BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan produksi ini tentu dibutuhkan energi listrik dalam pengoperasiannya disamping manusia. Dalam pemakaian energi listrik ini di butuhkan instalasi listrik yang baik untuk mendapatkan kontinyuitas produksi yang terjamin. Begitu pula dengan instalasi di industri makanan. Suatu instalasi listrik dikatakan baik harus memiliki beberapa kriteria, antara lain: a. Fleksibilitas, jaringan harus memberi kemungkinan penambahan beban walau tetap harus dalam batas ekonomi. Dengan demikian jika suatu saat terdapat penambahan beban yang wajar (tidak ekstrim) maka tidak perlu dilakuakn perombakan atas jaringan listrik yang telah ada. Cadangan yang berlebihan tidak ekonomis bahkan merupakan pemborosan. b. Kepercayaan, jaringan instalasi harus dapat diandalkan dan dapat dipercaya karena pembebanan oleh peralatan listrik sering tidak dapat dikontrol. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas dari pemakaian bahan instalasi. Kegagalan peralatan harus diketahui secara dini. c. Keamanan, jaringan listrik harus dirancang sesuai peraturan nasional yang berlaku (Peraturan Umum Instalsi Listrik). Hal utama yang perlu diperhatikan adalah resiko terjadinya kebakaran karena kesalahan pemakaian peralatan instalasi. Maka untuk mendapatkan tujuan dari sistem instalasi yang baik dan handal ini perlu di perhitungkan beberapa hal yaitu: a. Penggunaan penghantar b. Pemakaian pengaman c. Kebutuhan sumber daya listrik
29
3.2 BEBAN PERALATAN PRODUKSI Mesin produksi merupakan peralatan utama yang digunakan dalam proses pembuatan produk. Peralatan yang digunakan pada pabrik makanan dan minuman ini diantaranya : a. Mesin filling vertikal, digunakan untuk memasukkan bahan jadi kedalam kemasan produk. Mesin ini menggukan motor ¾ HP dan 1 HP dan heater dengan konsumsi arus rata – rata mesin 5 ampere. b. Mesin filling horisontal, sama seperti mesin vertikal hanya saja memiliki fungsi untuk produk yang menggunakan kemasan besar. Mesin ini menggunakan motor 1,5 kW. c. Mesin mixing, digunakan untuk mencampur bahan menjadi satu sesuai dengan formula yang diinginkan. Dan kemudian di masukkan ke dalam mesin filling. Mesin mixing yang digunakan ada 3 jenis, yaitu mixer jumbo menggunakan motor 25 HP dan 30 HP. Mixer besar menggunakan motor 3 kW dan mixer kecil menggunakan motor 1,5 kW. Tiap-tiap mesin mixer menggunakan gear reducer untuk mendapatkan torsi dan kecepatan yang di inginkan. d. Mesin giling, digunakan untuk menggiling bahan baku produk. Mesin giling menggunakan motor 5 HP. Sumber daya mesin ini didapat melalui stop kontak tiga fasa yang bersumber pada panel PP-P2.1. e. Mesin ayak, digunakan untuk mengayak bahan baku sebelum di campur. Mesin ayak menggunakan motor berkapasitas 1 HP. Sumber daya mesin ini didapat melalui stop kontak tiga fasa yang bersumber pada panel PP-P2.1. f. Dust Collector, digunakan untuk menghisap debu yang dihasilkan ruangan dan menjaga udara ruangan sekitar. Motor yang digunakan sebesar 4 kW. Sumber daya mesin ini didapat melalui stop kontak yang bersumber pada panel PP-P2.1. g. Mesin packing, digunakan untuk proses pengemasan produk yang telah jadi. Motor listrik yang digunakan berkapasitas 350 W/ 220 V. h. Konveyor, digunakan untuk memindahkan produk dari ruang produksi/ mesin mixing menuju overoll (packing) yang akan di masukkan ke dalam bahan siap jual (bahan jadi). Konveyor menggunakan motor 1,1kW. i. Mesin premix, digunakan untuk mencampur bahan. Namun penggunaannya untuk kapasitas kecil. Motor yang digunakan berdaya 1,5 kW. Sumber daya mesin ini didapat melalui stop kontak tiga fasa yang bersumber pada panel PPP2.1. 30
j. Lift, digunakan dalam proses produksi untuk memindahkan barang produksi dari lantai bawah menuju lantai atas. Lift ini menggunakan motor listrik 3 kW. Sumber daya lift ini didapat melalui panel PP-LIFT k. Hoist, digunakan untuk memindahkan bahan produksi secara berpindah – pindah dalam suatu ruangan atau area. Hoist yang digunakan di gedung produksi berkapasitas 1000 kg dengan rating moto 1,5 kW. Sumber daya hoist ini didapat melalui panel PP-HOIST dan PP-P2.1. l. Peralatan lain, peralatan selain digunakan untuk keperluan produksi juga terdapat untuk keperluan pendukung kegiatan produksi. Peralatan yang digunakan tersebut antara lain: •
Komputer, digunakan untuk membuata dokumen-dokumen dalam aktifitas perusahaan. Komputer yang digunakan memiliki konsumsi daya 400 W. Untuk server mengkonsumsi daya 400 W dan repeater mengkonsumsi daya 50 W. Sumber daya peralatan ini diambil melalui stop kontak satu fasa yang terhubung ke panel penerangan tiap gedung.
•
Vacum Cleaner, yang digunakan ada dua jenis, yaitu vacum basah dan vacum kering. Menggunakan tiga buah motor satu fasa dengan total daya yang dibutuhkan 1100 W.
•
Baterei charger, digunakan untuk mengisi baterei peralatan yang berdiri sendiri (tidak memakai listrik AC). Peralatan ini adalah masuk kedalam material handling seperti electric handforklif.
•
Peralatan bengkel, yang digunakan umumnya berkapasitas kecil dan penggunaannya temporer. Peralatan ini diantaranga mesin gerinda potong, gerinda tangan dan mesin las listrk.
•
Kompresor, yang digunakan pada pabrik menggunakan motor 11 kW. Udara kompresi yang dihasilkan didistribusikan menuju gedung Produksi. Sumber daya kompresor didapat dari panel PP-C.
•
Air dryer, merupakan peralatan pembantu kompresos. Digunakan untuk memestikan udara yang dihasilkan kompresor kering. Kapasitas motor yang digunakan 2,2 kW.
•
Hoist, digunakan untuk memindahkan peralan pendingin didalam gedung produksi dan di outdoor unit. Hoist yang digunakan untuk keperluan ini berkapasitas 1000 kg dengan rating moto 1,6 kW/220V. 31
3.3 SISTEM KELISTRIKAN 3.3.1 Suplai Daya Sistem instalasi pada pabrik PT. Forisa Nusapersada menggunakan dua sumber listrik, yaitu: a. Sumber daya PLN, berkapasitas 1660 kVA diambil dari sisi TM menggunakan kabel N2XSY 3x120mm2 menuju ke transformator berkapasitas 2000 kVA, 20/0,4kV. Kemudian di distribusikan ke panel distribusi tegangan rendah LVMDP menggunakan penghantar NYY 4x6(300mm2) dan di salurkan ke Panel Sub Distribusi (SDP-P) menggunakan penghantar 4x6(240mm2). b. Sumber daya cadangan, menggunakan dua unit Generator 250 kVA/ 200 kW, 380 V, 50 Hz, cosφ 0,8,. Disalurkan menuju panel LVMDP menggunakan penghantar 3x2(50mm2). Untuk memeperbaiki faktor daya instalasi digunakan Capasitor Bank yang ditempatkan pada ruang panel LVMDP. Capacitor bank ini di atur menjaga faktor daya hingga 0,95. 3.3.2 Instalasi Penerangan Instalasi penerangan di suplai melalui panel penerangan (PL) pada setiap gedung. Panel ini mensuplai instalasi penerangan dan instalasi stop kontak. Pengaman yang digunakan adalah MCB dengan rating arus 6 hingga 25 Ampere. Untuk gedung kantor dan produksi, panel penerangan ditempatkan perlantai dan untuk gedung lain ditempatkan per gedung. Untuk penerangan luar (outdoor) menggunakan lampu jalan dan lampu taman. Penerangan ini disuplai melalui panel (PP-OD). Lampu outdoor ini dinyalakan secara otomatis menggunakan pewaktu. 3.3.3 Instalasi Tenaga Instalasi tenaga yaitu instalasi yang bebannya selain penerangan dan stop kontak. Instalasi ini memiliki beban mesin produksi, hoist, lift, peralatan-peralatan yang memiliki daya besar dan peralatan yang menggunakan motor. Suplai dari instalasi tenaga diambil pada panel tenaga (PP). Pada gedung produksi terdapat tujuh panel tenaga, dan untuk gedung GBB, GBJ dan Workshop masing-masing tersedia satu panel.
32
3.3.4 Sistem Pendingin (AC) Sistem pendingin memiliki empat komponen utama, yaitu kondensor, kompresor, expansion valve dan evaporator. Peralatan-peralatan yang digunakan untuk keperluan ini yang menggunakan energi listrik diantaranya adalah kipas dan kompresor. Pada sistem AC sentral terdapat dua unit sistem, yaitu unit indoor yang berfungsi sebagai sirkulasi udara ke pengguna ruangan dan unit outdoor yang berfungsi menghasilkan udara dingin yang didapatkan dengan menggunakan kompresor. Sistem pendingin yang digunakan di PT. Forisa Nusapersada disuplai melalui panel AC (PAC). Sistem pendingin menggunakan AC sentral untuk gedung Produksi dan Kantor. Untuk gedung atau ruangan lain menggunakan AC Split berkapasitas satu hingga dua PK. Selain menggunakan peralatan pendingin, juga digunakan kipas sebagai sirkulasi udara. Kipas ini digunakan pada gedung kantor dan beberapa ditempatakan pada gedung produksi dan Workshop. Suplai daya peralatan sirkulasi udara ini didapat pada panel AC (PAC) untuk gedung kantor. Dan selain kantor didapatkan melalui panel tenaga. 3.3.5 Sistem Pengairan Sistem pengairan ini digunakan untuk menyediakan air bersih dan sistem pemadam kebakaran di area pabrik. Sumber air yang digunakan adalah sumber mata air (sumur), yang sebelum didistribusikan disaring menggunakan sand filter dan carbon filter. Dalam mendapatkan sumber air bersih, menggunakan dua unit submersible pump. Pengoperasian submersible pump dilakukan secara otomatis menggunakan sensor water level (WLC). Sumber daya sistem pengairan di dapatkan dan di kontrol melalui panel PP-HP. 3.3.5.1 Sistem air bersih Sistem air bersih di distribusikan oleh dua unit pompa transfer dengan rating daya 5,5 kW menuju gedung Produksi, Kantor dan Workshop. Pada ketiga gedung ini terdapat tangki penampungan dan menggunakan katup pengontrol yang dikontrol menggunakan WLC dan pressure switch. Pada gedung produksi terdapat saluran air dingin dan air panas. Air panas didapatkan menggunakan dua buah heater berdaya 16 kW. Untuk pendistribusiannya digunakan masing-masing dua motor berdaya 1,5 kW untuk air dingin dan panas. 33
Pengontrolan pompa booster dilakukan secara otomatis menggunakan WLC dan pressure switch. 3.3.5.2 Sistem pembuangan air bekas dan limbah Yang dimaksud air bekas dan air kotor adalah air pembuangan dari pemakaian toilet, wastafel, urinal dan lain sebagainya. Air bekas ini dialirkans secara grafitasi keluar area pabrik menuju saluran air sungai. Yang dimaksud air limbah adalah air bekas pemakaian untuk keperluan produksi. Air limbah ini diproses pada saluran tersendiri dalam unit pengolahan limbah. Dalam unit ini terdiri atas: a. Bak saringan (Screen Pit) b. Bak aerasi c. Bak endapan d. Saluran pembuangan. 3.3.5.3 Sistem fire hydrant Untuk mencegah atau menaggulangi terjadinya kebakaran di lokasi pabrik. Sistem penanggulangan kebakan yang digunakan adalah sistem hydrant. Sistem hydrant yang digunakan terdapat dua fungsi, yaitu : a. Menginformasikan terjadinya kebakaran dengan menggunakan bel dan lampu indikator. b. Menanggulangi
dan
memperkecil
akibat
terjadinya
kebakaran
dengan
menggunakan instalasi pemadam di area pabrik. Sumber air utama yang digunakan pada sistem kebakaran adalah air dari sumber air di pabrik. Air ini di tampung pada watertank berkapasitas 150m3. Terdapat dua pompa pemadam kebakaran yang digunakan, yaitu : a. Pompa Hydrant, digunakan sebagai sumber pemadam api utama. Pada saat kebakaran pompa ini mensirkulasikan air untuk digunakan sebagai pemadam api di area pabrik. Pompa ini dioperasikan secara manual. b. Jockey Pump, pompa ini digunakan untuk menjaga tekanan air pada instalasi pemadam kebakaran sesuai dengan persyaratan. Pompa jockey akan bekerja dan berhenti secara otomatis bila tekanan air dalam pipa pemadam kebakaran terlah tercapai tekanannya.
34
3.3.6 Sistem Instalasi Fire Alarm Sistem instalasi yang digunakan adalah sistem konfensional, dimana cara mengaktifkannya dengan menekan saklar yang ditutup dengan kaca. Penempatan alarm ini ditempatkan pada beberapa titik di dalam gedung produksi.
35