BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis data kuantitatif dengan desain
penelitian
berupa
desain
survei.
Penelitian
kuantitatif
lebih
menekankan pada isu desain, pengukuran, dan sampling yang mana dengan pendekatan deduktifnya menekankan pada perencanaan yang detail sebelum pengumpulan dan menganalisis data (Neuman, 2000). Desain survei sendiri dilakukan untuk populasi besar maupun kecil di mana data yang dipelajari merupakan data sampel yang diambil dari suatu populasi data, sehingga hasil dari penelitian desain survei bersifat relatif, distributif, menguji hubungan antar variabel, baik yang bersifat sosiologis ataupun psikologis. B. Populasi, Sampel, dan Sampling Populasi dari penelitian ini adalah seluruh bank umum dengan status aktif yang beroperasi di Indonesia. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh bank umum konvensional dengan status aktif yang beroperasi di Indonesia pada tahun 2012 hingga 2014. Alasan pengambilan sampel pada kurun waktu tersebut adalah Indonesia terus-menerus menggalakkan program efisiensi perbankan yang mana hal ini erat kaitannya dengan upaya pemerintah dan lembaga regulator dalam mempersiapkan perbankan Indonesia guna menciptakan lingkungan industri perbankan yang kompetitif khususnya untuk menghadapi kompetisi pasar bebas ASEAN di sektor perbankan pada tahun 2020 mendatang.
22
23
Teknik
pengambilan
sampel
menggunakan
metode
purposive
sampling, yaitu pemilihan sampel yang memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Adapun ketentuan pemilihan sampel adalah sebagai berikut: 1. Bank yang ditinjau dari segi fungsinya adalah bank umum dan dari segi operasionalnya adalah bank konvensional. 2. Bank yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan dari tahun 2009 hingga tahun 2014. 3. Bank yang dalam laporan keuangan tahunannya memuat data yang dibutuhkan peneliti. C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurnya 1. Variabel Dependen Menurut Berger & Humphrey (1991) dalam Kirikal (2005) terdapat dua pendekatan utama yang digunakan untuk mengukur produktivitas bank, yaitu pendekatan intermediasi dan produksi. Pendekatan intermediasi memperlakukan bank sebagai lembaga intermediasi keuangan di mana fungsinya adalah untuk menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan dana lain yang dapat dipinjamkan dan kemudian disalurkan lagi dalam bentuk pinjaman atau dalam bentuk aset lain yang menghasilkan pendapatan. Sedangkan pendekatan produksi memperlakukan bank sebagai institusi finansial yang menyediakan jasa kepada nasabah di mana pendapatan bank diperoleh dari pungutan biaya atas jasa yang diberikan. Ilustrasi pendekatan intermediasi dan produksi ditunjukkan dalam Gambar 3.1 dan 3.2 secara berurutan.
24
Gambar 3.1. Pendekatan Intermediasi INPUT
OUTPUT
DEPOSITS
LOANS BANK
OTHER LOANABLE FUNDS
OTHER ASSETS THAT EARN INCOME
Sumber: Kirikal (2005) Gambar 3.2. Pendekatan Produksi INPUT
OUTPUT
LABOR
LOANS
CAPITAL
RESOURCES CONSUMED
BANK
DEPOSITS
OTHER PRODUCTS AND SERVICES
Sumber: Kirikal (2005) Pada penelitian ini, saya menggunakan pendekatan fungsi produksi yaitu pendekatan yang memandang institusi finansial sebagai produser akun simpanan (deposit accounts) dan pinjaman (loans). Selanjutnya, pendekatan ini mendefinisikan simpanan, pinjaman, dan transaksi lain yang berkaitan langsung dengan input sebagai output. Beberapa input dalam pendekatan ini dihitung berdasarkan seperti jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset tetap, dan material lainnya. Sesuai uraian sebelumnya, untuk mengukur produktivitas saya menggunakan pinjaman ditambah simpanan (loans plus deposits) sebagai output. Sedangkan, inputnya terdiri dari jumlah tenaga kerja (number of employees), aset tetap (fixed capital), dan input intermediasi
25
(biaya
promosi).1
Untuk
mengestimasi
produktivitas
bank,
saya
menggunakan pendekatan non-parametrik metode DEA Malmquist Productivity Index – selanjutnya disebut MIDEA. Karena dalam hal ini jumlah tenaga kerja dirasa kurang cukup memberikan bukti akan perbandingan porsi input dan output setiap bank mengingat jumlah tenaga kerja masing-masing bank berbeda dan dari setiap karyawan digaji berdasarkan hasil kinerja mereka. Oleh karena itu, sebagai bahan pertimbangan khusus untuk perbandingan pada tiga tahap perbandingan (yang berhubungan dengan hipotesis) peneliti juga menggunakan input beban
gaji
sebagai
ganti
dari
jumlah
karyawan
agar
proporsi
perbandingan input dan output lebih nyata, dengan perbandingan berbentuk nominal secara keseluruhan. Malmquist Productivity Index Terdapat dua pendekatan utama untuk mengevaluasi kinerja saat menggunakan beberapa input dan output, yaitu pendekatan teknik parametrik dan non-parametrik. Pendekatan parametrik lebih baik digunakan saat hubungan struktural antara variabel dependen dengan variabel independen diketahui. Sedangkan, pendekatan non-parametrik lebih baik digunakan saat hubungan struktural di antara keduanya tidak diketahui. Salah satu teknik yang paling sering digunakan untuk mengukur kinerja sektor perbankan adalah Data Envelopment Analysis (Aysan & Ceyhan, 2008). Oleh karena itu, dalam penelitian ini untuk mengestimasi produktivitas menggunakan pendekatan non-parametrik metode MIDEA.
1
Proksi mengacu pada penelitian Sanyal dan Shankar (2011)
26
Data envelopment analysis pertama kali dikenalkan oleh Charnes, Chooper, dan Rhodes – yang sekarang dikenal dengan perhitungan metode CCR dalam analisis DEA – pada tahun 1978 merupakan pendekatan program matematis untuk menghitung efisiensi relatif setiap DMU (Decision Making Unit) dalam sampel dengan menggunakan multiple inputs dan multiple output. Sejak saat itu, sebuah model DEA dikembangkan dan digunakan dalam banyak literatur. Metode DEA berdasarkan Malmquist productivity index (MPI) merupakan pengukuran perubahan produktivitas DMU yang sangat bermanfaat dan telah terbukti selama beberapa dekade terakhir (Wang & Lan, 2011). Malmquist Productivity Index pertama kali dikenalkan oleh Sten Malmquist pada tahun 1953 yang menggagas indeks kuantitas sebagai rasio distance function. Distance function merupakan fungsi yang merepresentasikan teknologi multiple-input dan multiple-output yang membutuhkan data hanya berasal dari kuantitas input dan output (Fare et al., 1994). Distance function memungkinkan untuk mengukur produktivitas dengan multi-input dan multi-output tanpa asumsi yang mengharuskan maksimalisasi laba/output atau minimalisasi biaya/input (Kirikal, 2005). Terdapat dua pendekatan distance function, yaitu input distance function dan output distance function di mana konsepnya adalah sama dengan pendekatan input-oriented dan output-oriented – dibahas di bawah. Dalam teori efisiensi, model input-oriented digunakan untuk mengetahui penurunan input secara proporsional berdasarkan jumlah output
tertentu,
sedangkan
model
output-oriented
menunjukkan
peningkatan output secara proporsional berdasarkan jumlah input tertentu
27
(Aysan & Ceyhan, 2007). Dalam penelitian ini saya menggunakan orientasi output dengan asumsi bahwa peningkatan atau penurunan output tidak dilatarbelakangi adanya perubahan jumlah input (Coelli et al., 1998). Untuk menghitung perubahan produktivitas antara periode
dan
menggunakan Malmquist Index berdasarkan output-oriented sesuai yang dikemukakan oleh Caves et al. (1982) dalam Kirikal (2005) dapat diketahui dengan perhitungan berikut:
Di mana: : Malmquist Productivity Index : Distance function : Faktor input : Faktor output : Tahun dasar : Tahun penelitian Interpretasi hasil perhitungan Malmquist Index adalah jika menunjukkan bahwa bank mengalami peningkatan produktivitas, menunjukkan bank mengalami penurunan produktivitas, dan jika menunjukkan bank tidak mengalami peningkatan maupun penurunan produktivitas (stagnan). 2. Variabel Independen Kepemilikan (Ownership) Dalam penelitian ini, variabel kepemilikan berperan sebagai variabel dummy untuk mengklasifikasikan jenis-jenis bank. Pengelompokan bank
28
yang digolongkan ke dalam tiga kelas kategori tersaji dalam Gambar 3.3 di bawah. Saat ini, masih ada kerancuan status kepemilikan bank. Ada sejumlah bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh asing, namun masih dikategorikan ke dalam bank swasta nasional (Lin Che Wei, 2009). Oleh karena itu, peneliti akan mengidentifikasi kepemilikan berdasarkan penguasaan aset atau country origin pemegang saham kendali atau yang juga
disebut
sebagai
ultimate
shareholder,
sehingga
didapatkan
klasifikasi kepemilikan yang lebih akurat. Gambar 3.3. Tiga Kelas Kategori Kepemilikan COUNTRY-BASED
OWNER-BASED
STATUS-BASED LISTED
PRIVATE-OWNED UNLISTED DOMESTIC LISTED GOVERN-OWNED UNLISTED OWNERSHIP LISTED PRIVATE-OWNED UNLISTED FOREIGN LISTED GOVERN-OWNED LISTED
Sumber: Komposisi peneliti. Dalam analisis regresi, penelitian ini terbatas hanya pada kepemilikan foreign berdasarkan negara, private-owned berdasarkan kepemilikan, dan listed berdasarkan status – sesuai dengan hipotesis
29
yang telah dirumuskan. Sedangkan dalam analisis perbandingan hasil uji beda, akan dilakukan perbandingan yang cukup kompleks yang akan menyimpulkan setiap tingkat produktivitas bank ke dalam delapan kategori besar – dibahas di Bab 4 dalam Data Envelopment Analysis. Lerner Index Untuk
mengukur
tingkat
kompetisi
pasar,
dalam
penelitian
ini
menggunakan metode perhitungan indeks Lerner yang merefleksikan tingkat kekuatan pasar setiap bank. Selain itu indeks Lerner merupakan indikator tingkat kekuatan pasar yang berkedudukan kuat untuk mengukur kompetisi dalam literatur perbankan (Casu & Girardone, 2009). Indeks Lerner pertama kali dikenalkan oleh Abraham Lerner pada tahun 1934 dalam penelitiannya di bidang ekonomi untuk mengukur kekuatan monopoli yang dihitung berdasarkan kenaikan harga relatif terhadap biaya marginal dan dibagi dengan harga (Lerner, 1934). Indeks Lerner mencerminkan tingkat kekuatan pasar yang sebenarnya karena mampu menggambarkan perilaku pasar monopoli terhadap kompetisi sempurna (Coccorese, 2009). Indeks Lerner digunakan untuk mengukur kekuatan pasar (kemampuan perusahaan untuk menetapkan harga di atas biaya marginal) merupakan konsep pengukuran kompetisi yang sangat kuat dalam ekonomi, karena indeks Lerner mampu menjelaskan bagaimana dan mengapa kompetisi pasar yang tidak sempurna menyimpang dari tolok ukur pasar yang kompetitif (Rojas, 2010). Indeks Lerner dapat mengukur kompetisi secara langsung karena memfokuskan kekuatan penetapan harga yang sudah jelas terlihat dalam selisih antara harga dan
30
biaya marginal yang mana hal tersebut menggambarkan tingkat perusahaan mana yang dapat meningkatkan harga marginalnya melebihi biaya marginalnya (Berger et al., 2009). Meskipun
Northcott
(2004)
mengatakan
bahwa
tidak
ada
konsensus tentang penghitungan “terbaik” untuk mengukur kompetisi, namun Berger et al. (2009) dan Ivata (2012) menyatakan bahwa indeks Lerner merupakan pengukuran kompetisi yang lebih akurat dibandingkan dengan perhitungan lainnya dan merupakan satu-satunya pengukuran kompetisi yang mengukur pada level bank. Indeks Lerner didefinisikan sebagai selisih antara harga dan biaya marginal, dibagi dengan harga. Indeks ini sebagai indikator tingkat proporsi harga yang melebihi biaya marginal, kalkulasinya adalah sebagai berikut: : Harga output terhadap total aset bank i pada tahun t : Biaya marginal terhadap total aset bank i pada tahun t yang dihitung menggunakan estimasi translog cost function Di mana: : Total pendapatan bank i pada tahun t yang diproksikan
dengan
penjumlahan
atas
interest dan non-interest revenue : Total asset bank i pada tahun t dan
:
Output bank i pada tahun t yang diproksikan dengan total aset
:
Tiga faktor input bank i pada tahun t
31
Di mana:
Di mana:
Rentang indeks Lerner antara nol dan satu. Jika
, maka
nilai indeks Lerner sama dengan nol, artinya bahwa bank tidak memiliki kekuatan untuk menentukan harga. Jika nilai indeks Lerner mendekati satu (
) mengindikasikan kenaikan harga melebihi biaya marginal
dan oleh sebab itu menjadi kekuatan pasar perusahaan (Ariss, 2010). Pada umumnya, sedangkan
mengindikasikan pasar kompetisi sempurna, mengindikasikan monopoli. Indeks Lerner merupakan
kebalikan pengukuran kompetisi di mana semakin tinggi nilainya maka kondisi pasar semakin tidak kompetitif (Pruteanu-Podpiera et al., 2007). 3. Variabel Kontrol Size Ukuran bank dinilai berperan penting dalam menentukan produktivitas bank, yang mana hal ini ditandai dengan hubungan yang ditimbulkan antara keduanya mengalami perbedaan tergantung ukuran masing-
32
masing bank (Sanyal & Shankar, 2011). Variabel size diukur berdasarkan log natural total aset bank. Rumusnya adalah sebagi berikut:
Share of Non-Interest Expenditure (Output Expansion) Variabel ini merefleksikan modal yang dikeluarkan bank untuk membiayai beban operasional bukan bunga (beban operasional lainnya) untuk mengetahui
apakah
bank
yang
melakukan
ekspansi
outputnya
memberikan dampak terhadap produktivitas. Variabel ini mempunyai hubungan positif terhadap tingkat produktivitas dan produktivitas bank (Sanyal & Shankar, 2011). Proksi dari variabel ini terdiri dari akun-akun pengeluaran bank yang tidak termasuk dalam beban bunga. D. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini berupa data sekunder, di mana data yang terkumpul berasal dari sumber yang sudah ada. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode
pengumpulan
dokumentasi,
yaitu
dengan
mengumpulkan semua data yang berasal dari berbagai sumber seperti artikel penelitian, laporan keuangan dan tahunan, dan pengumpulan data online dari beberapa website seperti situs Indonesia Stock Exchange, Bank Indonesia, OJK, dan situs resmi perusahaan yang bersangkutan. E. Metode Analisis Untuk
mengestimasi
tingkat
produktivitas
bank
digunakan
analisis
pendekatan non parametrik MIDEA dengan metode output-oriented. Untuk menjawab
semua
hipotesis
yang
telah
dirumuskan,
penelitian
ini
menggunakan analisis regresi untuk mengestimasikan hubungan antara
33
produktivitas, kepemilikan, dan kompetisi. Estimasi regresi yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan sebagai berikut:
Di mana: : Produktivitas bank i pada tahun t : Bank dengan kepemilikan asing : Bank dengan kepemilikan swasta : Bank dengan status terdaftar di BEI : Tingkat kompetisi berdasarkan market power : Ukuran bank berdasarkan total aset : Biaya ekspansi : Error term Pada analisis regresi hanya digunakan tiga variable dummy kepemilikan berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan, selain itu juga karena alasan kolinieritas. Pada tahap analisis ini digunakan metode fixed effect model untuk menjawab hubungan di antara regresan dan regresor dan tidak melakukan pengujian asumsi klasik tertentu karena alasan metode pengujian yang tidak relevan, misalnya uji autokorelasi hanya diperbolehkan untuk data time series. Pengujian heteroskedastisitas hanya bisa diatasi dengan menggunakan robustness test – di mana pengujian ini jarang digunakan dalam penelitian (Stata Corp. LP). Sedangkan uji multikolinieritas tidak perlu dilakukan karena command yang digunakan sudah secara otomatis mengatasi masalah tersebut dengan cara mengeliminasi variabel jika ditemukan pelanggaran dalam hal ini.