BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya suatu masalah, atau lebih dikenal sebagai penelitian penjelasan terhadap pengaruh yang disebabkan oleh faktor pendukung. (Sugiyono 2005:7).
B.
Objek dan Lokasi Penelitian Yang menjadi obyek penelitian adalah pengunjung dari kolam pemancingan Barokah Sekopek Mijen Semarang.
C.
Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2005 : 54). Populasi merupakan keseluruhan anggota subjek penelitian yang memiliki kesamaan karakteristik. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung dari kolam pemancingan Barokah Sekopek Mijen Semarang yang datang berkunjung di kolam pemancingan tersebut.
1
2. Sampel Sampel adalah sebagai bagian dari populasi. Menurut Sutrisno Hadi (2000 : 121) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Menurut Suharsimi Arikunto, (2002 : 117) menyebutkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dengan mempertimbangkan dana, waktu, tenaga, dan ketelitian dalam menganalisis datanya, maka penelitian ini menggunakan sampel. Sebagaimana disebutkan Suharsimi Arikunto (2002 : 120). Oleh karena populasi tidak diketahui maka pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
n =[
Zα
2 2 ] E ⎡ 1,96 ⎤ n=⎢ ⎥ ⎣ 0,20 ⎦
n = 96 responden Keterangan: N = Ukuran Sampel Za/2
= Nilai standar daftar luar normal standar bagaimana tingkat kepercayaan (a) 95%.
E
= Tingkat ketetapan yang digunakan dengan mengemukakan besarnya error maksimum secara 20%. Dari perhitungan di atas dapat diketahui sampel dalam penelitian
ini adalah sebanyak 96 responden.
2
Sedangkan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan metode accidental sampling, dimana untuk memperoleh data peneliti menemui subyek yaitu orang-orang yang secara kebetulan dijumpai pada saat berkunjung dan peneliti melakukan penelitian hingga mencapai jumlah yang dianggap cukup bagi peneliti. Alasan peneliti menggunakan teknik sampling tersebut adalah peneliti hanya akan meneliti dan mengambil data berdasarkan responden yang datang pada saat dilakukan kegiatan penelitian secara langsung, sehingga apabila mempergunakan teknik sampling yang lain dikhawatirkan tidak akan pas karena berdasarkan keterangan yang peneliti himpun sementara dari pemilik dan staff dari Pemancingan Barokah Sekopek, tidak di ketahui jumlah yang pasti berapa tamu yang datang. Sedangkan untuk memperoleh data 96 orang, saya melakukan penyebaran kuesioner sebanyak 115 buah, sehingga apabila ditemukan data yang tidak layak di entri, maka kuesioner tersebut akan peneliti buang (croping). Tujuan lain dilakukannya penyebaran kuesioner di atas jumlah sampel yang dibutuhkan adalah untuk memperoleh data utuh yang sebenarnya dan tidak cacat dalam pengisian informasi yang diinginkan oleh peneliti. D.
Jenis Data 1. Data Primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli/tidak melalui perantara (Indrantoro dan
3
Supotno, 1999:147). Juga dapat diartikan sebagai data yang biasanya diperoleh
dengan
survei
lapangan
yang
menggunakan
metode
pengumpulan data original melalui observasi, wawancara, pembagian quesioner pada responden (M. Kuncoro, 2003:127) Data primer tersebut mengenai identitas responden dan pendapat responden tentang variasi produk, tempat, harga dan pelayanan. 2. Data sekunder Data yang diperoleh dari sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Data ini dapat berasal dari dokumentasi dan studi pustaka atau lembaga pengumpul data. Data sekunder yang didapat oleh penulis berupa brosur tentang hasil-hasil olahan yang berada dari kolam pemancingan Barokah Sekopek, sejarah singkat berdirinya kolam pemancingan Barokah Sekopek dan perkembangan kolam pemancingan Barokah Sekopek selama 5 tahun terakhir.
E.
Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer a. Observasi Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan
responden
kecil
4
(Riduwan,
2005:76).
Selain
melaksanakan observasi lapangan peneliti juga akan menggunakan kuesioner sebagai panduan untuk memperoleh data lapangan dan kesan maupun pesan dari responden. Sedangkan yang dimakud dengan kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2005 : 71). Daftar pertanyaan yang diajukan oleh penulis kepada responden berisi tentang pertanyaan yang menyangkut tentang variasi produk, tempat, harga, pelayanan. Penyebaran angket ini oleh penulis dibatasi selama 2 (dua) minggu. b. Wawancara Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk
memperoleh
informasi
langsung
dari
sumbernya.(Riduwan, 2005 : 74). Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam lagi. 2. Data Sekunder Studi Kepustakaan Menggunakan teoritis dari hasil kuliah serta melalui data internal dan eksternal yaitu dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan teori penulisan ini. Data internal adalah data sekunder yang telah tersedia di dalam perusahaan sedangkan data eksternal adalah data sekunder yang berasal dari berbagai lembaga pemerintah, perusahaan, asosiasi perdagangan, universitas dan lembaga pelayanan data baik yang bertujuan sosial
5
maupun swasta (M.Kuncoro, 2003 : 132). Brosur-brosur yang didapatkan oleh penulis disamping sebagai data sekunder juga sebagai data internal karena data tersebut tidak dapat diperoleh secara bebas atau hanya
diperuntukkan
bagi
orang-orang
yang
benar-benar
berkepentingan.
F.
Skala Pengukuran Data Merupakan aturan dan prosedur yang digunakan untuk menjembatani antara apa yang ada dalam dunia konsep dengan apa yang terjadi di dunia nyata (M. Kuncoro, 2003:148). Data-data dalam penelitian ini perlu diuji secara kuantitatif; oleh sebab itu jawaban kualitatif yang didapatkan perlu dikuantitatifkan dengan menggunakan Skala likert. Skala Likert merupakan salah satu cara untuk menentukan score, yang cara pengukurannya dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pertanyaan, kemudian diminta untuk memberi jawaban yang telah disediakan (Singarimbun dan Effendi, 1995: 111). Responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan mengenai objek, perilaku, orang atau kejadian (M. Kuncoro, 2003:157). Pemberian score untuk tiap kategori jawaban adalah sebagai berikut : 1. Jawaban a diberi score 5 (Sangat Setuju) 2. Jawaban b diberi score 4 (Setuju) 3. Jawaban c diberi score 3 (Netral) 4. Jawaban d diberi score 2 (Tidak Setuju) 5. Jawaban e diberi score 1 (Sangat Tidak Setuju), Riduwan, (2005 :87). 6
Maksud dari pemberian score atau nilai berdasarkan Skala Likert, pada tiap jawaban adalah agar penulis mengetahui jenjang pengukuran dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh variasi produk, tempat, harga dan pelayanan terhadap keputusan pembelian jasa di pemancingan Barokah Sekopek.
G.
Teknik Analisis Data 1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur (Riduwan,2005:97). Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,2004:137) Dalam melakukan pengujian validitas, digunakan alat bantu program komputer SPSS for Windows 15.00 dengan menggunakan perhitungan scale if item deleted. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut : -
Data dikatakan valid
jika r hitung > r tabel
-
Data dikatakan tidak valid
jika r hitung < r tabel
7
Jika diperoleh data yang tidak valid, maka data tersebut dikeluarkan dan kemudian dilakukan pengujian ulang dengan metode yang sama. Pengujian validitas dilakukan sampai semua instrumen penelitian dinyatakan valid. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas (kepercayaan) menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Jadi, kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu instrumen pengukuran adalah konsistensi, keajegan, atau tidak berubah-ubah. Dalam melakukan pengujian retiabilitas, digunakan alat bantu program komputer SPSS for Windows 15.00 dengan menggunakan model alpha. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut : -
Data dikatakan reliabel
jika a > 0,6
-
Data dikatakan tidak reliabel
jika a < 0,6
2. Uji Asumsi Klasik Agar mendapatkan regresi yang baik, maka harus memenuhi asumsi-asumsi yang disyaratkan berikut ini, yaitu bebas dari multikolonieritas, heteroskedastisitas dan harus berdistribusi normal. a. Uji Multikolonieritas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresional yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
8
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan menganalisa matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya terjadidiatas 0,90) maka hal
ini
merupakan
indikasi
adanya
multikolonieritas.
Multikolonieritas dapat juga dilihat dari : 1) nilai tolerance dan 2) variance inflation factor (VIF) Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2005). b. Uji Heteroskedastisitas Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
9
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Dengan menggunakan dasar analisis sebagai berikut : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang
teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol (0) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). c. Uji Normalitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk sampel kecil. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik. Menggunakan analisis grafik yaitu
10
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola ditribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:112).
11
H.
Metode Analisis Data 1. Analisis kualitatif Analisis kualitatif adalah analisis tanpa perhitungan statistik, dimana kegiatan analisis dilakukan dengan cara merumuskan hasil datadata di lapangan dalam bentuk tabulasi atas asumsi responden tentang analisis pengaruh variasi produk, tempat, harga dan pelayanan terhadap keputusan pembelian jasa di kolam pemancingan Barokah Sekopek. 2. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif adalah analisis data yang diukur secara langsung atau lebih tepat dihitung dalam suatu skala numerik atau angka (M. Kuncoro, 2003:124). Dalam penelitian ini, analisis data secara kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil jawaban responden. Data primer dari responden tersebut kemudian diolah dan dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode statistik. Adapun alat analisis yang digunakan dalam analisis kuantitatif adalah : a. Analisis regresi linier berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui antara variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai pengaruh yang berarti atau tidak, secara serempak/keseluruhan. (Pangestu Subagyo, 1985 : 108). Untuk mempermudah dan menghemat waktu maka dalam penelitian ini dibantu dengan program SPSS 15.0 for windows dalam proses perhitungannya.
12
Adapun rumus dari regresi linier berganda adalah : ∧
Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b3 x 3 + b 4 x 4 + e Dimana : ∧
Y
:
keputusan pembelian
X1
:
variasi produk
X2
:
tempat
X3
:
harga
X4
:
pelayanan
b1
:
koefisien regresi berganda antara X1 dan Y
b2
:
koefisien regresi berganda antara X2 dan Y
b3
:
koefisien regresi berganda antara X3 dan Y
b4
:
koefisien regresi berganda antara X4 dan Y
a
:
konstanta
e
:
variabel pengganggu
b. Menilai Goodness of Fit Model Regresi Goodness of Fit dilakukan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Secara statistik, setidaknya hal ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. c. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
13
variabel dependen atau terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan satu. Nilai R 2 yang kecil, berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat kecil. Nilai yang mendekati satu, berarti variabelvariabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk menjelaskan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005). d. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau: Ho : bi = 0 Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau : Ha : bi ≠ 0 Artinya, variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut :
14
1. Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar lima persen, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari dua (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen, atau : 2. Bila nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (Ghozali, 2005).
t hit
0
t hit
Gambar 3.1 Daerah Hasil Uji t (Teori) e. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : Ho : b1 = b2 = …………. = bi = 0
15
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau : Ha : b1 ≠ b2 ≠ ………….. ≠ bi ≠ 0 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada empat maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan lima persen. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen, atau : 2) Bila nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (Ghozali, 2005).
Daerah Ho ditolak
Daerah Ho Diterima
F Gambar 3.2 Daerah Uji F (Secara Teori) 16
F hitung
17