BAB III PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PAI DI SD NURUL ISLAM DAN SD KOALISI NASIONAL NGALIYAN SEMARANG
A. Tinjauan Umum SD Nurul Islam dan SD Koalisi Nasional Ngaliyan Semarang 1. SD Nurul Islam Ngaliyan Semarang a. Kondisi Umum SD Nurul Islam Ngaliyan Semarang 1. Sejarah Singkat SD Nurul Islam SD Nurul Islam berada dibawah naungan Yayasan Takmir Masjid Nurul Islam Krapyak, yang berdiri pada tahun 1967 bernama Sekolah Dasar Islamiyah (SDI) Krapyak, pada tahun 1977 berubah nama menjadi Madrasah Islamiyah Krapyak, dan ada perubahan nama lagi menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Krapyak pada tahun 1987 dibawah naungan dan pembinaan Departemen Agama (Depag) Kodya Semarang.1 Setelah mengalami kemerosotan dan penurunan jumlah murid yang masuk ke MI Krapyak,2 membuat Pengurus Yayasan dan Pengelola MI mengadakan evaluasi dan mengadakan jajak pendapat terhadap masyarakat, dan latar belakang penurunan minat 1
Hasil wawancara dengan Bapak A.M. Shodiq, S.Pd.I., pada tanggal 4 Juli 2006, di kediamannya Jl. Bukit Beringin Asri VII N0. 234 Wonosari Ngaliyan Semarang. 2
Kemerosotan jumlah siswa yang masuk ke MI pada waktu itu sangat drastis, untuk mendapatkan murid berjumlah 100 siswa sangat sulit, dan ini diperparah dengan lulusan TK Nurul Islam yang banyak tidak melanjutkan ke MI Nurul Islam, dan ketika diadakan jajak pendapat orang tua dan wali murid dari TK ini pada umumnya memandang MI adalah sekolah agama yang minim dengan ilmu-ilmu umum dan ada momok mata pelajaran bahasa arab yang menjadikan hasil belajar siswa menurun. Hasil wawancara dengan Bapak A.M. Shodiq, S.Pd.I., pada tanggal 4 Juli 2006.
55
56
para orang tua untuk memasukkan anak mereka ke MI dikarenakan para orang tua tersebut beranggapan bahwa Madrasah identik dan dipandang hanya sebagai sekolah agama, maka pada tahun 19941995 pengurus dan pengelola mengubah status dari Madrasah Ibtidaiyah menjadi Sekolah Dasar yang berhaluan Islam. Kemudian mengajukan
perubahan
status
tersebut
kepada
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Kodya Semarang, dan mencabut status MI dari Depag Kodya Semarang.3 Pada tanggal 23 Mei 1996 secara resmi SD Nurul Islam berdiri dengan telah diterimanya ijin operasional dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kodya Semarang, dan Departemen ini pula yang menaungi dan melakukan pembinaan lewat Kantor Dinas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Ngaliyan. Pembelajaran kurikulum SD dilaksanakan secara bertahap, pada tahun pertama untuk kelas 1 (satu), sedangkan untuk kelas 2 – 6 masih dengan kurikulum MI, dan pada tahun 2001 adalah angkatan pertama kelulusan SD Nurul Islam, sampai sekarang (2006) telah meluluskan 5 angkatan, dengan perincian angkatan ke1: 25 Siswa, Angkatan ke-2: 24 Siswa, Angkatan ke-3: 20 Siswa, Angkatan ke-4: 20 Siswa dan angkatan ke-5 dengan jumlah kelulusan 42 siswa dengan nilai rata-rata diatas 7 ( tujuh ). Murid SD Nurul Islam pada umumnya berasal dari wilayah perumahan Ngaliyan bagian selatan, diantaranya Perumahan Karonsih, Perumahan Pondok Pondasi, Perumahan Beringin, dan
3
Hasil wawancara dengan Bapak KH. Ahmad Darodji, Ketua Yayasan Ta’mir Masjid Nurul Islam pada tanggal 15 Juli 2006.
57
hanya sedikit warga sekitar.4 Alasan para orang tua/ Wali murid memasukkan anaknya ke SD Nurul Islam karena memandang perlunya menanamkan aqidah pada anak supaya kelak ketika dewasa, iman dan taqwa anak lebih kuat, terutama akhlaknya lebih tertata. Kurikulum (Jam Pelajaran) PAI di SD Nurul Islam lebih banyak dibandingkan dengan SD Negeri, kalau Jam Pelajaran di SD Negeri hanya 2 Jam Pelajaran di SD Nurul Islam ada 7 Jam Pelajaran, karena selain PAI ada tambahan muatan sekolah yang terdiri dari mata pelajaran al Qur'an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqh, bahasa Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).5 2. Keadaan Umum SD Nurul Islam SD Nurul Islam berdiri atas akte notaris Rusbandi Yahya, S.H., tanggal 21 Februari 1985 No. 132 Semarang. Berikut keadaan SD Nurul Islam:6 Nama Sekolah Status Sekolah NIS NSS Alamat Kelurahan
: SD Nurul Islam : Swasta : 106730 : 112036316083 : Jl. Siliwangi 574 Semarang, telp: 024 7612854 : Purwoyoso
4
Keadaan seperti ini dikarenakan kebanyakan orang tua dari siswa yang belajar di SD Nurul Islam berkeinginan anaknya mempunyai iman dan takwa yang kuat, dan kebanyakan orangtuanya adalah pengajar di IAIN Walisongo, hasil wawancara dengan Kepala SD Nurul Islam pada tanggal 25 Februari 2006. 5
Mata pelajaran tambahan dalam PAI yang berupa al Qur'an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqh, bahasa Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menjadi nilai tambah bagi sekolah ini, dan hal tersebut yang menguatkan alasan orang tua/ wali murid memasukan anaknya kesekolah ini. Dikalangan warga perumahan di kota biasanya memanggil tenaga pengajar privat untuk anaknya dalam bidang ilmu agama atau baca tulis al qur’an (BTA), setelah menerima Mata pelajaran tersebut tanpa adanya les privat anak diperkirakan sudah dapat BTA. 6 Diolah dari data Laporan Bulanan Sekolah Dasar/MI Bulan Februari Tahun Pelajaran 2005/2006 SD Nurul Islam Ngaliyam Semarang.
58
Kecamatan Kab /kota Berdiri Tahun/ Dasar Nama Badan Penyelenggara Luas Tanah/ Bangunan Kepemilikan Tanah/ Bangunan Banyaknya ruang belajar SD ini masuk SD ini adalah
: Ngaliyan : Semarang : 1996 : Yayasan Nurul Islam : 613 m2 / 232 m2 : Hak Milik : 7 ruang : Pagi : Imbas
Keadaan murid sampai Mei 2006 : KELAS ROMBEL
L
P
JUMLAH
I
1
20
26
46
II
1
18
19
37
III
1
14
8
22
IV
1
11
19
30
V
1
10
14
24
VI
2
19
24
43
JML
7
93 108
201
b. Keadaan Guru PAI SD Nurul Islam Ngaliyan Semarang Guru yang mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Nurul Islam berjumlah 4 (empat ) orang dengan perincian 1 guru mata pelajaran PAI kelas 4-5 dan 3 guru masingmasing mengajar kelas 1, 2 dan 3 serta sekaligus guru kelas tersebut.7 Sebenarnya guru yang mengajar PAI hanya satu orang yaitu Bapak A.M. Shodiq, S.Pd.I. yang sekaligus kepala sekolah, karena
kesibukan
beliau
sebagai
kepala
sekolah
tersebut
mengharuskan untuk dibantu mengampu mata pelajaran PAI untuk kelas 1, 2 dan 3 dan hal tersebut diberikan guru kelas tersebut. 7
Hasil observasi di SD Nurul Islam Ngaliyan Semarang, pada 24 Februari 2006.
59
Berikut daftar biodata guru PAI di SD NURUL Islam: 1. Nama Tempat tanggal lahir Alamat Ijazah/ Lulus Tahun Mengajar kelas Jumlah jam mengajar Honor/ Gaji 2. Nama Tempat tanggal lahir Alamat Ijazah/ Lulus Tahun Mengajar kelas Jumlah jam mengajar Honor/ Gaji 3. Nama Tempat tanggal lahir Alamat Ijazah/ Lulus Tahun Mengajar kelas Jumlah jam mengajar Honor/ Gaji 4. Nama Tempat tanggal lahir Alamat Ijazah/ Lulus Tahun Mengajar kelas Jumlah jam mengajar Honor/ Gaji
8
: A.M. Shodiq, S.Pd.I : Kendal, 23 September 1964 : Jl. Bukit Beringin Asri VII 234 Semarang : S1 GPAI FT Tahun 2006 : IV-VI : 8 Jam : Rp. 786.000,00 : Anisatun, A.Ma. : Pati, 2 Juli 1968 : Tugu rejo Rt.8 Rw. IV Tugu Semarang : D2 GPAI FT Tahun 2001 :I : 3 Jam : Rp. 642.400,00 : Istiqomah, S.HI. : Semarang, 27 Mei 1979 : Jl. Yos Sudarso 25 Bandarharjo Semarang : S1 FS Tahun 2003/ AKTA IV FT 2004 : II : 3 Jam : Rp. 622.700,00 : Ana Ismawati, S.Sos.I. : Semarang, 4 Mei 1978 : Jl. Subali 250 Krapyak Semarang : S1 FD Tahun 2003/ AKTA IV FT 2004 : III : 3 Jam : Rp. 622.700,008
Hasil dari isian pedoman wawancara terhadap keempat guru agama di SD Nurul Islam Ngaliyan Semarang.
60
2. SD Koalisi Nasional Ngaliyan Semarang a. Kondisi Umum SD Koalisi Nasional Ngaliyan Semarang SD Koalisi Nasional merupakan gabungan dari beberapa sekolah dasar yang pengelolaannya menjadi satu. SD Koalisi Nasional ini terdiri dari tiga Sekolah yaitu: SD Ngaliyan 01, SD Ngaliyan 03 dan SD Ngaliyan 07. SD Koalisi Nasional berdiri pada tahun 2004. Istilah SD Koalisi Nasional muncul ketika ada pertemuan antara menteri pendidikan di kawasan Asean yang membahas tentang pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan, dalam forum tersebut mengamanatkan kepada seluruh negara anggota Asean untuk meningkatkan mutu pendidikan di negaranya juga terjadi pemerataan dalam bidang pendidikan, kemudian menteri-menteri tersebut sepakat untuk mengembangkan di masing-masing propinsi terdapat satu sekolah Koalisi, yang diberi nama SD Koalisi Nasional.9 Dari SD Koalisi Nasional tersebut diharapkan terjalin kerjasama, baik dalam bentuk fisik misalnya kemah bersama, pertukaran belajar, magang guru atau pertukaran guru, saling bertukar
informasi
tentang
keberhasilan
program.10
Untuk
mendukung program tersebut dari Dirjen Dikdasmen memberikan hibah berupa 1 set komputer lengkap dengan internet.
9
Secara definitif yang mendapat penunujukan sebagai SD Koalisi Nasional adalah SD Ngaliyan 03, karena pengelolaannya menajdi satu dengan SD Ngaliyan 01 dan 07 maka SD Koalisi Nasional Jawa Tengah terdiri dari ketiga SD tersebut. Hasil wawancara dengan Ibu Sutini, S.Pd. Kepala SD Koalisi Nasional, pada tanggal 17 Februari 2006. 10 Pertukaran informasi ini bisanya ketika ada program yang dijalankan di sebuah SD Koalisi berhasil, diharapkan SD Koalisi yang lain mencoba program tesebut.
61
Meskipun sebagai SD Koalisi Nasional yang mendapat penunjukan langsung dari Dirjen Dikdasmen, tidak serta merta fasilitas yang menjadi pendukung proses belajar mengajar menjadi lengkap. Sesuai dengan misi yang diamanatkan hasil forum menteri tersebut yaitu meningkatkan mutu dan pemerataan pendidikan, SD Koalisi Nasional mempunyai kewajiban menampung murid dari berbagai latar belakang ekonomi dan latar belakang pendidikan orang tuanya.11 Program selanjutnya untuk SD Koalisi Nasional adalah bergabung menjadi SD Koalisi Regional, di Indonesia baru terdapat dua SD Koalisi Regional yaitu SD Menteng Barat 03 dan SD Tebet 01 kesemuanya berkedudukan di Jakarta. Untuk menuju kepada program tersebut, SD Koalisi Nasional Ngaliyan sekarang telah berbenah diri, diantaranya mengadakan pelatihan-pelatihan untuk guru dan karyawan, diantaranya pelatihan bahasa Inggris setiap hari selasa dan kamis. Pentingnya bahasa Inggris dikarenakan untuk selanjutnya pengajaran didalam kelas akan menggunakan bi-lingual (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris) sebagai bahasa pengantar, terutama untuk mata pelajaran MIPA. SD yang dipimpin oleh Ibu Sutini, S.Pd. dan ketua komite Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq12 ini berupaya dan berbenah diri
11
Dalam proses penerimaan siswa baru, SD Koalisi ini menerapkan sistem angka prosentase dengan menghitung kursi yang tersedia dengan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dan alat ukur; yaitu: domisili, latar belakang pendidikan orang tua dan ekonomi orang tua. Jadi pemerataan pendidikan dan penajminan mutunya sangat di jaga dan dipertahankan. Hasil wawancara dengan Ibu Sutini, S.Pd. kepala SD Koalisi Nasional, pada tanggal 17 Februari 2006. 12 Ketua komite SD Koalisi ini juga menjadi koordinator Komite SD Koalisi Se-Jawa, di samping itu beliau juga menjadi sekretais Dewan Pendidikan Propinsi Jawa Tengah.
62
untuk dapat menjadi SD Koalisi Regional dengan penanaman iman dan akhlak sebagai dasarnya untuk pembentukan kepribadian anak. Berikut data umum SD Koalisi Nasional beserta data muridnya sampai akhir Februari tahun 2006:13 1. Nama Sekolah Status Sekolah NIS NSS Alamat
: SD Ngaliyan 01 : Negeri : 106370 : 110036316005 : Jl. Raya Ngaliyan, telp: 024 7623256 : Ngaliyan : Ngaliyan : Semarang : 1951 : 8 ruang : Pagi : Inti
Kelurahan Kecamatan Kab /kota Berdiri Tahun/ Dasar Banyaknya ruang belajar SD ini masuk SD ini adalah Keadaan murid: KELAS ROMBEL
PGRI JUMLAH
I
1
26
20
46
II
2
34
41
75
III
1
17
31
48
IV
2
44
34
78
V
1
22
20
42
VI
1
19
28
47
JML
8
162
174
336
2. Nama Sekolah Status Sekolah NIS NSS 13
L
: SD Ngaliyan 03 : Negeri : 106610 : 110036316029
Diolah dari data Laporan Bulanan Sekolah Dasar/MI Bulan Februari Tahun Pelajaran 2005/2006 SD Koalisi Nasional Ngaliyan Semarang.
63
Alamat
: Jl. Raya Ngaliyan, telp: 024 7623256 : Ngaliyan : Ngaliyan : Semarang : 1981 : 7 ruang : Pagi : Imbas
Kelurahan Kecamatan Kab /kota Berdiri Tahun/ Dasar Banyaknya ruang belajar SD ini masuk SD ini adalah Keadaan murid: KELAS ROMBEL
L
PGRI JUMLAH
I
1
23
23
46
II
1
20
18
38
III
1
24
23
47
IV
2
43
32
75
V
1
20
23
43
VI
1
18
28
45
JML
7
148
146
294
3. Nama Sekolah Status Sekolah NIS NSS Alamat Kelurahan Kecamatan Kab /kota Berdiri Tahun/ Dasar Banyaknya ruang belajar SD ini masuk SD ini adalah
: SD Ngaliyan 07 : Negeri : 106680 : 110036316036 : Jl. Raya Ngaliyan, telp: 024 7623256 : Ngaliyan : Ngaliyan : Semarang : 1981 : 8 ruang : Pagi : Imbas
64
Keadaan murid: KELAS ROMBEL
L
PGRI JUMLAH
I
1
22
22
44
II
1
20
23
43
III
2
43
49
92
IV
1
22
16
38
V
2
39
39
78
VI
1
16
31
47
JML
7
162
180
342
b. Keadaan Guru PAI SD Koalisi Nasional Ngaliyan Semarang Dalam proses belajar mengajar banyak faktor yang dapat mempengaruhi
atau
dapat
menentukan
mutu
pendidikan
diantaranya faktor guru. Faktor guru inilah yang menentukan keberhasilan belajar mengajar. Seorang guru yang bijak akan mengajar atau mendidik siswanya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, agar dapat secara maksimal mentransfer ilmunya kepada siswanya. Apabila seorang guru itu profesional, maka akan lebih mudah siswa memahami apa yang disampaikan atau diterangkan oleh gurunya. Tenaga guru yang mengajar di SD Koalisi Nasional berjumlah tiga orang, yang masing-masing mengajar kelas I sampai dengan kelas VI di ketiga sekolah tersebut, kualifikasi14 yang telah dimiliki oleh guru agamanya adalah dua sarjana dan 14
Sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP), Syarat pendidik pada SD/MI adalah memiliki kualifikasi akademik pendidkan minimum diplomat empat (D-IV) atau sarjana (S.1). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Sekretariat Negara, 2005), hlm. 17.
65
satu orang masih berpendidikan diploma dua dan berstatus guru bantu. Berikut daftar biodata guru PAI SD Koalisi Nasional : 1. Nama Tempat tanggal lahir Alamat Ijazah/ Lulus Tahun Mengajar kelas Jumlah Jam Mengajar Sekolah Status Gaji 2. Nama NIP Tempat tanggal lahir Alamat Ijazah/ Lulus Tahun Mengajar kelas Jumlah Jam Mengajar Sekolah Status Gol/Ruang Gaji
3. Nama NIP Tempat tanggal lahir Alamat Ijazah/ Lulus Tahun Mengajar kelas Jumlah Jam Mengajar Sekolah Status Gol/Ruang Gaji 15
: Imam Subari, Ama.Pd : Semarang, 6 Maret 1968 : Tugu rejo Rt. 8 Rw. IV Tugu Semarang : D2 GPAI FT Tahun 2001 : I - VI : 3 x 8 Jam : SD Ngaliyan 07 : Guru bantu : Rp. 710.000,00 : Indanah, S.Pd.I. : 131368272 : Semarang, 6 Juli 1960 : Tambakaji Rt.2 Rw.V Ngaliyan Semarang : D2 GPAI FT Tahun 2005 : I – VI : 13 Jam : SD Ngaliyan 01 : PNS : III D : Rp. 1.307.400,00
: Suratman, S.Pd.I : 131368302 : Semarang, 6 Maret 2005 : Mijen Rt.02 Rw. I Semarang : S1 GPAI FT Tahun 1996 : I – VI : 13 Jam : SD Ngaliyan 03 : PNS : III D : Rp. 1.548.600,0015
Diolah dari buku laporan SD Koalisi Nasional bulan Februari 2006 dan hasil isian panduan observasi yang diisi langsung oleh guru-guru agama Islam SD Koalisi Nasional Ngaliyan.
66
B. Upaya – upaya Peningkatan Profesionalisme Guru PAI di SD Nurul Islam dan SD Koalisi Nasional Ngaliyan Semarang 1. Upaya – upaya Peningkatan Profesionalisme Guru PAI di SD Nurul Islam Ngaliyan Semarang Peran guru yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Peran dan tugas sederhana guru adalah mengarahkan dan membimbing murid agar semakin meningkat pengetahuannya, semakin mahir ketrampilannya dan semakin terbina dan berkembang potensinya. Khusus untuk tugas guru agama di samping harus dapat memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran agama, juga diharapkan dapat membangun jiwa dan karakter keberagaman yang dibangun melalui pengajaran agama tersebut.16 Maka tugas pokok guru agama agama adalah menanamkan ideologi Islam yang sesungguhnya pada jiwa anak. Begitu pentingnya tugas dan peran guru tersebut, maka guru profesional sangat dibutuhkan dalam mengemban tugas. Untuk mengembangkan tugas guru profesional yang terus berkembang, peningkatan mutu dan keprofesionalan guru sangat diperlukan. SD Nurul Islam dalam meningkatkan mutu guru Pendidikan Agama Islam dilakukan dengan beberapa program diantaranya: 1. Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI.
16
Ketika seorang guru agama mengajarkan salat misalnya, ia tidak hanya mengajarkan siswa agar paham terhadap pengetahuan tentang salat dan mempraktekkannya secara benar, tetapi bersamaan dengan itu dengan salat tersebut diharapkan akan tumbuh jiwa dan kepribadian anak yang selalu bersyukur kepada Allah, patuh dan tunduk, disiplin, senantiasa ingat kepada Allah yang selanjutnya terpelihara dirinya dari perbuatan keji dan munkar, Cece Wijaya, etc. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1992), hlm. 135.
67
Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI untuk guru PAI SD Nurul Islam termasuk dalam Wilayah Ngaliyan yang terdiri dari guru-guru PAI tingkat SD di Wilayah Diknas Kecamatan Ngaliyan. Jumlah peserta 47 guru PAI.17 KKG biasanya dilaksanakan setiap minggu ketiga setiap bulannya. Hal-hal yang di bahas adalah kesulitan guru- guru dalam proses belajar mengajar, metode yang digunakan, buku pedoman yang relevan, dan bentuk soal untuk ujian. KKG ini dirasakan cukup membantu guru PAI dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam menjalankan tugas sebagai pendidik.18 Dalam forum ini pula kadang diisi dengan penataran kecil misalnya penataran tentang kurikulum KBK, atau saling tukar informasi tentang isu pendidikan nasional. Bahkan lomba-lomba mata pelajaran dapat muncul dari forum ini. Selain KKG khusus guru PAI, di SD Nurul Islam sendiri setiap satu bulan sekali juga melaksanakan KKG intern sekolah, yang membahas permasalahan-permasalahan dalam proses belajar mengajar, selain untuk meningkatkan prestasi siswa, KKG tersebut untuk meningkat profesionalisme guru-guru di SD Nurul Islam.19 2. Program Belajar Kualifikasi akademik seorang pendidik pada lembaga setingkat SD/MI sebagaimana dipersyaratkan dalam standar nasional pendidikan maupun undang- undang guru dan dosen harus
17
Data ini diperoleh dari wawancara dengan Bapak Surono, S.Ag. Koordinator KKG PAI Wilayah Kecamatan Ngaliyan, pada tanggal 9 Maret 2006. 18 Hasil wawancara dengan Ibu Ana Ismawati, pada tanggal 24 Maret 2006. 19 Hasil wawancara dengan Ibu Anisatun, pada tanggal 24 Maret 2006.
68
berpendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1).20 Untuk memenuhi kualifikasi minimum tersebut SD Nurul Islam mendorong dan berharap agar para pengajar memenuhi standar minimum tersebut, terutama guru PAI.21 Hal tersebut di respon cukup baik oleh para pengajarnya, tercatat guru agamanya mendukung saran tersebut, tiga guru agama telah memenuhi standar minimum tersebut, diantaranya Bapak A.M Shodiq yang telah menyelesaikan kuliahnya di program S1 GPAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo tahun 2006, dan Ibu Istiqomah, S.HI serta Ibu Ana Ismawati, S.Sos.I. telah mengambil pendidikan program diploma empat (D-IV) pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, sedangkan satu guru PAI lainnya yaitu Ibu Anisatun Ama.Pd., baru mengambil program S1 GPAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.22 3. Supervisi Pengawasan Pembinaan guru agama di SD Nurul Islam juga dilakukan dengan Supervisi pengawasan. Kegiatan ini dilaksanakan pembina dari Mapenda Kandepag Semarang, dalam hal ini pengawas guru PAI tingkat SD yaitu Bapak Rasdi, S.Ag. Pembina melakukan pembinaan satu kali dalam satu bulan. Pembinaan dilakukan hanya dalam taraf administrasinya yaitu mengecek presensi kehadiran guru dalam mengajar, belum menyentuh dalam tahap kunjungan kelas. Pengawas hanya menerima keluhan-keluhan yang dikeluhkan oleh para pengajar. 20
PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, op.cit. Hasil wawancara dengan KH. Ahmad Darodji, Ketua Yayasan Ta’mir Masjid Nurul Islam, pada tanggal 15 Juli 2006. 22 Disarikan dari wawancara ketiga guru PAI SD Nurul Islam Ngaliyan dan data based SD Nurul Islam. 21
69
Selain supervisi pengawasan yang dilakukan oleh pengawas guru PAI SD, dilakukan juga supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. Supervisi kelas bagi guru Pendidikan Agama Islam. Berkenaan dengan supervisi, kepala sekolah selalu mengadakan kunjungan sekaligus tinjauan kelas terhadap guru Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan sesuai jadwal supervisi di sekolah.23 Program ini selalu dijalankan oleh kepala sekolah mengingat pentingnya peningkatan profesionalisme tenaga pengajar dan pengembangan akademik. “Supervisi kelas selalu dilakukan oleh kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja, menumbuhkan semangat dan membawa suasana damai dan nama harum almamaternya maupun civitas akademika yang ada didalamnya.”24 Pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam. Dengan diterapkannya supervisi diatas maka secara minimal seorang guru akan mengetahui apa yang harus dikerjakan dan hingga tingkat yang mendalam dapat membina diri sendiri, menyukai pekerjaan mereka dan bangga dengan prestasi kerja mereka.25
23
Data di adopsi dari Lembar Jadwal Supervisi Guru Mengajar Periode Kedua SD Nurul Islam Semarang Semester Kedua Tahun Ajaran 2005/2006, diperoleh dari Bu Anisatun, A.Ma.Pd. 24 Penulis melihat dan menyaksikan sendiri ketika kepala sekolah sedang mengadakan supervisi pada kelas III, terlihat kepala sekolah dengan cerdiknya mengawasi, mengamati untuk selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan upaya peningkatan mutu sekolahnya, yang tentunya tidak terlepas dari mutu seorang guru dalam mengajar. 25 Hasil wawancara dengan Bapak Rasdi, S.Ag., pada tanggal 13 Maret 2006 di KUA Ngaliyan Semarang.
70
4. Percakapan pribadi. Di sekolah dasar percakapan pribadi itu bisa berupa percakapan antara kepala sekolah dengan guru mata pelajaran PAI. Percakapan pribadi dapat dilakukan dengan dua cara, pertama percakapan pribadi setelah kunjungan kelas, supervisor mengadakan percakapan tentang apa yang telah diobservasi di kelas. kedua percakapan sehari-hari, atau yang disebut dengan percakapan informal. Di
SD
Nurul
Islam
kegiatan
percakapan
pribadi
dilaksanakan secara formal dan informal, percakapan pribadi ini dimaksudkan untuk membantu permasalahan guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas ataupun permasalahan lainnya yang menyangkut pengajaran di sekolah. Percakapan formal biasanya dilaksanakan pada waktu ada evaluasi
kerja
setiap
bulannya,
setelah
menyampaikan kinerjanya selama sebulan,
seluruh 26
karyawan
kepala sekolah
mempersilakan para guru untuk menyampaikan keluhan ataupun permasalahannya, setelah itu permasalahan tersebut diberikan solusi yang tepat.27 Percakapan formal juga dilaksanakan ketika pengawas guru agama melakukan pembinaan di sekolah tersebut. Percakapan
informal
dilakukan
ketika
guru
agama
mengalami permasalahan yang mendesak dan membutuhkan solusi yang tepat dan cepat. Percakapan informal ini bisanya dilakukan ketika guru agama bertemu kepala sekolah atau pembina lain tidak dalam sebuah forum. Dan percakapan informal ini dilakukan paling
26 27
Hasil wawancara dengan Kepala SD Nurul Islam, pada tanggal 3 Maret 2006. Hasil wawancara dengan Kepala SD Nurul Islam, pada tanggal 23 Maret 2006.
71
banyak dengan kepala sekolah karena kepala sekolah yang paling sering bertemu dengan guru agama tersebut. “dalam waktu istirahat biasanya kami sempatkan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan kepala sekolah, biasanya yang dibahas adalah materi yang disampaikan kepada siswa, apakah siswa paham dengan yang telah diajarkan oleh guru?, terutama untuk mata pelajaran muatan sekolah, misalkan mata pelajaran al Qur'an hadits, bagaimana siswa minimal dapat menghafalkan ayat atau hadits tertentu?, dan disini kepala sekolah memberikan solusi- solusi yang menarik.”28 Percakapan informal ini dirasakan cukup efektif dalam proses peningkatan profesionalisme guru agama dikarenakan antara kepala sekolah dan guru agama tersebut sudah terbiasa berinteraksi dan kepala sekolah mengetahui karakter dan bentuk permasalahan yang terjadi. 2. Upaya – upaya Peningkatan Profesionalisme Guru PAI di SD Koalisi Nasional Ngaliyan Semarang SD Koalisi Nasional meskipun sekolah yang berstatus negeri dan merupakan sekolah umum yang siswanya tidak hanya beragama Islam, namun dalam setiap kegiatannya diselaraskan dengan agenda Islami, misalkan memperingati hari besar Islam dan lainnya, disini peran guru agama Islam sangat penting.29 Dan disini pula diperlukan
28
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Istiqomah, S.HI., saat wawancara dengan penulis pada tanggal 25 Maret 2006 diruang guru SD Nurul Islam. 29 Selain pada jam pelajaran, sekarang dirancang kegiatan ekstrakurikuler berupa baca tulis al qur’an (BTA), di karenakan jam pelajaran yang ada kurang mencukupi untuk mengajarkan baca dan menulis huruf arab sebagai dasar siswa untuk membaca al qur’an. Menurut Bapak Imam Subari, program ini sudah diusulkan kepada kepala sekolah dan tinggal pelaksanaannya. Program ini dirasa akan sangat membantu siswa dan orang tua karena kebanyakan siswa berasal dari perumahan dan yang jauh dari TPQ atau TPA biasanya memanggil guru BTA privat, maka dengan adanya ekstra BTA ini diharapkan dapat membantu siswa dan orangtua.
72
guru yang profesional selain di dalam kelas juga dalam hal pengelolaan acara-acara dan kegiatan yang bercirikan Islam. Usaha yang dilakukan oleh SD Koalisi Nasional dalam meningkatkan mutu dan profesionalisme guru PAI dilaksanakan dengan berbagai cara diantaranya: a. Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI. KKG PAI yang di ikuti oleh guru-guru agama di SD Koalisi Nasional sama dengan yang di ikuti oleh guru-guru PAI di SD Nurul Islam, karena kedua SD ini masuk dalam wilayah kecamatan yang sama dan dalam pembinaan oleh pengawas guru PAI SD yang sama pula. KKG dilaksanakan setiap bulan sekali, dan didatangkan tutor dari para pakar untuk membuat variasi untuk lebih menambah wawasan dan pengalaman guru agama. Fungsi KKG adalah forum guru untuk saling menyampaikan permasalahan dalam pendidikan baik dalam kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran maupun isu pendidikan kontemporer. KKG biasanya dilaksanakan satu bulan sekali dibawah bimbingan pengawas30 mata pelajaran PAI SD. Selain mengikuti KKG khusus guru agama, mereka juga mengikuti KKG yang diselenggarakan oleh gugus sekolah dasar, karena salah satu SD yang ada dalam SD Koalisi Nasional adalah SD Ngaliyan 03. b. Supervisi Pengawasan Supervisi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan mutu guru dengan mengevaluasi kinerja yang telah dilaksanakan oleh 30
Pengawas mata pelajaran PAI SD di Kecamatan Ngaliyan adalah Bapak Rasdi, S.Ag., beliau bertugas di Mapenda Depag Kota Semarang.
73
guru agama. Supervisi di SD Koalisi Nasional dilaksanakan oleh dua pembina yaitu kepala sekolah dan pengawas mata pelajaran PAI SD. Kepala sekolah mengadakan supervisi dan evaluasi terhadap guru agama setiap satu semester sekali, dan hal ini telah terjadwal dan terprogram. Dalam melakukan supervisi kepala sekolah biasanya melakukan kunjungan ke kelas dan melihat action guru di depan kelas secara langsung, selain itu kepala sekolah mengadakan supervisi administrasi guru.31 Disamping supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas mata pelajaran PAI SD yang berasal dari Mapenda Depag kota semarang juga melakukan supervisi. Supervisi yang dilakukan oleh pengawas biasanya dilakukan sekali dalam satu bulan atau ketika ada UAS dan UAT pengawas datang ke sekolahan. Dalam melakukan supervisi, pengawas bisanya mengadakan kunjungan ke kelas dan melihat langsung cara guru menyampaikan pelajaran, pengawas juga melakukan monitoring, dan mengevaluasi pembelajaran, disamping itu juga dilakukan supervisi administrasi.32 c. Percakapan Pribadi Percakapan pribadi dilakukan oleh kepala sekolah dengan guru secara formal dan informal. Percakapan formal ketika ada rapat intern sekolah yang diadakan satu semester sekali, dan forum ini merupakan wahana mengkomunikasikan segala sesuatu, mengevaluasi yang telah lalu dan mempersiapkan yang akan
31
Hasil wawancara dengan Ibu Sutini, pada tanggal 27 Februari 2006. Hasil wawancara dengan Bapak Rasdi, S.Ag., pada tanggal 13 Maret 2006 di KUA Ngaliyan Semarang. 32
74
datang. Serta masukan-masukan kepada kepala sekolah serta kendala-kendala yang dihadapi oleh para guru. Percakapan pribadi secara informal juga dilakukan kepala sekolah terhadap guru, namun hal ini dilakukan apabila guru tersebut mempunyai masalah yang cukup berat. Percakapan pribadi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah cukup
berpengaruh
dalam
memotivasi
guru
untuk
terus
meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajarannya. Diskusidiskusi pribadi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah biasanya lebih banyak atas inisiatif kepala sekolah. Misalkan pada peringatan hari besar Islam maulid nabi saw, guru agama di ingatkan untuk mempersiapkan hal tersebut. “waktu akan ada maulid nabi, bu tini mengingatkan saya, apakah untuk peringatan maulid nabi sudah dipersiapkan acaranya?, jadi kepala sekolah kita selalu proaktif dengan kegiatan yang akan kita selenggarakan.”33 d. Penataran-Penataran Dalam meningkatkan mutu guru agama dalam proses belajar mengajar sebagai syarat memenuhi kebutuhan guru PAI yang profesional, SD Koalisi Nasional mengikutsertakan guru agama dalam penataran yang diadakan oleh pihak-pihak yang berkompeten dalam bidang ini. Misalkan penataran bagi guru agama yang membahas tentang kurikulum KBK bagi SD yang diselenggarakan oleh Kantor Depag Semarang dalam hal ini pelaksananya Mapenda, setelah mengikuti penataran guru agama
33
Seperti disampaikan Ibu Indanah dalam wawancara dengan penulis diruangan guru ketika jam istirahata pada tanggal 20 Maret 2006.
75
tersebut diharapkan dapat mempelajari lebih mendalam dan mengimplementasikannya dalam kegiatan belajar mengajar.34 Selain penataran yang bersifat lokal, guru agama di SD Koalisi Nasional juga di ikutsertakan dalam program-program BPG, dan juga ada penataran yang bersifat intern. Penataran yang terakhir ini biasanya dilaksanakan dengan menghadirkan beberapa ahli dalam bidang pendidikan agama Islam, dan turornya adalah dosen dai Fakultas Tarbiyah. Pelatihan dan penataran yang telah dilakukan secara intern untuk meningkatkan guru khususnya guru agama adalah pelatihan bahasa Inggris, pelatihan komputer dan pelatihan AMT, selain itu guru agama juga mengikuti pelatihan rebana dalam rangka menambah ketrampilannya. Untuk guru agama, materi yang disampaikan di dalam kelas di sesuaikan dengan materi yang telah diterima dalam penataran kurikulum KBK PAI SD yang dilaksanakan oleh Kanwil Depag Jawa Tengah. e. Studi Banding. Salah satu usaha dalam meningkatkan profesionalisme guru agama adalah studi banding ke sekolah lain yang dianggap lebih berhasil dan bagus. Studi banding yang pernah dilakukan SD Koalisi Nasional adalah ke Yayasan Az-Zaitun di Tasikmalaya, lembaga
ini
dipilih
atas
pertimbangan
pengelolaan
dan
pengajarannya cukup berhasil.35
34
Hasil wawancara dengan Bapak Rasdi, S.Ag., pada tanggal 13 Maret 2006 di KUA Ngaliyan Semarang. 35 Hasil wawancara dengan Ibu Indanah, pada tanggal 7 Maret 2006,
76
Studi banding lainnya yang telah dilakukan oleh SD Koalisi Nasional adalah mengunjungi SD Koalisi Nasional yang paling dekat yaitu SD Koalisi Nasional Yogyakarta. Diharapkan dari studi banding tersebut mengetahui sejauh mana keberhasilan kedua sekolah tersebut, bagai penerapan pengajaran mata pelajarannya, namun setelah melihat kondisi SD Koalisi Nasional Yogyakarta tidaklah lebih baik dari SD Koalisi Nasional Ngaliyan.36 Untuk kedepan diharapkan dapat studi banding ke seluruh SD Koalisi Nasional di Jawa, karena komite SD Koalisi Nasional Ngaliyan Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, sekaligus koordinator komite SD Koalisi Nasional se Jawa. Jadi studi banding bersama komite sekolahnya. Selain studi banding secara kelembagaan, beberapa guru agama juga melakukan studi banding secara pribadi: “beberapa bulan yang lalu saya meluangkan waktu untuk melihat SD favorit di Kota Malang, SD tersebut sangat berhasil dengan nilai akhir agama Islam rata-rata 8,6 dan menjadi urutan nomor satu untuk mata pelajaran agama Islam, pada SD tersebut juga negeri”.37 f. Organisasi Profesi (PGRI) PGRI sebagai wadah profesi bagi guru sekarang sudah menjadi serikat pekerja. Upaya yang telah dilakukan dalam meningkat mutu guru dalam skala nasional diantaranya berhasil menggolkan UU guru, adanya tambahan insentif bagi guru, dan di cabang Ngaliyan hal-hal yang telah dilakukan adalah pelatihan dan
36
Hasil wawancara dengan Ibu Sutini, pada tanggal 27 Februari 2006. Hasil wawancara dengan guru PAI SD Ngaliyan 07 Bapak Imam Subari, Hal tersebut pula yang membuat motivasi mengajar beliau menjadi meningkat dan membuat inovasi-inivasi sendiri dalam menagajar. 37
77
sosialisasi, misalkan sosialisasi UU guru, dan pelatihan dari Askes.38 C. Problematika dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru PAI di SD Nurul Islam dan SD Koalisi Nasional Ngaliyan Semarang Secara
umum
kendala
yang
dihadapi
dalam
upaya
meningkatkan
profesionalisme guru PAI di SD Nurul Islam dan SD Koalisi Nasional adalah: 1. Problematika Peningkatan Profesionalisme Guru PAI di SD Nurul Islam: a. Rangkap Jabatan Guru sebagai bagian dari sekolah mempunyai peran yang cukup penting, selain sebagai pendidik fungsi guru juga sebagai berperan sebagai pengelola, dan di SD Nurul Islam guru agama Islam berstatus pula sebagai kepala sekolah.39 Rangkap jabatan yang dialami oleh guru agama tersebut terasa mengganggu ketika ada proses peningkatan mutu dam profesionalisme guru, misalkan pada waktu ada forum KKG PAI dan bersamaan itu pula ada pertemuan kelompok kerja kepala sekolah (KKKS).40 Sehingga kepala sekolah sekaligus guru agama tersebut harus memilih salah satu untuk dihadiri, dan yang menjadi pilihan untuk di hadiri adalah KKKS. b. Ketersediaan Waktu Waktu yang digunakan untuk melakukan pembinaan lewat KKG biasanya masih dalam jam pelajaran, sehingga guru menjadi ragu
38
Kegiatan yang dilakukan oleh PC PGRI biasanya diisi oleh para pakar atau dosen – dosen dari dari perguruan tinggi dan juga dari pengurus daerah, Hasil wawancara dengan Ibu Sutini, Kepala SD Koalisi Nasional, sekaligus ketua PGRI cabang Semarang. 39 Hasil wawancara dengan Bapak Surono, S.Ag. pada tanggal 9 Maret 2006. 40 Hasil wawancara dengan kepala SD Nurul Islam Bapak A.M Shodiq tanggal 4 Maret 2006.
78
untuk mengikuti KKG atau melanjutkan kegiatan belajar mengajar, dan jam pelajaran yang berlangsung merupakan waktu untuk mendalami pelajaran-pelajaran penting.41 Sehingga guru agama tersebut untuk mengikuti kegiatan forum kerja guru atau penataran dan pelatihan maupun kerja pembinaan lain yang dilakukan oleh pembina terkadang
tidak
mengikuti,
meskipun
mengikuti
tetapi
tidak
maksimal.42 Penghambat lain dalam peningkatan profesionalisme guru agama yang dikarenakan waktu adalah guru-guru agama tersebut sulit untuk membagi waktu antara pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah atau pembinaan yang dilakukan oleh luar sekolah, misalkan adanya rapat dewan guru dengan forum KKG. c. Kondisi Kesejahteraan dan Gaji Sesuai dengan kenaikan kebutuhan hidup standar ditambahkan lagi kenaikan BBM dengan tidak dibarengi dan diimbangi kenaikan gaji dirasa memberatkan guru.43 Dengan kondisi tersebut membuat guru mencari tambahan untuk mencukupi kebutuhannya dan hal ini berimbas pada berkurangnya konsentrasi guru dalam mengajar dan memahami pelajaran yang akan diajarkan didalam kelas. Beberapa guru yang menggantungkan hidup hanya dari mengajar, merasakan kesulitan untuk mencukupi kebutuhan hidup, apalagi ditambah kebutuhan untuk menyekolahkan anaknya sendiri ke lembaga pendidikan yang baik. gaji
41
Hasil wawancara dengan Ibu Anisatun pada tanggal 14 Maret 2006 di ruang guru. Hasil wawamcara dengan Ibu Anis Ismawati, pada tanggal 8 Maret 2006. 43 Misalkan kebutuhan untuk dapur, setelah BBM naik kayaknya gaji itu tidak mencukupi, apalagi sekarang kebutuhan pendidikan anak meningkat, ya kita harus pandai-pandai mengatur keuangan kita, seperti yang di katan oleh Ibu Istiqomah pada penulis pada tanggal 8 Maret 2006. 42
79
2 Problematika Peningkatan Profesionalisme Guru PAI SD Koalisi Nasional a. Rendahnya SDM Sumber daya manusia yang tersedia untuk melakukan proses peningkatan profesionalisme guru agama Islam dirasa masih rendah dan kurang memenuhi kriteria untuk melaksanakan pembinaan, SDM yang kurang tersebut dapat berasal dari guru agama tersebut maupun dari pembina lain baik itu kepala sekolah maupun pengawas agama Islam ataupun para tutor atau mentor ketika ada forum KKG maupun penataran.44 Rendahnya SDM ini berpengaruh dalam pelaksanaan proses peningkatan profesionalisme guru agama. Guru agama yang telah lama mengajar merasa pengawas yang melakukan pembinaan merasa bahwa pengawas yang melakukan pembinaan tidaklah lebih baik dari dirinya yang sudah lama juga mengajar, ini dirasakan oleh beberapa guru.45 b. Kemalasan. Sifat malas yang menghambat proses pembinaan guru ini biasanya terjadi ketika dalam forum KKG atau penataran tidak terjadi peningkatan wawasan atau pengetahuan yang baru, dan guru-guru agama menganggap forum-forum tersebut sebagai hal yang sudah biasa. “ lha bagaimana nggak malas, kalau yang dibahas dalam KKG hanya itu-itu aja, dan yang menyampaikan materi itu kadang tidak menarik dan tidak bisa membawa suasana sehingga terkesan monoton”.46
44
Hasil wawancara dengan Ibu Sutini, Kepala SD Koalisi Nasional, pada tanggal 14 Maret 2006. 45 Hasil wawancara dengan Bapak Suratman, guru agama Islam SD Koalisi Nasional, pada tanggal 10 Maret 2006. 46 Hasil wawancara dengan Ibu Indanah, pada tanggal 14 Maret 2006.
80
Tidak adanya sangsi yang jelas karena ketidakhadiran guru-guru agama dalam forum-forum pembinaan untuk guru juga mempengaruhi tingkat kemalasan guru untuk mengikuti proses pembinaan. c. Kesejahteraan Guru Dengan bertambahnya kebutuhan hidup seorang guru, dan gaji yang diterima dari hasil mengajarnya tidak mencukupi kebutuhan tersebut membuat guru tersebut mencari penghasilan
lain untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya tersebut. Sehingga konsentrasi dan keikhlasan guru tidak terlihat, dan tentunya hal ini mempengaruhi guru dalam mengajar. “kalau bisa meskipun guru bantu, gajinya ya tidak cuma segitu. Kalau tidak ada yang lain (mencari penghasilan lain), tentunya nggak cukup. Seharusnya ada penghargaan yang pantas buat guru agama, tugas kita khan nggak Cuma mengajar agama, juga membimbing akhlak siswa, tanggung jawabnya lebih besar”.47 d. Watak Kepribadian Proses peningkatan profesionalisme guru agama Islam di SD Koalisi Nasional terasa terhambat karena watak dan kepribadian guru agama itu sendiri. Ada beberapa guru yang tidak mau berubah, karena perubahan secara drastis itu sulit.48 Guru-guru tersebut beranggapan bahwa lamanya mereka mengajar sudah merupakan proses peningkatan mutu guru, dan lulusan yang dihasilkan dari kegiatan belajar mengajar yang di lakukan olehnya mempunyai nilai sudah diatas rata-rata.49
47
Hasil wawancara dengan Bapak Imam Subari, pada tanggal 7 Maret 2006. Hasil wawancara dengan Ibu Sutini, pada tanggal 14 Maret 2006. 49 Hasil wawancara dengan Bapak Rasdi, S.Ag., pengawas mata pelajaran agama Islam di SD, pada tanggal 18 Maret 2006. 48