BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action Research Class Room). Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah bentuk refleksi diri yang melibatkan para guru sebagai partisipan atas proses pendidikan yang mereka lakukan ( Mulyasa, 2009: 3). Sedangkan pendekatannya, digunakan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang mendasar untuk mengadakan generalisasi empirik, Reasearch Class Room, yang dilaksanakan di SD bersifat perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran yang dimaksudkan adalah perbaikan dalam mata pelajaran IPA di kelas V tentang alat pencernaan pada manusia. Karena bersifat perbaikan, tentu saja pelaksanaan pembelajarannya tidak hanya cukup satu kali saja, melainkan diperlukan berulang-ulang dari siklus yang satu ke siklus berikutnya, sehingga hasil pembelajaran tersebut dapat optimal, menetapkan konsep-konsep. Membuktikan teori dan mengembangkannya, serta pengumpulan data dan analisis datanya berjalan pada waktu bersamaan (Nazir, 1999: 68) Metode Penelitian Tindakan Kelas dalam bahasa aslinya Action Research Class Room, yang di laksanakan di SD bersifat perbaikan. Perbaikan pembelajaran yang dimaksud adalah perbaikan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelas V tentang alat pencernaan pada manusia. Karena bersifat perbaikan, maka pelaksanaan pembelajarannya tidak hanya cukup satu kali saja, melainkan diperlukan berulang-ulang dari siklus pertama sampai siklus berikutnya, sehingga hasil pembelajaran tersebut dapat optimal. Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas, sebagai berikut : 1.
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2.
Tindakan adalah suatu gerakan kegiatan sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3.
Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian,
(2) tindakan, (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pembelajaran yang berupa tindakan, yang sengaja di kumpulkan dan terjadi di dalam kelas secara bersama. Tindakan tersebut di berikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak hanya berujuan untuk memecahkan masalah, tetapi PTK juga bertujuan untuk menguatkan guru dalam pengembangan profesionalnya dalam pembelajaran di kelas. Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Definisi Operasional Untuk memudahkan pemahaman dan permasalahan penelitian maka di jelaskan secara spesifik beberapa istilah yang di anggap penting. 1.
Model Cooperative Contextual Teaching and Learning Pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. 2.
Hasil belajar Merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan sebgai akibat dari belajar IPA
yaitu mengadakan perubahan kemampuan dan perubahan tingkah laku secara efektif dan psikomotor pada keadaan yang lebih baik keadaan sebelumnya. 3.
Pembelajaran IPA Mata pelajaran IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
gejala-gejala alam, lingkungan, makhluk hidup. Melalui mata pelajaran IPA, siswa diarahkan untuk menjadi warga Negara yang bertanggung jawab dalam melestarikan lingkungan sekitarnya, serta menjadi warga dunia yang cinta terhadap lingkungannya. IPA juga merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari tingkat dasar sampai menengah atas, sesuai dengan jenjang dan tingkat yang diterapkan dalam kurikulum yang berlaku.
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Desain Penelitian Kemmis dan Tegart (Kasbolah, 1999 : 70) menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukan, penelitian ini difokuskan kepada strategi bertanya kepada siswa dalam pembelajaran Sains. Maka dirancanglah strategi bertanya untuk mendorong siswa dalam menjawab pertanyaan sendiri. Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan (planning).
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitan Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1999 : 70) Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan model spiral : Kemmis dan Tegart (1988) yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali sebagai ancang-ancang terhadap pemecahan masalah. a.
Perencanaan (planning) Perencanaan (planning) yaitu tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakana yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabila dilaksanakan secara kolaboratif). Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Bila dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai penelitian maka instrumen pengamatan harus disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang perlu diingat bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Tindakan (Action) Tindakan (Action) yaitu apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan
atau
perubahan
yang
diinginkan.
Pelaksanaan
tersebut
yaitu
implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ini pelaksana atau dengan kata lain guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, guru juga harus berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan. c.
Pengamatan (Observation) Pengamatan (Observation) adalah pengamatan atas hasil atau dampak dari
tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap kinerja siswa. Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (baik oleh orang lain maupun guru sendiri) seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan pengamatan ini tidak akan terpisah dengan pelaksanaan tindakan karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan berlangsung. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap 2 dan 3 dimaksudkan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus juga sebagai pengamat, yang mana ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan tertentu tidak dapat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksanaan yang berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi. d. Perenungan (Reflektion) Perenungan
(Reflektion)
yaitu
tahap
pengkajian,
melihat
dan
mempertimbangkan atas hasil dan proses dari setiap tindakan dan selanjutnya menyusun perencanaan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk mengumukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah “refleksi” yang berasal dari bahasa Inggris yaitu reflektion yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat digunakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rencana tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang kurang baik. Apabila guru pelaksana berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali, melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan “self evaluation” yang diharapkan dilakukan secara objektif. Untuk menjaga objektifitas tersebut seringkali hasil refleksi diperiksa ulang atau divalidasi oleh orang lain, misalnya guru atau teman sejawat yang diminta untuk mengamati, ketua jurusan, kepala sekolah atau Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
narasumber yang menguasai bidang tersebut. Jadi, pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi atau dengan kata lain evaluasi. Apabila dikaitkan dengan “bentuk tindakan” sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.
D. Prosedur Penelitian Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus. Metode siklus yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk spriral seperti yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, yang mengemukakan bahwa penelitian dibagi menjadi empat tahap, yaitu : (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap observasi dan (4) tahap refleksi. Setelah menemukan instrumen penelitian dalam pengumpulan data, maka disusun suatu rencana proses pengumpulan data. Jika yang diperoleh adalah data kualitatif, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Adapun proses pengumpulan data sesuai dengan tujuan penelitian, proses pengumpulan data diperoleh melalui : (a) observasi yang dilakukan peneliti selama Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan Contextual Teaching and Learning, (b) observasi yang dilakukan untuk memperoleh data tentang tanggapan guru dan siswa terhadap manfaat pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning.
E. Lokasi dan Subjek Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SDN Salamjaya, yang
didirikan pada tahun 1982 dengan nomor statistik sekolah 101022005031 Kecamatan Pondoksalam Kabupaten Purwakarta. Lokasi sekolah ini dekat dengan rumah penduduk sehingga mudah dijangkau oleh siswa. Sekolah ini berada di atas tanah seluas 1500 m², bentuk bangunan sekolah biasa dan konvensional, dengan status negeri dan kegiatan pembelajarannya pada pagi hari. 2.
Subjek Penelitian Siswa SDN Salamjaya Kecamatan Pondoksalam Kabupaten Purwakarta
Tahun Pelajaran 2012/2013 berjumlah 240 orang. Sedangkan jumlah siswa kelas V SDN Salamjaya yang dijadikan subjek penelitian berjumlah 29 orang, yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan. Dan semua siswanya beragama Islam.
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, observasi, lembar soal, dan wawancara. Menurut Arikunto (1995: 177) “Instrumen penelitian adalah suatu yang penting dan strategis kedudukannya di dalam pelaksanaan penelitian”. Proses analisis data berlangsung dari awal sampai akhir pelaksanaan program tindakan, data dalam penelitian dianalisis dengan mengikuti pola mulai dari tahap orientasi sampai pada tahap berakhirnya seluruh tindakan sesuai dengan program, karakteristik, fokus permasalahan dan tujuan penelitian. Secara rinci pengolahan data dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan seluruh data yang diperoleh berdasarkan instrumen penelitian. Pengumpulan data dapat diperoleh melalui : (1) observasi, dan (2) lembar soal. 1.
Observasi Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau ,menilaim hasil dan proses belajar misalnya, tingkah laku siswa pada saat belajar, tingkah laku guru pada saat mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada saat mengajar. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang diamati meliputi : a) mengerjakan tugas, b) mengemukakan pendapat, c) menyimak, d) Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kerjasama dalam mengerjakan tugas. Selain itu, adapula observasi yang dilakukan observer terhadap guru pada saat proses pembelajaran yang didalamnya meliputi keterampilan guru dalam mengajar. Adapun lembar observasi siswa dan lembar observasi guru datanya terlampir 2.
Lembar Soal Lembar soal berguna untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dengan
program pembelajaran yang telah dilakukan. Pemberian soal ini biasa dilakukan dalam kegiatan atau evaluasi. Dengan demikian jelas bahwa kegiatan penilaian sangat diperlukan dalam kegiatan penelitian. Hasil belajar diperoleh dari tes yang dilaksanakan setiap akhir siklus. Tes berguna untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan setelah berlangsungnya proses tindakan. 3.
Lembar Kerja Siswa Lembar keraja siswa merupakan hasil kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung yang dilakukan setiap siswa dalam kerja kelompok. LKS berisi soal-soal yang harus dikerjakan oleh setiap kelompok, jawaban soal diberikan untuk memperdalam pemahaman bahan materi.
G. Teknik Pengumpulan Data Menurut Arikunto (1995: 256) pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan, yaitu : (1) data kuantitatif, (2) data kualitatif. Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.
Data Kualitatif adalah nilai siswa yang dapat di analisis secara deskriptif dengan menggunakan statistik deskriptif. Misalnya : mencari data tertinggi, persentase keberhasilan belajar, dan lebih penting lagi statistik dapat digunakan untuk memaknai data statistik kelas.
2.
Data Kuantitatif adalah data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi siswa. Mengenai tingkat pemahaman terhadap suatu pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, keaktifann, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, keterampilanketerampilan sikap dan sejenisnya dapat di analisis secara kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian
kualitatif. Paradigma penelitian kualitatif, dilakukan melalui proses induktif, yaitu berawal dari konsep khusus ke konsep umum, konsetualisasi, keterorganisasi, dan deskripsi dikembangkan atas dasar masalah yang terjadi dilapangan. Maka dalam penelitian kualitatif pengumpulan data terlaksana secara simultan dengan analisis data selama penelitian berlangsung. Tujuan dari penelitian kualitatif yaitu agar peneliti memahami fenomena-fenomena seting sosial yang terjadi di lapangan adalah bersifat melingkar (siklus).
H. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi maupun wawancara, dengan cara Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data dilakukan dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan setiap siklus. Data tentang aktivitas siswa, interaksi proses pembelajaran dan persepsi siswa terhadap penggunaan keterampilan proses. Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
Triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan (validasi) data yang memanfaatkan data lain sebagai perbandingan terhadap data itu, melalui data dari guru, kepala sekolah, siswa dan arahan dari pembimbing dengan data yang diperoleh melalui hasil observasi.
2.
Audit trail, yaitu pengecekan keabsahan temuan penelitian dan prosedur penelitian yang telah diperiksa dengan mengkonfirmasikan kepada teman sejawat dan dosen. Ini dilakukan untuk memperoleh validitas yang tinggi.
3.
Member chek, yaitu mengecek kebenaran hasil tiap siklus, refleksi sampai akhir keseluruhan tindakan. Sehingga mendapatkan data yang lengkap dan memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Jadi tujuan member chek adalah agar memperoleh informasi yang akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif,
yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajara yang telah dicapai siswa, juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalisis tingkatan keberhasilan atau presentasi ketuntasan belajar siswa setelah proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklusnya, dilakukan dengan cara melakukan evaluasi pada setiap akhir siklus. Analisis ini dapat dihitung dengan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut : 1.
Penilaian Tugas dan Tes Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan
jumlah siswa kelas tersebut sehingga dapat diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata didapat dengan menggunakan rumus : 𝑥= Keterangan :
ƹX ƹN
x = nilai rata-rata ƹX = jumlah nilai semua siswa ƹN = jumlah siswa
2.
Penilaian untuk Ketuntasan Belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan secara
klasikal. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebgai berikut : Ƹ siswa yang tuntas belajar P=
x 100% ƹsiswa
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis ini juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model pembelajaran yang tepat. Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa (%) Tingkat keberhasilan (%) Arti ˃ 80 % Sangat tinggi 60 – 70 Tinggi 40 – 59 Sedang 20 – 39 Rendah ˂20 % Sangat rendah Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data yaitu : a.
Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti
dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode observasi, wawancara atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti. Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti. b.
Penyajian Data
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasanya digunakan berbentuk naratif. Untuk itu dalam penyajian data peneliti dapat di analisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis, simultan, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti. c.
Verifikasi dan Kesimpulan Mengambil kesimpulan merupakan analisis dari reduksi data, dan display data
sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan. Kesimpulan dalam penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan.
Cucu Kurnia,2013 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu