perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
Tujuan bab ini adalah untuk memberikan landasan yang valid terhadap prosedur penelitian
sehingga
hasil
yang
diperoleh
dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Untuk mendukung upaya tersebut ada beberapa sub bab yang dibahas diantaranya adalah (1) variabel penelitian, (2) definisi operasional, (3) populasi, sampel, dan pelaksanaan (4) jenis dan sumber data, (5) metode pengumpulan data, dan (6) metode analisis data. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing sub bahasan tersebut.
VARIABEL PENELITIAN Variabel penelitian ini terdiri dari empat macam variabel, yaitu satu variabel terikat (dependent variable) atau menurut Dwi Aryani dan Febrina Rosinta (2010), “merupakan variabel yang dapat diukur, diprediksi, atau dengan kata lain dapat dimonitor dan diharapkan dipengaruhi oleh variabel bebas”, dua variabel bebas (independent variable) atau variabel yang mempengaruhi variabel terikat dan satu variabel mediasi (intervening variable) atau Menurut Sugiyono (2007) variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: commit to kecenderungan user Variabel terikat (dependent variable), yaitu beralih ke merek ritel.
39
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
Variabel bebas (independent variable), yaitu loyalitas merek produsen dan loyalitas merek ritel. Variabel mediasi (intervening variable), yaitu sikap terhadap merek.
DEFINISI OPERASIONAL Variabel Dependen Kecenderungan beralih ke merek ritel yaitu berpindahnya konsumen dari satu merek ke merek yang lain pada pembelian merek yang saat ini dimiliki. Diukur dengan satu item pertanyaan mengenai perbedaan atau persamaan antara merek produsen yang sebelumnya (merek terakhir sebelum membeli merek yang saat ini) dengan merek ritel yang dimiliki saat ini. Pembelian merek ritel pada pembelian yang terakhir diberi kode 2 (dinilai tinggi). Sedangkan pembelian merek produsen yang sama pada pembelian yang terakhir diberi kode 1 (dinilai rendah), dengan ketentuan bahwa konsumen yang membeli merek ritel sama dengan merek sebelumnya sudah pernah melakukan pergantian merek produsen. Indikator untuk mengukur adalah: Keragaman variasi Ketidakpuasan Persuasi Kualitas Variabel Independen Loyalitas merek ritel (private label) adalah barang-barang dagangan yang menggunakan nama merek distributor atau peritel atau nama merek yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
diciptakan eksklusif untuk distributor atau peritel. Merek pribadi (Private label) dibuat oleh perusahaan pemasok yang telah terikat kontrak dengan peritel. Produk-produk merek pribadi (private label) hanya tersedia di toko peritel saja. Indikator untuk mengukur adalah: Intensitas pencarian informasi produk merek pribadi (private label) Giant. Keinginan merekomendasikan produk merek pribadi (private label) Giant. Keinginan membeli kembali produk merek pribadi (private label) Giant. Memprioritaskan pembelian produk merek pribadi (private label) Giant.
Loyalitas merek produsen merupakan kecenderungan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap merek tertentu secara berulang-ulang, konsisten selama ini dan pada pembelian di masa yang akan datang, tanpa terpengaruh dari adanya situasi dan usaha pemasaran dari merek lain, menyukai dan memiliki keterlibatan emosional terhadap merek tersebut, memiliki kepuasan terhadap merek itu, dan adanya keenganan untuk berpindah ke merek lain. Loyalitas merek diukur dengan menggunakan skala loyalitas merek yang disusun berdasarkan piramida loyalitas merek dari Aaker (1991). Piramida Loyalitas ini terdiri dari: Switchers Konsumen yang tidak memiliki loyalitas. Merupakan tingkat loyalitas paling dasar dimana konsumen merasa tidak ada perbedaan berarti antara satu merek dengan merek lainnya dalam kategori produk tersebut. Setiap merek dipersepsikan sama dan nama merek kurang berperan dalam keputusan pembelian. Apapun merek yang murah dan dapat digunakan akan dipilih. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
42 digilib.uns.ac.id
Habitual Buyer Tingkat kedua ini meliputi konsumen yang puas dengan produk atau setidaknya tidak kecewa dengan penggunaan merek tersebut. Konsumen pada tingkat ini disebut juga pembeli berdasarkan kebiasaan (habitual buyers), sehingga jika tidak ada stimulus yang cukup kuat dari merek pesaing, konsumen jarang merubah pola kebiasaannya dalam membeli terutama jika perubahan tersebut disertai usaha dari pihak konsumen. Konsumen pada tingkat ini rentan terhadap promosi dari pesaing yang memberikan kelebihan lain, meskipun relatif sulit dipengaruhi oleh pesaing karena konsumen tidak memiliki alasan untuk mencari merek alternatif. Satisfied Buyer with Switching Costs Disebut juga Switching Cost Loyal. Meliputi konsumen yang puas dengan merek produk dan memiliki switching costs – kerugian uang, waktu, atau resiko performansi yang diasosiasikan dengan penggantian merek. Merupakan pembeli yang cenderung mempelajari setiap aspek dan kelebihan dari merek tertentu atau adanya ketakutan akan resiko merek yang lain tidak mampu berfungsi sebaik merek yang saat ini digunakan. Untuk menarik perhatian konsumen di tingkat ini, pesaing harus dapat memberikan kompensasi yang cukup dengan penawaran dan kelebihan yang lebih besar. Likes the Brand Tingkat dimana pembeli benar-benar menyukai merek tersebut. Pembeli tidak selalu dapat mendeskripsikan apa yang ada pada merek tersebut yang membuat mereka menyukainya, meskipun pembeli telah berkali-kali menggunakannya. Rasa suka mereka mungkin didasarkan dari asosiasi seperti simbol, pengalaman commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penggunaan, dan kualitas. Konsumen pada tingkat ini disebut juga teman dari merek (friends of the brand) karena adanya keterikatan perasaan dan emosional dengan merek yang mereka gunakan.
Commited Buyer Tingkat loyalitas tertinggi. Konsumen memiliki perasaan bangga sebagai pengguna merek tertentu. Merek tersebut penting bagi mereka, baik dipandang dari segi fungsi ataupun sebagai alat pengekspresian tentang diri mereka. Loyalitas mereka ditunjukkan dengan merekomendasikan merek tersebut pada orang lain, dan bangga untuk mengenakan barang-barang yang memiliki simbolsimbol merek tersebut. Variabel Mediasi Sikap terhadap merek didefinisikan sebagai evaluasi keseluruhan tentang merek yang dilakukan oleh konsumen (Keller, 1998) dan merefleksikan respon konsumen terhadap merek tersebut. Sikap terhadap merek dapat dibentuk dari kepercayaan tentang atribut intrinsik dari suatu merek dan juga manfaat fungsional serta pengalaman yang menyertainya (Zeithaml, 1988; Keller, 1993). Brand attitudes dapat juga dibentuk melalui kepercayaan dasar seseorang tentang atribut ekstrinsik dari suatu merek dan juga manfaat simbolik yang ada didalamnya (Lutz, 1991; Keller, 1998). Indikator untuk mengukur adalah: Fungsi
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Harga Keistimewaan Kemasan POPULASI DAN SAMPEL Santoso dan Tjiptono dalam Dedi Rianto Rahardi (2011) menyatakan bahwa populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus, populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah Pelanggan Giant Supermarket Palur Plaza, Karanganyar. Sedangkan sampel menurut Santoso dan Tjiptono dalam Dedi Rianto Rahardi (2011) menyatakan “Sampel adalah semacam miniatur (mikrokosmos) dari populasinya”. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode nonprobability sampling yaitu metode pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel karena pertimbangan tertentu. Teknik yang digunakan accidental sampling yaitu teknik sampling berdasarkan faktor spontanitas. Artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti maka orang tersebut dapat dijadikan sampel.
commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
JENIS DAN SUMBER DATA Jenis data yang diperoleh dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Data Primer Data primer adalah data yang diusahakan/didapat oleh peneliti, data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada Pelanggan Giant Supermarket Palur Plaza, Karanganyar.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat dari orang/instansi lain, data sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang bersumber dari Giant Supermarket Palur Plaza, Karanganyar.
METODE PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui survei kepada responden dengan melakukan wawancara secara langsung yang dipandu dengan kuesioner. Pemberian kuesioner dilakukan didekat kasir / tempat pembayaran, waktu yang dibutuhkan dalam pengisian selama ±10 menit untuk mengumpulkan komentar mereka di kuesioner dan sampel yang diambil sebanyak 200 responden. Periode penelitian yang mencakup pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan penyajian data dalam bentuk skripsi berlangsung dari bulan Agustus 2013 sampai bulan Oktober 2013. Kuesioner commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden, jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam. Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup.
Teknik
pengukuran
(teknik
penskalaan)
dalam
kuesioner
ini
menggunakan Likert’s Summated Rating (LSR), yaitu skala atau pengukuran sikap
responden,
jawaban
pernyataan
dinyatakan
dalam
pilihan
yang
mengakomodasi jawaban antara sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Banyak pilihan biasanya tiga, lima, tujuh, sembilan dan sebelas. Dalam penelitian ini, skala yang digunakan adalah sebagai berikut:
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
Dimana: 1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
Wawancara Wawancara ini dilakukan peneliti dengan manajer atau dengan karyawan Giant Supermarket Palur Plaza untuk memperoleh data seperti jumlah penjualan produk merek ritel tiap bulannya, gambaran umum perusahaan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
METODE ANALISIS DATA Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara mengubah data mentah menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan diintegrasikan. Analisis ini menggambarkan profil dan tanggapan responden terhadap kuesioner yang diberikan. Sedangkan statistik deskriptif adalah statistik untuk menganalisa data dengan cara mendiskripsikan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2007).
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuai instrument. Suatu instrument dikatakan valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2002). Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah instrumen penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk yang digunakan. Untuk memperoleh validitas kuesioner, usaha dititikberatkan pada pencapaian validitas isi. Validitas tersebut menunjukan sejauh mana perbedaan yang diperoleh dengan instrumen pengukuran merefleksikan perbedaan sesungguhnya pada responden yang diteliti. Teknik uji validitas yang sering digunakan adalah Confirmatory Factor Analysis dengan bantuan SPSS FOR WINDOWS versi 19.
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Uji Reliabilitas Reliabilitas mengidentifikasikan stabilitas dan konsistensi dengan konsep instrument ukuran yang baik (Sekaran, 2006). Reliabilitas dapat diukur melalui Cronbach Alpha (pada software SPSS). Koefisien reliabilitas haruslah setinggi mungkin yaitu mendekati nilai 1 (satu). Suatu variabel dikatakan Reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60 telah dianggap signifikan dan dapat digunakan dalam analisis. Reliabilitas merupakan syarat untuk tercapainya validitas suatu kuesioner. Untuk menguji reliabilitas dapat digunakan alat ukur dengan teknik Cronbach Alpha. Structural Equation Modelling (SEM). SEM merupakan tingkat multivariate yang mengkombinasikan
aspek
regresi
berganda
dan
analisis
faktor
untuk
mengestimasi serangkaian hubungan ketergantungan secara simultan (Hair et al. 1998; dalam kustaningrum, 2009). Pengujian hipotesis menggunakan program AMOS versi 18 untuk menganalisis hubungan kausalitas dalam model struktural yang diusulkan.
Estimasi Dan Pengujian Model Struktural Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian model struktural dengan pendekatan two step approach to SEM, yaitu: Asumsi kecukupan sampel commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah 100-200 sampel atau 5 kali parameter variabel laten yang digunakan (Hair et al. 2006). Maximum likehood (ML) akan menghasilkan estimasi parameter yang valid, efisien dan reliabel apabila data yang digunakan adalah Multivariate normaly dan akan Robust (tidak terpengaruh) terhadap penyimpangan Multivariate normaly yang sedang / moderate (Ghazali dan Fuad, 2005).
Asumsi Normalitas Asumsi normalitas bentuk suatu distribusi data pada suatu variabel dalam menghasilkan distribusi normal (Ghazali dan Fuad, 2005). Normalitas dibagi menjadi 2, yaitu: Unvariate normality (Normalitas unvariat). Multivariate normality (Normalitas multivariat). Apabila data memiliki multivariate normality, maka data tersebut pasti memiliki unvariate normality. Sebaliknya apabila data unvariate normality belum tentu data tersebut memiliki multivariate normality. Ghazali dan Fuad, (2005) membagi jenis distribusi data menjadi tiga bagian, yaitu: Normal, jika nilai skewness < 2 dan nilai kurtosis < 7. Moderately non-normal, besarnya data yang tidak normal adalah moderat (sedang). Nilai skewness antara 2 sampai 3 dan nilai kurtosis 7 sampai 21. Extremely non-normal, yaitu distribusi dengan teknik Maximum likehood (ML) menyaratkan sebaiknya asumsi pada data terpenuhi. commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Asumsi Outliers Outliers adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik konstruk tunggal maupun konstruk kombinasi (Hair et al. 2006). Deteksi terhadap multivariate outliers dilakukan dengan memperhatikan nilai mahalanobis distance. Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan nilai chi-squares pada derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu jumlah observed variables pada output lisrel 8,30, dengan tingkat signifikan p <0,001.
Evaluasi Atas Kriteria Goodness Of Fit Indeks yang menggambarkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan dengan data yang sebenarnya. Nilai GFI ≥ 0,90 mengisyaratkan model yang diuji mempunyai kesesuaian yang dimiliki model. - Chi-Square. Nilai statistik Chi-Square digunakan untuk mengukur overall fit sebuah model.
Model yang dievaluasi akan dipandang baik apabila nilai dari Chi-Square kecil; semakin kecil nilai Chi-Square, semakin baik sebuah model. Uji beda Chi-Square diharapkan menerima hipotesis nol dengan significance probability ≥ 0,05. The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA). Karena
– Chi-Square sangat sensitif terhadap ukuran sampel (terlalu besar
atau terlalu kecil), kriteria RMSEA digunakan untuk mengompensasi Chi-Square commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan sampel besar. Nilai RMSEA ≤ 0,08 direkomendasikan sebagai pedoman untuk menyatakan model dapat diterima. Goodness-of-Fit Index (GFI). Indeks ini menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan dengan rentang nilai antara nol hingga satu. Semakin mendekati satu nilai GFI (≥ 0,90) maka semakin baik model tersebut.
Adjusted Goodness-of-Fit Index (AGFI). Kriteria AGFI merupakan penyesuaian dari GFI terhadap degree of freedom. Nilai AGFI ≥ 0,90 direkomendasikan bagi diterimanya model. The Minimum Sampel Discrepancy Function / Degree of Freedom (CMIN/DF) atau
- relative.
CMIN/DF merupakan nilai
- Chi-Square dibagi dengan degree of freedom-
nya. Nilai CMIN/DF ≤ 2,00 menunjukkan model fit. Tucker Lewis Index (TLI). Kriteria ini digunakan dengan membandingkan antara model yang diuji dengan baseline model. Nilai TLI ≥ 0,95 direkomendasikan untuk menerima sebuah model yang diuji. Comparative Fit Index (CFI). Berbeda dengan
- Chi-Square, indeks ini sama sekali tidak dipengaruhi oleh
besarnya sampel yang digunakan commit dalam penelitian. to user Program AMOS menyediakan
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
fasilitas indeks ini digunakan sebagai salah satu criteria dalam evaluasi sebuah model. Nilai CFI ≥ 0,95 menunjukkan model yang baik bahkan jika mendekati satu menunjukkan a very good fit.
Tabel III. 1 Goodness-of-fit Indicies Goodnes-of-Fit Index
Cut-off Value Diharapkan kecil
-Chi-square Significance Probability
≥ 0,05
RMSEA
≤ 0,08
GFI
≥ 0,90
AGFI
≥ 0,90
CMIN/DF
≤ 2,00
TLI
≥ 0,95
CFI
≥ 0,95
Sumber : Ferdinand (2002).
commit to user