BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai pengaruh insentif dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di Pranaya Suites Hotel. Objek penelitian dilakukan pada Pranaya Suites Hotel pada bulan Maret sampai Juli 2015 yang beralamat di Commercial Park CBD BSD Lot VIII No. 3 BSD City 15321, Serpong, Tangerang. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah hubungan kausal. Hubungan kausal adalah suatu jenis riset yang berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel penelitian atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Desain kausal bertujuan membuktikan hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang diteliti. Dalam hal ini insentif dan gaya kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan.
3.3 Definisi dan Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah merupakan konsep-konsep yang berupa kerangka menjadi kata-kata yang menggambarkan perilaku atau
29
30
gejala yang diamati, dan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain. Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Insentif (X) Insentif adalah dorongan pada seseorang agar mau bekerja dengan baik dan agar lebih dapat mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi sehingga dapat menambah kemauan kerja dan motivasi seorang pegawai agar terciptanya suatu kinerja yang berkualitas sesuai dengan tujuan perusahaan. Indikator dalam variabel sistem insentif adalah nonmaterial insentif, sosial insentif dan material insentif. Menurut Pranaya Suites Hotel insentif merupakan suatu bentuk balas jasa yang diberikan pada karyawan yaitu dalam bentuk nonmaterial insentif dan sosial insentif atas kinerjanya yang tinggi terhadap perusahaan. Tabel 3.1 Variabel, Dimensi, Indikator dan Skala Variabel Insentif (X1)
Dimensi Indikator 1. Nonmaterial InsentifPenghargaan/pengukuhan berdasarkan prestasi kerjanya, seperti piagam, piala, atau medali. 2. Sosial Insentif 3. Material Insentif
Skala Likert
Promosi, mengikuti pelatihan atau naik haji Berbentuk uang dan barang
Sumber Hasibuan (2007) B. Gaya Kepemimpinan (
)
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang
31
yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Indikator
variabel
gaya
kepemimpinan
adalah
Gaya
kepemimpinan demokratis / democratic, gaya kepemimpinan autokratis / otoriter dan gaya kepemimpinan bebas (Laissez Faire). Menurut Pranaya Suites Hotel gaya kepemimpinan adalah suatu kemampaun seorang pemimpin dalam mengarahkan serta memotivasi karyawan agar bekerja lebih baik untuk mencapai tujuan perusahaan. Tabel 3.2 Variabel, Dimensi, Indikator dan Skala Variabel Dimensi Indikator Gaya 1. Gaya 1.Cenderung Kepemimpin Kepemimpinan mengikutsertakan karyawan an ( X2) Demokratis dalam pengambilan keputusan 2. Mendelegasikan kekuasaan 3.Mendorong parsipasi karyawan dalam menentukan metode kerja 2. Gaya 1. Pemimpin cenderung Kepemimpinan memusatkan kekuasaan pada Otoriter dirinya 2. Mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan 3. Membuat keputusan secara sepihak 4. Meminimalisasi partisipasi karyawan 3. Gaya 1. karyawan diberikan Kepemimpinan kebebasan dalam pembuatan Bebas keputusan 2. Menyelesaikan pekerjaan menurut cara karyawan yang menurut karyawan paling sesuai Sumber Robins (2006)
Skala Likert
32
C. Kinerja ( Y )
Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Indikator dalam variabel kinerja ini adalah faktor individu, faktor organisasi dan faktor psikologis. Menurut Pranaya Suites Hotel kinerja adalah hasil kerja yang dilakukan karyawan untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung di Pranaya Suites Hotel. Tabel 3.3 Variabel, Dimensi, Indikator dan Skala Variabel Dimensi Indikator Kinerja (Y) 1. Faktor Individu Kemampuan dan keterampilan, mental dan fisik, latar belakang, keluarga, tingkat sosial, penggajian, demografis, umur, asal-usul, jenis kelamin 2. Faktor Organisasi Sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain kerja. 3. Faktor Psikologis Persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi Sumber Rivai (2006)
Skala Likert
33
3.4 Variabel dan Skala Pengukuran 3.4.1 Variabel A. Vadiabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas (independent variable) yang merupakan variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penlitian ini adalah
insentif (X1) dan gaya
kepemimpinan (X2). B. Variabel Terikat ( Dependent Variable) Variabel ini adalah variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kinerja karyawan (Y).
3.4.2 Skala Pengukuran Metode pengukuran data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah metode yang mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau dengan menyatakan baik atau tidak baik terhadap objek atau kejadian tertentu dan dinilai berdasarkan tingkatan yang diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Instrumen Skala Likert No Jawaban Skor 1 STS (Sangat tudak setuju) 1 2 TS (Tidak setuju) 2 3 RR (Ragu-ragu) atau N (Netral) 3 4 Setuju 4 5 Sangat Setuju 5 Sumber: Sugiyono (2009 )
34
3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi Menurut Arikunto (2006), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Pranaya Suites Hotel berjumlah 120 orang karyawan dikurangi unsur pimpinan. 3.5.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian (Arikunto, 2006). Penentuan ukuran sampel yang akan diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dalam Sanusi (2013), yaitu: N/(1+Ne2) Dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = toleransi ketidaktelitian (dalam persen) Dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian dengan rumus Slovin adalah: n
120/[1+(120x(0,05)2] = 92.30
Dibulatkan menjadi 93 orang.
35
Jadi, jumlah sampel yang akan diperlukan untuk diteliti adalah sebanyak 93 orang untuk mendapatkan hasil dengan tingkat kepercayaan yang akurat. Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan Sampling Insidental adalah tekik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2011).
3.6 Metode Pengumpulan Data 3.6.1 Survei Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode survei adalah metode pengumpilan data dengan menggunakan instrumen untuk meminta tanggapan dari responden tentang sampel. Pada dasarnya survei terdiri atas wawancara dan kuesioner. Menurut Sugiyono (2010) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam kuesioner ini nantinya akan digunakan model pertanyaan yang tertutup, yakni pertanyaan yang sudah disertai jawaban sebelumnya, sehingga responden dapat memilih salah satu alternatif jawaban.
36
3.7 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden atau sumber asli melalui objek dengan sumber yang diteliti. Dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh oleh penulis yaitu dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada karyawan pada Pranaya Suites Hotel.
3.8 Metode Analisis Data 3.8.1 Uji Instrumen A. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2005). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dasar pengambilan keputusan untuk menguji validitas butir angket adalah: Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka variabel tersebut valid. Jika r hitung tidak positif serta r hitung < r tabel maka variabel tersebut tidak valid.
B. Uji Reabilitas Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
37
pengukuran tersebut diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas diantaranya metode tes ulang, formula belah dua dan Spearman Brown, formula Rulon, formula Flanagan, Cronbach’s Alpha, metode formula KR20, KR-21, dan metode Anova Hoyt. Dalam penelitian ini uji reabilitas yang digunakan adalah dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Metode Cronbach’h Alpha sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala. Priyatno (2010). Rumus reabilitas dengan metode Alpha menurut Arikunto dalam Priyatno (2010) r11
=
Keterangan: r11
= Reabilitas instrumen
K
= Banyaknya butir pertanyaan
∑Sb2
= Jumlah varian butir
S12
= Varian total Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6.
Menurut Sekaran dalam Priyatno (2010), reabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.
38
3.8.2 Uji Asumsi Klasik A. Uji Multikolienaritas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas (independen). Dilakukan dengan cara menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika variabelvariabel independen saling berkorelasi (diatas 0,9) dan nilai R2 yang dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris sangat tinggi, dan jika nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor) > 10
maka
mengindikasikan
adanya
multikolinieritas
antar
variabel
independen dalam model regresi pada penelitian ini. Jika VIF <10 maka tidak terjadi multikolienaritas. (Ghozali, 2006). B. Uji Normalitas Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Uji asumsi klasik normalitas menggunakan uji kolmogorov-Smirnov, dapat dilakukan untuk menguji apakah residual terdistribusi secara normal. Jika signifikan K-S > 0,05 maka H0 diterima maka data terdistribusi secara normal, sedangkan jika signifikan K-S < 0,05 maka H0 ditolak maka data tidak terdistribusi secara normal.
C. Uji Heteroskedastisitas Gejala heteroskedasitas diuji dengan metode Glejeser dengan cara menyusun regresi antara nilai absolute residual dengan variabel bebas.
39
Apabila masing-masing variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap absolute residual (α = 0,05) maka dalam model regresi tidak terjadi gejala heteroskedasitas.
3.8.3 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini mengunakan analisi regresi linier berganda. Menurut Sugiyono (2009) analisis regresi linier berganda digunakan untuk menentukan pengaruh yang ditimbulkan oleh indikator variabel bebas terhadap variabel terikat. Pegujian tersebut dapat dihitung dengan menggunakan formulasi sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e Dimana: Y = Kinerja Karyawan X1
= Insentif
X2
= Gaya Kepemimpinan
a
= Konstanta
b1, b2,
= Koefisien regresi
e
= Error
A. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Nilai R2 yang semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
40
memprediksi variasi variabel independen. Koefisien determinasi yang digunakan adalah nilai Adjusted R Square karena lebih dapat dipercaya dalam mengevaluasi model regresi. Nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Berbeda dengan nilai R2 yang pasti akan meningkat setiap tambahan satu variabel independen, tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Untuk standard error of estímate (SEE) yang dihasilkan dari pengujian ini, semakin kecil SEE, maka akan membuat persamaan regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
B. Uji Simultan dengan F-test Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mempengaruhi pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil F-test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil F-test ini berpengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen jika pada nilai signifikan 0,05 nilai F pada kolom sig lebih besar dari F-tabel maka Insentif dan Gaya Kepemimpinan berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan.
C. Uji Parsial dengan t-test Test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen . Hasi uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel
41
coefficients. Nilai dari uji t-test dapat dilihat dari nilai probabilitas < level of signifficant yang ditentukan, atau t-hitung (pada kolom t) lebih besar dari ttabel (dihitung dari two tailed a = 5% dengan df = n-k, dimana k merupakan jumlah variabel independen), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.