SI – 40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BIJB
BAB III METODOLOGI 3.1 PERENCANAAN GEOMETRIK Urutan langkah pekerjaan dalam perencanaan geometrik adalah: 1. Penentuan arah orientasi runway, yaitu: a. Review arah dan kecepatan angin b. Pembuatan wind rose 2. Perencanaan runway 3. Perencanaan taxiway 4. Perencanaan apron 5. Pembuatan layout desain Dalam diagram alir, proses perencanaan geometrik akan dilakukan seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1.
Review arah dan kecepatan angin
Penentuan arah orientasi runway
Pembuatan windrose Perencanaan runway
Perencanaan taxiway
Perencanaan apron
Layout desain
Proses desain selesai
Gambar 3. 1 Urutan Pekerjaan Perencanaan Geometrik
Perencanaan geometrik didahului dengan penentuah arah orientasi. Penentuan arah orientasi berguna agar take‐off dan landing pesawat tidak mendapatkan halangan. Hal yang Hanindita Diajeng Sunu 150 03 101 Jenary Bayu Tetha 150 03 111
3 ‐ 1
SI – 40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BIJB
sangat berpengaruh adalah keadaan angin di daerah rencana. Yang dimaksud dengan keadaan angin meliputi arah, kecepatan, serta distribusinya. Oleh karena itu, dalam penentuan arah orientasi runway perlu dilakukan review arah dan kecepatan angin,. Dalam review ini dapat diketahui distribusi angin yang diwakili dengan angka persentase untuk setiap arahnya. Setelah dilakukan review, dilanjutkan dengan pembuatan wind rose. Wind rose adalah suatu diagram yang memiliki benuk lingkaran yang menunjukkan distribusi kecepatan dan persentase arah angin pada suatu daerah tertentu. Dari wind rose akan didapat arah orientasi yang sesuai dengan keadaan angin di daerah rencana. Perencanaan runway dan taxiway dilakukan berdasarkan pesawat kritis yang dipilih berdasarkan pesawat dengan MTOW (Maximum Take Off Weight) yang terbesar dari pesawat rencana yang akan beroperasi. Sedangkan, untuk perencanaan pada apron dipilih pesawat dengan wing span terlebar untuk standar parkir pesawatnya. Perencanaan geometrik ini merujuk pada code ICAO dengan tetap mencari referensi dari perencanaan geometrik dari bandara lainnya. Pembuatan layout desain dilakukan setelah semua perencanaan geometrik untuk runway, taxiway, dan apron diselesaikan. 3.2 PERENCANAAN PERKERASAN Perencanaan perkerasan akan dilakukan berdasarkan langkah‐langkah sebagai berikut: 1. Penentuan pesawat tipikal yang akan beroperasi. 2. Distribusi penumpang tahunan tahun 2020 ke pesawat tipikal rencana dalam setiap kelas pesawat. 3. Penentuan pesawat desain kritis. 4. Penentuan keberangkatan tahunan ekivalen seluruh pergerakan terhadap pesawat desain kritis. 5. Penentuan kriteria desain perkerasan lentur. 6. Penetuan kriteria desain perkerasan kaku. 7. Penentuan tebal total perkerasan lentur. 8. Penentuan tebal total perkerasan kaku. 9. Penentuan tebal lapisan surface, base, dan subbase perkerasan lentur. 10. Penentuan tebal lapisan concrete slab dan base perkerasan kaku. Dalam diagram alir, proses perencanaan perkerasan akan dilakukan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.2.
Hanindita Diajeng Sunu 150 03 101 Jenary Bayu Tetha 150 03 111
3 ‐ 2
SI – 40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BIJB
Persiapan data: 1) Data karakteristik pesawat yang beroperasi 2) Data pergerakan pesawat
Tentukan pesawat desain kritis
Hitung keberangkatan tahunan ekivalen terhadap keberangkatan tahunan pesawat desain kritis
Tentukan kriteria desain perkerasan lentur
Tentukan kriteria desain perkerasan kaku
Hitung tebal perkerasan lentur
Hitung tebal perkerasan kaku
Kurva desain perkerasan lentur untuk pesawat desain kritis
Kurva desain perkerasan kaku untuk pesawat desain kritis
Tentukan tebal surface course, base course, dan subbase course
Tentukan tebal surface course, base course, dan subbase course
Proses desain selesai
Proses desain selesai
Gambar 3. 2 Urutan Pekerjaan Perencanaan Perkerasan
Distribusi penumpang tahunan ke pesawat tipikal tahunan akan dilakukan secara merata dalam setiap kelasnya. Pesawat desain kritis ditentukan dari perhitungan besar beban per roda sumbu utama untuk setiap pesawat. Pesawat desain kritis adalah pesawat yang memberikan pengaruh terbesar dalam kerusakan struktur perkerasan karena memiliki beban per roda sumbu utama terbesar. Kriteria desain perkerasan meliputi persyaratan kekuatan tanah dasar dan persyaratan material perkerasan. Misalnya untuk perkerasan kaku adalah penentuan kuat tekan dan kuat tarik beton yang akan digunakan. Hanindita Diajeng Sunu 150 03 101 Jenary Bayu Tetha 150 03 111
3 ‐ 3
SI – 40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BIJB
3.3 PERENCANAAN GEOTEKNIK Perencanaan aspek runway, taxiway, dan apron BIJB akan dilakukan sesuai langkah kerja sebagai berikut: 1. Perhitungan volume stripping (pengupasan lahan). 2. Perhitungan volume land grading (perataan lahan). 3. Interpretasi parameter tanah, diantaranya c, φ, dan γ. 4. Perhitungan volume kompaksi. 5. Penentuan metode kompaksi. 6. Perhitungan daya dukung tanah terhadap beban kerja termasuk beban tanah kompaksi. 7. Perhitungan penurunan konsolidasi. Dalam diagram alir, proses perencanaan geoteknik akan dilakukan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.3.
Gambar 3. 3 Urutan Pekerjaan Perencanaan Geoteknik Hanindita Diajeng Sunu 150 03 101 Jenary Bayu Tetha 150 03 111
3 ‐ 4
SI – 40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BIJB
3.4 PERENCANAAN BIAYA Urutan langkah pekerjaan dalam perencanaan biaya adalah: 1. Pembuatan WBS (Work Breakdown Structure) 2. Pembuatan BoQ (Bill of Quantity) 3. Penentuan metode pelaksanaan 4. Perhitungan produktivitas alat dan pekerja 5. Pembuatan AHS (Analisis Harga Satuan) 6. Pembuatan RAB (Rancangan Anggaran Biaya) Dalam diagram alir, proses perencanaan cost akan dilakukan seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.4.
Gambar 3. 4 Urutan Pekerjaan Perencanaan Biaya
Dalam perencanaan biaya, hal penting pertama yang harus dilakukan adalah pembuatan WBS. WBS bertujuan untuk mengelompokkan tiap jenis pekerjaan sehingga pelaksanaannya akan dilakukan secara sistematis dan tidak menghambat pekerjaan lainnya. Volume tiap pekerjaan yang akan diestimasikan dicantumkan dalam BoQ. Penentuan metode pelaksanaan tiap pekerjaan merupakan hal yang harus diperhatikan secara mendetail karena mempengaruhi produktivitas alat dan pekerja yang akan digunakan dalam pekerjaan tersebut. Perbedaan metode pelaksanaan akan melahirkan perbedaan produktivitas yang pada akhirnya akan merujuk pada perbedaan total biaya Hanindita Diajeng Sunu 150 03 101 Jenary Bayu Tetha 150 03 111
3 ‐ 5
SI – 40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BIJB
yang diestimasi. Dalam tugas akhir ini, hanya akan dilakukan perhitungan produktivitas secara mendetail untuk satu jenis pekerjaan saja. Untuk produktivitas dari pekerjaan lainnya, didapatkan dari referensi lain. Pemilihan alat akan dilakukan berdasarkan asumsi, dengan tetap merujuk pada referensi yang ada. Perhitungan upah pada pekerja berbeda tergantung pada keahlian dan ketrampilannya masing – masing. Pembuatan AHS dilakukan untuk mengetahui biaya yang akan dikeluarkan untuk satuan volume pekerjaan. Biaya yang diestimasikan dalam AHS sudah termasuk biaya material, alat, serta pekerja dalam satuan volume pekerjaan. Setelah dilakukan AHS, maka dilanjutkan dengan pembuatan RAB. RAB dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui biaya total untuk tiap jenis pekerjaan. Penjumlahan biaya untuk tiap jenis pekerjaan akan menghasilkan biaya total untuk perencanaan proyek yang dilakukan. Dalam RAB sudah diperhitungkan total biaya untuk keseluruhan volume pekerjaan yang akan dilakukan.
Hanindita Diajeng Sunu 150 03 101 Jenary Bayu Tetha 150 03 111
3 ‐ 6