BAB III METODE PENGEMBANGAN
Pada bab III ini, peneliti akan menguraikan tentang model pengembangan, prosedur pengembangan dan uji coba produk. Dalam butir uji coba
produk
terdapat desain uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data.
A. Model Pengembangan Dalam pengembangan ini, peneliti mengacu model pengembangan (research and development) menurut Borg dan Gall (1989) dalam Sukmadinata (2008: 169-170) yang terdiri dari beberapa langkah, sebagai berikut: (1) Penelitian dan pengumpulan data (research and information collection), pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. (2) Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian kemungkinan pengujian dalam lingkungan terbatas. (3) Pengembangan draf produk (develop prelimetery form of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi. (4) Uji coba lapangan awal (Preliminary field testing). Uji coba lapangan 1 sampai 3 sekolah dengan 6-12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket. (5) Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. (6) Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba. Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan modelyang dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data, dievaluasi dan kalu mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding. (7) Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operational prduct revision). Menyempurnakan
35
36
produk hasil uji lapangan (8) Uji pelaksanaan lapangan (operational field testing). Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, observasi dan analisis hasilnya (9) Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksaan lapangan (10) Diseminasi dan implemintasi (dissemination and implementation). Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dalam jurnal. Bekerjasama dengan penerbitan untuk penerbitan. Prosedur yang dikemukakan di atas tentu saja bukan merupaan langkah baku yang harus diikuti secara lengkap. Ardhana (2002: 09) mengemukakan bahwa prosedur pelaksanaan penelitian pengembangan bukan merupakan langkah-langkah baku yang harus diikuti secara kaku, setiap pengembangan tentu saja dapat memilih dan menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi dirinya
berdasarkan
kondisi
khusus
yang
dihadapinya
dalam
proses
pengembangan. Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
peneliti
dalam
penelitian
pengembangan dapat melakukan modifikasi disesuaikan dengan kondisi dan pertimbangan yang ada.
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan Dengan mengacu pada model pengembangan (research and development) oleh Borg, W.R. dan Gall M.D dalam Sukmadinata (2008: 169-170) dan Ardhana (2002:09), dari sepuluh langkah pengembangan, maka peneliti mengambil tujuh langkah dalam proses ini. Hal ini dilakukan karena penelitian pengembangan yang dilakukan hanya untuk satu sekolah saja dan menyesuaikan pada karakteristik, keterbatasan waktu, tenaga serta biaya. Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:
37
1.
Analisis kebutuhan dengan melakukan pengamatan dan pengumpulan informasi di SMALB- C Sumber Dharma Malang.
2.
Melakukan perencanaan pembuatan produk.
3.
Mengembangkan bentuk produk awal, yang selanjutnya dievaluasi oleh dosen ahli, dengan kualifikasi 1 orang ahli gerak lokomotor, 1 orang ahli pendidikan jasmani adaptif serta 1 orang ahli pembelajaran atletik dan melakukan revisi produk.
4.
Melakukan uji coba kelompok kecil, menggunakan 1 sekolah dengan 6 subjek dan 3 observer.
5.
Revisi produk pertama (sesuai dengan hasil analisis pada uji coba kelompok kecil).
6.
Uji coba lapangan (kelompok besar), dilakukan pada 1 sekolah, dengan 7 subjek dan 3 observer. Kemudian melakukan revisi produk akhir (sesuai dengan saran-saran dari hasil uji lapangan utama).
7.
Hasil produk pengembangan yang dihasilkan oleh uji coba lapangan.
38
Berikut ini adalah gambar 3.1 yang merupakan bagan alur prosedur penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti: Analisis Kebutuhan Pembuatan Rancangan Produk Evaluasi Ahli Produk Awal
Uji Coba Kelompok Kecil Revisi I Uji Coba Kelompok Besar Revisi II Produk Akhir Gambar 3.1 Bagan Ringkasan Prosedur Pengembangan Peneliti
C. Uji Coba Produk Uji coba produk ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kelayakan produk yang dikembangkan. Dalam bagian ini hal yang harus diperhatikan adalah: (1) Desain uji coba, (2) subjek Uji coba, (3) Instrumen pengumpulan data, (4) Teknik analisis data.
1.
Desain Uji Coba Pada desain uji coba produk ini, dibagi menjadi tiga tahap, yaitu evaluasi
ahli, uji coba tahap pertama (kelompok kecil), dan uji coba kedua (kelompok besar).
39
a.
Evaluasi Ahli Tahap evaluasi ahli dilakukan dengan jalan mengambil data kuisioner dari
dosen ahli gerak lokomotor, dosen ahli pendidikan jasmani adaptif serta dosen ahli pembelajaran atletik, selanjutnya hasil dianalisis untuk dijadikan dasar dalam melakukan revisi produk pertama.
b. Uji Coba Kelompok Kecil Uji coba kelompok kecil dilakukan pada siswa kelas I, II, dan III SMALBC Sumber Dharma Malang sebanyak 6 siswa.
c.
Uji Lapangan (kelompok besar) Uji coba lapangan dilakukan pada siswa kelas I, II, dan III SMALB- C
Sumber Dharma Malang sebanyak 7 siswa.
2.
Subjek Uji Coba Subjek uji coba pengembangan ini adalah:
a.
Subjek analisis kebutuhan sebanyak 9 siswa anak tunagrahita dan 3 guru di SMALB- C Sumber Dharma Malang.
b.
Subjek uji coba (kelompok kecil), siswa anak tunagrahita di SMALB- C Sumber Dharma Malang, sebanyak 6 orang.
c.
Subjek uji coba (kelompok besar), siswa anak tunagrahita di SMALB- C Sumber Dharma Malang, sebanyak 7 orang.
d.
Subjek evaluasi terdiri dari dosen ahli gerak lokomotor, dosen ahli pendidikan jasmani adaptif dan dosen ahli pembelajaran atletik serta 3 guru di SMALB- C Sumber Dharma Malang sebagai observer.
40
3.
Jenis Data Jenis data yang didapat merupakan data kualitatif dan kuantitatif, data
yang diperoleh dari dari kuisioner pernyataan atau kalimat, yang nantinya diubah dalam bentuk angka.
4.
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam pengembangan gerak dasar lokomotor
(lompat dan loncat) dengan permainan ini adalah dengan menggunakan kuisioner atau wawancara untuk analisis kebutuhan, dosen ahli gerak lokomotor, dosen ahli pendidikan jasmani adaptif serta dosen ahli pembelajaran atletik, uji coba (kelompok kecil), dan uji lapangan (kelompok besar). Kuisioner atau wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang: a.
Analisis kebutuhan.
b.
Evaluasi dari ahli, penilaian tentang rancangan produk yang akan dibuat.
c.
Penilaian/ tanggapan guru SMALB- C Sumber Dharma Malang tentang model latihan yang telah dibuat.
5.
Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 bagian, yaitu teknik
analisis isi dan teknik analisis deskriptif persentase. Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari para ahli berupa saran dan masukan, sedangkan teknik analisis deskriptif persentase digunakan untuk mengolah data yang didapat dari hasil uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Hasil analisis data menjadi dasar dalam penyermpurnaan penelitian pengembangan ini.
41
Rumus yang digunakan adalah rumus persentase menurut Sudijono (1998:24). Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut:
P
f 100 N
0
0
Keterangan: P
= Presentasi
f
= Jumlah frekuensi jawaban responden terhadap suatu pilihan
N
= Jumlah responden. Dan untuk mempermudah penafsiran terhadap hasil analisis persentase
digunakan klasifikasi sebagaimana pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Klasifikasi Persentase
No
Persentase
Klasifikasi
1.
76-100%
Baik
2.
56-75%
Cukup baik
3.
40-55%
Kurang baik
4.
>40%
Tidak baik
(Sumber: Arikunto. 1998: 246).