37
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN Penelitian tentang strategi pembelajaran batik kelas pada siswa kelas I program keahlian Tekstil Kriya di SMK N 5 Yogyakarta merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan pada variabel mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2006:11). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Penelitian deskriptif merupakan penelitian dengan tujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan. (Suharsimi Arikunto, 1995:310). Jadi penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk mendeskripsikan tentang obyek yang diteliti sebagaimana adanya dan berlaku pada saat itu pula, sehingga hasil penelitian saat ini belum tentu sama dengan penelitian yang akan datang. Hal ini sesuai dengan data sampel atau populasi yang akan diteliti dan tidak membuat kesimpulan secara umum. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 5 Yogyakarta beralamatkan di Jl. Kenari No.71 Yogyakarta, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan April 2008. Pemilihan SMK N 5 Yogyakarta sebagai
38
tempat penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa SMK N 5 Yogyakarta adalah salah satu SMK yang telah lama berdiri dan juga memberikan pelajaran batik sebagai salah satu pelajaran di jurusan tekstil kriya. C. DEFINISI ISTILAH PENELITIAN. Definisi penelitian dalam penelitian strategi pelaksanaan pembelajaran Batik di SMK N 5 Yogyakarta adalah sebagai berikut : 1. Strategi Pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah siasat atau keseluruhan aktifitas yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah komponen strategi pembelajaran yang meliputi : kegiatan Pembelajaran Pendahuluan, Penyajiian Informasi, Paran serta Siswa, Pengetesan dan kegiatan tindak lanjut. 2. Pelaksanaan Pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi antara guru dengan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran (Winarno Surakhmad, 1987:217). Tahapan pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga yaitu : tahapan pra intruksional, tahapan intruksional dan tahapan evaluasi dan tindak lanjut 3. Batik. Batik adalah sebuah proses menahan warna memakai lilin malam secara berulang-ulang diatas kain. Lilin malam yang digunakan sebagai
39
penahan dan mencegah agar warna tidak meyerap diatas kain didaerah yang ditutup dengan lilin malam. (www.alhadi.com) D. POPULASI DAN SAMPEL. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari
kemudian
ditarik
kesimpulanya
(Sugiyono,1996:89).
Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh polulasi tersebut, (Sugiyono,1996:90). Polulasi didalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas I program keahlian Tekstil Kriya SMK N 5 Yogyakarta yang mengikuti pembelajaran batik yang terdiri dari satu kelas yang didalam kelas tersebut terdapat murid sebanyak 36 murid. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan teknik sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, istilah lain yang digunakan untuk sampel jenuh adalah sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono,2004:61). E. METODE PENGUMPULAN DATA. Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian ( Sugiyono, 2006:23). Agar metode yang digunakan tepat, maka perlu disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan, Bila dilihat dari teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Metode yang
40
digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah adalah kuesioner (angket). Kuesioner (angket) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2006:158). Dalam penelitian ini metode kuesioner (angket) digunakan untuk mengungkap data tentang strategi pembelajaran batik pada siswa kelas I Program Keahlian Tekstil Kriya di SMK N 5 Yogyakarta, yang meliputi pendapat siswa tentang strategi pembelajaran batik, dan juga untuk mengetahui hambatan yang ada didalam pembelajaran batik. F. INSTRUMENT PENELITIAN. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2006:114). Instrumen penelitian dapat diwujudkan kedalam benda misalnya angket (quetionnere), daftar cocok (chek list), alat pedoman wawancara (interview guide dan interview scadule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation scadule), soal tes, inventori (Suharsimi Arikunto, 2002:136). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (quetionnere), yang ditujukan kepada responden yaitu siswa kelas I kriya tekstil SMK N 5 Yogyakarta yang menempuh mata pelajaran batik. Pedoman angket ini berisi pernyataan-pernyataan untuk ditanggapi oleh siswa. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tanda chek
41
list yang sesuai dengan butir pernyataan. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian adalah sebagai berikut: Tabel I. Kisi - Kisi Instrumen Penelitian strategi pembelajaran batik pada siswa kelas I kriya tekstil di SMK N 5 Yogyakarta Variabel Sub Variabel Nomer soal Jumlah Item Strategi 1. kegiatan pra 1, 2, 3, 4, 5, 6, 33, 34. 8 Pembelajaran pembelajaran. Batik 2. Penyajian 7,8,9,10,11,12,13,14,15, 21 informasi. 16,35,36,37,38,39,40,41, 42,43,44,45. 3. Peran serta siswa.
17,18,19,20,21,22.
6
4. Pengetesan.
23,24,25,26,27,28.
6
5. Kegiatan tindak lanjut.
29,30,31,32,44,67,48,49.
8
49
Untuk mengolah data dan menganalisa data yang diperoleh disediakan alternatif jawaban dari setiap item, altenatif jawaban disesuaikan dengan skala Likert, dimana jawaban diberi bobot 1 sampai dengan 4. Tabel II : skor jawaban dan kriteria penilaian. Alternatif Jawaban Selalu (SL) Sering (SR) Jarang (JR) Tidak pernah (TP)
Skor Positif Negatif 4 1 3 2 2 3 1 4
42
Untuk variabel hambatan yang dialami oleh siswa didalam pelaksanaan pembelajaran batik digunakan skala pengukuran Guttman. Penggunaan skala Guttman ini dimaksudkan untuk menggunakan jawaban yang tegas tentang hambatan yang dialami oleh siswa kelas I kriya tekstil SMK N 5 Yogyakarta. Skala pengukuran dengan skala Guttman akan menggunakan pilihan jawaban “ Ya-Tidak”. Dimana jawaban diberi bobot 0 sampai dengan 1. ( Sugiyono, 2006: 139). Tabel III : skor jawaban dan kriteria penilaian. Alternatif jawaban
Bobot jawaban
Ya
1
Tidak
0
Pemberian bobot penelitian tersebut digunakan untuk menjaring data yang diperoleh dari responden, selanjutnya dianalisa menggunakan rumusrumus statistik yang digunakan dalam teknik analisa data. G. UJI COBA INSTRUMEN. Di dalam uji coba instrumen yang dilakukan adalah mengetahui validitas dan reliabiltas instrumen. Uji coba instrumen dilakukan dengan cara mengambil subyek
di luar anggota populasi yang mempunyai banyak
persamaan dengan subek penelitian. Adapun sebagai responden didalam uji coba adalah siswa kelas I program keahlian Tekstil Kriya SMK N 2 Bantul Yogyakarta sejumlah 30 siswa. Adapun pemilihan responden dikarenakan memiliki karakteristik yang mirip dengan sampel penelitian di antaranya
43
adalah guru yang mengajar sama dengan yang mengajar di SMK N 5 Yogyakarta. 1. Uji Validitas. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrunmen (Suharsimi Arikunto, 2002:144). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang akan diukur dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkanya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruksi (costruc validity), untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat dari ahli, setelah pengujian kostruksi dari ahli selesai maka diteruskan dengan uji coba instrumen, instrumen tersebut diuji cobakan kepada sampel penelitian, jumah sampel yang digunakan sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasikan maka pengujian validitas konstruksi dialakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen menggunakan rumus product moment, (Sugiyono, 2006:271272). r xy =
N xy _ x y
N x
2
_ x
2
N y
2
_ y
2
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi antara x dan y : Jumlah responden xy : Jumlah perkalian skor butir dan skor total N
x
: Jumlah skor butir
44
y : Jumlah skor total x : Jumlah kuadrat skor butir y : Jumlah kuadrat skor total ( Suharsimi Arikunto, 2002:171). 2
2
Kriteria pengujian suatu butir dikatakan sahih apabila koefisien korelasi (xy) berharga positif dan lebih besar dari harga tabel pada taraf signifikan 5 %. Dalam pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 12. Dari hasil perhitungan uji validitas diketahui bahwa dari 51 butir pertanyaan setelah diujicobakan, terdapat dua item soal yang gugur yaitu item no.35 dan no.51. Butir yang gugur pada uji coba instrumen tidak digunakan dalam pengambilan data karena sudah ada butir soal lain yang mewakili sehingga tidak perlu diganti lagi. 2. Uji Reliabilitas. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut
sudah baik.(Suharsimi
Arikunto,
2002:154). Reliabilitas didalam penelitian ini mengunakan reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan (Suharsimi Arikunto, 1993). Adapun teknik mencari reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus Alpha Cronbach, alasan penggunaan rumus tersebut karena jawaban instrumen bersifat gradasi dengan rentang skor 1-4, adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
45
2 k b r11 = 1 2 k 1 1
Keterangan : r11 : Reliabilitas instrumen k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal b2 : Jumlah varians butir
12 : Varians total ( Suharsimi Arikunto, 2002:171). Sedangkan untuk mencari realibilitas hambatan yang dialami oleh siswa dalam pelaksanaan pembelajaran batik digunakan rumus K-R.20 alasan
penggunaan
rumus
tersebut
karena
jawaban
instrumen
menggunakan ya dan tidak, dan mempunyai skor 1 dan 0, adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
k r11 = k 1
Vt pq Vt
Keterangan : r11 : Reliabilitas instrumen k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Vt : Varians total p : proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir(proporsi subjek yang mendapat skor 1 ) q : (proporsi subjek yang mendapat skor 0 ) ( suharsimi arikunto, 2002: 163 ) Analisis reliabilitas instrumen ini menggunakan bantuan komputer program SPSS 12. Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrumen digunakan kategori sebagai berikut : a. 0,800 – 1,000 b. 0,600 – 0,799 c. 0,400 – 0,599 d. 0,200 – 0,399 e. 0,000 – 0,199
: Sangat tinggi : Tinggi : Cukup : Rendah : Sangat rendah (Sutrisno Hadi,2004:216)
46
H. TEKNIK ANALISIS DATA. Menurut Bogdan yang dikutip oleh Sugiyono, (2004:88) analisa data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil angket, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, maka analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono, (1998:21) statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sample atau populasi sebagaimana adanya. Menurut Suharsimi Arikunto, (1996:335) statistik ini digunakan untuk memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi di lapangan. Data yang telah terkumpul kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau symbol (Suharsimi Arikunto, 2002:213). Setelah data terkumpul maka selanjutnya data tersebut dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, data yang telah terkumpul kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok data yaitu kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol (Suharsimi Arikunto, 2002:
213).
Penelitian
ini
hanya
menjelaskan,
memaparkan,
dan
47
menggambarkan secara obyektif data yang diperoleh tanpa bertujuan menguji hipotesis. Analisis deskriptif untuk masing-masing variabel penelitian digunakan untuk menentukan harga Rerata (M), Simpangan baku (SD), Median (Me), dan Modus (Mo). Data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan metode angket (quetionnere) dianalisis secara deskriptif yaitu mengacu pada kecenderungan responden secara keseluruhan. Angket yang telah diisi/ dijawab oleh siswa, kemudian dikumpulkan untuk dikoding dan ditabulasi sesuai dengan skor masing-masing butir dari responden. Selanjutnya masing-masing instrumen dipindahkan untuk mencari skor total dan reratanya (mean), dari skor mean ini dapat dijelaskan kecenderungan tiap indikator dan variabel. Di dalam penelitian ini, norma kategori atau norma pembanding (kriteria pembanding) menggunakan empat jenjang kategori dengan luas interval berjarak 1,5 SDi (Saifuddin Azwar, 2006:108). kategori tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel IV. Pengelompokan kecenderungan skor rata-rata. Kriteria Pembanding X > ( Mi + 1,5 SDi) ( Mi + 1,5 SDi) X > Mi Mi X > ( Mi - 1,5 SDi) X < = ( Mi - 1,5 SDi)
Kategori Tinggi Cukup Kurang Rendah (Saifuddin Azwar, 2006:108)