34
BAB III METODE PENGEMBANGAN
3.1
Jenis Pengembangan Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pada pengembangan ini
menggunakan model pengembangan prosedural desain pembelajaran dari ADDIE (Pribadi, 2011:125). Adapun langkah-langkah pengembangan menurut Lee dan Owens dapat dilihat pada bagan berikut : Analysis
Implementation
Evaluation
Design
Development Gambar 3.1 Model ADDIE (Sumber : Pribadi, 2011:127)
Berikut ini adalah penjelasan dari tahapan model pengembangan desain pembelajaran berdasarkan model ADDIE : 1. Analysis (Analisis) Analisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan menentukan kompetensi siswa. 2. Design (Desain) Menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan strategi pembelajaran.
34
35
3. Development (Pengembangan) Memeproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam program pembelajaran. 4. Implementation (Implementasi) Melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan desain atau spesifikasi program pembalajaran. 5. Evaluation (Evaluasi) Melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.
3.2
Model Pengembangan
3.2.1 Analysis (Analisis) a. Analisis Kebutuhan Menurut Pribadi (2011:128), analisis kebutuhan dilakukan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan menentukan kompetensi peserta didik. Penulis menetapkan langkah-langkah dalam melakukan analisis kebutuhan yang terdiri dari beberapa tahap. Pertama, menganalisis materi yang dianggap sulit oleh siswa dengan didukung oleh data hasil belajar siswa maupun dengan angket observasi untuk siswa dan guru. Kedua, menganalisis kelemahan media pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru pada materi yang dianggap sulit tersebut. Ketiga, menawarkan solusi berupa media pembelajaran yang memiliki kelebihan lebih baik dibandingkan dengan media yang sebelumnya.
36
b. Analisis Karakteristik Peserta Didik Menurut Alwisol (2006:181), kegiatan menganalisis karakteristik siswa dalam pengembangan pembelajaran merupakan pendekatan yang menerima peserta didik apa adanya dan menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan peserta didik tersebut. Karena itu, kegiatan menganalisis perilaku dan karakteristik awal peserta didik merupakan proses untuk mengetahui perilaku yang dikuasai peserta didik sebelum mengikuti proses pembelajaran, bukan untuk menentukan perilaku prasyarat dalam rangka menyeleksi peserta didik sebelum mengikuti pelatihan. Konsekuensi dari digunakannya cara ini adalah: titik mulai suatu kegiatan pembelajaran tergantung kepada perilaku awal peserta didik. Jadi, mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik adalah bertujuan untuk menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu diajarkan dan perilaku yang harus diajarkan kepada peserta didik. Perilaku yang akan diajarkan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan instruksional khusus atau TIK itu. c. Analisis Materi Pelajaran Menurut Budianto (2015), analasis materi pelajaran adalah salah satu bagian dari rencana kegiatan pembelajaran yang berhubungan erat dengan materi pelajaran dan strategi penyajiannya. Kegiatan Analisis materi pelajaran adalah melakukan kegiatan pemilihan materi pelajaran yang dianggap memiliki power (kekuatan) atau materi esensial, dan juga memikirkan bagaimana terjadinya pemerolehan konsep sehingga mudah diserap dan dipahami siswa.
37
3.2.2 Design (Desain) Pada langkah ini, diperlukan adanya klarifikasi program pembelajaran yang didesain sehingga program tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan. Maka dari itu, perlu didesain semaksimal mungkin sehingga dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesenjangan kemampuan yang terjadi pada peserta didik. Dengan kata lain, peserta didik mampu atau tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran. Tahap desain pada penelitian ini meliputi tahap sebagai berikut : 1. Pemilihan materi pembelajaran pada materi virus yang kemudian dibuat dalam bentuk skenario cerita. 2. Menyiapkan alat dan bahan berupa pensil (2B, HB, F, E, 8B), kertas HVS, pensil warna, drawing pen, printer, laptop, mistar, penghapus, dan meja belajar lipat. 3. Menggambar panel komik pada kertas HVS. 4. Pada panel tersebut gambar dengan pensil terlebih dahulu sesuai dengan alur cerita dari materi. 5. Gambar kemudian dipertajam dengan dengan drawing pen. 6. Diwarnai secara manual dengan pensil warna. 7. Setelah selesai diwarnai kemudian kartas HVS tersebut di salin ke dalam format jpg. 8. Edit dengan Corel Draw X5 dan diberi balon kata serta dialog. 3.2.3 Development (Pengembangan) Pengadaan media perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran spesifik yang telah dirumuskan oleh penulis. Langkah ini mencakup kegiatan memilih dan
38
menentukan strategi yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi (Pribadi, 2011:132). Sejalan dengan paparan tersebut, penulis membuat komik sesuai dengan materi pembelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi tersebut. 3.2.4 Implementation (Implementasi) Tujuan utama dari tahap implementasi yang merupakan langkah realisasi desain dan pengembangan adalah membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, menjamin adanya solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa dam memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran siswa perlu memiliki kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan (Pribadi, 2011:134). Dalam tahap implementasi, penulis menerapkan komik yang berisi ilmu pengetahuan berupa materi pembelajaran tentang virus. Dimana dalam tahap ini komik yang telah jadi dibagikan kepada siswa kelas X atau XI yang sebelumnya telah mempelajari materi virus di dalam kelas, yang bertempat di SMAN 1 Kota Jambi. Kemudian membagi siswa dalam kelompok kecil sebanyak 12 orang. Implementasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai respon siswa terhadap media komik sehingga mencapai standar kompetensi dasar yang efektif. 3.2.5 Evaluation (Evaluasi) Langkah terakhir dari model ADDIE, yaitu melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Seperti pada langkah analisis, proses analisis dilaksanakan dengan cara melakukan klarifikasi terhadap kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Evaluasi tersebut dikenal dengan istilah evaluasi formatif.
39
Disamping itu juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya (Pribadi, 2011:135).
3.3 Ujicoba Produk 3.3.1 Desain Ujicoba Ujicoba pada penelitian pengembangan umunya dilakukan 3 kali : 1) uji ahli, 2) uji terbatas dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk, 3) uji lapangan (field testing). Ketiga ujicoba tersebut merupakan tahapan ujicoba lengkap yang mana produk akhirnya dapat diproduksi secara massal. Namun, dalam pengembangan media komik ini, ujicoba produk hanya dilakukan hingga tahapan uji terbatas saja. Pertimbangan ini didukung oleh pendapat Sugiyono (2010:407) yang menyatakan bahwa penelitian pengembangan pada pelaksanaannya bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years) karena penelitian tersebut dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu yang dapat digunakan oleh masyarakat luas. Karena penelitian ini terkait dengan kegiatan akademik subjek yang akan diteliti, maka ujicoba produk dicukupkan hingga tahapan uji kelompok terbatas saja. Uji ahli atau validasi dilakukan dengan responden para ahli perancangan model atau produk. Tujuan pengujian ini adalah meriview produk awal dan memberikan masukan untuk perbaikan. Sugiyono (2010:414) menambahkan bahwa validasi pada tahap ini masih bersifat penilaian rasional mengenai ketertarikan produk yang dikembangkan. Penilaian tersebut belum didukung oleh fakta lapangan.
40
Melalui validasi produk dengan para ahli akan diketahui kelemahan dan keunggulan produk yang dikembangkan ditinjau dari spesifikasi produk tersebut. Setelah validasi ahli dilakukan, maka diadakan revisi produk untuk meminimalisir kelemahannya dan meningkatkan keunggulan produk tersebut. Validasi ahli dan revisi dilakukan kembali hingga tercapai produk yang dianggap layak untuk dicobakan pada kelompok terbatas. 3.3.2 Subjek Ujicoba Ujicoba produk dilakukan melalui beberapa tahap yaitu tahap validasi desain media pembelajaran, validasi materi dan tahap ujicoba pada kelompok kecil. Subjek ujicoba pada kelompok kecil atau subjek ujicoba terbatas pada penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X MIPA sebanyak 12 orang, kerena menurut Arikunto (2013:254) subjek ujicoba kelompok kecil dilakukakan pada 4 – 14 responden dan untuk kelompok besar antara 15 – 50 responden. Untuk menghindari pengaruh subjektif peneliti, maka subjek ujicoba dari siswa dipilih oleh guru mata pelajaran biologi. 3.3.3 Jenis Data Dalam penelitian pengembangan ini, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari tim validasi yaitu tim desain media pembelajaran dan tim ahli materi berupa isian angket saran dan pernyataan dalam perbaikan. Data-data yang diperoleh digunakan sebagai acuan dalam revisi produk berupa isian angket siswa mengenai komik kontekstual pada materi virus.
41
3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian pengembangan ini adalah angket. Menurut Riduwan (2011:71) angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang orang lain bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Angket ini digunakan untuk memperoleh data kualitatif dan data kuantitatif. Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Pada tahap ini tim ahli akan memberikan saran dan masukan terhadap produk yang dibuat, setelah tim ahli melakukan penilaian berdasarkan kriteria penilaian yang terlah ditetapkan pada setiap aspek indikator yang terdapat dalam angket. Hasil penilaian dari pernyataan ini kemudian dianalisis lebih lanjut sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui apakah komik ini sudah layak untuk digunakan atau perlu revisi kembali hingga layak untuk digunakan. Angket yang digunakan pada penelitian ini berupa angket tertutup. Angket ini berbentuk rating scale (skala bertingkat) dengan 4 kategori penilaian dari yang tertinggi, yaitu : 4, 3, 2, 1. Jawaban dari angket menggunkan skala bertingkat, yang meliputi empat pilihan dengan alternatif sebagai berikut : Angka 4 : Sangat baik
Angka 2 : Kurang baik
Angka 3 : Baik
Angka 1 : Tidak baik
Instrumen penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.1
42
Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data Data
Sumber Data
Instrumen
1 1. Validasi desain & materi komik 2. Respon guru terhadap media komik 3. Respon siswa terhadap media komik
2 Validator ahli
3 Angket validasi
Guru
Angket
Siswa
Angket
Pada tahap ini tim ahli akan memberikan saran dan masukan terhadap isi produk yang dibuat. Setelah tim ahli melakukan penilaian berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan pada setiap aspek indikator yang terdapat dalam angket, hasil penilaian dari pernyataan ini kemudian dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui apakah komik ini sudah layak untuk digunakan atau perlu direvisi kembali. Berikut terdapat kisi-kisi angket validasi desain media pembelajaran, angket ujicoba produk komik dan validasi isi materi : 1. Kisi–kisi angket validasi desain media pembelajaran Menurut
Arsyad
(2013:15)
berdasarkan
fungsi
dan
manfaat
media
pembelajaran, kisi-kisi desain media pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.2 : Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penilaian Validasi Desain Media Pembelajaran Komponen Tampilan Tulisan
Tampilan Gambar
Indikator Penulisan judul pada media komik Ukuran huruf pada teks komik Penggunaan kata pada dialog komik Kejelasan tulisan pada media komik Kemudahan memahami alur cerita melalui penggunaan bahasa Bentuk gambar Ukuran gambar Kesesuaian gambar dengan tulisan
Item
Jumlah Item
1.1
1
1.2
1
1.3
1
1.4
1
1.5
1
2.1 2.2
1 1
2.3
1
Bersambung ke halaman selanjutnya
43 Lanjutan tabel 3.2
Fungsi Media Komik
Manfaat Media
Variasi gambar Komposisi warna Media komik sebagai sumber belajar Bahasa penyampaian yang digunakan media pembelajaran komik mudah untuk dipahami (tidak verbalistik) Media pembelajaran komik mampu menarik minat baca Penyajian ilustrasi komik mengarah pada pemahaman konsep Proporsi komik sebagai hiburan dan alat penambah pengetahuan Media komik menimbulkan rasa senang ketika membacanya dan mendorong pembaca untuk membacanya secara tuntas
2.4 2.5
1 1
3.1
1
3.2
1
3.3
1
4.1
1
4.2
1
4.3
1
2. Kisi-kisi angket validasi materi Kisi-kisi angket penilaian isi meteri dapat dilihat pada Tabel 3.3 Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Validasi Materi Komponen Indikator Item Isi, konstruksi 1. Kesesuaian 1, 2, 3, 4, 8, 9, 12, 17, 20 dan bahasa 2. Kemudahan 6, 15, 16, 18, 19 3. Ketetapan 7, 10, 13, 14 4. Kemanfaatan 5, 11
Jumlah Item 9 5 4 2
3. Kisi-kisi angket ujicoba produk Kisi-kisi angket ujicoba produk komik dapat dilihat pada Tabel 3.4 Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Respon Guru dan Siswa Jumlah Komponen Indikator Item Item Materi 1, 4, 5 3 Tampilan Penulisan 2, 3 2 Komik Bentuk gambar 6 1 Media komik Fungsi Media sebagai sumber 7, 8, 9, 10 4 Komik belajar
Kode Pernyataan pada Instrumen A1, A2, A3 A4, A5 A6 B1, B2, B3, B4
44
3.3.5 Teknik Analisis Data Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:230), data atau informasi yang berhasil dikumpulkan selanjutnya diolah dan dianalisis. Apabila data diolah secara individual, maka hasilnya menunjukkan pada seseorang atau suatu keadaan. Pengolahan dan penganalisisan secara kelompok, hasilnya menunjukkan pada suatu bagian atau keseluruhan yang diperoleh dari tim ahli dalam bentuk angket dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif didapatkan dari hasil validasi produk dari para ahli dianalisis dengan melakukan uji rating scale untuk mengetahui persentase tanggapan, sehingga didapatkan ukuran kesesuaian dari desain komik pada materi. Menurut Djaali dan Muljono (2009:29), data yang diperoleh dari rating scale adalah data kuantitatif yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Menurut Riduwan (2011:93) rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Menurut Arikunto (2007:27) rating scale merupakan skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Dalam rating scale responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk penilaian sikap saja, tetapi juga bisa untuk mengukur persepsi responden tehadap gejala/fenomena lainnya. Analisis data kualifikasi melalui instrumen angket tertutup untuk validasi materi dan desain, serta ujicoba produk pada guru dan siswa dalam kelompok kecil, dihitung menggunakan skala rating dengan kategori penilaian sangat baik, baik,
45
kurang baik, dan tidak baik. Adapun langkah-langkah menganalisis data angket merujuk kepada pendapat Riduwan (2011:94-95) tahapannya antara lain : 1. Mengevaluasi hasil data yang didapatkan dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan. Tabel 3.5 Bobot penilaian untuk setiap alternatif respon No Skala Nilai Alternatif Respon 1.
4
Sangat Baik
2.
3
Baik
3.
2
Kurang Baik
4.
1
Tidak Baik
Sumber :Modifikasi dari Riduwan (2011:94) 2. Membuat tabulasi data. 3. Menghitung presentasi dari tiap-tiap indikator, dengan menggunakan rumus : % Kevalidan =
x 100%
Keterangan :
Jumlah skor yang diperoleh : jumlah item x bobot penilaian untuk kriteria yang dipilih
Jumlah skor maksimum : Bobot skor penilaian maksimum tiap item x Jumlah item deskriptor x jumlah responden
4. Mengubah persentase dari tiap-tiap sub variabel ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif, dengan cara :
Persentase skor maksimum = 100%
Persentase skor minimum = 0%
46
Rentang interval =
%
%
= 25%
Interval untuk masing-masing kategori penilaian yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut : Tabel 3.6 Rentang persentase dan kategori penilaian kualitatif No Rentang Persentase (%) Tingkat Kategori 1. 75 < skor ≤ 100 Sangat baik 2. 50 < skor ≤ 75 Baik 3. 25 < skor ≤ 50 Kurang baik 4. 0 ≤ skor ≤ 25 Tidak baik Sumber : Modifikasi dari Riduwan (2011:95) Analisis angket dilakukan dengan penghitungan skor. Jawaban responden yang dikumpulkan melalui angket berbentuk data kuantitatif yang telah diberikan skor pada setiap piliahan jawaban. Angket yang di olah menggunakan rating scale memiliki instrumen jawaban berupa data kuantitatif dengan interval jawaban sebagai berikut : 4 = Sangat baik
2 = Kurang baik
3 = Baik
1 = Tidak baik
Menurut Djaali dan Muljono (2009:43), skor maksimal data bagi suatu unit analisis adalah jumlah item dalam skala sikap dikalikan 4 diberi simbol 4k, sedangkan skor minimal adalah jumlah item dalam skala sikap dikalikan dengan 1 diberi simbol k. Jadi, rentang skor teoritik skala sikap adalah 4k. Indikator yang terdapat pada angket validasi ahli desain media pembelajaran adalah 16 item pertanyaan sehingga secara teoritik akan diperoleh skor minimal 16
47
dan skor maksimal 64 berserta kategorinya (Tabel 3.7). Interpretasi skor tersebut yaitu : Skor minimal = kriteria terendah x jumlah pertanyaan x jumlah responden = 1 x 16 x 1 = 16 Skor maksimal = kriteria tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah responden = 4 x 16 x 1 = 64 Kategori kriteria = 4 Rentang nilai =
=
=
= 12
Tabel 3.7 Kategori pilihan jawaban validasi desain media pembelajaran No Skala Nilai Skor Tingkat Kategori 1. 4 52 < skor ≤ 64 Sangat baik 2. 3 40 < skor ≤ 52 Baik 3. 2 28 < skor ≤ 40 Kurang baik 4. 1 16 ≤ skor ≤ 28 Tidak baik Instrumen dikatakan valid jika berada pada kualitas baik (3) atau sangat baik (4) dan dapat dinyatakan layak untuk diujicobakan pada kelompok kecil. Butir penilaian yang mendapat penilaian kurang baik (2) atau tidak baik (1) akan dipandang sebagai kelemahan media komik sehingga perlu di revisi. Penghitungan angket oleh ahli materi sama dengan penghitungan validasi ahli media. Indikator yang terdapat pada angket validasi materi adalah 20 item pertanyaan sehingga secara teoritik akan diperoleh skor minimal 20 dan skor maksimal 80 berserta kategorinya (Tabel 3.8). Interpretasi skor tersebut adalah sebagai berikut : Skor minimal = kriteria terendah x jumlah pertanyaan x jumlah responden = 1 x 20 x 1 = 20
48
Skor maksimal = kriteria tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah responden = 4 x 20 x 1 = 80 Kategori kriteria = 4 Rentang nilai =
=
Tabel 3.8 Kategori pilihan jawaban validasi materi No Skala Nilai Skor 1. 4 65 < skor ≤ 80 2. 3 50 < skor ≤ 65 3. 2 35 < skor ≤ 50 4. 1 20 ≤ skor ≤ 35
=
= 15
Tingkat Kategori Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik
Data yang telah diperoleh melalui instrumen angket tertutup digunakan untuk menilai kualitas produk yang dikembangkan. Data yang berupa saran-saran konkret yang dikemukakan oleh ahli dihimpun untuk memperbaiki komik berbasis pendidikan karakter. Kevalidan komik berdasarkan rata-rata skor validasi. Untuk menentukan kategori kevalidan komik, hasil diperoleh dari skor masing-masing yaitu desain media yang dinilai 16 pertanyaan dan kategori kevalidan materi komik memiliki 20 pertanyaan. Setelah
desain
media
dan
materi
divalidasi,
selanjutnya
adalah
mempersentasekan hasil tanggapan yang diperoleh dari setiap validasi. Angket ujicoba diberikan kepada satu orang guru dan kelopok kecil siswa berupa angket tertutup yang memiliki jawaban berupa data kuantitatif yang kemudian data tersebut dikualitatifkan. Instrumen angket ujicoba komik yang diberikan kepada satu orang guru dan kelompok kecil siswa memiliki 10 pertanyaan. Interpretasi skor untuk satu orang guru adalah sebagai berikut :
49
Skor minimal = kriteria terendah x jumlah pertanyaan x jumlah responden = 1 x 10 x 1 = 10 Skor maksimal = kriteria tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah responden = 4 x 10 x 1= 40 Kategori kriteria = 4 Rentang nilai =
=
=
= 7,5
Tabel 3.9 Kategori interpretasi skor komik untuk guru No Skala Nilai Skor Tingkat Kategori 1. 4 32,5 < skor ≤ 40,0 Sangat baik 2. 3 25,0 < skor ≤ 32,5 Baik 3. 2 17,5 < skor ≤ 25,0 Kurang baik 4. 1 10,0 ≤ skor ≤ 17,5 Tidak baik Interpretasi skor untuk kelompok kecil siswa adalah sebagai berikut : Skor minimal = kriteria terendah x jumlah pertanyaan x jumlah responden = 1 x 10 x 12 = 120 Skor maksimal = kriteria tertinggi x jumlah pertanyaan x jumlah responden = 4 x 10 x 12 = 480 Kategori kriteria = 4 Rentang nilai =
=
=
Tabel 3.10 Kategori interpretasi skor komik untuk kelompok kecil siswa No Skala Nilai Skor Tingkat Kategori 1. 4 390 < skor ≤ 480 Sangat baik 2. 3 300 < skor ≤ 390 Baik 3. 2 210 < skor ≤ 300 Kurang baik 4. 1 120 ≤ skor ≤ 210 Tidak baik Sumber : Modifikasi dari Riduwan (2011:95)
= 90