kependudukan. Menurut Sedarmayati (2009:167) secara umum workshop adalah suatu pertemuan antara para ahli yang membahasmasalah praktis atau bersangkutan dengan pelaksanaan dalam bidang keahlian, atau sanggar kerja dan pertemuan bersifat ilmiah dengan sekala kecil. Dari hasil wawancara Workshop ini baru diadakan satu kali yaitu pada tanggal 07-11 Oktober 2015 dengan tema “Pembangunan
Berwawasan
Kependudukan”
yang
diundang
adalah
Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB dari setiap kabupaten dengan tujuan
111
menjelaskan apa itu Program Kampung KB dan memberikan penjelasan tentang Pembangunan Berwawasan Kependudukan (PBK), latihan analisis hasil Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK). Pengkritisan peneliti dalam workshop yang diselenggarakan oleh BKKBN Provinsi DIY. Menurut peneliti workshop yang diselenggarakan oleh BKKBN Provinsi DIY ini sudah sangat baik, BKKBN menadakan workshop selama 4 hari dan mengundang Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB dari setiap kabupaten yang sebagai pendamping dimasyarakat dan memberikan materi seputar kependudukan sehingga anggota pokja dapat mengerti lebih banyak serta bisa menerapkan kepada masyarakat. Berikutnya pelaksanaan media tatap muka yang dilaksanakan BKKBN Provinsi DIY adalah memberikan pelatihan tentang pemahaman kampung KB. Pelatihan tentang pemahaman kampung KB ini merupakan wadah untuk memberikan informasi dan pelatihan kepada kelompok masyarakat yang berada diwilayah kampung KB. Menurut Pengabean (2004) Pelatihan didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau mengingatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan sekarang sedangkan pendidikan lebih berorientasi kepada masa depan dan lebih menekankan pada peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami dan menginterprestasikan pengetahuan. Berdasarkan hasil wawancara pelatihan tentang pemahaman kampung KB ini adalah wadah dan sarana untuk memberikan informasi kepada kepada kelompok masyarakat yang berada diwilayah kampung KB. Untuk pelatihan
112
kampung KB ini sudah mulai diadakan dari bulan januari, pelaksanaanya setiap satu bulan sekali yang diadakan oleh BKKBN Provinsi DIY dan untuk waktu pelaksanaanya disetiap kampung sudah ditentukan, narasumbernya dari BKKBN Provinsi DIY dan dibantu oleh lembaga lain seperti Dokter Ginekolog (reproduksi wanita), Bidan dari BKKBN dll. Berdasarkan data didapat peneliti dalam pelaksanaan pelatihan tentang pemahaman kampung KB ini sangat disambut baik oleh masyarakat, karena dengan adanya pelatihan tentang pemahaman kampung KB ini, masyarakat jadi lebih paham tentang apa itu kependudukan, apa itu keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemberdayaan keluarga, pendidikan, kesehatan, perlindungan anak dan sosial. Pengkritisan peneliti dalam pelaksanaan pelatihan tentang pemahaman kampung KB ini menurut peneliti sudah cukup baik, karena masyarakat sangat merasa terbantu dengan adanya pelaksanaan pelatihan tentang pemahaman kampung KB. Pelaksanaan komunikasi tatap muka yang dilakukan BKKBN Provinsi DIY berikutnya adalah Sosialisasi KB. Kegiatan sosialisasi KB dilaksanakan oleh BKKBN Provinsi DIY bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman yang baik dan benar tentang kesehatan reproduksi dan jangka waktu kelahiran. Menurut Liliweri (2005:153) Sosialisasi adalah manusia merspon nilai baru tetapi menciptakan perananya dalam kondisi dimana ia merespon hal baru tersebut dengan proses interaksi dengan orang lain. Berdasarkan hasil wawancara Sebenarnya program Kampung KB ini merupakan lanjutan dari program keluarga berencana, akan tetapi program
113
Kampung KB ini lebih bersifat mengajak masyarakat kampung untuk menerapkan program keluarga berencana. Dengan diadakan sosialisasi KB ini bertujuan masyarakat dapat memahami dan mau menjadi peserta KB aktif serta mendapat informasi yang lebih mendalam tentang kesehatan reproduksi sehingga untuk kedepanya program Kampung KB ini dapat diterima dengan baik dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti warga sangat merasa senang dengan adanya program sosialisai KB ini, dan warga jadi mengerti dan paham lah tentang program KB dan kesehatan reproduksi, sesuai dengan teori diatas masyarakat dapat merespon nilai baru dan menciptakan perananya dengan proses interaksi dengan orang lain. Pengkritikan peneliti dalam sosialisasi KB ini. Peneliti menilai sosialisasi KB yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY sudah cukup baik karena mendapat respon baik oleh masyarakat dan masyarakat merasa sangat senang serta menjadi lebih mengerti dan paham lah tentang program KB dan kesehatan reproduksi. Ajang kreatifitas yang digelar oleh BKKBN Provinsi DIY merupakan suatu kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat Kampung KB di Yogyakarta. Bentuk dari kegiatan ini yaitu ajang berbagi seni kreatifitas baik seni tari, kerajinan tangan dan pemanfaatan sampah yang bisa menjadi nilai jual. Menurut NACCCE (National Advisory Committee On Creative and Cultural Education) dalam Craft (2005) Ajang Kreativitas adalah aktivitas imaginatif yang menghasilkan hasil baru dan bernilai jual.
114
Berdasarkan hasil wawancara dalam ajang kreatifitas ini BKKBN Provinsi DIY mencoba menarik minat masyarakat dan mengorek sejauh mana pengetahuan mereka tentang kerajinan tangan dan pemanfaatan sampah yang bisa menjadi nilai jual, sehingga dari hasil kreatifitas mereka bisa menjadi biaya tambahan untuk keluarga mereka. Berdasarkan data didapat peneliti ajang kreativitas ini disambut baik oleh masyarakat. Dengan adanya ajang kreatifitas ini, masyarakat banyak mendapat manfaat yang pertama menambah kemampuan masyarakat dalam menghasilkan sebuah karya, dan kedua melatih masyarakat untuk membuat suatu perancangan kerja, melaksanakan apa yang telah direncanakan dan membangkitkan motivasi dalam berkarya serta mendapatkan penghasilan tambahan. Pengkritisan peneliti dalam ajang kreativitas yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY. Menurut peneliti dengan adanya ajang kreativitas ini dinilai sangat baik karena membantu masyarat mengasah kemampuan dalam membuat suatu karya yang memiliki nilai dan kedua melatih masyarakat untuk membuat suatu perancangan kerja, melaksanakan apa yang telah direncanakan dan membangkitkan motivasi dalam berkarya serta mendapatkan penghasilan tambahan. 2.2 Pelaksanan Strategi Komunikasi Bermedia dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015 Pelaksanaan komunikasi dalam menginformasikan program Kampung KB dilakukan BKKBN Provinsi DIY dengan memanfaatkan media dimaksudkan
agar
pesan
yang
disampaikandapat
tesebar
diseluruh
115
masyarakat. Media yang digunakan adalah media elektronik yaitu radio. Radio yang dipilih untuk menginformasikan program Kampung KB di Yogyakarta adalah Sonora FM. Radio lokal tersebut digunakan dan disesuiakan dengan jangkauan frekuensi radio yang dapat dijangkau diseputaran wilayah Yogyakarta sehingga informasi yang disampaikan dapat dijangkau oleh semua masyarakat Yogyakarta. Menurut (Effendy, 2004:31) Komunikasi bermedia adalah komunikasi yang sarana untuk menghubungkan suatu pesan kepada penerima pesan yang jauh jarak dan ruangnya. Komunikasi bermedia ini pun disebut sebagai komunikasi informatif karena jenis komunikasi ini tidak begitu ampuh mengubah tingkah laku komunikannya. Dari hasil wawancara menunjukan bahwa radio Sonora FM ini dipilih karena sudah tersebar dikota-kota besar di Indonesia tidak hanya itu, radio Sonora FM juga bisa diakses dengan live radio streaming sehingga memudahkan orang untuk mengaksesnya, segmentasi pendengar berdasarkan usia radio Sonora FM dari usia 19-40 tahun keatas, untuk waktu siaran hanya 2 jam saja dari pukul 14.00-16.00. BKKBN Provinsi DIY menginformasikan Program Kampung KB ini tidak hanya menggunakan media elektronik radio saja. media elektronik lainya adalah televisi. Media televisi yang digunakan adalah TVRI sebagai alat untuk menginformasikan program Kampung KB. Televisi adalah media yang sangat baik untuk menyampaikan pesan dan menanamkan pemahaman. Karena televisi adalah media komunikasi yang paling gampang diakses oleh masyarakat dan disetiap rumah selalu mempunyai televisi, jadi pesan yang
116
disampaikan tentu akan mudah diterima oleh masyarakat dimana saja. Dari hasil wawancara stasiun televisi TVRI dipilih karena TVRI sebagai media elektronik untuk mengiklankan program Kampung KB karena stasiun TVRI telah menjadi lembaga penyiaran public (LPP) yang dikatagorikan sebagai National Public Service Broadcasting (PSB) yang berarti system penyiaran dikontrol oleh public melalui KPI. TVRI juga stasiun televisi berbentuk hukum dan netral dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. untuk jam penayangan dari pukul 22.00-03.00, dimulai dari bulan januari 2016. Pengkritisan peneliti dalam pelaksanaan komunikasi bermedia yaitu media elektronik radio dan televisi yang digunakan oleh BKKBN Provinsi DIY menurut peneliti masih kurang menjangkau kepada masyarakat karena waktu tayanganya yang masih kurang tepat dan menurut teori komunikasi bermedia ini sebagai komunikasi informatif karena jenis komunikasi ini tidak begitu ampuh mengubah tingkah laku komunikannya. Selanjutnya media yang digunakan BKKBN Provinsi DIY dalam mempromosikan program kampung KB ialah dengan menggunakan media Printed Material. Menurut Kasali (1992:9) merupakan media luar ruang sebagai alat perantara untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada khalayak yang dituju dengan tujuan menginformasikan, membujuk dan mengingatkan khalayak sasaran. Disini penyebaran Printed Material yang digunakan oleh BKKBN Provinsi DIY pertama adalah Baliho.
117
Menurut Kasali (1992:136) Baliho merupakan suatu sarana media berpromosi yang mempunyai unsur memberitakan informasi atau kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat luas. Dari hasil wawancara menunjukan BKKBN Provinsi DIY melakukan pemasangan baliho ini ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat secara luas. Isi pesan dari baliho ini berisikan ajakan untuk ikut KB, stop pernikahan dini dan dua anak cukup dengan tujuan agar masyarakat yang keluar masuk kampung mengetahui dan tertarik dengan program kampung KB. Pengkritisan peneliti dalam baliho ini sudah cukup baik untuk pemasanganya karena terpasang didekat gerpang pintu masuk kampung sehingga masyarakat yang keluar masuk kampung dapat dengan jelas melihatnya dan mengingat pesan yang terdapat pada baliho tersebut. Selain baliho, pemilihan media Printed Material spanduk juga menjadi pilihan dari BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB ini. Tujuan pemasangan spanduk ini untuk menarik perhatian masyarakat secara luas khususnya bagi pengendara yang melintas. Menurut Kamus Pusat Bahasa (2008:1372) spanduk merupakan media iklan yang direntangkan atau dibentangkan menggunakan tali atau peyangga yang berisikan selogan, propaganda atau informasi dan berita yang perlu diketahui masyarakat. Dari hasil wawancara spanduk juga merupakan salah satu media yang digunakan untuk menginformasikan program Kampung KB, dengan target sasaran para pengendara yang melintas, untuk pemasangan spanduk ini biasanya terpasang pada pinggir jalan sebelum memasuki wilayah kampung KB, isi pesan dalam spanduk ini berisikan ajakan untuk ayo ikut KB dengan
118
selogan dua anak cukup. Untuk penyebaran Spanduk ini terpasang pada setiap wilayah kampung KB disetiap kabupaten DIY. Pengkritisan peneliti dalam spanduk sudah cukup baik untuk pemasanganya dipinggir jalan sebelum memasuki wilayah kampung KB didekat gerpang pintu masuk kampung sehingga masyarakat yang keluar masuk kampung dapat dengan jelas melihatnya dan disain dari spanduk juga sudah cukup menarik. Stiker juga merupakan media cetak yang digunakan oleh BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan program Kampung KB, stiker dipilih menjadi media komunikasi karena dinilai cukup efektif dalam penyebaranya dan menghemat biaya. Menurut Kusriyanto (2009:338) Stiker adalah media informasi visual berupa lembaran kecil kertas atau plastic yang ditempelkan berisikan nama,sifat atau isi pesan. Dari hasil wawancara penggunaan stiker ini dipilih sebagai media untuk menginformasikan program Kampung KB. Stiker juga dinilai cukup efektif dalam menyampaikan pesan, tetapi sebisa mungkin disain dari stiker itu sendri juga harus menarik, untuk pesan nya sama seperti baliho dan spanduk. Stiker ini kita sebarkan pada wilayah kampung KB, biasanya ditempel oleh warga dikaca jendela rumah masingmasing yang menandakan mereka ikut berpartisipasi dalam program Kampung KB ini. Stiker ini juga dibagikan secara gratis pada saat sosialisasi berlangsung. Pengkritisan
peneliti
dalam
stiker
sudah
cukup
baik
untuk
penyebaranya ke rumah-rumah dan terpasang dikaca jendela rumah warga
119
yang menandakan warga ikut berpartisipasi dalam program kampung KB. Stiker ini juga dibagikan ke warga secara gratis dan disain dari stiker juga sudah cukup menarik. Pembangunan pintu masuk gapura Kampung KB juga merupakan strategi
komunikasi
yang dilakukan
BKKBN Provinsi
DIY dalam
menginformasikan program Kampung KB. Pembangunan gapura yang bertuliskan kampung KB ini dibuat sebagai icon dari kampung yang terpilih sebagai Kampung KB. Menurut Suptadar (1999:153) Gapura merupakan identitas, identitas menunjukan kepada khalayak ramai tentang ciri khas kepribadian, kepercayaan serta kuatitas yang ditunjukan kepada masyarakat. Dari hasil wawancara pembanguan gapura kampung KB ini bertujuan agar menjadi icon dan ciri khas dari program kampung KB itu sendri. Sesuai dengan teori menurut Suptadar yaitu menjadikan gapura sebagai identitas. Pengkritikan peneliti dalam gapura sangat baik karena dengan dibangunya gapura ini masyarakat jadi lebih tau wujud dari Program kampung KB yang dilaksanakan oleh BKKBN Provinsi DIY dan menjadi identitas bahwa kampung tersebut sangat berpartisipasi terhadap program tersebut. Penggunaan media cyber juga merupakan cara BKKBN Provinsi DIY dalam menginformasikan Program Kampung KB. Dalam menginformasikan program Kampung KB kepada masyarakat diseluruh wilayah Yogyakarta, BKKBN Provinsi DIY membuat website dengan situs www.Bkkbn.go.id. dengan tujuan agar masyarakat dapat mengetahui informasi dengan mudah.
120
Menurut Massaris (1997:3) Media cyber ini merupakan jenis iklan new yang bertujuan mempromosikan dan menginformasikan yang ukuranya relative kecil dan berbeda dengan media iklan lainya mencangkup beberapa orang tertentu dan dapat mengakses internet. Dari hasil wawancara Website merupakan media BKKBN Provinsi DIY untuk menginformasikan program Kampung KB. Website ini juga berisikan informasi tentang program Kampung KB, tidak hanya program tersebut namun banyak juga informasi tentang program lainya seperti Program KB, Kependudukan, Konsultasi dan banyak lainya yang dilakukan oleh BKKBN Provinsi DIY dan informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang berlangsung di BKKBN Provinsi DIY. Pengkritisan peneliti dala media cyber, bahwa informasi yang dibuat oleh BKKBN Provinsi DIY melalui website belum sepenuhnya memberikan informasi secara detail karena isi informasi pada website BKKBN Provinsi DIY tersebut kurang up date sehingga menyulitkan masyarakat untuk mencari info yang lebih dalam dan tidak semua warga masyarakat yang mengetahui website BKKBN Provinsi DIY tersebut.
121
3. Evaluasi Pelaksanan Strategi Komunikasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY dalam Menginformasikan Program Pembentukan Kampung KB di Yogyakarta Tahun 2015 Proses evaluasi program Kampung KB di Yogyakarta dilakukan oleh Bidang
Kependudukan
Keluarga
Berencana
Pembangunan
Keluarga
(KKPBK) dan Bidang Pembentukan Program Kampung KB. Evaluasi diadakan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Kampung KB. Menurut Husein Umar (2005:36) Pengertian evaluasi yaitu Suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bbagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. Dari hasil wawancara Evaluasi yang lakukan dalam program ini dilakukan setiap satu tahun sekali melalui rapat koordinasi yang diadakan bidang
Kependudukan
Keluarga
Berencana
Pembangunan
Keluarga
(KKPBK). Pada evaluasi program kampung KB tahun 2015 kemaren hasil pencapaian yang didapat cukup baik yaitu pencapaianya untuk DIY dengan rata-rata 41,31%, dapat dilihat dari data jumlah peserta KB baru aktif mengalami peningkatan. Tidak hanya dari hasil peningkatan peserta KB aktif baru, untuk hasil evaluasi juga kita mendapatkan data peningkatan UPPKS
122
dengan pencapaian sangat baik yaitu 109,77 % untuk hasil rata-rata di DIY ini. Pengkritisan peneliti dalam bagian evaluasi Program kampung KB ini sangat baik melihat dari hasil pencapaian yang didapat oleh BKKBN Provinsi DIY menunjukan hasil peningkatan pesarta KB aktif yang bertambah rata-rata 41,31% dan peningkatan UPPKS dengan pencapaian sangat baik yaitu 109,77% untuk hasil rata-rata di DIY dinilai sudah sangat baik.
123