BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Menurut Luhut P. (2000) “ciri-ciri penelitian kuasi eksperimen secara khas mengenai keadaan praktis yang tidak mungkin mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut”. Desain penelitiannya menggunakan one group pretest-posttest design, yaitu dengan memberikan perlakuan kepada subyek penelitian tanpa dibandingkan dengan kelas kontrol dan dilakukan dalam beberapa kali pertemuan pembelajaran. Desain penelitian tersebut digambarkan seperti tabel 3.1 di bawah ini : Tabel 3.1 Skema one group pretest-posttest design Pre Test T1 T2 T3
Treatment X X X
Post Test T4 T5 T6
Keterangan : T1 = pretest pada pembelajaran ke-1 T2 = pretest pada pembelajaran ke-2 T3 = pretest pada pembelajaran ke-3 T4 = posttest pada pembelajaran ke-1 (tes yang diberikan sama dengan T1) T5 = posttest pada pembelajaran ke-2 (tes yang diberikan sama dengan T2)
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 26
T6 = posttest pada pembelajaran ke-3 (tes yang diberikan sama dengan T3) X = perlakuan pembelajaran dengan penerapan model inkuiri terbimbing.
Tiap perlakuan dalam penelitian ini sama pada tiap pertemuan pembelajaran. Penjelasan desain penelitian pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut : 1. Tes awal (pretest) dilakukan sebelum proses pembelajaran, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keterampilan generik-prestasi belajar awal siswa. 2. Memberikan perlakuan (treatment) terhadap subyek penelitian dengan menerapkan model inkuiri terbimbing pada setiap pertemuan pembelajaran nya. 3. Setelah pembelajaran pada setiap pertemuan selesai, dilaksanakan tes akhir (posttest), untuk mengetahui keterampilan generik-prestasi belajar siswa.
B. Populasi dan Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2006) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian sedangkan sampel merupakan sebagian dari populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah satu SMA Negeri di kota Bandung tahun ajaran 2009/2010 yang terdiri dari enam kelas, sedangkan sampel penelitian yang digunakan adalah salah satu kelas yang dipilih secara cluster random sampling, yaitu teknik memilih suatu sampel secara acak dalam suatu kelompok yang telah dipilih. Sampel yang dipilih berjumlah 44 orang siswa
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 27
namun yang menjadi objek penelitian adalah 35 orang karena sebanyak 11 orang siswa tidak hadir selama pelaksanaan penelitian. C. Instrumen Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:149) instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode, dan untuk beberapa metode instrumennya memiliki nama yang sama dengan nama metodenya. Dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar dan keterampilan generik siswa, serta lembar observasi untuk memeriksa keterlaksanaan model yang diterapkan dalam pembelajaran. 1. Tes Prestasi Belajar - Keterampilan Generik Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk
mengukur
keterampilan,
pengetahuan
intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh kelompok atau individu (Suharsimi, 2006: 150). Tes yang digunakan adalah tes prestasi belajar yang sekaligus merupakan tes keterampilan generik yang berbentuk pilihan ganda dengan bahasan materi fluida statis. Tes dilaksanakan sebanyak dua kali dalam setiap pembelajaran, yaitu tes awal sebelum perlakuan (pretest) dan tes akhir (posttest) setelah perlakuan. Soal yang digunakan pada tes awal dan tes akhir merupakan soal yang sama. Instrumen tes ini digunakan untuk mengetahui keterampilan generik yang meliputi indikator pengamatan langsung, inferensi logika, hukum sebab-akibat, pemodelan matematika dan membangun konsep sekaligus untuk mengetahui prestasi belajar yang mencakup ranah kognitif
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 28
pada aspek pemahaman (C2), penerapan (C3) dan analisis (C4). Instrumen tes selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.1, B.2, dan B.3 (hal. 125-161). Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut: a. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan Kurikulum 2006 (KTSP) mata pelajaran fisika SMA kelas XI semester dua tentang materi pokok fluida statis. b. Membuat soal dan kunci jawaban berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat c. Mengkonsultasikan soal-soal yang telah dibuat tersebut kepada dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II, kemudian melakukan revisi soal berdasarkan saran yang diberikan dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II. d. Meminta pertimbangan (judgement) kepada dua orang dosen yang direkomendasikan oleh dosen pembimbing dan satu orang guru mata pelajaran fisika di SMA, kemudian melakukan revisi soal berdasarkan saran dari dosen yang melakukan judgement. e. Melakukan uji coba soal pada anggota populasi penelitian di luar sampel yaitu pada kelas XI IPA. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. f. Menganalisis hasil uji instrumen yang meliputi tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda butir soal, uji validitas tes dan reliabilitas tes. g. Melakukan revisi ulang melalui konsultasi dengan dosen pembimbing.
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 29
2. Lembar Obsevasi Lembar observasi berguna untuk mengetahui keterlaksanaan model inkuri terbimbing yang digunakan serta aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Adapun lembar observasi keterlaksanaan model inkuiri terbimbing oleh guru dan lembar observasi keterlaksanaan model inkuiri terbimbing oleh siswa dapat dilihat pada lampiran B.4 (hal:162-165 ).
D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap Persiapan Penelitian Kegiatan yang dilakukan untuk persiapan dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi pendahuluan, untuk memperoleh fakta permasalahan di lapangan. b. Melakukan studi literatur untuk memperoleh pemecahan masalah. c. Telaah kurikulum, dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam pembelajaran. d. Menentukan sampel penelitian. e. Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Skenario Pembelajaran, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). f. Membuat dan menyusun instrumen penelitian. g. Melakukan uji coba dan analisis instrumen penelitian.
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 30
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian adalah menerapkan model inkuiri terbimbing sebanyak tiga kali pembelajaran. Dalam setiap pertemuan pembelajaran dilakukan kegiatan sebagai berikut: a. Memberikan tes awal (pretest) b. Memberikan perlakuan dengan menerapkan model inkuiri terbimbing selama kegiatan pembelajaran c. Selama
pembelajaran,
observer
melakukan
observasi
mengenai
keterlaksanaan model inkuiri terbimbing untuk aktivitas guru dan siswa di dalam kelas d. Memberikan tes akhir (posttest) 3. Tahap Akhir Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut: a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian b. Membahas hasil penelitian c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data untuk menjawab permasalahan penelitian d. Memberikan saran-saran terhadap kekurangan yang menjadi hambatan dalam pelakasanaan pembelajaran. Adapun alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan seperti gambar 3.1 di bawah ini:
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 31
Rumusan Masalah
Studi Literatur
Penyusunan Silabus, RPP, Skenario Pembelajaran, LKS, Instrumen tes, dan Lembar Observasi
Pelaksanaan Penelitian
Seri Pembelajaran Pembelajaran ke-1 ke-1
Pretest Treatment Posttes Pengumpulan data hasil pembelajaran seri ke-1 ke-1
Seri Pembelajaran Pembelajaran ke-2 ke-2
Pretest Treatment Posttes Pengumpulan data hasil pembelajaran seri ke-2 ke-2
Pengolahan & Analisis Data
Kesimpulan
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
Seri Pembelajaran Pembelajaran ke-3 ke-3
Pretest Treatment Posttes Pengumpulan data hasil pembelajaran seri ke-3 ke-3
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 32
E. Teknik Analisis Instrumen Penelitian Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diuji coba di kelas lain. Hal ini dimaksudkan supaya data yang diperoleh adalah data yang benar sehingga
dapat menggambarkan kemampuan subyek penelitian
dengan tepat. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian dianalisis dengan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran untuk memperoleh keterangan layak atau tidaknya soal digunakan dalam penelitian.
1. Validitas Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes. Tes yang valid (absah=sah) adalah tes yang benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain, validitas tes menunjukkan tingkat ketepatan tes dalam mengukur sasaran yang hendak diukur. (Arikunto, 2008:64) Validitas suatu instrumen diketahui dari hasil pemikiran dan hasil pengalaman. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen. Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan perumusan :
rXY =
N ∑ XY − (∑ X ) ( ∑ Y )
{N ∑ X
2
− (∑ X )
2
}{N ∑ Y
Keterangan :
rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = Skor tiap butir soal
2
− (∑ Y )
2
}
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 33
Y = Skor total tiap butir soal N = Jumlah peserta tes Interpretasi koefisien korelasi yang menunjukan nilai validitas ditunjukkan oleh tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Koefisien Korelasi 0,800 – 1,00 0,600 – 0,800 0,400 – 0,600 0,200 – 0,400 0,00 – 0,200
Kriteria Validitas Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
(Arikunto, 2008:75)
2. Reliabilitas Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah). Tes yang reliabel adalah tes yang dapat dipercaya artinya tes yang dapat menghasilkan skor secara ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. (Arikunto, 2008:86) Nilai reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen adalah dengan menggunakan teknik belah dua. Reliabilitas instrumen dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :
BAB
III.
Metodologi
r11 =
P e n e l i t i a n | 34
2r1/ 2 r1/ 2 (1 + r1/ 2 r1/ 2 )
Keterangan : r11
r1 r1 2
2
=
Reliabilitas Instrumen
=
Korelasi antara skor–skor tiap belahan tes
Interpretasi Reliabilitas Instrumen ditunjukan dalam tabel 3.3 berikut : Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi 0,80– 1,00 0,60 – 0,80 0,40 – 0,60 0,20 – 0,40 0,00 – 0,20
Kriteria Reliabilitas Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
(Arikunto, 2008 : 75)
3. Tingkat Kesukaran Tingkat
kesukaran
(difficulty
index)
adalah
bilangan
yang
menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. (Arikunto, 2008:207). Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan: P=
B Jx
Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya Siswa yang menjawab benar J x = Jumlah seluruh siswa peserta tes
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 35
Indeks kesukaran diklasifikasikan seperti tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran 0,00 – 0,29 0,30 – 0,69 0,70 – 1,00
Klasifikasi Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah
(Arikunto; 2008: 210)
4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2008 : 211). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: DP =
BA BB − J A JB
Keterangan : DP = Indeks Daya Pembeda BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA = Banyaknya peserta tes kelompok atas JB = Banyaknya peserta tes kelompok bawah Kriteria indeks daya pembeda diklasifikasikan pada tebel 3.5 berikut:
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 36
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda 0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,69 0,70 – 1,00 Negatif
Klasifikasi Jelek Cukup Baik Baik Sekali Tidak baik, harus dibuang
(Arikunto, 2008: 218)
F. Hasil Uji Coba Tes Instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian diuji terlebih dahulu untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes digunakan dalam penelitian. Data hasil uji coba tes untuk pembelajaran ke-1, pembelajaran ke-2 dan pembelajaran ke-3 yang telah dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Generik dan Prestasi Belajar Pembelajaran
Ke-1
Ke-2
Validitas
Daya Pembeda
Tingkat Kesukaran
No. Soal
Nilai
Kriteria
Nilai
Klasifikasi
Nilai
Klasifikasi
1
0,51
Cukup
0,43
Baik
0,43
Sedang
2
0,56
Cukup
0,50
Baik
0,61
Sedang
3
0,56
Cukup
0,43
Baik
0,79
Mudah
4
0,55
Cukup
0,50
Baik
0,54
Sedang
5
0,63
Tinggi
0,36
Cukup
0,82
Mudah
6
0,57
Cukup
0,50
Baik
0,25
Sukar
7
0,55
Cukup
0,36
Cukup
0,18
Sukar
8
0,35
Rendah
0,21
Cukup
0,46
Sedang
9
0,62
Tinggi
0,64
Baik
0,61
Sedang
1
0,52
Cukup
0,57
Baik
0,57
Sedang
2
0,44
Cukup
0,43
Baik
0,21
Sukar
BAB
Pembelajaran
Ke-3
III.
Metodologi
Validitas
P e n e l i t i a n | 37
Daya Pembeda
Tingkat Kesukaran
No. Soal
Nilai
Kriteria
Nilai
Klasifikasi
Nilai
3
0,46
Cukup
0,43
Baik
0,29
Sukar
4
0,52
Cukup
0,43
Baik
0,64
Sedang
5
0,46
Cukup
0,21
Cukup
0,75
Mudah
6
0,38
Rendah
0,36
Cukup
0,54
Sedang
7
0,51
Cukup
0,50
Baik
0,46
Sedang
8
0,56
Cukup
0,36
Cukup
0,75
Mudah
9
0,21
Rendah
0,21
Cukup
0,25
Sukar
1
0,33
Rendah
0,29
Cukup
0,79
Mudah
2
0,57
Cukup
0,43
Baik
0,79
Mudah
3
0,60
Cukup
0,43
Baik
0,64
Sedang
4
0,74
Tinggi
0,57
Baik
0,71
Mudah
5
0,47
Cukup
0,36
Cukup
0,32
Sedang
6
0,41
Cukup
0,21
Cukup
0,61
Sedang
7
0,49
Cukup
0,36
Cukup
0,75
Mudah
Klasifikasi
Berdasarkan hasil uji coba instrumen pada tabel 3.6, instrumen yang telah diujikan memiliki nilai validitas soal yang cukup bervariasi pada setiap pembelajarannya. Untuk seluruh butir soal yang telah di analisis memperoleh nilai validitas sebagai berikut: empat butir soal memiliki validitas rendah, 19 butir soal memiliki validitas cukup dan tiga butir soal memiliki validitas tinggi. Agar suatu soal mampu membedakan antara siswa berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi, maka perlu diketahui nilai daya pembeda soal. Berdasarkan tabel 3.6 daya pembeda yang dimiliki 25 butir soal yang telah diujikan terbagi menjadi dua kategori, yaitu: 11 butir soal memiliki daya pembeda dengan klasifikasi cukup, dan 14 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori baik. Secara umum semua soal dapat membedakan antara siswa berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi. Karena tidak ada soal
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 38
yang memiliki daya pembeda yang bernilai negatif, maka semua soal dapat digunakan. Hasil analisis untuk tingkat kesukaran dari instrumen tes yang berjumlah 25 butir soal adalah sebagai berikut : delapan butir soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori mudah, 12 soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sedang dan lima soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sukar, hal ini menunjukkan bahwa soal tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Dengan demikian semua soal dapat digunakan untuk penelitian. Nilai
koefisien
reliabilitas
instrumen
pada
setiap
pembelajaran,
ditunjukkan pada tabel 3.7 sebagai berikut: Tabel 3.7 Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen Reliabilitas Instrumen
r11
Kriteria
Pembelajaran ke-1
0,96
Sangat tinggi
Pembelajaran ke-2
0,91
Sangat tinggi
Pembelajaran ke-3
0,89
Sangat tinggi
Teknik yang digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen adalah dengan rumus K-R 20, karena butir soal pada setiap pembelajaran memiliki jumlah ganjil. Berdasarkan tabel 3.7, dapat dilihat bahwa untuk butir soal pada pembelajaran ke-1, ke-2 dan ke-3 memiliki reliabilitas sangat tinggi.
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 39
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka semua soal dari 25 butir soal yang telah diujicobakan dapat digunakan dalam penelitian. Rekapitulasi hasil uji coba dapat dilihat pada lampiran C (hal: 167-172). Adapun distribusi soal tes keterampilan generik yang digunakan pada tiap pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini: Tabel 3.8 Distribusi Soal Tes Keterampilan Generik
NO
KETERAMPILAN GENERIK
PEMBELAJARAN ke-1 NO. JUMLAH SOAL SOAL
PEMBELAJARAN ke-2 NO. JUMLAH SOAL SOAL
PEMBELAJARAN ke-3 NO. JUMLAH SOAL SOAL
1
Pengamatan Langsung
2
1
3
1
1
1
2
Inferensi Logis
5
1
8
1
4,6
2
3
Pemodelan Matematis
3,6,9
3
1,2,5,9
4
3
1
4
Hukum Sebab-akibat
1,4,7
3
6
1
5,7
2
5
Membangun Konsep
8
1
4,7
2
2
2
JUMLAH
9
9
7
Sedangkan untuk distribusi tes prestasi belajar yang digunakan pada tiap pertemuan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini Tabel 3.9 Distribusi Soal Tes Prestasi Belajar
NO
ASPEK KOGNITIF
1
Pemahaman (C2)
2
Penerapan (C3)
3
Analisis (C4) JUMLAH
PEMBELAJARAN ke-1 NO. JUMLAH SOAL SOAL
PEMBELAJARAN ke-2 NO. JUMLAH SOAL SOAL
PEMBELAJARAN ke-3 NO. JUMLAH SOAL SOAL
1,4,7,8
4
6,7,8
3
2
1
5,9
2
1,2,4,9
4
3,4,7
3
2,3,6
3
3,5
2
1,5,6
3
9
9
7
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 40
G. Teknik Pengolahan Data 1. Analisis Data Hasil Tes Untuk menganalisis data yang telah diperoleh selama penelitian, berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan: a. Menghitung skor dari setiap jawaban, baik pada pretes maupun pada postes pada setiap pertemuan pembelajaran b. Menentukan nilai gain Gain adalah selisih antara skor tes awal dan skor tes akhir. Nilai gain dapat ditentukan dengan rumusan sebagai berikut: G = S f − Si
Keterangan : G = gain Sf = skor tes akhir Si = skor tes awal
2. Menentukan Nilai Gain Ternormalisasi Gain ternormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa (Richard R. Hake, 1999). Untuk
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 41
perhitungan nilai gain ternormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan sebagai berikut : a. Gain ternormalisasi setiap siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut: g=
(%S
f
− %S i )
(100% − %S i )
Keterangan : g
= gain ternormalisasi
Si = skor tes awal Sf = skor tes akhir b. Rata-rata gain ternormalisasi Rata-rata gain ternormalisasi
, didefinisikan sebagai rasio rata-rata gain aktual terhadap rata-rata gain maksimum yang mungkin. (Hake, 1999) Nilainya dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: =
( % < S f > −% < Si > ) % = % < G > maks (100 − % < Si > )
Keterangan :
= rata-rata gain ternormalisasi
〈Si〉
= rata-rata skor tes awal
〈Sf 〉
= rata-rata skor tes akhir
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 42
Nilai yang diperoleh kemudian diinterpretasikan pada tabel 3.11 berikut: Tabel 3.10 Interpretasi nilai gain Kualifikasi Gain () > 0,7 0,7> () > 0,3 () < 0,3
Tinggi Sedang Rendah
(Richard R. Hake, 1999)
3. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian, uji normalitas juga digunakan untuk mengetahui sebaran distribusi data yang diperoleh. Hal ini berkaitan dengan sampel yang diambil. Melalui uji normalitas peneliti bisa mengetahui apakah sampel yang diambil mewakili populasi atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik Chi Square. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut (Nurgana, 1985:8) : a. Menghitung rata-rata Untuk mengitung nilai rata-rata (mean) digunakan persamaan: x=
∑x
i
n
b. Mencari standar deviasi dari data yang akan diuji normalitasnya
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 43
Untuk menghitung besarnya standar deviasi digunakan persamaan:
∑( x − x )
S=
2
i
( n − 1)
x
= nilai rata-rata gain
xi
= nilai gain yang diperoleh siswa
n
= jumlah siswa
S
= standar deviasi
c. Membuat daftar frekwensi observasi dan frekwensi ekspektasi Menentukan banyak kelas (k) dengan rumus: k = 1 + 3,3log n
dengan n = jumlah siswa
Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus: p=
r k
r = Rentang = skor terbesar – skor terkecil
Mencari frekuensi observasi (Oi) dengan menghitung banyaknya respon yang termasuk pada interval yang telah ditentukan.
Menentukan nilai baku z dengan menggunakan persamaan : z=
bk − x S
bk = batas kelas
Mencari luas tiap kelas interval (gunakan daftar z) Mencari frekuensi harapan Ei dengan persamaan berikut :
Ei = n × l
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 44
d. Menghitung nilai χ 2 (Chi kuadrat) dengan menggunakan persamaan :
χ =∑ 2
( Oi − Ei )
2
Ei
e. Menentukan derajat kebebasan (db) dengan menggunakan persamaan :
db = k − 3 f. Menentukan nilai χ 2 dari daftar g. Menentukan normalitas dengan cara membandingkan harga χ 2 hitung dengan
χ 2tabel Jika χ 2 hitung < χ 2tabel , maka data berdistribusi normal, sedangkan Jika χ 2 hitung > χ 2tabel , maka data tidak berdistribusi normal Setelah dilakukan uji normalitas, jika diketahui datanya berdistribusi normal maka digunakan uji statistik parametrik. Namun, jika datanya tidak berdistribusi normal maka digunakan uji statistik non parametrik. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu perlu dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang homogen atau tidak.
4. Uji Homogenitas Cara menentukan homogenitas data hasil penelitian dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini : a. Menentukan varians dari dua sampel data yang diuji homogenitasnya. b. Menghitung nilai F dengan menggunakan rumus :
BAB
III.
Metodologi
F=
P e n e l i t i a n | 45
s 2b s 2k
Keterangan: s2b = varians yang lebih besar s2k = varians yang lebih kecil c. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel dengan ketentuan:
Fhitung < Ftabel
maka data homogen
Fhitung > Ftabel maka data tidak homogen
5. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan uji t ketika data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen. Untuk sampel besar (n > 30) persamaan yang digunakan adalah:
t=
M 2 − M1 s12 s2 + 2 N1 N 2
Keterangan :
M 1 = rata-rata pretest
N1 = jumlah siswa
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 46
M 2 = rata-rata posttest
N2 = jumlah siswa
s21 = varians pretest
s22 = varians posttest
t hitung > t tabel maka H0 ditolak t hitung < t tabel maka H0 diterima
Jika data berdistribusi normal, tetapi tidak homogen maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t’ sebagai berikut :
t '=
M 2 − M1 s12 s2 + 2 N1 N 2
dengan kriteria pengujian adalah tolak hipotesis H0 jika :
t'≥
w1t1 + w2t2 w1 + w2
dan terima H0 jika terjadi sebaliknya, dengan 2
S w1 = 1 N1
2
S ; w2 = 2 N2
; t1 = t(1−α )( N1 −1)
; t2 = t(1−α )( N 2 −1)
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 47
6. Uji Wilcoxon Jika data tidak berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis dilakukan dengan uji wilcoxon. Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji wilcoxon adalah sebagai berikut: 1. Membuat daftar rank 2. Menentukan nilai W, yaitu bilangan yang paling kecil dari jumlah rank positif dan jumlah rank negatif. nilai W diambil salah satunya. 3. Menentukan nilai W dari tabel. Jika n > 25, maka nilai W dihitung dengan rumus :
W=
n(n + 1) n(n + 1)(2n + 1) −x 4 24 (Nurgana, 1985:13)
x = 2, 5758
untuk taraf signifikasi 1%
x = 1, 96
untuk taraf signifikasi 5%
4. Pengujian Hipotesis JikaW < Wtabel , maka hipotesis ditolak. JikaW > Wtabel , maka hipotesis diterima.
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 48
H. Analisis Data Hasil Observasi Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Observasi aktivitas guru dan siswa ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan model inkuiri oleh guru dan siswa. Dalam lembar observasi aktivitas guru disediakan kolom saran. Hal ini dilakukan agar kekurangan/kelemahan yang terjadi selama pembelajaran bisa diketahui sehingga diharapkan pembelajaran selanjutnya bisa lebih baik. Adapun tahapan analisis data hasil observasi keterlaksanaan adalah sebagai berikut: Menjumlahkan keterlaksanaan indikator model inkuiri yang terdapat pada lembar observasi yang telah diamati oleh observer. Menghitung persentase keterlaksanaannya dengan menggunakan rumus: Persentase =
Skor Hasil Observasi ×100% Skor Total
Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model inkuiri yang dilakukan oleh guru, dapat diinterpretasikan pada tabel berikut:
Tabel 3.11 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran Persentase (%)
Kategori
0,00 - 24,90
Sangat Kurang
25,00 - 37,50
Kurang
37,60 - 62,50
Sedang
BAB
III.
Metodologi
P e n e l i t i a n | 49
Persentase (%)
Kategori
62,60 - 87,50
Baik
87,60 - 100,00
Sangat Baik (Mulyadi dalam Usep Nuh, 2007:52)