Bab III Metodologi Pembahasan
BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN 3.1
Methode of Measurement Dalam kegiatan tender, terutama dibagian Penganggaran (estimating/
budgeting), kegiatan penghitungan atau pengukuran terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan, merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan lainnya, seperti pembuatan metoda konstruksi, dan analisis harga satuan untuk masing-masing pekerjaan. Berhubung
belum
adanya
standarisasi
dalam
penghitungan
atau
pengukuran volume pekerjaan, maka sulit bagi pihak terkait untuk mengontrol ulang hasil penghitungan yang sudah jadi. Tujuan dari metoda penghitungan quantity (Method of Measurement) adalah sebagai berikut : 1)
Untuk menyeragamkan atau menstandarkan perhitungan volume pekerjaan di Lingkungan unit kerjanya masing-masing.
2)
Untuk memudahkan mekanisme kontrol menelusuri asal usul perhitungan. Dasar dari methode of measurement ini adalah Standard Methode of
Measurement of Building Works yang digunakan di Negara Malaysia. Karena memang pada awalnya system ini berasal dari Negara-negara Commonwealth yang didasarkan pada British Standard.
3.1.1
Prinsip Pengukuran Sebelum memulai pekerjaan menghitung kuantitas bahan, perlu untuk
diketahui beberapa definisi dan panduan penting yang akan dilaksanakan dalam proses bills of quantities. Satuan yang digunakan dari hasil pengukuran dan perhitungan kuantitas adalah : Panjang dihitung dalam satuan m (meter) Berat dihitung dalam satuan kilogram (kg) atau ton Volume atau isi dihitung dalam satuan m3 Luas dihitung dalam satuan m2 (meter persegi) Bilangan dihitung dalam satuan buah atau unit
Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 1
Bab III Metodologi Pembahasan
Dalam menghitung kuantitas bahan terdapat beberapa cara menghitung diantaranya yaitu :
1.
Metode tradisional (traditional method)
2.
Cut and shuffle method
3.
Slip - Sort method.
Didalam penyusunan skripsi ini penulis akan menggunakan metode tradisional, sebab metode yang lain pada dasarnya merupakan pengembangan dari metode tradisional. Berikut ini beberapa hal atau urutan untuk menghitung yaitu : 1. Taking Off Taking off artinya mengambil ukuran suatu elemen bangunan dari gambar tender atau gambar pelaksanaan dan dimasukkan ke dalam dimension sheet (kertas dimensi) beserta keterangan terperinci mengenai elemen tersebut.
2. Squaring Squaring adalah menghitung luas, volume atau pun panjang dan jumlah buah atau bilangan tiap-tiap dimensi dari ukuran yang telah diambil dalam proses taking off. 3. Abstracting Abstracting adalah memindah dan mengumpulkan elemen dan jumlah kuantitas tiap-tiap elemen yang sudah disquarekan mengikut jenis dari kertas dimensi ke kertas abstract untuk mendapatkan jumlah keseluruhan kuantitas tiap-tiap elemen tersebut. 4. Billing Billing
adalah
menyediakan
draft
daftar
jumlah
bahan
berdasarkan
pengumpulan kerja-kerja abstrak yang telah dilakukan. Proses 2 sampai dengan 4 disebut sebagai proses working up yang mana setiap perhitungan dan pemindahan ukuran elemen pada tiap-tiap proses mesti dikontrol oleh orang kedua untuk meminimumkan kesalahan perhitungan dan pemindahan.
Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 2
Bab III Metodologi Pembahasan
Ada pun yang disebut sebagai kertas dimensi adalah berbentuk sebagai berikut :
TIMESING
DIMENSION
SQUARING
DESCRIPTION
1
2
3
4
Keterangan a. Kolom 1 Kolom 1 disebut sebagai kolom timesing yang digunakan untuk perkalian bilangan elemen yang diukur yang terdapat di dalam gambar pelaksanaan atau gambar tender.
b. Kolom 2 Kolom 2 disebut juga sebagai kolom taking off
yang gunanya adalah
mengambil ukuran-ukuran dan gambar tender atau pelaksanaan yang akan dikalkulasikan.
c. Kolom 3 Kolom 3 disebut juga sebagai kolom squaring yang gunanya untuk meletakkan jumlah kuantitas tiap-tiap elemen yang telah dikalikan atau pun ditambahkan. Semua keterangan terperinci mengenai elemen yang diukur diletakkan di dalam ruang description.
d. Kolom 4 Kolom 4 disebut juga sebagai kolom description yang gunanya adalah sebagai kolom detail perhitungan dan juga deskripsi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Untuk menghitung, tiap-tiap kertas dimensi haruslah dimulai dengan nama proyek, kode gambar dan lembar kerja dari gambar yang bersangkutan. Di bawah kertas dimensi haruslah dituliskan nomor halaman kertas dimensi. Ukuran untuk panjang, luas dan volume serta jumlah bilangan dimasukkan ke dalam ruang dimensi di kertas dimensi hingga dua angka di belakang koma saja. Di bagian ruang deskripsi mestilah ditunjukkan semua perhitungan yang diambil dari Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 3
Bab III Metodologi Pembahasan
gambar dengan tiga angka di belakang koma, sedangkan yang dimasukkan ke dalam ruang dimension cukup dua angka di belakang koma. Setiap ukuran disusun di atas satu sama lain untuk satu keterangan item kerja. Simbol kurungan [, digunakan untuk satu kumpulan ukuran yang mempunyai satu keterangan. Aturan penulisan dimensi adalah sebagai berikut : 1) Ukuran panjang akan ditunjukkan dengan satu ukuran saja dengan dua angka di belakang koma, walaupun di ruang description ditulis tiga angka di belakang koma.
2) Untuk satuan buah atau number (nos ditunjukkan dengan angka tanpa ada koma).
3) Untuk luas ditunjukkan dengan dua ukuran diletakkan di atas satu sama lain dengan urutan panjang, kemudian diikuti lebar.
4) Ukuran volume ditunjukkan oleh tiga ukuran sama seperti untuk luas di atas satu sama lain dengan urutan panjang, diikuti lebar dan terakhir tinggi dari elemen yang kita ambil.
5) Yang dimaksud dengan panjang dan lebar adalah mengikuti aturan koordinat cartesian X, Y, dan Z seperti contoh berikut :
Y
Z X
Contoh untuk hal tersebut : Kasus A
Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 4
Bab III Metodologi Pembahasan
Kasus B
Berikut ini adalah contoh prinsip perhitungan dengan metode tradisional : 1) Tambah 15 -----10 ------------------- 25. 0, artinya 15 + 10 = 25 2) Pengurangan 15 -----(10) ------------------- 5. 0, artinya 15 - 10 = 5
Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 5
Bab III Metodologi Pembahasan
3) Perkalian 15
10 ------------------- 150. 0, artinya 15 x 10 = 150
4)
Pembagian 10 : 5 --------------------- 2.0
3.2
Metode Measurement (Pengukuran) tahap Preliminary Estimate
Pekerjaan Struktur Pondasi Didalam melakukan estimasi Pondasi diperlukan data-data berupa : a. Data Penyelidikan tanah yang dapat memberikan informasi berupa kedalaman tanah keras, tinggi muka air tanah dan rekomendasi system pondasi yang akan digunakan b. Informasi dari Konsultan struktur c. Data yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar proyek yang akan dibangun, berupa informasi tipe dan kedalaman pondasi yang akan digunakan Type pondasi yang digunakan berdasarkan rekomendasi dari data penyelidikan tanah, disamping kondisi lingkungan sekitarnya dimana proyek tersebut berada Type pondasi yang dipakai dapat berupa : Pondasi bored pile Pondasi tiang pancang Pondasi raft Pondasi setapak Retaining wall system Penggunaan retaining system digunakan pada bangunan dengan beberapa lapis basement dimana untuk dilakukan penggalian tanah secara terbuka (open cut) Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 6
Bab III Metodologi Pembahasan
tidak memungkinkan baik untuk seluruh perimeter basement maupun sebagian disebabkan karena begitu dekatnya sisi galian dengan tanah atau bangunan lain yang ada di sebelahnya. Untuk mencegah terjadinya longsor pada lereng selama penggalian tanah berlangsung, digunakan suatu system yaitu retaining wall system baik yang sifatnya temporer maupun permanen, namun kebanyakan yang digunakan adalah yang sifatnya permanen. Jenis atau sistem Retaining Wall ada beberapa type : Contiguous Pile system, yaitu kombinasi antara bored pile dengan bentonite Secant pile system, yaitu kombinasi antara bored pile dengan bored pile Diafragma wall, yaitu sistem
yang hampir sama dengan bored pile
namun bentuknya rectangular dan segmental Soldier pile, yaitu system yang sama dengan secant pile hanya jarak bored pile dengan bored pile lainnya cukup jarang. Pancang grouting, yaitu system retaining wall yang menggunakan tiang pancang yang saling berdempetan, dimana celah antara tiang ditutup dengan grouting. Tipe ini digunakan jika working spaces terbatas Sheet pile dapat berupa beton atau baja yang dipancang, dimana antara sheet pile dibuat dengan system pengunci Dalam Perhitungan estimasi kuantitas Retaining wall system ini, panjang tiang yang tertanam ( L ) diasumsikan 2 (dua) kali dalamnya basement. Dalam kondisi tertentu untuk memperkuat retaining wall tersebut digunakan system ground anchor atau system bracing (dengan baja profil) Sub Struktur Komponen yang menjadi bagian dari sub struktur adalah bidang dari konstruksi yang mempunyai kontak langsung dengan tanah, yaitu diantaranya pile cap, tie beam, dan basement wall Pile cap dan tie beam Untuk menghitung kuantitas pile cap dan tie beam digunakan ratio kuantitas beton terhadap luas keseluruhan bangunan (TGFA), karena fungsi pile cap itu sendiri adalah meratakan dan menyalurkan beban dari bangunan melalui kolom ke pondasi Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 7
Bab III Metodologi Pembahasan
Ratio kuantitas beton : Pile cap
: 0.035 – 0.045 m3/m2 (terhadap TGFA)
Tie beam
: 0.010 – 0.015 m3/m2 (terhadap TGFA)
Ratio kuantitas besi : Pile cap
: 100 – 130 Kg/m3
Tie beam
: 235 – 260 Kg/m3
Ratio kuantitas bekisting : Pile cap
: 2.40 – 2.65 m2/m3
Tie beam
: 5.50 – 6.50 m2/m3
Basement slab dan wall Untuk menghitung kuantitas beton basement slab dan wall biasanya mengambil asumsi dengan melihat berapa kedalaman basement dan tinggi muka air tanah. Pada umumnya untuk muka air tanah yang cukup tinggi akan berpengaruh terhadap efek uplift, maka untuk dapat mengimbangi uplift ini, ukuran basement slab menjadi lebih tebal dari biasanya. Untuk Basement slab rata-rata tebal 30 cm dengan ratio besi 100 Kg/m3, untuk kondisi dapat mengimbangi uplift terkadang ketebalan slab bias mencapai 50 cm dengan ratio besi 60 kg/m3 Tebal basement wall biasanya diasumsi 30 cm dengan ratio besi : 150 kg/m3 Pekerjaan Tanah Dewatering Sistem Dewatering ini digunakan pada waktu dilakukan penggalian basement, gunanya untuk mempertahankan tinggi muka air tanah agar pada pelaksanaan galian tanah pada basement tersebut kondisinya selalu dalam keadaan kering disamping pula untuk mencegah terjadinya uplift pada bangunan yang sedang dikerjakan (terangkatnya bangunan karena pengaruh tekanan muka air tanah) Untuk menghitung Estimasi biaya dewatering, perlu dilihat dulu berapa kedalaman basement (berapa lapis basement) dan berapa luas basement, dari data-data tersebut dapat diasumsikan berapa lama waktu yang diperlukan dewatering, dengan demikian kita akan memperoleh total biaya dewatering yaitu : Rp A x B (bulan) Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 8
Bab III Metodologi Pembahasan
Galian tanah Galian tanah dibedakan untuk galian tanah pada pile cap dan tie beam dan galian tanah pada basement. Galian tanah ini diambil dari kuantitas beton pile cap dan tie beam. Galian tanah basement dihitung dari muka tanah asli hingga bagian bawah pelat basement.
Pasir urug Pasir Urug di bawah pile cap dan tibeam dihitung sekaligus dengan kuantitas pasir urug dibawah plat basement. Tebal rata-rata adalah 10 cm Lantai Kerja Umumnya tebal lantai kerja dibawah pile cap, tie beam dan plat basement adalah 5 cm, sehingga kuantitas lantai kerja adalah separuh dari kuantitas pasir urug tersebut Waterproofing Digunakan pada bagian bawah basement slab dan dinding basement. Jenis yang digunakan dapat berupa integrated system atau membrane Pekerjaan Struktur Atas Pekerjaan Struktur atas berupa elemen kolom, balok, plat lantai, tangga, shearwall dan lain-lain termasuk juga yang berada debasement kecuali elemen yang dikategorikan masuk ke dalam sub struktur. Dalam mengestimasi harga pekerjaan struktur dilakukan dengan cara asumsiasumsi ratio-ratio berdasarkan type dan bentuk bangunan baik konstruksi beton maupun konstruksi baja. Konstruksi beton Perhitungan kuantitas untuk elemen-elemen seperti diuraikan diatas berdasarkan ratio-ratio sebagai berikut : Ratio beton
: 0.28 – 0.36 m3 / m2 (Terhadap TGFA)
Besi
: 130 – 150 Kg/m3 (Terhadap kuantitas beton)
Bekisting
: 6.5 – 7.5 m2/m3 (Terhadap kuantitas beton)
Atau Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 9
Bab III Metodologi Pembahasan
: 0.12 – 0.13 m3/m2
Ratio Beton Plat
Ratio Besi
Balok
: 0.10 – 0.12 m3/m2
Kolom
: 0.04 – 0.05 m3/m2
Shear wall
: 0.03 – 0.04 m3/m2
Plat
: 80 – 100 Kg/m3
Balok
: 180 – 200 Kg/m3
Kolom
: 200 – 250 Kg/m3
Shear wall
: 225 – 250 Kg/m3 : 7.00 – 7.30 m2/m3
Ratio Bekisting Plat Balok
: 6.30 – 6.75 m2/m3
Kolom
: 6.30 – 6.75 m2/m3
Shear wall
: 7.80 – 8.25 m2/m3
Konstruksi baja Kuantitas baja pada konstruksi baja dihitung berdasarkan ratio kg/m2 (terhadap TGFA). Ratio ini tergantung type bangunan yaitu : Bangunan bertingkat banyak (low rise dan high rise) Bangunan gudang dengan tinggi kolom dan bentang bangunan yang berbeda Ratio untuk bangunan bertingkat banyak : Low rise
: 35 – 45 Kg/m2 (terhadap TGFA)
High rise
: 50 - 60 Kg/m2 (terhadap TGFA)
Ratio baja untuk bangunan gudang : Tinggi kolom (H) 4,00 – 6,00
: 25 – 30 Kg/m2 (terhadap TGFA)
Tinggi kolom (H) > 6.00
: 35 – 45 Kg/m2 (terhadap TGFA)
3.3
Metode Measurement (Pengukuran) tahap Estimate Detail Dewasa ini proses pengukuran dan perhitungan kuantitas pekerjaan
dilakukan dengan computer dengan menggunakan program Autocad dan juga formula-formula-formula perhitungan yang dibuat dalam format excel, sebagai contoh untuk menghitung kuantitas beton , besi beton dan bekisting setiap elemen dari konstruksi, dengan memasukkan input data berupa dimensi balok, kolom dan pelat maka secara cepat akan langsung diperoleh hasil perhitungan kuantitas-kuantitas
tersebut.
Dalam
perhitungan
Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
nanti
penulis
akan
III - 10
Bab III Metodologi Pembahasan
menggunakan metode manual dan kombinasi dengan program excel pada program Komputer.
3.3.1
Metode dan Proses Taking Off Sebenarnya metode taking off baik secara manual maupun elektronik
tidak berbeda, hanya proses memansukkan data dan pengolahan datanya saja secara elektronik dilakukan dengan menggunakan computer. Tahapan yang dilakukan dalam proses pengukuran dan perhitungan kuantitas pekerjaan adalah : 1.
Register seluruh gambar, data dan spesifikasi yang diterima dari konsultan perencana
2.
Menyusun daftar inventaris material/bahan dan peralatan
3.
Menyusun outline bill of quantities untuk memudahkan didalam melakukan tahap-tahap pengukuran.
4.
Buka work sheet dalam computer, masukkan data-data yang diperlukan terlebih dahulu, seperti nama yang mengukur, tanggal/bulan/tahun, nomor gambar dan lain-lain.
5.
Buka lembar gambar dan spesifikasi yang akan digunakan , masukkan jenis dan ukuran dari material ke dalam daftar inventaris material untuk setiap bagian pekerjaan yang akan diukur dan dihitung kuantitasnya. Setiap kali setelah melakukan kegiatan ini pada gambar selalu diberi tanda tanganwarna tertentu yang menandakan bahwa bagian pekerjaan tersebut sudah diinventaris
6.
Jika Proses Inventari sudah selesai dilakukan, buka kembali gambar yang akan diukur dan dihitung kuantitasnya. Proses taking off quantitas untuk setiap bagian pekerjaan dimulai berdasarkan urutan material yang tercantum dalam daftar inventarisasi, kemudian setiap selesai melakukan proses taking off quantitas, box check list dari material yang bersangkutan yang telah selesai diukur dan dihitung kuantitasnya diberi tanda contreng (V), begitu seterusnya proses ini dilakukan pada bagian-bagian pekerjaan lainnya. Setiap bagian pekerjaan yang telah diukur dan dihitung kuantitasnya diberi tanda dengan warna yang berbeda ketika melakukan inventarisasi. Jika ditemukan adanya bagian pekerjaan yang tidak jelas atau tidak tercantum ukurannya maupun spesifikasinya, maka temuan-
Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 11
Bab III Metodologi Pembahasan
temuan tersebut selanjutnya dicatat dan dihimpun dalam query list (daftar pertanyaan) untuk dimibtakan klarifikasinya kepada konsultan perencana bersangkutan. Secara
garis
besar,
bagian-bagian
pekerjaan
berikut
dihitung
berdasarkan unit/satuan kwantitas tertentu yaitu : 1.
Pekerjaan Pondasi : a.
Pondai batu kali dihitung m3
b.
Pondasi beton (rakit, jalur dan setempat) dihitung m3
c.
Pondasi tiang pancang dihitung berdasarkan : Satuan panjang (m) dengan disebutkan dimensi tiang dan jumlahnya. Satuan unit/buah dengan disebutkan dimensi (penampang) tiang dan panjang masing-masing tiang Satuan m untuk pemancangan, pre boring Pemakaian dolly dalam buah Sambungan dihitung dalam buah
d.
Pondasi bored pile dihitung berdasarkan : Satuan m3 untuk volume beton Satuan Kg untuk Pembesian Satuan m untuk pengeboran dengan disebutkan masing-masing diameter tiang Satuan
m3
untuk
volume
tanah
hasil
pengeboran
dan
pembuangan tanah Volume beton akibat pembesaran pada dasar pondasi dihitung dalam harga satuan e.
Pondasi sumuran dihitung berdasarkan : Satuan m3 untuk penggalian dengan disebutkan masing-masing diameter sumuran Satuan m3 untuk volume beton Satuan kg untuk Pembesian Satuan
m3
untuk
volume
tanah
hasil
pengeboran
dan
pembuangan tanah
Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 12
Bab III Metodologi Pembahasan
2.
Pekerjaan Tanah a.
Galian tanah dihitung m3
b.
Permukaan tanah asli dihitung dari peil sesuai gambar contour
c.
Volume galian, urugan, dihitung net selebar pondasi, pile cap, tie beam dan seluas ruang basement dan tidak diperhitungkan galian untuk tempat kerja (working space) terkecuali didalam gambar dinyatakan jelas mengenai ukuran dan bentuk galian
d.
Ekstra galian untuk tempat kerja, ruang yang diperlukan untuk pemasangan acuan/bekisting dan pengembangan volume (bulk factor) diperhitungkan dalam harga satuan.
e.
Kemungkinan
pengadaan
alat/bahan
untuk
pekerjaan
perlindungan/perawatan pada tanah yang jadi dari gangguan cuaca dan sebagainya diperhitungkan dalam harga satuan f.
Jumlah Penggunaan tenaga orang maupun jumlah peralatan mekanis dan
terhadap
tingkat
kesulitan
dan
kedalaman
dari
galian
diperhitungkan dalam harga satuan g.
Kemungkinan
adanya
perbaikan
tanah,
pembuatan
konstruksi
pencegah longsoran, resiko longsoran pada kemiringan-kemiringan didaerah yang telah jadi serta penggunaan pompa, termasuk pengangkutan dan pembentukan/pemadatan kembali diperhitungkan dalam harga satuan
3.
Pekerjaan Beton Beton Cor Ditempat (Insitu Poured Concrete) : a.
Kecuali disebutkan lain, beton yang dicor ditempat (in situ poured concrete) dihitung m3.
b.
Pengurangan karena adanya lubang dengan kwantitas kurang dari 1 m3 tidak diperhitungkan
c.
Berdasarkan elemen struktur dapat dibagi dalam beberapa bagian Pondasi. Pile cap termasuk ground beam (tie beam). Blinding/lean concrete/plain concrete atau lantai kerja. Slab termasuk jalan, jalan setapak, ground slab atau perkerasan.
Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 13
Bab III Metodologi Pembahasan
Suspended slab (termasuk flat slab dan drop panel) atau lantai dengan disebutkan masing-masing ketebalannya. Dinding termasuk attached column (kolom yang bergabung dengan dinding) dengan ditentukan masing-masing ketebalannya. Kolom Balok Tangga Lisplank Curb/Tanggulan Lain-lain d.
Kwantitas dihitung secara terpisah berdasarkan karakteristik dan mutu beton, misal kolom K 225, K 300, K 400 dan lain-lain
Besi Beton (Reinforcement) : a.
Perhitungan besi beton (reinforcement) dibedakan berdasarkan :
Jenis tulangan : Tulangan polos Tulangan ulir Wire mesh Strand (kabel prestress)
Karakteristik besi yaitu : BJTP 24 (Baja tulangan polos). BJTD 40 (Baja tulangan deformed atau ulir). Strand untuk sistim prestress
Diameter tulangan yaitu 6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm, 13 mm, 16 mm, 19 mm, 22 mm, 25 mm, 29 mm, 32 mm dan sebagainya
Masing-masing elemen beton seperti pile cap, pelat lantai (slab) pelat dinding, kolom, balok, tangga, listplank dan lain-lain
b.
Berat besi beton dihitung dalam kg, berat besi yang dihitung adalah berdasarkan panjang teori termasuk tekukan dan overlap. Kaki ayam/dudukan/ganjalan dan kawat-kawat pengikat tidak dihitung melainkan dimasukan/diperhitungkan dalam harga satuan. Bahan terbuang (waste) diperhitungkan dalam harga satuan
Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 14
Bab III Metodologi Pembahasan
c.
Tulangan wiremesh dihitung dalam m2 dengan disebutkan tipenya
Bekisting/Acuan : a.
Perhitungan bekisting/acuan dihitung berdasarkan pembagian elemen sebagai berikut : Sisi pile cap. Sisi tie beam Sisi samping, sisi bawah pelat dan sisi bawah balok Sisi pelat dinding Sisi kolom Sisi samping balok (sisi bawah balok diperhitungkan masuk ke perhitungan sisi bawah pelat). Sisi samping dan bawah tangga termasuk anak tangga Sisi samping dan bawah listplank
b.
Kwantitas bekisting/acuan dihitung dalam satuan luas (m²), untuk sisi pelat dapat dihitung dalam satuan panjang (m) asal disebutkan ketebalannya/lebarnya.
c.
Untuk setiap bekisting/acuan dibedakan atas beberapa jenis : Bekisting/acuan biasa Bekisting/acuan faifaced Bekisting/acuan expose
d.
Perancah/support,
pelaburan
minyak/oli,
biaya
perbaikan
diperhitungkan dalam harga satuan
3.3.2. Metode Cros check (Pemeriksaan Silang) Proses pemeriksaan silang (cros check) merupakan salah satu hal terpenting untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan berupa kesalahan dalam pengukuran seperti dalam membaca skala, kesalahan dalam membaca ukuran pada gambar, kesalahan memasukkan data dan kesalahan dalam proses perhitungan aritmatika dan mate-matika (proses pengolahan data). Proses cros check ini dilakukan dengan melalui tahapan dan metode sebagai berikut : 1. Hitung total gross floor area (TGFA), termasuk perhitungan gross area perlantai, mulai dari lapis bawah (basement) sampai lantai yang paling atas. Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 15
Bab III Metodologi Pembahasan
2. Proses cross check dilakukan sesuai urutan Daftar Pekerjaan atau Bill dalam DUP (BQ) misalnya : a.
Pekerjaan tanah : Kuantitas galian pile cap dan tie beam hasilnya hampir sebanding dengan kuantitas beton pile cap + tie beam + pasir urug dibawah pile cap dan tie beam + lantai kerja dibawah pile cap dan tie beam. Kuantitas pasir urug dibawah pile cap, tie beam dan basement slab hamper sebanding dengan luas basement slab dikalikan tebal pasir urug. Kualitas lantai kerja dibawah pile cap, tie beam dan basement slab hamper sebanding dengan luas basement slab dikalikan tebal lantai kerja.
b.
Pekerjaan Sub struktur Kuantitas beton pile cap hampir sebanding dengan kuantitas lantai kerja dibawah pile cap dibagi tebalnya lantai kerja dan dikalikan tebal rata-rata pile cap. Kuantitas beton tie beam hamper sebanding dengan kuantitas lantai kerja dibawah tie beam dibagi tebalnya dan dikalikan tebal rata-rata tie beam. Kuantitas besi beton pada pile cap dicross check dengan menghitung ratio besi pada pile cap yang jumlahnya paling dominan, maka hasilnya sebanding dengan jumlah total kuantitas besi pile cap dibagi jumlah total kuantitas beton pile cap Kuantitas besi beton pada tie beam dicross check dengan menghitung ratio besi pada tie beam yang jumlahnya paling dominan, maka hasilnya hampir sebanding dengan jumlah total kuantitas besi tie beam dibagi jumlah total kuantitas beton tie beam Kuantitas bekisting pada pile cap dicross check dengan menghitung ratio bekisting pada type pile cap yang jumlahnya paling dominan, maka hasilnya hampir sebanding dengan
Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 16
Bab III Metodologi Pembahasan
jumlah total kuantitas bekisting pile cap dibagi jumlah total kuantitas beton pile cap Kuantitas besi beton pada plat basement dichros check dengan menghitung ratio besi untuk bidang seluas 1 m2 dimana hasilnya hampir sebanding dengan jumlah total kuantitas besi beton plat basement dibagi dengan jumlah total kuantitas beton plat basement
c.
Pekerjaan Struktur Atas Menjumlahkan seluruh kuantitas beton pada balok, kolom, plat lantai, tangga, shearwall (tc) Menjumlahkan seluruh kuantitas besi beton pada balok, kolom, plat lantai, tangga dan shear wall (ts) Menjumlahkan seluruh kuantitas bekisting pada balok, kolom, pelat lantai, tangga dan shear wall (tb) Hitung ratio beton = (tc) : (TGFA) Hitung Ratio besi = (ts) : (tc) Hitung ratio bekisting = (tb) : (tc) Hasil Perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan perhitungan ratio pada elemen struktur secara individual seperti balok, kolom, pelat dan shear wall dengan memilih tipe yang dapat mewakili keseluruhan tipe elemen-elemen struktur tersebut.
3.4
Catatan Harga (Pricing Notes) Catatan harga ini dibuat selain sebagai pedoman peserta tender dalam
melakukan pengisian harga (pricing), juga untuk melengkapi bagian-bagian pekerjaan yang tercantum didalam Standard of Measurement dan bagian – bagian apa saja yang tidak dihtung tetapi sudah termasuk dalam harga satuan. Ketika rencana anggaran biaya telah disusun, maka catatan harga ini akan menjadi kepentingan setiap orang dan akan menjadikan proses pengendalian biaya menjadi sangat penting. Sebelum mengalokasikan biaya dari berbagai elemen, sesuatu reduksi umumnya dilakukan untuk menutup resiko desain dan harga. Besarnya reduksi ini akan bervariasi tergantung pengalaman dari Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 17
Bab III Metodologi Pembahasan
perancang, quantity surveyor dan pemahaman tentang perencanaan biaya. Besarnya presentase penyesuaian dapat cukup bervariasi dan akan dipengaruhi oleh jenis dan kerumitan desain, keadaan klien, perkiraan kecenderungan harga dan perkiraan keterlambatan yang diduga sebelum tahap penerimaan tender Berikut ini catatan harga (pricing notes) untuk pekerjaan struktur pada daftar uraian pekerjaan atau bill of quantity yang dikeluarkan oleh konsultan QS (quantity surveyor), yang biasa dipakai dengan maksud dan tujuan untuk mempermudah perhitungan dan pengisian harga satuan (unit price) pada bill of quantity : 1.
Harga satuan untuk beton sudah termasuk pengadaan dan pengecoran juga semua yang diperlukan seperti : kubus beton, pengetesan, dan laporan hasil testnya perawatan, penyiraman, sambungan-sambungan pemberhentian beton (termasuk water stop apabila diminta dalam spesifikasi), pembuatan parit-parit, penyediaan bangku-bangku untuk pengecoran dan sebagainya.
2.
Harga satuan untuk pembesian sudah termasuk
pengadaan dan
pemasangan juga semua yang diperlukan seperti : kaki ayam, tulangan montage, penyokong, sisa potongan yang terbuang
(waste), kawat
pengikat (bendraad).. -
Perbedaan berat yang dikeluarkan oleh pabrik yang satu dengan pabrik yang lain untuk diameter yang sama menjadi tanggung jawab pemborong.
-
Tabel berat yang dipakai dalam menghitung berat dalam daftar ini, sebagai berikut : Diameter (mm)
Kg/ml
6
0,222
8
0,395
10
0,617
12
0,888
13
1,042
16
1,578
19
2,226
22
2,984
25
3,853
Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 18
Bab III Metodologi Pembahasan
32
6,315
3. 'Sistem perhitungan overlap pembesian, untuk kolom, shear wall, core wall setiap 2 (dua) lantai, untuk plat lantai, dinding beton dan balok per 12
meter
jarak
bentang,
kelebihan
dan
sisa
terbuang
(waste)
diperhitungkan dalam harga satuan. 4. Harga satuan untuk bekisting (acuan) sudah termasuk juga semua seperti : list-list (termasuk list sudut pada balok dan kolom,tali air) bahan yang terbuang/tidak terpakai,sparing/block out, temporary opening, pada flat slab peninggian bekisting peil ditengah untuk mengatasi lendutan (seperti pada balok Cantilever) dan pembongkarannya. 5. Harga satuan untuk bekisting fairface (acuan rata) sudah termasuk biaya parapihan dan perataan dengan gurinda serta perapihannya. 6. Untuk daerah yang memerlukan kedap air sebelum diwaterproofing semua beton-beton kropos dan cacat harus digrouting dan dirapikan (bila perlu di bongkar) dan sesudah diwaterproofing harus ditest rendam air terlebih dahulu. 7. Lebar dan panjang dari plat, balok dan kolom lihat juga ke gambar Arsitek, apabila ada perbedaan wajib lapor ke Konsultan Pengawas. 8. pekerjaan yang ditawarkan harus sesuai dengan gambar dan spesifikasi Didalam memberikan harga pekerjaan ini pemborong harus sudah mempertimbangkan
untuk
memasukan
semua
biaya-biaya
pengeluaran
pekerjaan dengan berpatokan kepada catatan harga yang telah dibahas diatas tadi, sehingga dikemudian hari tidak ada tuntutan terhadap Pemberi Tugas / Owner bila daftar uraian Pekerjaan/ BoQ Pemborong.
Dan
juga
Pemborong
ini dipandang tidak lengkap oleh
harus
sudah
memperhitungkan
/
mempertimbangkan semua kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di lapangan dalam pelaksanaan berhubung adanya Pemborong-Pemborong lain untuk pelaksanaan Proyek tersebut.
Skripsi : Analisis Preliminary Estimate dan Estimate Detail Study Kasus “Proyek kampus UMN Serpong”
III - 19