BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1
Desain penelitian Penelitian ini memiliki desain penelitian yang berupa desain historis
(historical designs) karena data-data yang digunakan merupakan data-data yang telah ada sebelumnya dan tidak dapat diubah atau dimanipulasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif untuk menjawab pertanyaan mengenai seberapa besar tingkat kesesuaian antara Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Januari 2008 dan International Financial Reporting Standards (IFRS) per 1 Januari 2008. Sedangkan dimensi waktu yang diterapkan di dalam melakukan penelitian ini adalah cross sectional dengan melibatkan satu periode waktu tertentu, yaitu Per 1 Januari 2008.
III.2
Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
pengujian dan pencatatan berbagai macam alternatif metode pengukuran akuntansi dari paragraf-paragraf standar-standar akuntansi Indonesia dalam buku Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007, yang telah di up date menjadi per 1 Januari 2008, dan standar-standar akuntansi internasional dalam buku International Financial Reporting Standards (IFRSs®) 2008. Penelitian ini menggunakan tiga alat penghitungan statistik, yaitu Jaccard’s Coefficients (Koefisien Jaccard), Spearman’s Correlation Coefficient (Koefisien Korelasi Spearman), dan Euclidean Distances (Jarak Euclidean). Untuk ketiga alat penghitungan statistik tersebut dilakukan pengkodean data tersendiri. Untuk penghitungan dengan menggunakan Jaccard’s Coefficients (Koefisien
44
Jaccard), awalnya dibentuk pengkodean item-item dari setiap isu akuntansi ke dalam tiga kelompok, yaitu : a = terdapat dalam standar akuntansi Indonesia dan standar akuntansi internasional b = terdapat dalam standar akuntansi internasional tetapi tidak terdapat dalam standar akuntansi Indonesia c = terdapat dalam standar akuntansi Indonesia tetapi tidak terdapat dalam standar akuntansi internasional Untuk penghitungan dengan menggunakan Spearman’s Correlation Coefficient (Koefisien Korelasi Spearman), setiap metode akuntansi yang digunakan untuk setiap isu akuntansi diberikan kode kekuatan untuk setiap set standar akuntansi sebagai berikut : 1 = Required 2 = Recommended 3 = Allowed 4 = Forbidden / Not permitted 5 = Not regulated Sedangkan untuk penghitungan dengan menggunakan Euclidean Distances (Jarak Euclidean), dilakukan pengukuran jarak antara tiap-tiap isu akuntansi yang diteliti, yaitu antara isu akuntansi yang terdapat di dalam standar akuntansi nasional dengan isu akuntansi yang terdapat di dalam standar akuntansi internasional.
III.3
Instrumen penelitian Peneliti menggunakan kerangka kerja yang serupa dengan yang diusulkan
oleh Rahman et al. (1996) seperti pada tabel 3.1 sebagai instrumen penelitian yang menggambarkan berbagai alternatif metode pengukuran akuntansi yang ditemukan
45
saat melakukan pengujian data yang berupa paragraf-paragraf dari standar-standar akuntansi yang terdapat di dalam PSAK 2007 yang telah di up-date menjadi PSAK 2008 dan IFRS 2008.
Tabel 3.1 Kerangka Kerja Pengelompokan Isu Akuntansi Strength Type 1 : Required Type 2 : Recommended
Type 3 : Allowed
Type 4 : Not Permitted
III.4
Description An accounting practice required by an accounting standard. More than one accounting alternative exists. The recommended method is the one applied in practice more often; or it is an accounting practice recommended by a determined accounting standard. An accounting practice applied with less frequency than others, or that exists only in exceptional cases, or that is permitted by an accounting standard, but with reservations. An accounting practice forbidden by an accounting standard, or an accounting method eliminated from a previous standard.
Populasi dan sampel penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh standar yang
terdapat di dalam SAK per 1 Januari 2008 dan IFRS per 1 Januari 2008. Sedangkan sampelnya dipilih dengan cara tidak random. Sampel penelitian berupa empat puluh tiga (43) isu akuntansi – seperti yang tercantum dalam Tabel 3.2, dalam SAK per 1 Januari 2008 dan IFRS per 1 Januari 2008, serta mengukur tingkat penyesuaian di antara kedua set standar tersebut.
46
Tabel 3.2 Daftar Isu Akuntansi menurut Fontes et al. (2005) Accounting Issues Inventories 1. Assignment of costs to inventories 2. Impairment Changes in accounting policies and errors 3. Changes in accounting policies 4. Errors Development and research costs (R&D) 5. Development costs 6. Research costs 7. Amortization period Subsequent events 8. Recognition 9. Dividends proposal Construction contracts 10. Recognition Income taxes 11. Income taxes method 12. Accounting for deferred taxes Fixed Assets (property, plant, and equipment) 13. Measurement after initial recognition 14. Borrowing costs associated with the tangible fixed assets 15. Effects of changes in foreign exchange rates Leases 16. Accounting for finance leases 17. Sale and finance lease-back 18. Sale and lease-back – Operating Leases 19. Allocation of finance income Revenue 20. Revenue recognition Retirement benefits 21. Measurement 22. Accrued benefit valuation 23. Projected salaries assumptions 24. Past service cost and plan amendments 25. Recognition and measurement of plant assets Foreign currency 26. Recognition of foreign exchange differences on long-term monetary items 27. Financial statements foreign currency translation method 28. Exchange rate for translating income statement of foreign entities 29. Treatment of differences on income statement items Business combination 30. Method 31. Measurement of minority interest Goodwill 32. Positive goodwill 47
33. Negative goodwill 34. Goodwill amortization period Contingencies 35. Contingent liabilities Intangible Assets 36. Recognition Hedging with financial instruments 37. Permission of hedging operations 38. Recognition of gains and losses Financial Instruments 39. Current investments 40. Measurement of long-term investments Accounting for associates 41. Valuation Consolidated financial statements 42. Joint-ventures’ consolidated methods 43. Accounting for investment in associates in consolidated financial statements Jumlah sampel yang sedikit (n=43 isu akuntansi) memunculkan pertanyaan mengenai validitas empiris. Tetapi merupakan hal yang tidak mungkin untuk memperoleh penghitungan frekuensi dalam jumlah yang besar karena jumlah standar akuntansi yang sedikit. Untuk lebih lanjut, masalah pengungkapan akuntansi dikeluarkan dari studi atas harmonisasi formal ini karena instrumen-instrumen analisa seharusnya hanya digunakan untuk mengevaluasi perubahan relatif terhadap metode pengukuran (Fontes, 2005). Dengan demikian diakui tidak terhindarkannya subjektifitas dalam pengkodean metode-metode akuntansi sebagai ‘required’, ‘recommended’, ‘allowed’, atau ‘not permitted’.
III.5
Teknik tabulasi dan analisis data Pada awalnya, dilakukan pemilihan data dengan cara observasi, dimana
empat puluh tiga (43) isu akuntansi tersebut dicocokkan dengan isi paragraf dari standar-standar yang terdapat di dalam SAK per 1 Januari 2008 dan IFRS per 1 Januari 2008. sehingga diperoleh data perbedaan yang lengkap di antara kedua set
48
standar tersebut. Kemudian, berbagai alternatif metode pengukuran akuntansi yang terdapat di dalam data perbedaan SAK dan IFRS atas empat puluh tiga (43) isu akuntansi tersebut dikelompokkan menggunakan suatu kerangka kerja seperti yang terdapat pada Tabel 3.1.
III.5.1
Jaccard’s Coefficients (Koefisien Jaccard) Jaccard’s Coefficients (Koefisien Jaccard) didefinisikan sebagai berikut : a Sij =
a+b+c
dimana : Sij =
kesamaan di antara dua set (contohnya, menunjukkan hubungan antara jumlah karakteristik yang ada dan absen secara simultan di kedua set dan total jumlah karakteristik), berjarak dari 0 ke 1;
a
= jumlah karakteristik yang mengambil suatu nilai 1 di kedua set;
b
= jumlah karakteristik yang mengambil suatu nilai 1 di set ke j dan 0 di set ke i;
c
= jumlah karakteristik yang mengambil suatu nilai 1 di set ke i dan 0 di set ke j. Isu-isu akuntansi diberi kode 1 bila menggunakan suatu metode akuntansi
khusus; dan 0 bila tidak menggunakan metode akuntansi khusus.
III.5.2
Spearman’s Correlation Coefficient (Koefisien Korelasi Spearman) Untuk mengetahui besarnya tingkat penyatuan standar akuntansi Indonesia
(SAK) dengan IFRS, dilakukan analisa terhadap empat puluh tiga (43) isu akuntansi dengan menggunakan Koefisien Korelasi Spearman (rs).
49
Fontes (2005) melakukan modifikasi atas rumus Koefisien Korelasi Spearman. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran berdasarkan rumus modifikasi Fontes dan rumus umum untuk mengetahui perbedaan yang ditimbulkannya. Dalam konteks pengukuran harmonisasi formal antara tahap aktual standar akuntansi Indonesia dan IASB, rumus modifikasi koefisien korelasi Spearman menurut Fontes adalah : n (∑ i=1 R(NCi)R(ICi) - n ((n+1)/2)2
=
n (∑ i=1 R(NCi)2 – n ((n+1)/2)2)1/2
n (∑ i=1 R(ICi)2 – n((n+1)/2)2)1/2
Dimana : N
= total jumlah metode-metode akuntansi yang termasuk di dalam sampel
R(NCi)
=
urutan ranking (dalam pengertian kekuatan rekomendasi) dari metode akuntansi i dari standar akuntansi nasional yang diteliti (NC), dimana i=1, . . . n
R(ICi)
=
urutan ranking (dalam pengertian kekuatan rekomendasi) dari metode akuntansi i dari standar akuntansi internasional yang diteliti (IC), dimana i=1, . . . n
Sedangkan menurut rumusan secara umum, Koefisien Korelasi Spearman (rs) didefinisikan sebagai berikut : n
rs = 1-
6 ∑ i=1 di2 n(n2-1)
Dimana : rs = Koefisien Korelasi Spearman n = total penjumlahan metode-metode akuntansi yang termasuk di dalam sampel di = perbedaan di antara ranking untuk standar akuntansi Indonesia dan standar IASB 50
Koefisien korelasi Spearman dapat digunakan untuk menguji hipotesishipotesis berikut ini : H01 :
Di antara standar akuntansi Indonesia dan IFRS menunjukkan metode-metode akuntansi yang serupa.
Ha1 : Di antara standar akuntansi Indonesia dan IFRS tidak menunjukkan metodemetode akuntansi yang serupa. H02 : Tidak terdapat asosiasi yang signifikan di antara standar akuntansi Indonesia dan IFRS. Ha2 : Terdapat asosiasi signifikan di antara standar akuntansi Indonesia dan IFRS.
III.5.3 Euclidean Distances (Jarak Euclidean) Jarak Euclidean di antara dua titik X dan Y, dengan koordinat X = (x1, x2, x3, . . . . . . . xk) dan Y = (y1, y2, y3, . . . . . . . yk) didefinisikan sebagai:
D (X, Y)
=
p ∑ (xk - yk)2 k=1
1/2
Dimana xk adalah nilai yang diobservasi dari variabel ke k untuk x individual dalam sampel ; dan k berubah dari 1 ke p (dimana p adalah vector number order). Garrido et al. (2002, p.12) menyimpulkan bahwa ‘semakin rendah nilai, semakin tinggi tingkat harmonisasi yang dicapai, dan sebaliknya’.
51
III.6
Perbedaan metodologi penelitian dengan penelitian sebelumnya
III.6.1
Perbedaan metodologi penelitian dengan penelitian Fontes Dalam melakukan penelitian ini, terdapat beberapa perbedaan dengan
penelitian Fontes yang dijadikan sebagai landasan dasar, yaitu sebagai berikut : III.6.1.1
Fase waktu yang digunakan Dalam penelitiannya, Fontes membagi kedua set standar akuntansi yang
ditelitinya ke dalam tiga periode waktu, yaitu: Standar akuntansi internasional (IFRS) : a.
Fase 1 (1973 – 89) : highly flexible standards (IA Phase)
b.
Fase 2 (1989 – 95) : comparability project (IB Phase)
c.
Fase 3 (1995 – 2003) : post IOSCO agreement (IC Phase)
Standar akuntansi Portugis : a.
Fase 1 (1977 – 89) : validity period for POC/77 (NA Phase)
b.
Fase 2 (1989 – 95) : adoption of EU directives and some International Standards using Directrizes Contabilisticas (DCs) (NB Phase)
c.
Fase 3 (1995 – 2003) : progressive internationalization through DCs only (NC Phase) Sedangkan
riset
yang
dilakukan
untuk
penelitian
ini
hanya
membandingkan standar akuntansi internasional (IFRS) dan nasional (SAK) yang berlaku per 1 Januari 2008. III.6.1.2
Item-item metode pengukuran untuk setiap isu akuntansi Dalam melakukan risetnya, Fontes membatasi periode waktu penelitiannya
hanya sampai dengan tahun 2003. Sedangkan metode-metode akuntansi pada penelitian Fontes yang dipakai sebagai acuan telah mengalami perubahan yang disebabkan adanya penerbitan standar-standar akuntansi internasional yang baru.
52
Untuk itu, dalam penelitian kali ini, peneliti membatasi periode waktu penelitian sampai dengan tahun 2008.
III.6.2
Perbedaan metodologi penelitian dengan penelitian Rosinta Ria
Panggabean III.6.2.1
Alat analisa statistik yang digunakan Dalam risetnya, Rosinta hanya menggunakan dua alat analisa statistik,
yaitu: a.
Jaccard’s Coefficients (Koefisien Jaccard)
b.
Spearman’s Correlation Coefficient (Koefisien Korelasi Spearman) Sedangkan dalam penelitian kali ini, penulis melakukan perluasan
pengujian dengan menambahkan satu alat analisa statistik, dengan total penggunaan tiga alat analisa statistik, yaitu: a.
Jaccard’s Coefficients (Koefisien Jaccard)
b.
Spearman’s Correlation Coefficient (Koefisien Korelasi Spearman)
c.
Euclidean Distances (Jarak Euclidean) Walaupun Fontes dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Euclidean
Distances (Jarak Euclidean) tidak tepat digunakan untuk membandingkan dua standar akuntansi yang berbeda dan dengan demikian merekomendasikannya untuk tidak menggunakannya, Penulis memilih tetap menggunakan Euclidean Distances (Jarak Euclidean) sebagai tambahan alat analisa statistik. Dengan pertimbangan bahwa, mungkin terdapat perbedaan antara standar akuntansi nasional Portugis dengan standar akuntansi nasional Indonesia yang memungkinkan hasil analisis dari Euclidean Distances (Jarak Euclidean) dapat menggambarkan hasil yang diharapkan penulis.
53
III.6.2.2
Item-item metode pengukuran untuk setiap isu akuntansi Dalam
melakukan
tesisnya,
Rosinta
membatasi
periode
waktu
penelitiannya hanya sampai dengan tahun 2006. Sedangkan metode-metode akuntansi pada penelitian Rosinta yang dipakai sebagai acuan telah mengalami perubahan yang disebabkan adanya penerbitan standar-standar akuntansi yang baru. Untuk itu, dalam penelitian kali ini, penulis membatasi periode waktu penelitian sampai dengan tahun 2008.
54