BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode pengembangan yang digunakan adalah cross-sectional. Menurut Uma Sekaran (2006: 315), penelitian cross-sectional adalah penelitian dimana data dikumpulkan hanya sekali (yang dilakukan selama periode hari, minggu, atau bulan) untuk menjawab pertanyaan penelitian. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto, 2000: 42). Populasi merupakan keseluruhan obyek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik yang terbatas (finite) maupun tukda terbatas (infinite) (Murti dan Salamah, 2006) Populasi dari penelitian ini adalah karyawan dan manajer non-dokter dan nonperawat
RSUD
Dr.
Moewardi
Surakarta
yang
berjumlah
305
orang.
Pengambilan jumlah sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus yang dikembangkan oleh Slovin dalam Riduan (2005) yaitu: N = n/N (d)2 + 1 Diketahui: N : populasi n : sampel d : nilai presisi atau signifikansi 17
18
1 : konstanta Pada penelitian ini, digunakan nilai presisi 95% atau signifikansi 0.05, sehingga menghasilkan 305 = n/ 305(0.05)2 + 1 = 173,04 dan dibulatkan menjadi 173 manajer dan karyawan RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Sampling atau teknik pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya
dari
populasi,
sehingga
penelitian
terhadap
sampel
dan
pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi (Sekaran, 2006). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2004). Dengan melihat karakteristik populasi yang ada dan tujuan penelitian ini, maka penentuan responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
stratifiedproportional random sampling karena
metode ini dapat mewakili subpopulasi-subpopulasi yang heterogen dan memiliki tingkatan (Sekaran dan Bougie, 2009). Pada
stratified proportional
random sampling ini sampel diambil dengan memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi. Teknik random yang digunakan adalah dengan menggunakan undian. Undian diberi nama sembilan kepala bagian kemudian diacak secara merata dan dipilih sesuai dengan sampel yang diinginkan. Pada populasi yang heterogen ini sampel diambil secara proporsional untuk memperoleh jumlah
19
sampel yang mampu mewakili setiap subpopulasi. Cara pengambilan sampel yaitu dengan cara: N x jumlah sampel yang diinginkan: Tabel III.1 Pembagian Sampel RSUD Dr. Moewardi Surakarta No
Jenis Pekerjaan
Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Sampel
1
Kepala Bagian
9
5
2
Kepala Sub Bagian
18
10
3
Staff
278
157
305
173
Total
Sumber: Organisasi dan Kepegawaian RSUD Dr. Moewardi Surakarta, 2016 Kuesioner yang diberikan kepada karyawan dan manajer RSUD Dr. Moewardi Surakarta berjumlah 173 kuesioner dengan tambahan 20 kuesioner yang digunakan oleh manajer untuk menilai bawahannya sehingga jumlah kuesioner yang dibagikan menjadi 193 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 175 kuesioner.
Keterangan
Tabel III. 2 Kuesioner yang Digunakan Jumlah
Persentase
Kuesioner yang didistribusikan
193
100
Kuesioner yang kembali namun tidak terisi
18
4,37
Kuesioner yang kembali
175
95,63
Sumber: Data primer yang telah diolah, 2016
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel a. ELMX dan SLMX ELMX merupakan hubungan yang lebih mengarah kepada karakter kontraktual dan tidak memerlukan difusi akan kewajiban yang akan datang (Buch
et al, 2015).SLMX merupakan hubungan yang berdasarkan pada
20
perasaaan akan difusi kewajiban yang akan datang dan merupakan hubungan jangka panjang (Kuvaas et al, 2012b). Pengukuran hubungan ELMX diukur dengan skala 4-item pengembangan dari Kuvaas et al (2012b) dan 4-item pengembangan dari Kuvaas et al (2012b) yang digunakan untuk mengukur SLMX. Yang dalam daftar pertanyaannya ada beberapa istilah yang diubah misalnya “organisasi saya” menjadi “manajer saya”. Sebagai contoh, “Hubungan saya dengan organisasi saya merupakan hubungan berdasarkan ekonomi - saya bekerja mereka membayar” yang diganti menjadi “Hubungan saya dengan manajer saya utamanya berdasarkan kebijakan, dia mempunyai hak untuk membuat keputusan terhadap saya dan saya melakukan apa yang seharusnya saya lakukan”.
b. Kinerja dan OCB Kinerja yang dibagi menjadi dua dimensi yaitu usaha kerja dan kualitas kerja. Perbedaan antara usaha kerja dan kualitas kerja terkait dengan teori ekspetasi yang memprediksi usaha kerja dan tidak menjelaskan aspek lainnya dalam kinerja seperti kualitas dari output pekerjaan (Buch et al, 2013). OCB berkaitan dengan sikap-sikap dan waktu seorang individu dalam berkontribusi terhadap kefektifan organisasi (Organ, 1997). Kinerja diukur dengan menggunakan skala 10-item untuk menilai usaha kerja dan Kualitas kerja (Dysvik & Kuvaas, 2011) yang juga akan diisi oleh manajer dan 7-item skala yang mengukur OCB (Van Dyne & Lepine, 1998).
21
c. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik merupakan motivasi dalam diri untuk melakukan sebuah aktivitas dikarenakan kepuasan yang didapatkan dibandingkan dengan konsekuensi lainnya (Ryan dan Deci, 2000). Motivasi intrinsik diukur menggunakan skala 6-item yang digunakan oleh Kuvaas (2006) dan dikembangkan oleh Kuvaas dan Dysvik (2009). Pengukuran terhadap item-item kelima variabel tersebut dinilai dengan skala empat poin Likert dengan range dari satu (Sangat Tidak Setuju) sampai lima (Sangat Setuju). D. Sumber Data a. Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang didapat langsung dari responden oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi (Sekaran, 2006). Data primer didapatkan dari hasil kuesioner yang disebarkan. b. Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data atau informasi yang dikumpulkan orang atau pihak lain yang digunakan peneliti untuk penelitiannya (Sekaran, 2006). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah profil, misi, visi, struktur RSUD Dr. Moewardi Surakarta Surakarta. E. Metode Pengumpulan Data Sekaran (2006) menjelaskan bahwa kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya dan akan dijawab oleh responden.
22
Kuesioner tersebut akan diberikan pada karyawan dan manajer RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Kuesioner diisi dalam waktu yang telah ditentukan, kemudian kuesioner diambil kembali oleh peneliti. F. Metode Analisis Data 1. Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk mengetahui seberapa tepat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrument dikatakan valid jika instrument tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur, jika instrument tidak valid maka tidak akan berguna dalam penelitian. Semakin tinggi validitas suatu fungsi ukur, semakin tinggi pengukuran mengenai sasarannya (Sekaran, 2006). Dalam
penelitian
ini
digunakan
analisis
factor
analysis
dengan
menggunakan perangkat lunak program SPSS for windows versi 16. Syarat boleh dilakukannya analisis faktor harus memiliki nilai Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequency (KMO-MSA) > 0,50. Menurut Ghozali (2006), item pertanyaan dikatakan valid jika memiliki factor loading ≥ 0,40 dan telah terkstrak sempurna. Item yang diujikan secara dominan memiliki nilai diatas 0,4 atau terekstrak ke dalam masing-masing bagian. 2. Uji Reliabilitas Keandalan (reliability) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan-error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen (Sekaran, 2006). Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi di mana
23
instrumen mengukur konsep dan membantu menilai “ketepatan” sebuah pengukuran (Sekaran, 2006). Untuk menguji realibilitas dalam penelitian ini, digunakan metode Cronbach’s Alpha dengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows versi 16. Menurut Sekaran (2006), klasifikasi nilai Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut: a.
Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,80 - 1,0 dikategorikan reliabilitas baik.
b.
Nilai Cronbach’s Alpha antara 0,60 - 0,79 dikategorikan reliabilitas dapat diterima. Nilai Cronbach’s Alpha ≤ 0,60 dikategorikan reliabilitas buruk.
c.
3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan menggunakan analisis regresi linier atau Hierarchical Regression Analysis dengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows versi 16 . Menurut Harsono (2002) prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : 1)
Variabel utama dimasukkan ke dalam pengujian, lalu dilihat koefisien determinasi, nilai t dan F nya.
2)
Variabel utama dan variabel interaksi dimasukkan ke dalam pengujian, dilihat perubahan koefisien determinasi, nilai t dan nilai F nya.
24