BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tipologi Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey, dimana penelitian ini akan mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang dilakukan untuk m mengetahui status suatu gejala dan menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya dengan standar yang telah dipilih, serta untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang disusun sebelumnya (Singarimbun & Effendi, 2006 dalam Ramdhani 2012). Desain penelitian ini menggunakan pendekaan cross-sectional model. Menurut Arikunto (1992 dalam Suatmaja 2004), pendekaan cross-sectional model yaitu pengumpulan data dilakukan satu kali pada waktu yang telah ditentukan, sehingga dengan cepat data dapat dikumpulkan, serta menggambarkan adanya perubahan atau perkembangan (sikap, pandangan, opini) responden pada saat dilakukannya penelitian karena subjek diambil dari berbagai tingkat usia. Penelitian ini juga merupakan pendekatan kuantitatif dimana penelitian tersebut menekankan analisis pada data angka yang diolah dengan metode statistika tertentu, atau istilahnya merupakan penelitian yang bersifat angka. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil area penelitian di Kota Surakarta. Hal ini dilakukan karena di Kota Surakarta itu sendiri memiliki banyak
32
33
universitas dan juga terdapat beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dapat dijadikan responden. Untuk membuktikan adanya expectation gap, dilakukan survey terhadap sampel dengan menggunakan faktor tanggung jawab auditor (responsibility), faktor keandalan laporan keuangan auditan (reliability), faktor kegunaan laporan keuangan auditan (decision usefulness), auditor dan proses audit (audit and audit process), dan peran auditor (auditor’s role).
3.2 Populasi dan Teknik Sampling Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Sekaran, 2000). Jadi, populasi adalah keseluruhan kelompok yang dijadikan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu auditor, dosen atau pendidik akuntansi, dan mahasiswa akuntansi yang berada di wilayah Solo baik di universitas negeri maupun universitas swasta. Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dari peniliti maka peneliti tidak melakukan terhadap keseluruhan populasi. Oleh karena itu peneliti mengambil sampel untuk mewakili populasi dalam penelitian ini. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti secara detail (Sekaran, 2000). Sampel dalam penelitian ini adalah auditor, dosen akuntansi, dan mahasiswa dengan kriteria sebagai berikut:
34
a.
Auditor, yang merupakan akuntan publik yang berpraktek sebagai akuntan publik dan berdomisili di wilayah Solo.
b.
Akuntan pendidik, merupakan dosen jurusan akuntansi baik perguruan tinggi negeri maupun swasta yang berdomisili di wilayah Solo.
c.
Mahasiswa akuntansi, merupakan mahasiswa yang mengambil jurusan akuntansi dengan jenjang pendidikan Strata 1 baik regular maupun transfer di universitas negeri dan swaswa yang berada di Solo. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode Non-
Probability Sampling yang berupa Convenience Sampling.Non-Probability Sampling adalah metode pengambilan sampel yang setiap anggota populasinya tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel, sedangkan Convenience Sampling adalah metode pengambilan sampel dari populasi yang kebetulan ada di tempat untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan. (Sekaran, 2000). Convenience Sampling digunakan karena pelaksanaannya mudah dan cepat serta tidak menghabiskan banyak biaya. Untuk responden dosen dan mahasiswa akuntansi, secara Convenience penulis memilih beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di Kota Solo. Kuesioner yang akan dibagikan yaitu, 20 kuesioner untuk 20 auditor yang berada di Kota Surakarta, 50 kuesioner untuk 50 dosen akuntansi di Kota Surakarta baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta, dan 100 kuesioner untuk mahasiswa akuntansi baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Untuk responden mahasiswa, penulis mengambil sample dari mahasiswa di
35
atas semester 5 atau mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah audit secara keseluruhan, baik auditing dasar hingga auditing pemeriksaan / forensik.
3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah instrument kuesioner yang dkirimkan kepada masing-masing responden dalam masing-masing sampel. Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung pada responden yang dipilih. Penulis setidaknya membutuhkan dua kali pertemuan dengan responden dosen akuntansi dan auditor, pertemuan pertama untuk menyerahkan kuesioner dan pertemuan kedua untuk mengambil kuesioner. Waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan semua data yaitu dua minggu. Untuk KAP, tujuan pengiriman adalah pimpinan masing-masing KAP dan meminta untuk menyebarkan kepada auditor bawahannya. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan literatur-literatur yang relevan dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini sebagai data sekunder untuk mendukung data primer yang dipakai sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai. Selain itu, expectation gap diukur dengan jawaban dan tanggapan terhadap pertanyaan dan pernyataan yang diajukan. Total pertanyaan dan pernyataan yang diajukan berjumlah 38 item dimana 7 pertanyaan untuk mengukur variabel tanggung jawab auditor, 6 pertanyaan untuk keandalan laporan auditan, 3 pertaanyaan untuk mengukur kebermanfaatan laporan auditan, 13 pertanyaan untuk
36
mengukur auditor dan proses audit, serta 9 pertanyaan untuk mengukur peran auditor. Kemudian tiga kelompok responden tersebut diminta untuk memilih jawaban atas pertanyaan dan pernyataan yang dianggap paling tepat dalam skala likert tujuh poin. Skala likert dapat digunakan untuk menguji sejauh mana tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan sebjek terhadap pertanyaan dan pernyataan yang diajukan (Sekaran, 2000).
3.4 Instrumen Penelitian Instrument
yang
digunakan
adalah
modifikasi
intrumen
yang
dikembangkan oleh Best et al (2001) untuk faktor tanggung jawab auditor, keandalan laporan auditan, dan kebermanfaatan laporan auditan. Untuk faktor auditor dan proses audit serta peran auditor menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Gramling & Wallace (1996). Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini terdiri atas 6 bagian. Bagian pertama berisi mengenai identitas responden yang meliputi jenis kelamin, usia responden, pendidikan terkahir, tempat bekerja, dan lain sebagainya. Bagian kedua berisi faktor responsibility atau tanggung jawab auditor yang diwakili oleh 7 buah pertanyaan yang berhubungan dengan pandangan responden terhadap tanggung jawab auditor untuk: 1. Mendeteksi semua kecurangan, 2. Pencegahan kecurangan, 3. Pemeliharaan catatan akuntansi,
37
4. Penyusunan laporan keuangan, 5. Perlindungan atas terjadinya kecurangan, 6. Pengawasan sistem pengendalian intern dan perlindungan aset klien. Bagian ketiga berisi faktor reliability atau keandalan laporan auditan yang diwakili oleh 6 pertanyaan yang berhubungan dengan pandangan responden terhadap apakah laporan hasil auditan: 1. Memberikan keyakinan absolute bahwa laporan keuangan auditan telah bebas salah saji material, 2. Penggunaan metode akuntansi oleh manajemen klien telah tepat, 3. Perusahaan terbebas dari fraud, 4. Keakuratan laporan keuangan auditan, 5. Perusahaan telah terjamin going concern, dan 6. Pengelolaan perusahaan telah benar. Bagian keempat berisi mengenai decision usefulness atau kebermanfaatan laporan hasil auditan yang merupakan bagaimana pandangan responden terhadap apakah laporan auditan dapat digunakan untuk: 1. Memonitor proses kinerja perusahaan klien, 2. Mengambil keputusan, 3. Memberikan sudut pandang yang benar dan wajar bagi penggunanya. Bagian Kelima berisi mengenai Auditor and Audit Process atau auditor dan proses audit. Pertanyaan yang diajukan untuk mengukur persepsi responden mengenai
38
variabel auditor dan proses audit terdiri atas 13 pertanyaan yang terdiri dari apakah anda setuju bahwa: 1. Kualitas audit perusahaan sudah meningkat dari tahun ke tahun. 2. Para pengguna jasa audit mengharapkan terlalu banyak dari auditor. 3. Auditor terlalu memperhatikan pemenuhan keinginan manajemen perusahaan 4. Proses audit sangat diremehkan dengan adanya standar akuntansi yang tidak tepat. 5. Auditor bersedia untuk melakukan penyelesaian tuntutan atas kelalaiannya diluar pengadilan. 6. Audit hanya mempunyai sedikit manfaat untuk perusahaan. 7. Penyelesaian suatu penugasan audit membutuhkan waktu cukup lama. 8. Auditor tidak memahami masalah bisnis perusahaan yang diaudit. 9. Auditor harusnya melaporkan efisiensi manajemen kepada pemegang saham. 10. Auditor seharusnya mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan efisiensi manajemen. 11. Komite audit yang terdiri dari direktur non-eksekutif seharunya meningkatkan independensi auditor. 12. Kualitas kerja audit secara lengkap sudah diatur oleh profesi akuntansi. Bagian keenam merupakan pertanyaan yang diajukan untuk mengukur persepsi responden dalam isu peran auditor ada 9 item pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan
39
tersebut adalah Apakah anda setuju auditor harus menjamin bahwa laporan keuangan yang diaudit: 1. Sesuai dengan standar akuntansi keuangan. 2. Konsisten dengan praktek akuntansi yang berlaku. 3. Tidak ada penyimpangan yang disengaja yang material. 4. Tidak ada kesalahan tak disengaja yang material. 5. Semua kecurangan yang material dapat dideteksi. 6. Sistem pengendalian internal perusahaan yang diaudit berjalan dengan memuaskan. 7. Kelangsungan hidup perusahaan masa yang akan datang tidak diragukan. 8. Perusahaan berjalan secara efisien. 9. Semua tindakan yang salah telah dikonfirmasikan secara signifikan (cukup berarti) kepada lembaga yang berwenang
3.5 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini setidaknya akan terdapat dua jenis pengujian, yaitu pengujian data dan pengujian hipotesis. Menurut Emory & Copper (1999), setidaknya pada saat memilih alat uji harus ada tiga pertanyaan yang dikemukakan yaitu meliputi: 1. Dalam pengujian tersebut akan ada berapa sampel? Satu, dua, atau n-sampel? 2. Jika ada lebih dari satu sampel, apakah kasus individual, independen, atau korelasi?
40
3. Bagaimanakah skala pengukurannya? Nominal, ordinal, atau rasio? Adapaun dalam penelitian ini akan menggunakan tiga sampel responden, yaitu auditor, dosen akuntansi, dan mahasiswa akuntansi yang telah mengambil semua mata kuliah auditing. Kemudian, skala yang digunakan adalah skala likert yang masuk dalam golongan skala interval, sehingga untuk menguji H1 dan H2, maka untuk pengujian data dilakukan uji validitas, reliablitas, dan normalitas yang menggunakan alat bantu pada program SPSS. 3.5.1
Pengujian Data Dalam analisis data yang terkumpul, untuk mengetahui kualitas data
maka digunakan pengujian-pengujian dengan metode statistik. Didalam penelitian ini, pengujian data yang dilakukan adalah: 3.5.1.1 Uji validitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan telah mengukur apa yang ingin diukur. Di dalam penelitian ini menggunakan pendekatan construct validity, yaitu pengukuran validitas dengan cara menguji apakah suatu instrumen mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan. Untuk penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah Pearson Product-moment. Dalam menentukan valid atau tidak, ditentukan oleh kekuatan korelasi nilai hasil uji setiap pernyataan dengan nilai total setiap variabel yang telah ditentukan. Tingkat signifikansi yang ditentukan untuk penelitian ini adalah 5%. Suatu pernyataan dikatakan valid apabila nilai signifikansi hasil uji lebih besar daripada nilai signifikansi tabel untuk tingkat
41
5%, atau nilai r hitung > r tabel. Pengujian menggunakan Pearson Productmoment dipilih karena lebih stabil dan memiliki tingkat kesalahan yang kecil (Arikunto, 1992: 216). 3.5.1.2 Uji reliabilitas Uji ini digunakan untuk menguji sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, jika dilakukan dua kali atau lebih. Untuk penelitian ini uji reliabilitas yang digunakan adalah metode cronbach-alpha (rumus alpha). Penggunaan uji reliabilitas dengan rumus alpha dipilih karena di dalam penelitian ini menggunakan instrumen kuisioner yang skornya bukan 1 atau 0, tetapi menggunakan skala likert 7 angka. Menurut Arikunto (1992), tingkat keandalan suatu alat ukur ditentukan apabila nilai signifikansi alpha: 0,800 – 1,000
: tingkat reliabilitas sangat tinggi.
0,600 – 0,800
: tingkat reliabilitas tinggi.
0,400 – 0,600
: tingkat reliabilitas agak tinggi.
0,200 – 0,400
: tingkat reliabilitas rendah.
0,000 – 0,200
: tingkat reliabilitas sangat rendah.
Pada dasarnya nilai reliabilitas suatu alat ukur tidak akan melebihi angka 1 dan semakin mendekati angka 1 maka tingkat keandalan dari alat ukur tersebut akan semakin tinggi, demikian juga sebaliknya, apabila menjauhi angka 1 berarti tingkat keandalannya semakin rendah. 3.5.1.3 Uji normalitas
42
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi terdistribusi secara normal atau tidak. Apabila data yang dikumpulkan berdistribusi normal maka metode statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, sedangkan apabila didapatkan distribusi yang tidak normal maka digunakan statistik non-parametrik (Djarwanto, 1996:3) dalam penelitian ini untuk uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Apabila di dalam pengujian normalitas ternyata didapati bahwa: -
Nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti bahwa data tidak berdistribusi normal.
-
Nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, yang berarti bahwa data berdistribusi normal.
3.5.2
Pengujian Hipotesis. Untuk pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan dua macam
metode statistik. Tujuan pengujian hipotesis ini adalah untuk mengukur persepsi auditor, persepsi dosen akuntansi dan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai expectation gap didalam faktor tanggung jawab auditor, keandalan laporan auditan, kebermanfaatan laporan auditan, auditor dan proses audit, serta peran auditor. Dalam pemilihan metode statistik didasarkan pada distribusi sampel yang kembali. Ada dua kemungkinan yang terjadi terhadap distribusi sampel yaitu berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Untuk pengujian hipotesis ini peneliti menggunakan software SPSS sebagai alat bantu statistik.
43
a) Metode A: Apabila data berdistribusi normal. Apabila ternyata data yang dikumpulkan memiliki distribusi normal, maka metode statistik yang dipilih adalah metode analisis varians (oneway anova). Uji ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua mean untuk dua kelompok yang berbeda dalam variabel yang diinginkan. Dalam pengujian ini level of signifikan yang dipilih adalah 5% atau α = 0,05, sehingga apabila: - Nilai p-value lebih besar atau sama dengan dari 0,05 maka H0 diterima. - Nilai p-value lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. b) Metode B: Apabila data tidak berdistribusi normal. Apabila data yang dikumpulkan ternyata memiliki distribusi data tidak normal maka metode statistik yang digunakan adalah uji Kruskal Wallis. Seperti halnya dengan metode A, level of signifikan yang dipilih adalah 5% atau α = 0,05. Sehingga apabila: - Nilai p-value lebih besar atau sama dengan dari 0,05 maka H0 diterima. - Nilai p-value lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.