BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian adalah pencarian logis dan sistematis untukinformasi baru dan berguna pada topik tertentu, bertujuan lebih jauh menemukan solusi untuk masalah ilmiah dan sosial melalui analisis yang dianggap objektif dan sistematik (Rajasekar et al., 2013).Analisis dianggap sistematik
apabila
telah
memenuhi
metodologi
penelitian.
Rajasekar
et
al.
(2013)
mendeskripsikan bahwa metodologi penelitian adalah suatu cara sistematik untuk memecahkan sebuah masalah, dengan cara menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi fenomena yang ada dengan tujuan untukmemberikanrencana kerjapenelitian. Metodologi penelitian mencakup berbagai macam metode penelitian. Metode penelitian menurut Rajasekar et al. (2013) adalah berbagai macam prosedur, skema, dan algoritma yang digunakan dalam penelitian, bersifat ilmiah, netral/objektif, serta terencana. Metode penelitian menggunakan berbagai pendekatan, seperti statistik, skema numerik, pembelajaran eksperimen, serta prosedur teori. Metode penelitian membantu proses peneliti dalam mengoleksi sampel sebagai solusi pemecahan masalah. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu merumuskan masalah dengan data-data kualitatif pada populasi/sampel yang kemudian diangkakan/dibuat menjadi data kuantitatif. Pola pikir pada penelitian ini adalah penelitian induktif dari umum ke khusus. Sumber data yang digunakan merupakan data primer mengenai kesuksesan implementasi e-procurement. Bentuk pencarian data utama menggunakan riset lapangan yaitu berupa kuesioner secara langsung pada beberapa responden. Sumber data primer yang digunakan berdasarkan pada DeLone and McLean Information System Success
Model updated (2003) yang disesuaikan dengan karakteristik lingkungan di mana sistem eprocurement diterapkan. 3.2 Operasionalisasi Variabel Dan Variabel-Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian yang dipergunakan proses penelitian disebut pula sebagai variabel operasional. Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti/dipelajari, sehingga diperoleh informasi terkait hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Ghozali (2013) Secara umum penelitian sifatnya bersifat konstruk, yaitu tidak dapat diukur secara langsung. Sekaran dan Bougie (2010) berpendapat bahwa penyimpulan atas variabel-variabel operasional harus tahap demi tahap, melalui beberapa cara pengukuran. Salah satu cara pengukuran yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan skala likert. Skala likert menurut Sekaran dan Bougie (2010) adalah berfungsi untuk menguji seberapa kuat pernyataan apakah setuju atau tidak setuju. Variabel-variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dua jenis variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen merupakan variabel yang bersifat dapat mempengaruhi atas timbulnya variabel dependen (Sekaran dan Bougie, 2010). Dalam proses penelitian yang menjadi perhatian penelitian atas suatu hal yang kemudian perlu ditarik kesimpulan adalah variabel dependen. Penelitian ini menggunakan 5 variabel yang terdiri atas 2 variabel independen dan dan 3 variabel dependen. 2 variabel independen yaitu variabel independen kualitas pelayanan dan kualitas informasi, serta 3 variabel dependen yaitu penggunaan, kepuasan pengguna, dan keuntungan yang diperoleh (net benefit). Seperti pada penjelasan bab 2 landasan teori bahwa variabel penelitian akan diukur berdasarkan sumber sebagai berikut. Tabel 3.1 Deskripsi Pengukuran Variabel
Variabel
Kualitas pelayanan
Kualitas Informasi
Kepuasan pengguna
Penggunaan
Keuntungan/manfaat
Dskripsi pengukuran 1. Penampilan 2. Aman 3. Empati 4. Keandalan 5. Jaminan (terjamin) 6. Respon Pelayanan 1. Lengkap 2. Dapat dipahami 3. Akurat dan tepat 4. Relevan 5. Tepat waktu 6. Berguna 1. kepuasan/ Kenikmatan 2. Pemerataan tingkat kepuasan 1. Intensitas penggunaan jam harian 2. Intensitas penggunaan waktu tertentu 1. Efisensi biaya 2. Efisiensi waktu 3. Jangkauan lebih luas 4. Transparansi 5. Beragam pilihan 6. Kelancaran
Peneliti Valerie et al.(1998) yang diperbaharui (Pitt et al., 1995) dan Tan (2003)
1. 2. 3. 4. 5.
Rivard dan Huff (1985) King dan Epstein (1983) Srinivasan (1985) Mitler dan Doyle (198 Forslund (2007)
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 1.
Ginzberg (1981) Lucas (1981) Hogue (1987) Culnan (1983) Raymond (1985). Seddon (1997) Snitkin dan King (1986) Luzi dan Mackenzie (1982) 2. Pasal 107 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 3. (Meador, Guyote, dan Keen, 1984).
3.3 Pengumpulan Data Sekaran dan Bougie (2010) mendeskripsikan bahwa data dapat diperoleh melalui sumber primer dan sekunder. Data primer berasal dari informasi yang didapat dari proses penggalian informasi mentah secara langsung atau first-hand, sedangkan data sekunder berasal dari informasi data yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah terkumpul yang telah ada.Pengumpulan sumber data memerlukan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam aktivitas atribut-atribut, yaitu baik kognitif ataupun nonkognitif, yang mana atribut kognitif dipicu oleh pertanyaan sedangkan atribut non-kognitif dipicu
oleh pernyataan. Terdapat beberapa instrumen dalam penelitian, salah satu instrumen yang dipergunakan selama proses penelitian ini berlangsung adalah dengan wawancara dan kuesioner. Kuesioner merupakan kumpulan pertanyaan yang ditulis terformulasi yang mana responden merekam jawaban-jawaban mereka Sekaran dan Bougie (2010). Wawancara ditujukan dalam rangka menggali data yang dianggap berguna, terutama selama tahap penyelidikan pada penelitian
(Sekaran
dan
Bougie,
2010).
Selama
penelitian
deskriptif kuantitatif,
untuk
melengkapi penggalian data melalui wawancara juga didukung oleh penyajian kuesioner. Wawancara yang diajukan selama proses penelitian hanya bertujuan mencari informasi atas deskripsi responden dan beberapa informasi terkait poin-poin pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang diajukan. Kuesioner yang diajukan berisi pertanyaan-pertanyaan terkait variabel-variabel yang akan diteliti. Kuesioner tersebut merupakan data atas penelitian terdahulu yang kemudian diadaptasikan sesuai dengan penelitian ini. Sumber data dalam penelitian ini bersifat primer. Sumber data diperoleh atas proses pengumpulan data yang dilakukan secara langsung kepada pihak penyedia barang atau jasa terkait melalui kuesioner dan wawancara, sehingga akan memperoleh umpan balik yang lebih objektif dan reliabel dengan kebutuhan jawaban yang sesuai dengan pertanyaannya. Bentuk kuesioner yang telah diadaptasikan terlebih dahulu dari peneliti terdahulu menjadi lebih sederhana dan dirancang sesuai kebutuhan informasi kebutuhan pengujian hipotesis, sehingga dapat
membantu
pihak
responden
lebih
mudah
untuk
memahami isi kuesioner
dan
mempermudah peneliti dalam melakukan pengolahan data. Secara garis besar kuesioner dalam penelitian ini berisi dimensi-dimensi penelitian dari DeLone and McLean Information System Success Model updated (2003) yang disesuikan dengan kebutuhan yaitu sebagai berikut.
a.
Kualitas Pelayanan (Service Quality)
b.
Kualitas Informasi (Information Quality)
c.
Penggunaan Nyata (Use)
d.
Kepuasan pengguna (user satisfaction)
e.
Dampak individual (net benefits)
Teknik penilaian pada kuesioner yang digunakan dalam penelitian berdasarkan persepsi seseorang atas sesuatu hal digunakan dengan skala likert. Skala likert membantu menyelesaikan masalah dalam pengukuran unsur-unsur sikap, kharakter, dan personalitas yang bersifat kualitatif diubah kedalam ukuran kuantitatif untuk tujuan analisis data sehingga mempermudah proses penelitian (Boone dan Boone, 2012). Tujuan penggunaan skala likert menurut Sekaran dan Bougie (2010) adalah untuk mempermudah para responden dalam menjawab pertanyaanpertanyaan dalam kuesioner yang diajukan dengan memberikan pilihan kuat diantara tidak setuju atau setuju. Skala likert yang diajukan dalam penelitian ini terdiri atas 6 poin tingkatan nilai, yang terdiri dari penilaian sangat-sangat buruk, sangat buruk, buruk, baik, sangat baik, sangatsangat baik/luar biasa baik (amazing). Adanya 6 poin tingakatan nilai memberikan kesempatan jawaban lebih besar bagi para responden, dan tidak adanya penilaian cukup/netral dimaksudkan untuk membuat para responden menghindari keragu-raguan dalam menjawab, sehingga dapat memberikan tingkat jawaban yang bersifat pasti. Adapun referensi pendukung atas data primer sehingga dapat menghasilkan penarikan kesimpulan yang baik adalah berupa data penelitian terdahulu dan data yang disajikan oleh pihak lain. 3.4 PopulasiPenelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pada lelang melalui jalur eprocurementyang terdaftar pada LPSE Pemkot Surakarta.Populasi direpresentasikan di Kota
Surakarta karena kota tersebut merupakan salah satu kota perdagangan yang tergolongan cukup besar sehingga memerlukan tingkat pembangunan infrastruktur yang baik sehingga dapat lebih memperlancar kegiatan baik oleh pihak swasta maupun negeri. Populasi dijelaskan sebagai berikut. 1. Perusahaan-perusahaan Perseroan Terbatas berbadan hukum PT atau CV penyedia barang atau jasa berdomisili di Kota Surakarta. 2. Perusahaan-perusahaan Perseroan Terbatas berbadan hukum PT atau CV yang pernah melakukan kegiatan transaksi pengadaan barang atau jasa melalui e-procurement LPSE Kota Surakarta. 3. Perusahaan-perusahaan Perseroan Terbatas berbadan hukum PT atau CV penyedia barang atau jasa yang menggunakan APBD 2014. Pengambilan sampel berdasarkan keseluruhan sumber data atas populasi telah terkumpul dan data terkumpul cukup memadai untuk diolah. Alasan penggunaan sampel ini karena lebih mudah dan mengurangi adanya berbagai hambatan yang dialami peneliti didalam melakukan penelitiannya. 3.5 ProsesPengumpulan Data Pretest kuesioner dilakukan selama awal proses penyebaran kuesioner dengan menguji 10 kuesioner yang telah dibagikan. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka mengetahui apakah kuesioner yang disebarkan telah valid dan reliabel, dan mudah untuk dipahami. Apabila kuesioner dinyatakan valid dan reliabel maka kuesioner tidak perlu dilakukan perubahan dan penyebaran kuesioner kembali dilanjutkan. Proses pengumpulan data dimulai pada periode 29 Desember 2014. Proses pengumpulan data responden dilakukan dengan mengirimkan beberapa lembar kuesioner melalui e-mail
terlebih dahulu bagi perusahaan yang telah diketahui alamat e-mail-nya. Bagi perusahaan yang tidak diketahui alamat e-mailnya, peneliti mendatangi langsung perusahaan yang dituju disertai dengan menjelaskan seluruh isi dalam kuesioner yang diajukan serta wawancara apabila dimungkinkan. apabila kuesioner yang telah disebarkan selama 2 minggu lebih tidak dijawab, maka peneliti mendatangi langsung perusahaan yang akan diajukan kuesioner. Batas maksimal kuesioner yang diajukan yaitu berjumlah 5 lembar. perusahaan-perusahaan yang akan diberikan kuesioner yaitu sebanyak 154 perusahaan. Apabila lembar kuesioner diharuskan ditinggal terlebih dahulu, maka kuesioner akan diambil kembali beberapa hari kemudian, dan apabila dalam beberapa hari kuesioner belum juga diisi maka akan ditinggal kembali dan diambil pada hari-hari berikutnya, dan hal ini berulang hingga berakhirnya tanggal pengumpulan data yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu tanggal 28 Februari 2015. 3.6 Teknik Analisis 3.6.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif responden diperlukan sebagai gambaran kisaran teoritis, kisaran sesungguhnya, rata-rata hitung, dan simpangan baku. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang baik tentang bagaimana responden bereaksi terhadap pernyataan dalam kuesioner (Sekaran, 2010). Selain menjelaskan sumber data, screening dalam analisis awal yaitu salah satunya untuk memenuhi asumsi normalitas sebagai syarat multivariat.
3.6.2 Uji Kualitas Data
Pengujian kualitas data diperlukan dalam penelitian ini, untuk mengetahui serta menjaga kualitas data yang diperoleh terkait konsistensinya dan akurasinya. Ghozali (2013) berpendapat bahwa suatu kuisoner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dan stabil dari waktu ke waktu, dan juga berpendapat bahwa Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian kualitas data dilakukan melalui uji validitas dan uji reliabilitas (Ghozali, 2013). 3.6.2.1 Uji Validitas Teknik dalam pengukuran validitas dalam penelitian ini yang lebih tepat adalah dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA)
karena menggunakan proses Struktural Equation
Modelling (SEM). CFA berfungsi untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai unidimensionalitas
atau
apakah
indikator-indikator
pertanyaan
yang
digunakan
dapat
mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel (Ghozali, 2013). Untuk pengujian CFA, Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) and Bartlett’s untuk korelasi antar variabel yang diinginkan adalah diatas 0,5 dan tingkat signifikansi penelitian adalah dibawah 0,05. Adapun kriteria data yang baik adalah bahwa data tiap indikator yang mewakili variabel yang sama harus mengelompok tersendiri atau terpisah dengan indikator-indikator yang mewakili variabel lainnya yang berbeda. Syarat validitas juga mengharuskan nilai MSA (Measure of Sampling Adequacy) yang baik. Nilai MSA berkisar antara 0 hingga 1, dengan ketentuan sebagai berikut (Ghazali, 2013). 1. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. 2. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
3.6.2.2 Uji Reliabilitas Untuk mengetahui tingkat reliabel atas instrumen penelitian, dapat diketahui dengan metode Alpha (Cronbach’s). Nunally (dalam Gozali, 2013) menyatakan bahwa Cronbach’s Alpha dapat dikatakan baik apabila dinyatakan lebih dari 0,7.Adapun pengukuran level reliabilitas berdasarkan nilai perhitungan Cronbach, yaitu sebagai berikut. a.
Nilai Cronbach Alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna.
b.
Nilai Cronbach Alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi.
c.
Nilai Cronbach Alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat.
d.
Nilai Cronbach Alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah..
Adapula perhitungan nilai Cronbach Alpha menurut Sekaran (2010) adalah sebagai berikut. a. Nilai 0,80-1 dinyatakan baik. b. Nilai 0,60-0,799 dinyatakan dapat diterima. c. Nilai kurang < 0,60 dinyatakan reliabilitas tidak dapat diterima. 3.6.3 Normalitas Data Normalitas multivariat merupakan asumsi bahwa setiap variabel dan semua kombinasi linear
dari variabel berdistribusi normal (ghazali,
2013).
Terdapatnya normalitas dalam
pengujian menandakan bahwa residual akan terdistribusi normal dan independen, yaitu perbedaan nilai prediksi dan skor yang sesungguhnya atau eror akan terdistribusi secara simetri disekitar
mean
sama
dengan
nol.
Pengujian normalitas data dalam penelitian dengan
menggunakan software AMOS 20. Distribusi data normal dapat diukur dengan CR Skewness atau angka CR kurtosis. Apabila sampel berjumlah kecil yaitu ≤80 sampel maka distribusi data dinyatakan normal jika angka CR Skewness dan angka CR kurtosis ada diantara ±2,50 dan
apabila sampel berjumlah >80 maka distribusi data masih dapat dinyatakan normal jika angka CR Skewness dan angka CR kurtosis berada diantara ±3,00. Santoso (2014) menyatakan distribusi data dinyatakan normal jika angka CR Skewness dan angka CR kurtosis ≤2,58. Selain itu nilai CR kurtosis bertotal <7 serta p dalam jarak Mahalanobis harus ≥0,001 (Ghazali, 2008). 3.6.4 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan menggunakan analisis multivariat Structural Equation Modeling (SEM). SEM adalah teknik statistik multivariat yang merupakan kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi, yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan antar variabel yang ada pada sebuah model, baik itu antar indikator dengan konstruknya ataupun hubungan antar konstruk (Santoso, 2014). Alat analisis menggunakan bantuan software SPSS versi 16 dan amos versi 20. SPSS berfungsi sebagai alat pengolah data utama untuk uji kualitas data serta data input ke aplikasi amos, sedangkan amos berfungsi untuk menguji hipotesis data. Asumsi-asumsi SEM dalam pengujian hipotesis pada aplikasi amos adalah ukuran sampel diharuskan lebih dari 100 dan normalitas data (data normal). Penelitian deskriptif kuantitatif ini bersumber pada opini para responden yang bersifat kualitatif sehingga tidak terlalu memerlukan kecermatan tinggi dan sebatas merupakan penelitian sosial, sehingga untuk nilai alpha ditentukan sebesar 5% atau 0,05. 3.6.4.1 Analisis kesesuaian (Goodness of Fit) Selama pengujian, seharusnya hasil data baik sesuai yang diharapkan sehingga dihasilkan hipotesis yang benar-benar baik. Untuk menjamin bahwa hasil hipotesis baik maka diperlukan uji kesesuaian data.Santoso (2014) menyatakan uji kesesuaian perlu dilakukan dengan alasan sebagai berikut. a. Membuat model sesuai teori tertentu.
b. Memastikan derajat kebebasan yang ada pada model adalah positif. c. Memastikan adanya fixed parameter pada variabel endogen. d. Memastikan keseluruhan model telah teridentifikasi. e. Memastikan bahwa setiap variabel laten sebaiknya mempunyai dua atau lebih indikator. Terdapat beberapa alat uji model dalam SEM (Santoso, 2014), yaitu Absolute Fit Indices, Incrmental Fit Indices, dan Parsimony Fit Indices. Kriteria penggunaan pengukuran model bermacam-macam.
Henky Latan (2013,
dalam Bahri dan Zamzam, 2014) menyatakan
diantaranya sebagai berikut.
3.6.4.1.1
Absolute Fit Indices
Pengujian dengan alat ini adalah membandingkan secara langsung matrik kovarian sampel dengan estimasi. alat pengujian yang paling utama dalam pengujian Absolute Fit adalah Chi-Square ( ) dan Probabilitas Chi-Square (P).
3.6.4.1.1.1 Chi-Square ( ) Pengujian Chi-Square ( ) bertujuan untuk mengetahui apakah matrik kovarian sampel berbeda secara signifikan dengan matrik kovarian estimasi. Matrik kovarian sampel tidak berbeda dengan matrik kovarian estimasi jika Square ( ) maka semakin baik. 3.6.4.1.1.2 Probabilitas Chi-Square (P)
hitung <
tabel. Semakin kecil nilai Chi-
Probabilitas diartikan kemungkinan salah menolak matrik kovarian sampel berbeda secara signifikan dengan matrik kovarian estimasi. Probabilitas Chi-Square ( ) dianggap tidak fit apabila nilai P kurang dari 0,05. 3.6.4.1.2
Incremental Fit Indices
Pengujian dilakukan dengan membandingkan model tertentu dengan null model, yaitu model yang mempunyai asumsi bahwa semua indikator tidak berkorelasi satu dengan lainnya. 3.6.4.1.2.1 Comparative Fit Indec (CFI) Normed Fit Index membandingkan Chi-Square ( ) hitung pada berbagai model. Setelah pertimbangan faktor jumlah sampel, NFI berkembang menjadi CFI. CFI adalah indek yang membandingkan angka Non Centrality Parameter (NCP) pada berbagai model. Nilai indeks semakin baik apabila semakin mendekati 1. 3.6.4.1.2.2 Tucker Lewis Index (TLI) Indeks inimenggabungkan ukuran parsimoni kedalam indek komparasi antara proposed model dan baseline model. Nilai dikatakan semakin baik apabila semakin mendekati 1. 3.6.4.1.3
Parsimony Fit Indices
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan model yang komplek dengan model yang sederhana. Didalam pengujian ini yang terpenting adalah Root Mean Square of Approximation (RMSEA). RMSEA merupakan indeks yang digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistic dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA dinyatakan baik apabila nilai RMSEA ≤ 0,05 (Santoso, 2014) dan masih tergolong fit apabila nilai RMSEA ≤ 0,08 (Ghazali, 2008). Tabel 3.2
Deskripsi Kriteria Goodness-of-fit Goodness-of-fit Indices
Nilaiharapan
Absolut Fit Measures Chi Square (X2) Statistic Nilai baik apabila nilai dibawah Chi Square (X2) tabel atau <300 Chi Square (X2)Significance Probability ≥ 0,05 (p) Incremental Fit Measures Tucker Lewis Index (TLI) TLI ≥ 0,90 adalah good-fit, sedangkan 0,80 ≤ TLI ≤ 0,90 adalah marginal fit CFI ≥ 0.90 adalah good-fit, sedangkan 0,80 ≤ CFI ≤ 0,90 adalah marginal fit Parsimonious Fit Measures The Root Mean Square of Approximation RMSEA≤ 0,80 adalah good fit, sedang (RMSEA) RMSEA≤ 0,50 adalah close fit Comparative Fit Index (CFI)