BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Lokasi Dan Waktu
3.1.1
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Gorontalo
3.1.2
Waktu Penelitian Pada umumnya, penelitian kualitatif memerlukan waktu yang relatif lama, antara 6
bulan sampai 24 bulan. Untuk itu perlu direncanakan jadwal pelaksanaan penelitian. Jadwal penelitian berisi aktivitas yang dilakukan dan kapan akan dilakukan.1 Penelitian tentang fungsi sosial musik rapp dan kaum muda di kota Gorontalo, ini akan dilakukan selama 07 (Tujuh) bulan, sejak penyusunan proposal penelitian, input data, pengolahan data, analisis data, hingga penulisan laporan penelitian ini. 3.2
Metode Yang Digunakan Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen ) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasi penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Obyek dalam penelitian kualitatif
1
Sugiyono, 2012.Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung, hal : 402
adalah obyek yang alamiah, atau natural septting , shingga metode penelitian ini sering disebut sebagai metode naturalistik. Obyek yang alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehinnga kondisi pada saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek dan stelah keluar dari obyek relative tidak berubah. Sebagi lawannya dari metode ini adalah metode eksperimen dimana peneiti dalam melakukan penelitian tepatnya berada di laboratorium yang merupakan kondisi butan, dan peneliti melakukan manipuasi terhadap variabel. Dengan demikian sering terjadi bisa antara hasil penelitian di laboratorium degan keadaan di luar laboratorium atau keadaan sesungguhnya.2 3.3
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari peneitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di tetapkan.Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan, dll.Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segicara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan) interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan
2
Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung, hal :1-2
keempatnya.Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawncara mendalam (in depth interiview) dan dokumentasi.catherine Marshall, Gretchen B. Rossman, menyatakan bahwa
‘’the
fundamental methods relied on by qualitative researchers for gathering information are, participation in the setting, direct observation in-depth interviewing, document review”metode mendasardiandalkan
olehpeneliti
kualitatifuntuk
mengumpulkan
informasiyangpartisipasi
dalampengaturan, pengamatan langsung dimendalamwawancara, review dokumen .3 3.3.1
Observasi Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.Para ilmuan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta megenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga bendabenda yang sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat di observasi dengan jelas.
Sanafiah Faisal (1990) mengklasifikasikan (participant
observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observationdan covertobservation) .selanjutnya spradley, dalam susan stainback (1988) membagi observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu passive participation, moderate participation, dan completeparticipation.4 a.
Observasi Partisipatif. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati ataun yang digunakan sebagai sumber data penelitin. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka 3
Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung , hal : 62-63
4
Nasution (1988) dalam Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung, hal : 62
dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh aka lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang Nampak.Dalam suatu perusahaan atau organisasi perintah misalnya, peneiti dapat berperan sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan kwryawan lain, hubungan karyawan dengan supervisor dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan pekerjaan dan lain-lain.5 b.
Obsevasi Terus Terang atau Tersamar Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang
kepada sumber data, bhwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang di teliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang akivivitas peneliti.Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan obseervasi.6 c. Observasi Tak Berstruktur Observasi dalam penelitian kualitatif diakukan dengan tidkak berstuktur, karena okus penelitian belum jelas. Focus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlengsung. Kalu masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tiadak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya rambu-rambu pengamatan. Dalam suatu pameran produkindustri dari
5 6
Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung , hal : 62-63 Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung ,hal : 66
berbagai Negara misalnya, peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisi dan kemudian dibuat kesimpulan. Atau mungkin peneliti akan melakukan penelitian pada suku terasing yang belum dikenalnya, maka peneliti aka melakukan observasi tidak terstruktur.7 3.3.2
Wawancara Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar infornasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneiti ingi melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.8 3.3.2.1 Macam-macam Wawancara a. Wawancara Terstruktur Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpu data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabanyapun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktusr ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpu data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan
7 8
Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung Hal : 67 Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung Hal : 72
beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara mempunyai ketrampilan yang sama, maka diperlukan training kepada calon pewawancara.9 b. Wawancara Semi Terstruktur Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, di mana pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingakan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah unutk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang di ajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan sacara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. c. Wawancara Tak Berstruktur Wawancara tidak barstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktu atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuuan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti. Pada penelitian pendahuluan , peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dpat menentukan secara pasti permasalahan atau variable apa yang harus diteliti. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang lebih lengkap, mka penelii perlu melakukan wawancara kepada fihak-fihak yang mewakili berbagai tingakatan yang ada dalam obyek. Misalnya akan melakukan penelitian tentang iklim kerja perusahaan, maka dapat dilakukan wawancara dengan pekerja tingkat bawah, supervisor, manajer. 10 d. Langkah-Langkah Wawancara
9
Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung Hal : 73 Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung Hal : 73-74
10
Lincoln and Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu : 1. Menciptakan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan 2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan 3. Mengawali atau membuka air wawancara 4. Melangsungkan alur wawancara 5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya 6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan 7. Mengdentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh11 e. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film , dan lain-lain. Tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi.Sebagai contoh banyak foto yang tidak mencerminkan keadaan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu.Demikian juga autobiografi yang ditulis untuk dirinya sendiri, sering subyektif. f. Triangulasi Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu 11
Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung Hal : 76
mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.12 3.4
Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan
teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali.13 3.4.1
Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat
secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui redaksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlakukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. 3.4.2
Penyajian Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.Kalau
dalam peneliti kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami.
12 13
Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung Hal : 82-83 Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung Hal : 87
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”.Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.14 3.4.3
Verivikasi Data Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tida ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan. 15
14 15
Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung Hal : 92-95 Sugiyono, 2013,”Memahami Penelitian Kualtatif” Alfabeta : Bandung Hal : 99