BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Menurut Kirk dan Miller (Moleong, 2013:4) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Selain itu David Williams (Moleong, 2013:5) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Dari uraian tersebut dapat digeneralisasikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang yang dialami oleh subjek penelitaian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lan-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menggunakan metodologi pendekatan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan terutama dalam bidang penelitian pendidikan.Menurut Arikunto (2014:3) “istilah deskriptif” berasal dari
37
39
bahasa inggris to describe yang artinya memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Menurut Iskandar (2009:18) Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberikan uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan fenomena tersebut secara jelas. Dengan demikian yang dimaksud penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk meneliti sebuah keadaan, kondisi, fenomena atau gejala sosial, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Dalam penelitian ini, hal yang akan dideskripsikan adalah nilai-nilai budaya Jambi yang terkandung dalam alat musik kelintang kayuyang berkaitan dengan pembelajaran matematika sebagai subjek penelitian. Proses pendeskripsian ini dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam alat musik kelintang kayu yang berkaitan dengan pembelajaran matematika. Disamping itu peneliti juga melakukan wawancara dengan narasumber yang bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang alat musik kelintang kayu dan kaitannya dengan pembelajaran matematika. 3.2
Instrumen Penelitian Karena penelitian ini bersifat kualitatif, maka yang menjadi instrumen utama
penelitian adalah peneliti sendiri. Menurut Guba dan Linclon (Moleong 2013, 163) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peniliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Sebagai
40
instrumen utama, peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, penganalisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya. Ciri-ciri umum manusia sebagai instrumen (Moleong, 2013:169-172) antara lain : 1)
Responsif : Manusia sebagai instrumen responsif terhadap lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan.
2)
Dapat menyesuaikan diri : Manusia sebagai instrumen hampir tidak terbatas dapat menyesuaikan diri pada keaddaan dan situasi pengumpulan data.
3)
Menekankan Keutuhan : Manusia sebagai instrumen memanfaatkan imajinasi dan kreativitasnya dan memandang dunia ini sebagai suatu keutuhan, jadi sebagai konteks yang berkesinambungan di mana mereka memandang dirinya sendiri dan kehidupannya sebagai sesuatu yang riek, benar, dan mempunyai arti.
4)
Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan : Sewaktu peneliti melakukan fungsinya sebagai pengumpul data dengan menggunakan berbagai metode, tentu saja ia sudah dibekali dengan pengetahuan dan mungkin latihan-latihan yang diperlukan.
5)
Memproses data secepatnya : Kemampuan lain yang ada pada manusia sebagai instrumen ialah memproses data secepatnya setelah diperolehnya, menyusunnya kembali, mengubah arah inkuiri atas dasar penemuannya, merumuskan hipotesis kerja sewaktu berada di lapangan, dan mengetes hipotesis kerja itu pada respondennya.
41
6)
Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan: Manusia sebagai instrumen memiliki kemampuan lainnya, yaitu kemampuan untuk menjelaskan sesuatu yang kurang dipahami oleh subjek atau responden.
7)
Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon yang tidak lazim dan idiosinkratik : Manusia sebagai instrumen memiliki pula kemampuan untuk menggali informasi yang lain dari yang lain, tidak direncanakan semula, yang tidak diduga terlebih dahulu, atau yang tidak lazim terjadi. Instrumen lainnya adalah pedoman wawancara untuk mengetahui nilai-nilai
budaya yang terkandung dalam alat musik kelintang kayuyang berkaitan dengan pembelajaran matematika.Pedoman wawancara berguna bagi peneliti untuk mengetahui tentang proses pembuatan alat musik kelintang kayu yang berkaitan denagn pembelajaran matematika. Pedoman wawancara hanya membimbing penelitian agar materi wawancara tetap terfokus pada permasalahan yang ingin diungkapkan. Dalam pelaksanaannya peneliti dapat mengembangkannya sesuai dengan kondisi yang sedang dialami saat itu, tetapi masih tetap mengacu pada pedoman wawancara. Data hasil wawancara berupa transkrip wawancara. Transkrip tersebut
berisi
pertanyaan-pertanyaan
peneliti
dan
jawaban
subjek
dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan. Berdasarkan transkrip tersebut, data tentang apa-apa saja nilai-nilai budaya Jambi yang terkandung dalam alat musik kelintang kayu yang berkaitan dengan pembelajaran matematika dapat dideskripsikan.
42
Diagram penyusunan dan pengembangan instrument digambarkan sebagai berikut:
Penyusunan Instrumen
Draf Penyusunan Revisi Dikonsultasikan dengan ahli
Layak digunakan?
Tidak Ya
Instrumen yang layak Gambar 3.1Diagram Penyusunan dan Pengembangan Instument
Dalam penyusunan dan pengembangan instrumen pedoman wawancara hal yang dilakukan pertama oleh peneliti adalah menyusun instrumen pedoman wawancara dan kisi-kisi instrumen pedoman wawancara. Selanjutnya peneliti membuat draf instrumen pedoman wawancara, setelah itu peneliti mengkonsultasikan dengan 2 orang validator yaitu 2 orang dosen pendidikan matematika seperti terdapat pada lampiran 7 dan 8. Setelah melakukan beberapa kali revisi, dan berdasarkan penilaian dari validator, dari segi konstruksi pedoman wawancara, bahasa wawancara, dan materi wawancara, lembar wawancara yang disusun sudah layak untuk digunakan dan dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8 halaman 89 dan 91. Hal ini
43
dikarenakan lembar wawancara tersebut hanya digunakan sebagai petunjuk dan pedoman agar pada saat wawancara peneliti tetap fokus pada masalah yang akan diteliti. 3.3
Subjek Penelitian Arikunto (2014:172) mengatakan yang dimaksud dengan sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel pada penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Sampel dalam penelitian kualitatif juga disebut sebagai sampel konstruktif, karena dengan sumber data dari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang semula belum jelas. Berdasarkan uraian diatas maka pada penelitian yang menjadi subjek penelitian adalah seniman alat musik kelintang kayu Jambi dan harmonisasi nada yang dihasilkan oleh alat musik kelintang kayu.
3.4
Sumber Data Penelitian Menurut Lofland dan Lofland (Moleong 2013: 157) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan
44
seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik. 1)
Kata-kata dan Tindakan Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai
merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/ audio tapes, pengambilan foto, atau film. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperanserta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.Dalam penelitian ini, sumber data penelitian berupa kata-kata hasil dari wawancara antara peneliti dengan seniman alat musik kelintang kayu. 2)
Sumber Tertulis Tindakan ini merupakan sumber kedua. Dilihat dari segi sumber data, bahan
tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa sumber tertulis yang berasal dari buku panduan tentang alat musik kelintang kayu, dokumen arsip permuseuman Jambi yang berkaitan dengan alat musik kelintang kayu, dan beberapa sumber tertulis yang berasal dari jurnal-jurnal hasil penelitian sebelumnya tentang alat musik kelintang kayu. 3)
Foto Foto dapat menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering
digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2013: 160) ada dua kategori foto
45
yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foro yang dihasilkan oleh peneliti sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan foto-foto yang bersumber dari album permuseuman Jambi, berupa foto alat musik kelintang kayu pada zaman dahulu dan beberapa foto yang terdapat di sanggar seni mindulahin, selain itu peneliti juga menggunakan beberapa foto yang penulis ambil sendiri di sanggar tersebut.
3.5
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), catatan lapangan dan dokumentasi.
observasi
wawancara Macam teknik pengumpulan data
Catatan Lapangan
dokumentasi
Gambar 3.2 Teknik Pengumpulan Data
46
3.5.1
Observasi (Pengamatan) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi (pengamatan). Guba dan
Lincoln (Moleong,2013:174) mengemukakan beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif, pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya antara lain sebagai berikut : 1) teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung; 2) teknik pengamatan juga memungkinkkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya; 3) pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data; 4) sering tejadi ada kekurangan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang dijaringnya ada yang keliru tau bias; 5) teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit; 6) dalam kasus-kasus tertentu dimana tertentu komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat. Peranan pengamat dalam penelitian ini adalah berperanserta secara lengkap. Menurut Buford Junker (Moleong,2013:176-177) gambaran tentang peranan peneliti berperan secara lengkap adalah pengamat menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamati. Dengan demikian ia dapat memperoleh apa saja yang dibutuhkannya, termasuk yang dirahasiakan sekalipun. Dalam sebuah pengamatan, peneliti tentulah harus menentukan fokus pengamatannya. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini, fokus pengamatan peneliti adalah pada alat musik kelintang kayu dan kaitannya dalam pembelajaran matematika
47
yaitu pada materi pola barisan dan deret. Hal yang diamati tentunya adalah bentuk struktur dari alat musik kelintang kayu, panjang kayu pada setiap nada, mengamati proses pembuatan alat musik kelintang kayu, serta mengamati bagaimana senimanseniman Jambi dalam memainkan alat musik kelintang kayu. Tahap penting dalam teknik pengamatan ini adalah pencatatan data. Menurut Guba dan Lincoln (Moleong,2013:180-182) ada beberapa petunjuk penting dalam pengamatan yaitu sebagai berikut : 1) membuat catatan lapangan ; 2) buku harian pengalaman lapangan ; 3) catatan tentang satuan-satuan tematis ; 4) catatan kronologi ; 5) peta konteks ; 6) taksonomi dan sistem kategori ; 7) jadwal pengamatan ; 8) sosiometrik ; 9) panel ; 10) balikan melalui kuesioner ; 11) balikan melalui pengamatan lainnya ; 12) daftar cek ; 13) alat elektronika yang disembunyikan ; 14) alat yang dinamakan topeng steno Catatan dari hasil pengamatan ini tentunya berupa catatan panjang kayu dalam setiap nada dalam alat musik kelintang kayu, proses pembuatan kelintang kayu, jenis kayu yang digunakan dan bagaimana cara memainkan alat musik kelintang kayu, serta kaitan alat musik tersebut dengan materi pola barisan dan deret. 3.5.2
Wawancara Menurut Moleong (2013:186) wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (inteviewed) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuan dari wawancara ini menurut Guba dan Lincoln (Moleong,2013:186) antara lain : mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisai, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain; merekonstruksi
48
kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu ; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang ; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain ; dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Dalam penelitian ini bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (in-depth interviews). Afrizal (2014:136) wawancara mendalam adalah suatu wawancara tanpa alternatif pilihan jawaban dan dilakukan untuk mendalami informasi dari seorang informan. Alasan menggunakan wawancara mendalam karena pewawancara perlu mendalami informasi dari seorang informan. Format wawancara yang digunakan bisa bermacam-macam yang disebut sebagai pedoman wawancara. Pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan berdasarkan masalah dalam rancangan penelitian. Berikut tabel kisi-kisi pedoman wawancara mendalam (in-depth interview): Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument wawancara mendalam (deep-interview) No. 1.
Dimensi Identifikasi Responden
Aspek 1. 2. 3. 4.
5. 6.
Nama Responden Umur Jenis Kelamin Profesi sebagai seniman asli atau hanya sebagai pengguna Profesi lainnya Lama menjalani profesi
Indikator 1. 2. 3. 4.
5.
6.
Mengetahui nama responden Mnegetahui umur responden Mengetahui jenis kelamin responden Mengetahui apakah responden merupakan asli seniman atau hanya sebagai pengguna alat musik kelintang kayu Mengetahui profesi lain respoden selain sebagai seniman Mengetahui lama nya responden bekerja
Nomor Butir 1.1 1.2 1.3 1.4
Jumlah Butir 1 1 1 1
1.5
1
1.6
1
49
No. 2.
3.
4.
Dimensi
sebagai seniman alat musik kelintang kayu Indikator
Aspek
Asal mula alat musik kelintang kayu
Tempat pertama 1. kali dibuat alat musik kelintang kayu 2. Tahun pertama 2. kali dibuat alat musik kelintang kayu
Mengetahui tempat pertama kali alat musik kelintang kayu dibuat Mengetahui tahun berapa pertama kali alat musik kelintang kayu dibuat
Bentuk alat musik kelintang kayu
1.
Mengetahui jenis – jenis kayu yang digunakan untuk membuat alat musik kelintang kayu Mengidentifikasi bentuk alat musik kelintang kayu Mengetahui tempat ditemukan kayu untuk pembuatan alat musik kelintang kayu Mengetahui proses pembuatan alat musik kelintang kayu Mengetahui banyak kayu yang dibutuhkan untuk membuat satu set alat musik kelintang kayu Mengetahui pedoman untuk menentukan panjang ukuran kayu dalam setiap kepingan Mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk membuat alat musik kelintang kayu Mengetahui sumber pengetahuan masyarakat tentang alat musik kelintang kayu Mengetahui pengaruh perbedaan panjang setiap kepingan terhadap perbedaan nada yang dihasilkan
Pembuatan alat musik kelintang kayu
1.
Jenis kayu yang 1. digunakan untuk membuat alat musik kelintang kayu 2. Bentuk alat 2. musik kelintang kayu 1. Proses 1. pembuatan
2.
3.
2.
Sumber Pengetahuan
4.
5.
6.
5.
Harmonisasi nada
1.
Nada yang 1. dihasilkan oleh musik kelintang kayu
Nomor Butir 2.1
Jumlah Butir 1
2.2
1
3.1
1
3.2
1
4.1, 4.2, 4.3
3 1
4.4 1 4.5 1 4.6
4.7 4.8
5.1
1 1
1
50
No.
6.
Dimensi
Pelestarian Alat musik kelintang kayu
Aspek
1.
Instansi-instansi terkait
Indikator
1. Mengetahui instansiinstansi apa saja yang masih mengembangkan kesenian alat musik kelintang kayu khususnya di kota Jambi
Nomor Butir
6.1
Jumlah Butir
1
Pedoman wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membimbing peneliti dalam menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam alat musik kelintang kayu yang berkaitan dengan materi pola barisan dan deret. Pada saat melaksanakan wawancara hal yang sangat penting adalah pencatatan data selama wawancara, karena data yang akan dianalisis didasarkan atas kutipan hasil wawancara. Oleh karena itu, pencatatan data perlu dilakukan dengan cara yang sebaik dan setepat mungkin. Untuk pencatatan data bisa dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan mengunakan catatan oleh pewawancara atau menggunakan rekaman tape recorder. Namun dalam penggunakan tape recorder ini hendaknya melalui persetujuan terwawancara terlebih dahulu. Pada tahapan wawancara ini yang akan diwawancara adalah seniman alat musik kelintang kayu yang terdapat di sanggar Mindulahin, Telanai Pura, Kota Jambi 3.5.3
Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian
kualitatif (Moleong,2013:208). Catatan ini berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau
51
pengamatan, berupa gambar, sketsa, sosiogram, diagram dan lain-lain. Proses ini dilakukan setiap kali selesai mengadakan pengamatan atau wawancara, tidak boleh dilalaikan karena akan tercampur dengan informasi lain dan ingatan seseorang itu sifatnya terbatas. Langkah-langkah penulisan catatan lapangan menurut Moleong (2013:216) adalah sebagai berikut : 1)
Pencatatan awal. Dilakukan sewaktu berada di latar penelitian dengan jalan menuliskan hanya kata-kata kunci pada buku nota. Peneliti mencatat apa saja kata-kata penting yang berhubungan dengan kelintang kayu seperti jenis kayu yang digunakan, berapa lama proses pembuatan dan hal lain yang sangat berkaitan.
2)
Pembuatan catatan lapangan lengkap setelah kembali ke tempat tinggal. Dilakukan dalam suasana yang tenang, tidak ada gangguan. Hasilnya sudah berupa catatan lapangan lengkap. Setelah sampai di rumah, peneliti akan mengembangkan catatan mengenai alat musik kelintang kayu, menjelaskan secara rinci apa saja data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Catatan lengkap ini bersumber dari kata-kata kunci yang telah dicatat sebelumnya serta hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan seniman alat musik kelintang kayu.
3)
Apabila sewaktu ke lapangan penelitian, kemudian teringat bahwa masih ada yang belum dicatat dan dimasukkan dalam catatan lapangan, dah hak itu dimasukkan kembali.
52
3.5.4
Dokumen Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dengan dokumen adalah
sesuatu hal yang perlu, karena dengan adanya dokumentasi maka bisa menambah tingkat keaslian kegiatan penelitian tersebut. Guba dan Lincoln (Moleong,2013:217) mengemukakan beberapa alasan digunakannya dokumen dan record dalam keperluan penelitian antara lain : 1)
Dokumen dan recorddigunakan karena merupakan sumber stabil, kaya dan mendorong
2)
Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian
3)
Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel apabila
didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Dalam penelitian ini, dokumen mengenai alat musik kelintang kayu diambil pada saat peneliti melakukan penelitian di sanggar mindulahin, berupa dokumentasi foto-foto alat musik kelintang kayu, foto proses pembuatannya, serta video saat para seniman sedang memainkan alat musik tersebut. 3.6
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini mengacu pada
tahap atau prosedur penelitian menurut Bogdan yang dimodifikasi oleh Moleong (2013:126) 3.6.1 Tahap Pra-lapangan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
53
1)
Menyusun rancangan penelitian
2)
Melakukan survey tempat penelitian, yaitu ke Sanggar Mindulahin, Telanai Pura, Kota Jambi. Hal yang dilakukan peneliti dalam tahap ini secara umum yaitu menemui seniman alat musik kelintang kayu yang mengajar di sanggar tersebut.
3)
Meminta perizinan untuk melakukan penelitian.
4)
Menyusun instrument penelitian. Kemudian instrumen penelitian tersebut divalidasi oleh ahli.
5)
Membuat kesepakatan dengan seniman alat musik kelintang kayu mengenai waktu yang akan digunakan untuk penelitian.
3.6.2
Tahap Pekerjaan Lapangan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pekerjaan lapangan adalah sebagai
berikut: 1)
Persiapan diri dan semua perangkat yang dibutuhkan saat melakukan penelitian seperti pedoman wawancara, kamera, alat perekam dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan.
2)
Melakukan wawancara kepada para informan tentang alat musik kelintang kayu berdasarkan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya.
3)
Menganalisis hasil wawancara.
4)
Menguji kredibilitas data
54
3.7
Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2013 : 280). Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2013:248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Menurut Miles & Huberman (Sugiyono, 2013 : 91) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan
yaitu:
reduksi
data,
penyajian
data,
penarikan
kesimpulan/verifikasi. 3.7.1
Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstakan, dan transformasi data "kasar" yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama
55
proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (acapkali tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, membuat memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Dalam penelitian ini petunjuk pengkodingan yang digunakan dalam mendeskripsikan hasil penelitian berupa penjabaran mengenai keterkaitan alat musik kelintang kayu dengan pembelajaran matematika pada materi pola barisan dan deret. PP.01: Pertanyaan pertama peneliti kepada nara sumber mengenai alat musik kelintang kayu dan kaitannya dengan pembelajaran matematika pada materi pola barisan dan deret. J.01 : Jawaban pertama nara sumber mengenai alat musik kelintang kayu dan kaitannya dengan pembelajaran matematika pada materi pola barisan dan deret. Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan "reduksi data" peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan transformasikan dalam aneka
56
macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas dan sebagainya. Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau peringkat-peringkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana. Dalam penelitian ini, setelah peneliti memperoleh data dari tahap pengumpulan data, peneliti akan menyaring data-data yang perlu yaitu hanya data tentang alat musik kelintang yang berkaitan dalam pembelajaran matematika, khususnya pada materi pola barisan dan deret. 3.7.2
Penyajian Data Miles & Huberman (1992) membatasi suatu "penyajian" sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna. Penyajian data dalam penelitian ini, akan disajikan data hasil penelitian tentang analisis nilai budaya Jambi yang terkandung dalam alat musik kelintang kayu yang berkaitan dengan pembelajaran matematika khusunya pada materi pola barisan
57
dan deret. Data yang disajikan berupa catatan lengkap mengenai hasil penelitian, dokumentasi lapangan, berupa foto-foto alat musik kelintang kayu. 3.7.3
Menarik Kesimpulan Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman (1992) hanyalah sebagian
dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan "kesepakatan intersubjektif" atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya,
kekokohannya,
dan
kecocokannya,
yakni
yang
merupakan
validitasnya. Setelah dilakukan penelitian dan diperoleh data hasil penelitian, peneliti akan menarik kesimpulan mengenai hasil analisis, yaitu adanya nilai budaya Jambi yang bisa dikaitan dengan pembelajaran matematika, khususnya pada materi pola barisan dan deret, yaitu pola yang dibentuk oleh alat musik kelintang kayu. 3.8
Kredibilitas Data Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria
kredibilitas Menurut Moleong (2013:324) penerapan derajat kepercayaan berfungsi untuk : pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayan
58
penemuan dapat dicapai; kedua, mempertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda. Untuk mempertanggung jawabkan kredibilitas data dalam penelitian ini, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1)
Melakukan
triangulasi
waktu.
Triangulasi
waktu
merupakan
teknik
pengecekan keabsahan data dengan menggunakan metode yang sama pada subjek tetapi pada waktu yang berbeda. Penelitian dengan triangulasi waktu ini akan lebih valid hasilnya karena peneliti dapat membandingkan data yang diperoleh dari nara sumber yang sama dengan waktu yang berbeda sehingga hasilnya akan lebih baik meyakinkan. Namun dalam triangulasi ini peneliti harus bersabar, karena waktu yang dibutuhkan cukup lama. Hasil wawancara dalam triangulasi ini akan dibandingkan dengan hasil wawancara yang pertama. Triangulasi waktu ini dilakukan peneliti bertujuan untuk mencari kesesuaian data tentang nilai-nilai yang terkandung dalam alat musik kelintang kayu yang berkaitan dengan pemelajaran matematika pada materi pola barisan dan deret yang diperoleh dari nara sumber yang sama pada waktu yang berbeda. 2)
Jika tahapan triangulasi mendapatkan data yang berbeda maka akan dilakukan triangulasi sumber, dengan menanyakan kembali kepada sumber prinsip apakah yang mereka pakai
59
3)
Membuat catatan setiap tahapan penelitian
dan dokumentasi
yang
lengkap.Secara berkala peneliti melakukan refleksi mengenai pemikiranpemikiran yang muncul dan tindakan-tindakan yang telah dilakukan. 4)
Melakukan pentranskripan segera setelah melakukan pengambilan data. Hal ini dilakukan agar unsur-unsur subjektifitasdalam peneliti tidak ikut mengintervensi data penelitian.
5)
Melakukan pengecekan berulang kali terhadap rekaman suara, lembar jawaban dan transkrip wawancara agar diperoleh hasil yang sahih.