BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di dalam kelas, dimana berusaha mengkaji dan merefleksi secara kolaboratif suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan hasil pengajaran di kelas melalui perbaikan dan perubahan. Menurut Suhardjono (Arikunto et al., 2008: 58) menjelaskan bahwa “Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya”.Senada dengan pendapat Sulipan (tersedia: http://www.lpmpdki.web.id/ pdf/sulipan.pdf) menjelaskan bahwa: “Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut”. Secara lebih luas sulipan (tersedia: http://www.lpmpdki.web.id/pdf/sulipan. pdf) mengatakan bahwa: “Penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan
56
57
lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik”. Jadi secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelaahan yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas lebih profesional. Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan, mencoba secara sistematis tindakan alternatif dalam pemecahan masalah pembelajaran di kelas. Terdapat tiga prinsip menggunakkan PTK, yakni :
1. Adanya partisipasi dari peneliti ataupun guru sendiri dalam suatu program atau kegiatan. 2. Adanya tujuan untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran mata pelajaran melalui penelitian tindakan tersebut. 3. Adanya tindakan untuk meningkatkan aktivitas siswa tersebut untuk lebih saktif dengan fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda-beda, menurut Arikunto (2008: 16) menyatakan bahwa “secara garis besar terdapat empat tahapan yang lajim dilalui, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi”. Langkah-langkah penelitian tiap tahapan dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini :
58
Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan ?
Gambar 3.1: Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas Sumber : (Arikunto.s, 2008:16)
Refleksi Rencana Tindakan dan Observasi Refleksi (analisa)
Gambar 3.2: Langkah-langkah PTK Tiap Siklus PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif, dengan beberapa kali tindakan perbaikan hingga masalah dapat terselesaikan. Dalam penelitian ini
59
dibatasi tiga kali siklus. Untuk kemudahan memahami tahapan tersebut, dapat dilihat pada gambar 3.2.
B. Prosedur Penelitian PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif, dengan beberapa kali tindakkan perbaikan sehingga masalah dapat terselesaikan. Penelitian ini dibatasi dalam tiga siklus. Penelitian tindakkan kelas ini dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut : 1. Tahap perencanaan (Planning) Keberhasilan suatu tindakan akan ditentukan dengan perencanaan yang matang, oleh karena itu pada tahap ini dilakukan beberapa perencanaan yaitu : a. Menetapkan jumlah siklus, yaitu tiga siklus. Materi pada setiap siklus adalah standar kompetensi pengelasan yang akan dilakukan satu kali tatap muka pembelajaran setiap siklusnya. b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), meliputi : skenario pembelajaran dengan alokasi waktu, prosedur pembelajaran dan penyiapan tes evaluasi dalam bentuk uraian. c. Menetapkan cara observasi, yaitu dengan menggunakan format observasi yang telah disiapkan sebelumnya, dimana observasi dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan format observasi yang digunakkan berupa : 1. Lembar observasi aktivitas guru, digunakan untuk melihat kegiatan guru selama proses pembelajaran.
60
2. Lembar observasi aktivitas siswa, digunakan untuk melihat kegiatan siswa pada proses pembelajaran praktek. 3. Lembar observasi catatan lapangan, digunakan untuk mendeskripsikan dan mencatat temuan penting aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. d. Menetapkan cara pengumpulan data, yaitu jenis data kualitatif yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan catatan lapangan. e. Menetapkan cara pelaksanaan refleksi, dengan observer serta hasilnya di konsultasikan kepada dosen pembimbing setelah selesai pelaksanaan tindakan dan observasi untuk setiap siklusnya. 2. Tahap Pelaksanaan (Action) Pada tahap ini disajikan tindakan untuk tiga siklus, secara rinci dijelaskan sebagai berikut: a. Siklus Pertama Pelaksanaan proses pembelajaran, meliputi : • Mengulangi materi sebelumnya, menyajikan informasi dan penyampaian materi pembelajaran sebagai pengantar ke dalam pembelajaran praktek pengelasan dengan model pelatihan tingkat respon terbimbing. • Membagi siswa ke dalam kelompok awal dan kelompok ahli yang beranggotakan lima orang siswa untuk setiap kelompoknya dengan komposisi tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Pembagian kelompok sebelumnya telah di informasikkan terlebih dahulu sehingga setelah
61
penyajian materi, siswa langsung membentuk kelompok yang dibentuk sebelumnya. • Guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari secara garis besar. • Melakukan kegiatan inti proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran pelatihan respon terbimbing. Pada kegiatan ini guru memerintahkan agar siswa membentuk kelompok untuk membahas suatu konsep bagaimana langkah-langkah penyambungan dua buah logam. Posisi guru sebagai fasilitator. • Setelah selesai diskusi kelompok, siswa telah menguasai materi atau konsep tersebut, siswa berkewajiban untuk menjelaskan materi kepada rekanrekanya dikelompok awal, kemudian guru memerintahkan siswa untuk mempersentasikan hasilnya didepan kelas dihadapan rekan-rekannya. Guru menunjuk kelompok awal secara acak untuk mempresentasikannya. Guru berperan sebagai moderator dalam kegiatan diskusi. Observer memantau selama kegiatan diskusi kelompok dan mencatat kegiatan yang terjadi didalam proses pembelajaran. • Memberikan evaluasi yang berupa soal uraian untuk kemampuan belajar siswa. • Pelaksanaan observasi, akan dilakukan oleh satu orang observer dengan pelaksanaan mengumpulkan data dari siklus pertama sampai siklus ketiga. • Pelaksanaan refleksi akan dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi selesai, guna mengkaji atau menganalisis data yang diperoleh dari
62
proses tindakkan dan sebagai bahan perbaikan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.
b. Siklus Kedua Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus kedua ini berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dan rencana perbaikkan pembelajaran yang telah disusun untuk siklus kedua. Tahapan proses pembelajaran pada siklus kedua sama seperti pembelajaran siklus pertama.
c. Siklus Ketiga Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ketiga ini berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua, sampai permasalahan terselesaikan sesuai waktu yang telah dialokasikan. Tahapan proses pembelajaran pada siklus ketiga sama seperti pembelajaran siklus kedua. Berikut adalah rincian materi standar kompetensi melakukan prosedur pengelasan yang akan disampaikan dalam tiap siklusnya, yaitu : 1. Siklus pertama dengan materi yaitu memahami macam-macam nyala api las, menjelaskan jenis-jenis nyala api, fungsi nyala api dan langkah kerja dan pemasangan ke regulator.
C. Teknik Analisis Data Menganalisa
data
berarti
memilah,
mengelompokkan
atau
menggolongkan data menurut jenis, sifat atau bentuknya sehingga hasilnya dapat
63
dibaca, dimengerti dan dimaknai. Tegasnya analisis dapat membantu peneliti dalam menarik
kesimpulan
sehingga
jawaban
masalah
penelitian dapat
ditemukan. Prosesnya meliputi pengelompokkan hasil pengamatan dengan menghitung frekuensi, tanda cek, dan seterusnya. Data hasil observasi penelitian ini untuk kepentingan analisis digunakan teknik statistik deskriptif (prosentase skor
aktivitas,
perhitungan
rata-rata).
Analisis
data
dalam
penelitian
ini,menggunakkan analisis deskriptif. 1. Analisis hasil pengamatan kegiatan pembelajaran Analisis hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan observasi mengenai aktifitas guru dan siswa. 2. Aktifitas Siswa Rata-rata aktivitas siswa di dalam kelompok B x100% C 3. Aktivitas Guru A =
Prosentase aktivitas guru (%) X =
Y Z
x100%
Keterangan A = Prosentase aktivitas siswa (%) B = Jumlah frekuensi aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelompok C = Jumlah frekuensi seluruh aktivitas siswa di dalam kelompok X = Prosentase aktivitas guru (%) Y = Jumlah frekuensi aktivitas guru yang dilakukan Z = Jumlah frekuensi seluruh aktivitas guru Selanjutnya data akan dibagi menjadi lima kategori skala.
64
Tabel 3.1. Klasifikasi Aktivitas Siswa Prosentase ≥80%
Kategori Sangat Tinggi
60%-79%
Tinggi
40%-59%
Sedang
20%-39%
Rendah
0%-19%
Sangat Rendah
Sumber: Laksimi (Hermansyah, 31:2007) Gain ternormalisasi (N-gain) diformulasikan dalam bentuk persamaan seperti dibawah ini: ୗ୩୭୰ ௦௧ ௧௦௧ିୗ୩୭୰ ௧௦௧
N–Gain =
ୗ୩୭୰ ୍ୢୣୟ୪ିୗ୩୭୰ ௧௦௧
Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 3.2.Kriteria Normalized Gain Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain 0,70 < N-Gain
Tinggi
0,30 < N-Gain< 0,70
Sedang
N-Gain < 0,30
Rendah (Hake, 1998)