BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bersifat analitik, karena penelitian ini akan mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional, karena pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada saat yang sama (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). B. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di poliklini penyakit dalam RSUD Dr. Moewardi pada bulan Desember 2015-Januari 2016. C. Subjek penelitian 1.
Populasi penelitian Populasi sumber pada penelitian ini adalah semua pasien DM yang berobat jalan di poliklinik penyakit dalam RSUD Dr. Moewardi.
2.
Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang berobat jalan di poliklinik penyakit dalam RSUD Dr. Moewardi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
29
30
a.
Kriteria inklusi Semua pasien DM tipe 2 yang berusia kurang dari 60 tahun.
b.
Kriteria eksklusi Pasien DM tipe 2 dengan riwayat defisiensi vitamin B12, penyakti autoimun, HIV AIDS, kusta, trauma atau kompresi saraf, dan tumor.
3.
Besar Sampel Penelitian yang menggunakan analisis multivariat paling sering menggunakan rule of thumb sebagai patokan penghitungan besar sampel. Salah satu rule of thumb adalah bahwa subjek yang diperlukan yaitu antara 5 – 50 kali jumlah variabel independen. Pada penelitian ini, terdapat 2 variabel independen, yaitu lama menderita DM tipe 2 dan kadar gula darah, namun karena terdapat variabel perancu yang dapat mempengaruhi variabel terikat sehingga variabel perancu tersebut ikut diteliti dalam penelitian ini. Jumlah variabel yang diteliti pada penelitian ini yaitu ada 6, sehingga jumlah subjek yang akan diteliti adalah 30 orang (Taufiqurochman, 2008).
4.
Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan oleh peneliti (Murti, 2010).
31
D. Rancangan Penelitian Populasi Subjek Lama menderita
Kadar gula darah
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik (MNSI)
DPN (-)
DPN (+)
Analisis statistik
E. Identifikasi variabel penelitian 1.
Variabel terikat
: DPN
2.
Variabel bebas
: Lama menderita DM tipe 2 dan kadar gula darah
3.
Variabel perancu yang diteliti: Hipertensi, dislipidemia, obesitas, dan kebiasaan merokok.
F. Definisi operasional variabel penelitian 1.
Lama menderita DM a.
Definisi
: Lama menderita DM tipe 2 diartikan sebagai rentang waktu pasien menderita DM tipe 2, dihitung mulai pertama kali terdiagnosis sampai dengan penelitian dijalankan.
32
2.
b.
Alat ukur
: Anamnesis
c.
Skala variabel
: Rasio
Kadar Gula darah d.
Definisi
: Pemeriksaan HbA1c dapat mengetahui apakah kadar gula darah terkontrol atau tidak dalam waktu 6-12 minggu terakhir, tanpa dipengaruhi asupan kalori yang baru saja dikonsumsi. Kadar gula darah dikatakan terkontrol jika hasil HbA1C ≤ 7% dan tidak terkontrol jika HbA1C >7 %.
3.
a.
Alat ukur
: Data rekam medis
b.
Skala variabel
: Nominal dikotomik
Hipertensi a.
Definisi
: Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg dalam kondisi istirahat.
4.
b.
Alat ukur
: Data rekam medis
c.
Skala variabel
: Nominal dikotomik
Dislipidemia a.
Definisi
: Kelainan metabolisme lipid yang ditandai oleh peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Dislipidemia bila kolesterol total
33
>200 mg/dl atau Trigliserid >150 mg/dl atau HDL <40 mg/dl atau LDL >130 mg/dl.
5.
b.
Alat ukur
: Data rekam medis
c.
Skala variabel
: Nominal dikotomik
Obesitas a.
Definisi
: Obesitas ditentukan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang dihitung dengan rumus: IMT =
Berat
Badan
(Kilogram)/Tinggi
Badan
(meter2). Kriteria untuk obesitas bila IMT > 25,0 dan tidak obesitas bila IMT < 25,0.
6.
b.
Alat ukur
: Data rekam medis
c.
Skala variabel
: Nominal dikotomik
Kebiasaan merokok a.
Definisi
: Kebiasaan merokok diukur berdasarkan kriteria dari Sitepoe (1997) bahwa perokok adalah seseorang yang merokok sedikitnya satu batang per hari selama sekurang – kurangnya satu tahun.
b.
Alat ukur
: Anamnesis
c.
Skala variabel
: Nominal dikotomik
34
7.
DPN a.
Definisi
: Gejala neuropati perifer seperti rasa kebal, kesemutan, sensasi tertusuk duri, terbakar, dan tersengat listrik, kelemahan otot, berkurang atau hilangnya reflek, dan deformitas pada kaki yang disebabkan oleh perubahan metabolik dan mikrovaskuler pada pasien DM tipe 2, tanpa adanya penyebab lain (Tesfaye dan Selvarajah, 2012). Subjek dikatakan DPN jika skor MNSI ≥ 4 dan tidak DPN jika skor MNSI <4.
b.
Alat ukur
: Kuesioner
c.
Skala variabel
: Nominal dikotomik
G. Alat dan bahan penelitian 1.
Formulir biodata dan lembar persetujuan
2.
Rekam medis
3.
Lembar kuesioner MNSI Kuesioner MNSI merupakan kuesioner yang masih menggunakan bahasa Inggris dan di Indonesia belum pernah ada yang melakukan uji validitas dan reliabilitas
terhadap kuesioner MNSI versi bahasa
Indonesia. Sehingga peneliti perlu melakukan uji pendahuluan berupa uji validitas dan reliabilitas sebelum menggunakan kuesioner tersebut sebagai alat diagnostik pada penelitian ini. Uji validitas yang dilakukan
35
disini adalah uji validitas isi (konten). Kisi-kisi/blueprint MNSI akan dijabarkan pada tabel 3.1 di bawah. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode test-retest, yaitu dengan cara menanyakan 15 pertanyaan yang ada di dalam kuesioner kepada 10 pasien, yang terdiri dari 5 orang dengan DPN dan 5 orang tanpa DPN dan dilakukan sebanyak dua kali dengan jarak waktu dua hari. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner MNSI Aspek Neuropati
Pertanyaan Favorable
Gangguan sensorik
Jumlah butir
Unfavorable
2,3,5,6,8,11,12 7
8
1
2
serabut saraf kecil Gangguan sensorik
13
serabut saraf besar Gangguan motorik
4,10, 14
3
Riwayat neuropati
9,15
2
diabetika dan/atau ulkus diabetika sebelumnya Jumlah
13
2
15
H. Cara Kerja 1.
Peneliti membagikan formulir data dan lembar persetujuan.
36
2.
Melakukan anamnesis.
3.
Anamnesis dilakukan menggunakan acuan kuesioner MNSI.
4.
Mengelompokkan subjek menjadi dua kelompok yaitu neuropati dan tidak neuropati.
5.
Mencatat data – data yang diperlukan seperti lama menderita DM tipe 2, kadar HbA1c, profil lipid, tekanan darah, IMT, dan kebiasaan merokok baik dari data rekam medis, anamnesis, maupun pemeriksaan.
6. I.
Analisis data menggunakan SPSS.
Teknik analisis data Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diuji dengan analisis bivariat uji t tidak berpasangan untuk mencari rerata lama menderita DM tipe 2, uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan antar variabel, kemudian dianalisis dengan analisis regresi logistik ganda guna mencari nilai Odds Ratio (OR). Dengan menggunakan uji Chi-Square, variabel-variabel bebas akan dianalisis masing-masing secara bivariat terhadap variabel terikat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara kedua variabel bermakna secara statistik atau tidak. Analisis regresi logistik ganda digunakan untuk menganalisis hubungan beberapa variabel independen dengan sebuah variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi (Sabri dan Hastono, 2014). Model regresi logistik ganda dituliskan sebagai berikut:
37
P Ln (
) = a + b1x1 + b 2x2 + b3x3+ b4x4+ b5x5 1-p
Dimana : p
= probabilitas untuk mengalami DPN
1-p
= probabilitas untuk tidak mengalami DPN
a
= konstanta
b
= koefisien regresi
x1
= lama menderita (0:
menderita) x2
= kontrol gula darah (0: terkontol; 1: tidak terkontrol)
x3
= hipertensi
x4
= dislipidemia
x5
= kebiasaan
(0: tidak hipertensi; 1: hipertensi) (0: tidak dislipidemia; 1: dislipidemia)
merokok (0: bukan perokok; 1: perokok.
Hubungan variabel yang diteliti, ditunjukkan oleh OR= exp (b) dengan disertai Confidence Interval (CI) 95%. Kemaknaan statistik dari OR diuji dengan uji Wald, hasilnya ditunjukkan oleh nilai p (p > 0,05). Interpretasi OR adalah sebagai berikut: 1.
OR = 1 tidak ada hubungan antara lama menderita DM tipe 2 dan kadar gula darah dengan kejadian DPN.
2.
≤ OR < 1 semakin lama menderita DM tipe 2 dan kadar gula darah tidak terkontrol menurunkan risiko kejadian DPN.
38
3.
1 < OR ≤
semakin lama menderita DM tipe 2 dan kadar gula darah
tidak terkontrol meningkatkan risiko kejadian DPN.