BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain dan Metode Penelitian Penelitan ini merupakan jenis penelitian kasualitas, desain penelitian kausalitas digunakan untuk membuktikan hubungan antara sebab dan akibat dari beberapa variabel. Penelitian kausal biasanya menggunakan metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independen variabel yang akan mempengaruhi dependen variabel pada situasi yang telah direncanakan (Ferdian, 2008). Fokus dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan perataan laba bank syariah di Indonesia dan Malaysia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel ini diukur dengan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. Penelitian ini juga termasuk dalam statistik deskriptif, yaitu suatu metode statistik yang digunakan untuk mendiskripsikan atau mengambarkan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi.
3.2. Populasi, Sampel dan Pengambilan Sampel. Populasi adalah jumlah keseluruhan kelompok individu, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2007). Populasi penelitian ini yaitu perbankan syariah di wilayah negara Indonesia dan Malaysia. Sampel yang diteliti
42
43
adalah bank-bank umum syariah yang terdapat di Indonesia dan Malaysia pada tahun 2011-2014 tanpa mencakup unit usah syariah (UUS). Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek penelitian sebagai wakil dari para anggota populasi. Sampel penelitian menjadi sangat penting mengingat peneliti akan menggambarkan keadaan populasi hanya mengambil sumber data sebagian dari anggota populasi. Sampel penelitian akan menjadi lebih menentukan lagi mengingat bahwa hasil penelitian dengan menggunakan sampel penelitian tersebut akan disimpulkan atau digeneralisasikan menjadi keadaan populasi, dalam penelitian ukuran sampel yang layak adalah antara 30 sampai dengan 500. Pada tahun 2011-2014 di Indonesia terdapat 11 bank umum syariah sementara di Malaysia terdapat 16 bank umum syariah. Selanjutnya, sampel bank dipilih secara purposive sampling yaitu sampel dipilih oleh peneliti dengan sengaja dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian, dengan pemilihan kriteria sebagai berikut ini. 1. Bank umum syariah yang diteliti hanya bank umum syariah yang berdasarkan kepemilikannya dimiliki oleh pihak lokal baik pemerintah maupun swasta dan bukan kepemilikan asing. 2. Bank umum syariah tersebut menerbitkan laporannya dari tahun 2011 sampai tahun 2014.
44
3.3. Sumber Data Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan tidak langsung dari narasumber awal atau data sudah tersedia dalam suatu media perantara (Sekaran dan Bougie, 2010). Metode pengumpulan data didalam penelitian ini adalah studi dokumentasi karena menggunakan datadata dokumen dari sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data laporan tahunan dari perusahaan perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia
yang telah
dipublikasikan pada periode 2011-2014. Data laporan tahunan diperoleh dari situs bank sentral dimasing-masing negara, untuk laporan tahunan perbankan syariah diIndonesia dapat diperoleh dari situs www.idx bei, sedangkan untuk data laporan keuangan perbankan syariah di Malaysia dapat diperoleh dari situs www.bnm.gov.my.
3.4. Metode Analisis Penelitian ini menggunakan multiple linear regresssion analysis adalah salah satu tehnik multivariat yang digunakan untuk mengestimasi hubungan antara satu variabel dependen parametrik dengan satu himpunan variabel independen parametrik atau non parametrik. Dengan multiple linear regression analysis peneliti dapat mengestimasi atau memprediksi nilai rata-rata populasi satu variabel dependen berdasarkan dua atau lebih variabel independen. Analisis regresi akan menghasilkan sebuah persamaan atau model regresi (Hair et al, 2006)
45
3.4.1. Indeks Eckel Untuk mendeteksi apakah bank umum syariah melakukan praktik perataan laba adalah salah satunya dengan mengoperasikan indeks Eckel yang mana dilakukan dengan membandingkan koefisien varian perubahan net income dengan koefisien varian perubahan total sales. Koefisien laba sendiri dihitung dengan pembagian antara standar deviasi tingkat perubahan laba bersih dibagi pendapatan operasional dengan nilai rata-rata jumlah laba bersih (EBTP) dibagi pendapatan operasional. Koefisien pendapatan dihitung melalui pembagian antara standar deviasi tingkat perubahan pendapatan operasional dengan nilai rata-rata jumlah pendapatan operasional. Rumus indeks Eckel adalah sebagai berikut ini. =
∆ ∆
∆
∆ =
Σ(∆
∆ )
: ∆X
Keterangan: CV ∆I = Koefisien varian perubahan laba bersih (EBTP) CV ∆S = Koefisien varian perubahan pendapatan operasional ∆X = Perubahan laba bersih (EBTP) dari tahun n dengan tahun sebelumnya. ∆X
= Rata-rata perubahan laba bersih (EBTP) atau pendapatan operasional
N
= Jumlah tahun yang diteliti ketika hasil dari perhitungan indeks Eckel ini lebih dari sama dengan satu,
maka bank tersebut dapat dikatakan terdeteksi melakukan perataan laba (income smoothing). Apabila sebaliknya, bahwa kurang dari sama dengan satu maka bank tidak dapat dikatakan terdeteksi melakukan perataan laba.
46
3.4.2. Analisis Deskriptif Ghozali (2011) menyebutkan analisis deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan swekness).
3.4.3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan pengujian yang harus dilakukan sebelum dilakukan uji regresi. Uji asumsi klasik yang digunakan untuk pengujian data adalah sebagai berikut ini. 1. Uji Normalitas Data. Uji normalitas ini dilakukan dengan analisis grafik histogram dan melihat normal probability plot. Grafik histogram digunakan untuk membanding data observasi dengan data distribusi yang mendekati distribusi normal. Untuk metode yang lebih handal dapat dilakukan dengan melihat normal probability plot. Data dikatakan berdistribusi normal apabila membentuk satu garis lurus diagonal dan distribusi data residual yang sesungguhnya mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2011). 2. Uji Autokorelasi Data. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan (t-1) periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi digunakan Run
47
test statistic. Data tidak mengandung autokorelasi apabila nilai residualnya memiliki signifikansi melebihi 5% (Ghozali, 2011). 3. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut dengan homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang digunakan adalah dengan melihat grafik Scatterplot dan uji Glesjer. Pada grafik Scatterplot terdapat pola tertentu yang teratur bararti mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011) 4. Uji Multikolinearitas. Uji multikolinearitas menurut Ghozali (2011) bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang multikolineritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflations factor (VIF).
Tolerance
menunjukkan hasil pengukuran variabel independen terpilih tidak dijelaskan oleh variabel independen lain. VIF menunjukkan variabel independen mana
yang dijelaskan oleh variabel lain. Batas minimal
tolerance adalah 0,10 dan batas maksimal VIF adalah 10. Apabila nilainya
48
berada di bawah batas tersebut maka data dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2011)
3.4.4. Uji Signifikansi Simultan Uji signifikansi simultan atau uji statistik F menunjukkan apakah seluruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2001).
3.4.5. Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Angka (R2) diartikan sebagai seberapa besar presentase variabel dalam penelitian tersebut dapat diterangkan.
3.4.6 Uji Beda Independen Sampel T-test Independent Sample T- test jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka berarti uji t sampel tidak berhubungan atau bebas. Kata Independen atau bebas maknanya adalah tidak ada hubungan antara dua sampel yang akan diuji. Uji Independent Sample T-Test merupakan bagian dari statistik inferensial parametrik
atau uji beda yang bertujuan untuk menguji perbedaan populasi
dengan memperbandingkan 2 grup populasi atau lebih.
49
3.4.7. Uji Statistik t Uji statistik t atau uji signifikansi parameter individual digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Kasus yang akan dianalisis dapat dituliskan secara matematis seperti berikut ini. Hasil akan dikatakan signifikan dengan tingkat signifikansi 0,05 atau 5% (Ghozali, 2011) dan pada tingkat signifikansi 0,1 atau 10% (Hair, Black, Babin, dan Anderson, 2010) dalam (Ihsana, 2015). Rumus model uji statistik t: Y = a + b1X1 – b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 – b 6X6 Keterangan: Y = Loans loss provisions pada bank i selama periode tahun t b1 = Total pendapatan sebelum dikurangi pajak dan zakat selama periode t b2 = Financing to deposit Ratio b3 = Dividen payout ratio i selama periode tahun t b3 = Logaritma dari total aset b5 = Capital Adequacy Ratio b6 = Tingkat perataan laba berdasar perbedaan negara
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel utama yang menjadi sasaran penelitian. Variabel dependen dalam hal penelitian ini adalah perataan laba yang diproksikan loans loss provisions. Pada penelitian sebelumnya menggunakan loans loss
50
provisions sebagai variabel dependen untuk menguji bukti dari manajemen diskresioner yang meliputi income smoothing, capital managementl, signaling dan procyclicality (Kanagaretnam dkk, 2005, Anandarajam dkk, 2007, Leventis dkk, 2012) dalam (Adzis, Anuar, Hishamuddin, 2015). Rumus untuk menghitung loans loss provisions adalah : LLPit = Loans poss provisions pada bank i pada tahun t / rata-rata total asset.
3.5.2 Variabel Independen 3.5.2.1. Financial Perform Profitabilitas yang diproksikan dengan earnings before taxes and provisions pada tahun t dibagi rata-rata total asset. EBTP digunakan untuk menguji bukti kegiatan perataan laba di bank-bank komersial Malaysia. Tanda positif EBTP menunjukkan bahwa bank menggunakan loans loss provisions untuk meratakan pendapatan, di mana bank akan meningkatkan loans loss provisions ketika pendapatan bersih jatuh. Rumus EBTP dibagi jumlah aset masing-masing perusahaan (Taktak et al, 2010) dalam (Abdullah, Ahmad, dan Bujang, 2014) adalah sebagai berikut : EBTP = (EBT + Zakat + Jumlah Beban Cadangan PPAP)/ Total Aset
3.5.2.2 Likuiditas Variabel likuiditas pada penelitian ini diproksikan dengan financing to deposit ratio (FDR) yang dapat dihitung dengan rumus : FDR =
Kredit × 100% Dana pihak Ketiga
51
Kredit yang dihitung merupakan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga yang tidak termasuk kredit pada bank lain. Serta dana pihak ketiga berasal dari giro, tabungan, dan deposito dan tidak termasuk giro, tabungan, dan deposito antar bank.
3.5.2.3. Dividend Payout Ratio Dividend payout ratio adalah jumlah relatif dari keuntungan yang didistribusikan oleh setiap perusahaan dalam bentuk dividen dengan jumlah total laba bersih dari bisnis apapun. Jumlah dari total pendapatan dari setiap organisasi, yang tidak dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham digunakan oleh setiap perusahaan untuk tujuan menumbuhkan perusahaan. Jumlah ini disimpan oleh setiap perusahaan untuk tujuan reinvestasi dalam perusahaan yang sama disebut retained earning. Dividend payout ratio dapat dihitung melalui rumus berikut ini. DPR= 1-Retention Ratio Pengamatan dari rumus dividen payout ratio memberikan gambaran bahwa laba bersih dapat ditemukan di akun laba rugi perusahaan. Investor mengawasi rasio pembayaran dividen pada saat pengambilan keputusan apakah akan membeli saham dari perusahaan dividen distribusi membuat keuntungan dari menghasilkan keuntungan perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi prospek masa depan. (Sharif, Ali, Jan 2015)
52
3.5.2.4. Ukuran Perusahaan Ukuran bank atau lebih sering disebut dengan bank size pada perbankan tertentu serta pada tahun tertentu, di cerminkan dari logaritma dari total asset. LOGTA atau logaritma dari total asset adalah sebuah hubungan yang positif antara LLP dan LOGTA. Bank yang lebih besar diharapkan mampu membuat loans loss provisions yang lebih besar dari bank yang lebih kecil (Zoubi dan AlKhazali, 2007). Menurut Syafhandi (2012) ukuran perusahaan dihitung dengan cara me-logaritma total asset bank syariah.
3.5.2.5. Modal Variabel modal diproksikan capital adequacy ratio (CAR) merupakan rasio
permodalan
yang
menunjukkan
kemampuan
suatu
bank
dalam
mengantisipasi kebutuhan akan tersedianya dana sendiri guna pertumbuhan usaha serta memikul resiko kerugian yang timbul dalam menjalankan usahanya. Rumus CAR = Modal bank x 100% ATMR
3.5.2.6. Perbedaan Negara (Differences Country ) Pada variabel perbedaan negara ini penelitian ini akan mengukur tingkat perataan laba pada perbankan berdasar perbandingan dari kedua negara. Pada bank umum syariah Malaysia akan dinotasikan dengan angka 1 karena dianggap tata kelola serta perkembanganya lebih maju daripada bank umum syariah Indonesia, sehingga bank umum syariah Indonesia dinotasikan dengan angka 0.