BAB III METODEDAN PROSEDUR PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena beberapa
pertimbangan; (1) lebih mudah apabila berhadap dengan kenyataan ganda, (2) menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden, (3) lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Margono, 2006). Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah, dan konsep-konsep yang dikembangkan dan sering di diskusikan dalam mengukur kadar ilmiah suatu penelitian antara lain adalah konsep validasi, realibilitas, dapat diuji dan diulangnya penelitian (replikasi), serta objektivitas. Konsep-konsep tersebut dikembangkan dengan dasar asumsi yang yakini dan sering dipakai untuk mengevaluasi dengan pendekatan kualitatif (Poerwandari, 1998). Penelitian kuantitatif adalah menampilkan data dalam bentuk angkaangka. Sementara penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskripstif, seperti wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya. Pendekatan kualitatif mencoba menerjemahkan pandangan-pandangan dasar interpretif dan fenomenologis (Poerwandari, 1998). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak diubah dalam bentuk simbol
29
atau bilangan, sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya berarti rangkaian kegiatan atau proses pengungkapan rahasia sesuatu yang belum diketahui dengan mempergunakan cara bekerja atau metode yang sistematik, terarah dan dapat dipertanggung
jawabkan
(Nawawidan
Martini,
1974)
dalam
http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2009/12/20/penelitian-kualitatif. Jadi penelitian kualitatif itu adalah penelitian yang menekankan peneliti sebagai instrument kunci, pengumpul data dan tekniknya merupakan wawancara dan observasi serta menghasilkan data-data yang deskriptif berupa kata-kata tertulis dan secara lisan mengenai perilaku seseorang yang dapat diamati.
3.2.
Subjek Penelitian 3.2.1. Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik dari subjek penelitian ini yaitu : a. Subjek adalah anak yang berasal dari keluarga musisi dan bukan dari keluarga musisi. b. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. c. Berusia berada pada rentang 24-35 tahun, usia tersebut adalah usia yang produktif. d. Status pernikahan. e. Pendidikan minimal SMA, karena diharapkan dapat menjawab bisa memahami dan menjawab pertanyaan dengan baik. f. Pendidikan musik.
30
g. Lama menjalani profesi sebagai penyanyi slow rock minimal 5 tahun. h. Berdomisili
diJakarta,
karena
alasan
kemudahan
untuk
dilakukannya pertemuan untuk wawancara dan observasi. 3.2.2. Metode Pengambilan Subyek Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2009) pengambilan sampel harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian, peneliti akan memakai salah satu teknik pengambilan sampel berdasarkan teori atau berdasarkan konstruk operasional (theory based/ operational construct sampling)
yaitu
pemilihan
sampel
berdasarkan
kriteria
tertentu,
berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai studi-studi sebelumnya, atau sesuai tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar sampel sungguhsungguh mewakili fenomena yang dipelajari. 3.2.3. Jumlah Subyek Jumlah partisipan sangat tergantung pada apa yang ingin diketahui penelitian, tujuan penelitian, konteks saat itu, serta apa yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan partisipan yang tersedia (Poerwandari, 2009). Penelitian ini memiliki jumlah subyek empat (4) orang dan keempat-nya telah memenuhi syarat penelitian.
31
3.3
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi dan wawancara. 3.3.1. Observasi Istilah observasi diturunkan dari bahasa yang berarti “melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut (Poerwandari, 1998). Observasi adalah merupakan pengamatan yang teliti dan sistematis tentang suatu objek (Yusuf, 2005).
Sugiono (1998)
menyatakan secara umum pengartian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 1998) menegaskan observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apabila peneliti dengan pendekatan kualitatif, observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati latihan-latihan yang memadai, serta telah mengadakan persiapan yang telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap.
32
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu kegiatan mengamati yang berdasarkan fakta di lapangan tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut, dilakukan secara sistematis melalui penglihatan atas gejala-gejala yang nampak pada saat itu. 3.3.2. Bentuk-Bentuk Observasi Menurut Faisal (dalam Sugiyono, 2007) membagi observasi menjadi beberapa macam yaitu : a. Observasi partisipatif Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan seharihari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. b. Observasi terus terang atau tersamar Hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.
33
c. Observasi berstruktur Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tidak berstruktur. Karena fokus penelitian belum jelas dan pencatatan dapat dilakukan secara bebas serta dapat dikembangkan di dalam lapangan.
3.4 .
Alat Penelitian Penelitian ini menggunakan alat penelitian berupa wawancara dan alat
bantu pengumpulan data, yaitu digital voice recorder dan informed consent. 3.4.1. Wawancara Peneliti menggunakan wawancara dengan pedoman umum. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2009) yang dimaksud dengan wawancara dengan pedoman umum adalah peneliti melengkapi diri dengan pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isuisu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa menentukan bentuk pertanyaan eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek
34
yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-aspek relevan telah dibahas atau ditanyakan. Menurut Moleong (2006) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara
(interviewer)
yang
mengajukan
pertanyaan
dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara adalah proses antara pewawancara (Interviewer) dengan yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung atau dapat juga dikatakan sebagai proses percakapan tatap muka (face to face) antara interviewer dengan interviewee dimana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu aspek yang dinilai dan telah dirancang sebelumnya (Yusuf, 2005). 3.4.2. Alat Bantu Pengumpulan Data Digital voice recorder digunakan sebagai alat bantu pengumpulan data untuk mempermudah peneliti mendapatkan data secara akurat. Datadata tersebut akan diolah dan dianalisa oleh peneliti. Penggunaan alat ini berguna agar tidak ada jawaban penting yang dapat terlupakan oleh peneliti ketika subyek menjawab pertanyaan dari peneliti. Informed consent dipakai untuk membuktikan bahwa wawancara dilangsungkan tanpa paksaan dan atas persetujuan subyek dan hasil wawancara hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.
35
3.5
Tahap Analisis dan Interpretasi Data Data penelitian kualitatif tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak
berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto) ataupun bentuk-bentuk non angka lainnya (Poerwandari, 2009). 3.5.1. Jenis Analisis Pada penelitian
ini
menggunakan
analisis
intrakasus dan
antarkasus. Pada analisis intrakasus peneliti melihat hasil wawancara subyek dan menghubungkan dengan teori yang dipakai. Sedangkan pada penelitian antarkasus peneliti membandingkan hasil wawancara keempat subyek dengan teori yang dipakai untuk melihat perbedaan pengalaman subjek. 3.5.2. Interpretasi Data Penelitian ini menggunakan interpretasi pemahaman diri. Peneliti berusaha memformulasikan dalam bentuk lebih padat (condensed) apa yang oleh subyek penelitiannya. Interpretasi tidak dilihat dari sudut pandang peneliti, melainkan dikembalikan pada pemahaman diri subyek penelitian tersebut (Poerwandari, 2009).
36
3.6.
Prosedur Analisis Data Urutan prosedur yang digunakan untuk memudahkan analisis dan
interpretasi data adalah sebagai berikut: 1. Memilih hasil wawancara yang terekam dalam digital voice recorder kemudian dibuat transkripnya secara verbatim. 2. Membaca hasil verbatim berulang kali untuk memperoleh gambaran diri dari masing-masing subjek sesuai tujuan penelitian. 3. Membuat analisis kasus untuk setiap subyek dan membuat kesimpulan mengenai gambaran untuk setiap subyek. 4. Membuat kesimpulan mengenai gambaran secara umum dan faktor-faktor yang berkaitan, diskusi dari hasil penelitian, dan saran untuk subyek serta penelitian selanjutnya (Poerwandari, 2009).
37