BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA
3.1 Sistem Kelistrikan Sejak tahun 1989 PT Maju Jaya melakukan kontrak pasokan listrik dari PLN sebesar 865 KVA dengan tegangan kerja 20 KV, 3 phasa. Seluruh sumber listrik dipasok dari PLN dengan menggunakan saluran bawah tanah. Pasokan 20 KV diturunkan oleh trafo menjadi 380 v selanjutnya digunakan untuk mencatu keseluruhan beban peralatan-peralatan listrik. Untuk menjaga agar pasokan energi listrik tetap ada, maka pasokan listrik di back up oleh genset berkapasitas 500 KVA. Genset ini digunakan hanya untuk beberapa mesin, ruang panel, server, komputer dan penerangan sehingga proses produksi tidak terganggu walaupun ada gangguan. Untuk memperbaiki faktor daya maka dipasang kapasitor bank secara paralel. Alat yang digunakan untuk keperluan menghitung biaya pemakaian listrik di pabrik menggunakan beberapa peralatan yang disediakan PLN, seperti : a. KWH meter b. Ampere meter c. Volt meter d. Cos phi meter
15
16
Berdasarkan desain distribusi, total daya tersambung dapat dilihat pada tabel 3.1. Total daya tersambung sudah termasuk beberapa peralatan listrik yang sifatnya stand by, dimana peralatan tersebut meliputi : a. Peralatan yang digerakan oleh motor listrik b. Alat pendingin untuk ruang produksi maupun proses produksi itu sendiri. c. Lampu penerangan baik untuk kantor, gudang, serta ruang penyimpanan bahan baku. d. Peralatan listrik di kantor seperti komputer , mesin fotocopy.
Tabel 3.1 Daya Tersambung No
Area
Daya Tersambung (KW)
1
Ruang Produksi
1103,631
2
Ruang Printing
105,332
3
Ruang Packing
66,399
4
Ruang Distribusi
215,23
TOTAL
1490,579
3.2 Indentifikasi Beban Menurut Jenis Operasi Untuk keperluan operasi pabrik, peralatan listrik dioperasikandengan kebutuhan proses area yang bersangkutan. Pada area tertentu, peralatan listrik hanya dioperasikan pada waktu tertentu. Sedangkan area proses yang lainnya dioperasikan selama 24 jam. Untuk menghitung berapa kebutuhan daya listrik yang seharusnya untuk suatu proses di area tertentu, maka dilakukan identifikasi peralatan listrik yang digunakan dalam proses tersebut dan berapa lama beroperasi. Identifikasi peralatan dilakukan dengan cara menginventarisasi peralatan di tiap area proses, mencatat konsumsi daya peralatan dan berapa lama beroperasi.
17
Tabel 3.2 Identifikasi Daya Peralatan No
Area
Daya Tersambung (kVA)
1
Ruang Produksi
347,877
2
Ruang Printing
91,459
3
Ruang Packing
50,236
4
Ruang Distribusi
131,32
TOTAL
620,892
3.3 Karakterisitik Kelistrikan Yang dimaksud dengan karakteristik kelistrikan adalah parameter kelistrikan yang dihasilkan akibat pemakaian listrik seperti faktor daya, faktor beban, faktor kebutuhan.
3.3.1 Faktor Daya Faktor daya selain diukur dengan cos phi meter, dapat dihitung berdasarkan pencatatan bulanan daya reaktif dan daya nyata sebagaimana disebutkan dalam persamaan berikut
( 3.1 )
Dari perhitungan data yang ada antara bulan oktober samapai desember, ternyata berki ar 0.91 dan 0.98, dengan rata rata 0.95 seperti pada gambar berikut.
18
Faktor Daya 0,99 0,97 0,95 0,93
Faktor Daya
0,91 0,89 0,87 Oktober
November
Desember
Gambar 3.1 Grafik Faktor Daya Oktober - Desember
170 150 130 110
MVArh (Q)
90
MVA (S)
70
MWh (P)
50 30 10 Oktober
November
Desember
Gambar 3.2 Grafik Pemakaian Energi Listrik Oktober - Desember
3.3.2 Daya Rata-rata Daya rata-rata adalah perbandingan antara daya pemakaian energi listrik dengan waktu pemakaian energi listrik. Daya rata rata pada oktober - desember dapat dilihat pada gambar 3.3. Hasilnya daya rata-rata antara oktober sampai desember adalah 382,1 kW.
19
420 400 380 Pemakaian Daya (kW) 360 Waktu pemakaian (jam)
340 320 300 Oktober
November
Desember
Gambar 3.3 Grafik Daya Oktober - Desember
3.3.3 Faktor Beban Berdasarkan pencatatan kWH, MVAr, dan max kVA tiap bulannya, maka faktor beban dapat dihitung tiap bulannya. Hasilnya rata-rata Oktober - Desember adalah 0,58 ( 58% ). 0,7 0,6 0,5 0,4 Faktor Beban 0,3
Faktor Kebutuhan
0,2 0,1 0 Oktober
November
Desember
Gambar 3.4 Grafik Faktor Beban Dan Faktor Kebutuhan
20
3.3.4 Faktor Kebutuhan Faktor kebutuhan yang merupakan rasio dari kebutuhan maksimum terhadap beban tersambung dihitung dengan persamaan 2.3. Dengan beban tersambung 1490,579 kW dan pencatatan maksimum kVA tiap bulan serta perhitungan
pada oktober - desember maka faktor kebutuhan berkisar antara
0,52 sampai 0,56 dengan dengan rata rata 0,54 (54%).
3.4 Pemakaian Peralatan Listrik Dalam menjalankan produksi PT Maju jaya banyak menggunakan peralatan listrik seperti motor, penerangan dan pendingin. Biaya yang dialokasikan mencapai 33% dari biaya produksi untuk menggunakan peralatan listrik tersebut.
3.4.1 Motor Listrik Motor listrik merupakan alat listrik yang paling banyak digunakan pada proses produksi, kebanyakan motor yang digunakan adalah jenis motor induksi. Motor tersebut digunakan sebagai : a. Penggerak kompressor b. Penggerak pompa c. Motor hidrolik mesin injection d. Motor listrik pemotong plastik Pada tabel 3.3 terlihat hasil pengukuran dilapangan beberapa motor listrik yang digunakan.
21
Tabel 3.3 Pemakaian Energi Listrik Motor C
Output (KW)
No
Equip Desc
1
Mesin Injection1
42
30
0,91
2
Mesin Injection2
42
31,5
3
Mesin Injection3
42
4
Mesin Injection4
5
Rating
Ratio (%)
Running Rating Running
KW
kVArh
0,9
71,5
75,8
0,88
0,85
75
86,1
32,2
0,88
0,84
76,6
91,3
25
17
0,9
0,87
73
79,3
Mesin Injection5
16
12,8
0,9
0,9
80
80,1
6
Kompresor
17,5
16,6
0,9
0,88
90
0,99
7
Exhaust
7,5
5,5
0,85
0,82
73
82,5
Pada tabel diatas beberapa mesin bekerja dalam beberap step. Dari setiap step tersebut membutuhkan daya dan waktu yang bervariatif, data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Tabel Pemakaian Energi Listrik Mesin Mold close
Mesin
hold
suckback
colling
charge
Jumlah
t(s)
P
t
P
t
P
t
P
t
P
t
P
Injection 1
2,4
11,5
0,6
4
4
35,4
1,69
7,8
2,32
8
10,01
66,7
Injection 2
1,5
8,5
0,9
5
1,78
15,6
10
56,1
1,83
10,3
16,01
85,5
Injection 3
1,2
6,86
0,5
2,8
1,8
15,9
12
46
1,8
10,1
16,3
81,66
Injection 4
0,24
1,2
1,5
7
1,3
6,3
2
8,5
0,2
1
5,24
24
Injection 5
0,2
0,2
2
2,2
1
0,8
1,2
0,55
0,33
0,34
4,73
4,09
3.4.2 Sistem Penerangan Sistem penerangan di area produksi menggunakan lampu jenis mercury dan flourescent dimana lampu tersebut mempunyai kualitas lumen yang sangat bagus.
22
Tabel 3.5 Data Lampu Penerangan
No
Area
Jenis Lampu
Daya Lampu (Watt)
1
Produksi
Flourescent
40
2
Printing
Flourescent
40
3
Packing
Flourescent
40
4
Distribusi
Mercury
250
5
Penyimpanan Material
Mercury
250
6
Inventory Spare part
Flourescent
40
Dari data tersebut terdapat beberapa lampu yang pengoperasiannya sering terlupakan dan tidak terkontrol, khususnya di ruang penyimpanan karena pengoperasiannya secara manual.
Tabel 3.6 Data Lampu Penerangan di Ruang penyimpanan No
Area
Jenis Lampu
Jumlah
Total Daya (kW)
1
Material
Mercury
16
4,000
2
Sparepart
Flourescent
48
1,920
64
5,92
Total
3.4.3 Sistem Tata Udara (HVAC) Sistem tata udara ikut berperan terhadap proses produksi karena ada beberapa peralatan yang sensitif dengan temperatur ruangan. Menggunakan 2 x 15 hp atau 2 x 10 kw untuk ruangan-ruangan tertentu.
23
3.5 Perhitungan rekening Listrik Perhitungan tagihan listrik ditentukan dari beberapa variabel, yaitu : a. Biaya beban, yaitu biaya dengan tarif minimum 40 jam nyala. Artinya jika jam nyala kurang dari 40 jam maka tetap dibayarkan 40 jam nyala. b. Biaya tidak tetap, yaitu biaya yang dibayarkan sesuai pemakaian energi listrik setiap bulan. c. Denda, yaitu biaya kelebihan pemakaian daya reaktif dalam hal faktor daya rata-rata setiap bulan kurang dari 0.85.
3.5.1 Biaya Beban Sesuai ketentuan bahwa biaya beban hanya dikenakan bagi industri yang jam nyalanya kurang dari 40 jam, maka PT Maju Jaya tidak perlu menghitung biaya beban karena jam nyalanya lebih dari 40 jam.
3.5.2 Biaya Pemakaian Energi Listrik PT Maju Jaya termasuk industri golongan tarif I3/TM dengan harga per kWH untuk LWBP dan WBP adalah sama yaitu Rp 803.
3.5.3 Biaya Pajak Penerangan Jalan Besar pajak penerangan jalan adalah sebesar 3% dari total biaya listrik.