36
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif
dengan
menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika.1 Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan yang mengupas permasalahan dengan mengolah data, yang mana pendekatan ini dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau
penomena
mendeskripsikan
berfikir
sebenarnya. 2 kreatif
Penelitian ini bertujuan untuk
siswa
dan
hasil
belajar
dengan
memperhatikan kognitif 3(C-3) serta penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP 1 palangkaraya dengan alamat Jalan A. Yani No. 12 Kelurahan Langkai Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya tahun ajaran 2012/2013 di kelas VII semester 1 pada bulan oktober - november 2012.
1
Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007, h.5 Bambang prasetyo, Metode penelitian kuntitatif teori dan aplikasi jakarta : rajawali pers 2005 hal 42 2
36
37
C. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 3 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMPN 1 Palangka Raya pada tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 6 kelas. Sebaran siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri 1 Palangkaraya tahun ajaran 2012/2013 dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 3.1 Data siswa SMP Negeri 1 Palangka Raya Tahun Ajaran 2012/2013
No 1 2 3 4 5 6
Kelas VII-1 VII-2 VII-3 VII-4 VII-5 VII-6 Jumlah
Jumlah Laki-laki Perempuan 20 20 19 20 20 20 20 20 22 17 19 21 120 118
Total 40 39 40 40 39 40 238
Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 1 Palangka Raya bulan Oktober Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Sampel Sampel adalah seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari.4 Pengambilan sampel digunakan dengan teknik Probibility Sample (populasi di anggap memiliki peluang yang sama) dan yang dipilih adalah random sampling (sampel sederhana secara acak) dengan anggapan tingkat 3
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2008, h. 117 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006, h.111 4
38
kemampuan semua individu adalah homogen.5 Siswa yang termasuk kelas sampel dianggap homogen
dan mendapat kesempatan yang sama untuk
menjadi sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII-4 dengan jumlah siswa 40 orang.
D. Tahap – Tahap Penelitian Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap persiapan Pada tahap ini dilakukan hal sebagai berikut: -
Menetapkan tempat penelitian
-
Permohonan ijin pada instansi terkait
-
Membuat instrumen penelitian
2. Tahap pelaksanaan penelitian a. Pada kelas sampel yang terpilih diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran sains tekhnologi masyarakat, dimana peneliti sebagai pengajar. Pada KBM dengan penerapan model pembelajaran Sains tekhnologi masyarakat terlihat siswa lebih aktif mengutarakan pendapatnya dimana guru banyak memberikan pancingan atau apresepsi pada siswa sebagai umpan untuk mereka lebih kreatif dalam berfikir dan mengkomunikasikan gagasannya secara aktif. Siswa diberikan pembelajaran secara kooperatif dimana tiap kelompok mengerjakan bersama- sama
5
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2008, h. 117
39
LKPD yang diberikan guru dan diakhir pertemuan tiap siswa akan diberikan sejumlah soal berfikir kreatif dan setiap pertemuan akan selalu diberiakan tes berfikir kreatif guna melihat peningkatan berfikir kreatif siswa tiap pertemuan selama penerapan Sains Tekhnologi Masyarakat(STM) b. Pengelolaan pembelajaran diamati oleh dua orang pengamat yaitu dosen STAIN Palangkaraya dan guru fisika SMP Negeri 1 Palangkaraya dan telah mengamati dan menilai pelaksanaan PBM dari RPP 1, RPP 2, dan RPP 3 pada lembar penilaian pengelolaan pembelajaran yang telah disediakan c. Pada pertemuan akhir setelah penerapan Model Pembelajaran Sains Tekhnologi Masyarakat diberikan tes hasil belajar untuk mengetahui hasil belajar siswa dan bentuk soal pilihan ganda. 3.
Tahap Analisis Data Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan dan penskoran
data yang telah didapat selama penelitian sebagai berikut: a. Menganalisis data pengamatan pengelolaan pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran Sains Tekhnologi Masyarakat pada bahasan Kalor. b. Menganalisis jawaban siswa
pada THB kognitif untuk mengetahui
seberapa besar hasil belajar fisika dengan penerapan Model Pembelajaran Sains Tekhnologi Masyarakat pada pokok bahasan kalor
40
c. Menganalisis jawaban berfikir kreatif pada tiap pertemuan dan memberikan skor pada tiap kali test guna melihat peningkatan berfikir kreatif d. Peneliti mengambil kesimpulan dari hasil analisis data yang dilakukan. 4. Tahap Kesimpulan Peneliti mengambil kesimpulan dari hasil analisis data yang dilakukan untuk mendeskripsikan upaya perbaikan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada pokok bahasan kalor untuk meningkatkan berfikir kreatif siswa di kelas vii semester 1 di SMPN 1 Palangkaraya tahun tahun ajar 2012/2013”.
E. Teknik Pengumpulan Data Tekhnik Pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini antara lain Observasi, Lembar pengamatan, Tes berfikir kreatif, tes hasil belajar dan dokumentasi. 1.
Observasi Observasi
adalah
cara
menghimpun
bahan
–
bahan
atau
keterangan(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena – fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.6 Observasi dilakukan peneliti saat awal
6
Anas Sudijono, pengantar Statistik pendidikan . Jakarta : PT Raja Grafindo, 2005
h. 92
41
penelitian guna meminta izin di sekolah yang dituju serta melihat kondisi dan keadaan disekolah yang nantinya akan dijadikan tempat penelitian 2.
Lembar penilaian test kreatifitas Lembar test kreatifitas siswa adalah angket soal essay, yang diberikan sebanyak tiga kali setiap selesai kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model Sains Tekhnologi Masyarakat.
3. Tes hasil Belajar. Lembar tes hasil belajar yang diberikan diakhir peretemuan untuk mengukur ketuntasan siswa dalam materi kalor dengan menggunakan model pembelajaran sains teknologi masyarakat. 4. Lembar pengamatan. Lembar pengamatan meliputi lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran fisika dengan model sains tekhnologi Masyarakat pada pokok bahasan kalor. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran diisi oleh dua orang pengamat yaitu dosen STAIN Palangkaraya dan Guru fisika SMP Negeri 1 palangkaraya. 5. Dokumentasi Tekhnik ini dilakukan untuk memperoleh langsung data dari tempat penelitian dengan menggunakan dokumen – dokumen tertulis , gambar, foto – foto, dokumentasi, administrasi pada sekolah yang diteliti F. Teknik Analisis Data Tekhnik analisis data menggunakan tekhnik kuantitatif yaitu dengan memberikan skor sesuai dengan item yang dikerjakan dalam penelitian.
42
1. Analisis data pengelolaan pembelajaran Sains teknologi masyarakat Pengukuran dianalisis menggunakan statistik deskriptif rata-rata yakni berdasarkan nilai yang diberikan oleh pengamat pada lembar pengamatan, dengan rumus:
Nilai rerata dapat dihitung dengan rumus : Nilai rata – rata (R) =
( )
Nilai persentase dihitung dengan rumus NP =
x 100% 7
Keterangan : NP = nilai keterlaksanaan RPP R
= Jumlah skor yang diperoleh pengamat
SM = skor maksimum Keterangan rentang skor: 1,00 – 1,49 = Tidak baik 1,50 – 2,49 = Kurang baik 2.50 – 3.49 = Baik 3,50 – 4,00 = Sangat baik.8
7
Ngalim purwanto, prinsip dan tekhnik evaluasi pengajaran bandung : rosda karya,
2000 h.102 8
M.Taufik Widiyoko, Skripsi: Pengembangan Mode Pembelajaran Langsung Yang Menekankan Pada Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Bidang Biologi Pokok Bahasan Sistem Pengeluaran Di SLTP, t.tp., t.np., 2005, h. 53.
43
2. Menganalisis hasil belajar siswa berdasarkan rentangan pada petunjuk pengisian rapor siswa . Rentangan
Keterangan
100 90 80 70 60 50 40 30 20
Istimewa Baik Sekali Baik Lebih dari Cukup Cukup Kurang Sangat Kurang Buruk Sangat Buruk
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: (%) =
%
3. Menganalisis hasil berfikir
kreatif siswa
9
dengan memperhatiakn
peningkatannya tiap pertemuan Untuk jumlah butir soal sebanyak (n) soal, rumus nilai bagi siswa adalah sebagai berikut : KB =
× 10010
Keterangan: KB = Hasil T = Jumlah skor yang diperoleh siswa T1 = Jumlah skor total
9
M. Taufiq Widiyoko, “Pengembangan Model Pembelajaran Langsung Yang Menekankan Pada Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Bidang Biologi Pokok Bahasan Sistem Pengeluaran di SLTP , Tesis Magister, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2005 h. 55.t.d. 10 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana, 2010, h.241
44
G. Teknik Keabsahan Data Data yang diperoleh dikatakan absah apabila alat pengumpul data yang benar-benar valid dan dapat diandalkan dalam mengungkapkan data penelitian. Instrumen yang telah diuji coba ditentukan kualitas soal yang ditinjau dari segi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. 1. Uji Validitas Butir Soal Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur, 11 dalam Bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah “sahih”.12 Pada penelitian ini menggunakan pengukuran validitas item tes melalui teknik korelasi Pearsons Product Moment Pearson.
γ
=
Mp Mt p x St q
Keterangan: γ
= Koefisien korelasi biserial
Mp
= Rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawaban benar
Mt
= Rerata skor total
St
= Standar deviasi skor total
p
= Proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (tingkat kesukaran)
q
11
= (q =1 – P) Proporsi siswa yang menjawab salah.13
Suharsimi Arikunto, manejemen penelitian …, Jakarta: Rhineka cipta, 2003, hal.219 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi …, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hal.65 13 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi….Jakarta: Bumi Aksara, 2009 h. 79
12
45
Harga validitas soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian adalah butir-butir soal yang mempunyai harga validitas minimum 0,300 karena dipandang sebagai butir soal yang baik. Untuk butir-butir soal yang mempunyai harga validitas dibawah 0,300 tidak digunakan sebagai instrumen penelitian. 14 Berdasarkan hasil analisis butir soal uji coba THB yang dilakukan dikelas VII.5 diperoleh 23 soal valid dan 27 soal tidak valid dari 50 soal THB Untuk validasi soal essay berfikir kreatif peneliti menggunakan rumus korelasi product momen rxy
NXY (X )(Y )
NX
2
( X )
2
NY
2
(Y )
15 2
Keterangan: rxy : koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y,dua variabel yang
dikorelasikan. X : Skor item Y : Skor total N : jumlah siswa Guna memberikan keputusan terhadap validitas butir soal, maka dalam penelitian ini indeks korelasi (rxy) dibandingkan dengan r tabel. Bila mana koefisien korelasi hasil perhitungan tersebut signifikan(dapat digeneralisasikan) atau tidak maka perlu dibandingkan dengan r tabel, dengan taraf kesalahan
14
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interprestasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, hal.64
15
Sugiono, Statistika untuk penelitian, Bandung : Alfabeta, 2006 hal hal 213
46
tertentu.
16
Dari hasil analisis soal berfikir kreatif terdapat 1 soal nomor 1 pada
tiap test yang tidak valid hingga perlu direvisi oleh dosen ahli. Dapat dilihat dilampiran.
2. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.17 Instrumen yang skor butirnya 1 dan 0 dalam mencari indeks reliabilitas menggunakan rumus K-R 21, sebagai berikut: M (k M ) k r 11 = 1 kVt k 1
Keterangan: r 11
= Reliabilitas instrumen
k
= Banyak butir soal atau butir pertanyaan
M
= Skor rata-rata
Vt
= Varians total 18
Untuk menentukan varians total menggunakan yaitu 19 V =
Σ
(
Σ
)
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan tolak ukur yang ditetapkan J.P. Guilford ditunjukkan pada tabel berikut.20
16
Ibid hal 215 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal.178 18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktik (edisi revisi), Jakarta: Rineka Cipta, h.164 19 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian..., hal.227 17
47
Tabel 3.2
Kategori Reliabilitas Tes Batasan 0,80 < r11 ≤ 1,00 0,60 < r11 ≤ 0,80 0,40 < r11 ≤ 0,60 0,20 < r11 ≤ 0,40 0,00 < r11 ≤ 0,20
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Reliabelitas yang baik atau memuaskan bergantung pada tujuan atau kegunaan tes. Remmers et.al.(1960)menyatakan bahwa koefisien reliabelitas 0,5 dapat dipakai untuk tujuan penelitian.21Berdasarkan hasil analisis butir soal yang dilakukan diperoleh tingkat reliabel THB sebesar 0,645 dengan kategori tinggi atau dapat dikatakan soal – soal pada THB memiliki reliabilitas yang tinggi dan baik Untuk menentukan reliabel pada soal essay peneliti menggunakan rumus Alpha, menurut Cronbach dalam Sugianto rumus alpha dapat digunakan untuk mengukur Reliabelitas tes yang menggunakan skala likert, tes yang menggunakan bentuk essay. 22
r11 = {
}{ 1-
} 23
20
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasa Evaluasi …, hal.75
21
Sumarna surapranata, analisis, validitas, reliabelitas dan Interpretasi tes, Bandung:Rosda karyahal 114 22 Sugiono, Statistika untuk penelitian, Bandung : Alfabeta, 2006 hal 138 23 Ibid hal 138
48
keterangan : k
= jumlah
SDb2
= varians butir soal
SDt2
= varians total
Menentukan varians butir soal dengan rumus : ( )
SDt2
=
24
Pada analisis soal berfikir kreatif untuk test pertama didapat reliabelitas sebesar 0,66 dengan kategori kuat. Pada soal berfikir kreatif untuk test kedua didapat reliabelitas sebesar 0,59 dengan kategori cukup kuat. Pada test berfikir kreatif ke tiga didapat reliabelitas sebesar 0,62 dengan kategori kuat. Reliabelitas soal tiap pertemuan dihitung masing – masing guna mengukur tingkat kepercayaan instrumen yang baik. 3. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan antar subjek pandai dengan subjek yang kurang pandai.
25
Untuk menghitung daya
pembeda soal dihitung dengan menggunakan rumus: BA BB D = JA JB = PA – PB.26
Keterangan: D = Daya pembeda J = Jumlah peserta tes JA = Banyaknya peserta kelompok atas 24
Ibid hal 139 25
26
Suharsimi Arikunto, Menejemen Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, h. 231
Ibid ,h.213
49
JB BA
= banyaknya peserta kelompok bawah = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
BB
dengan benar Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = BA (ingat p sebagai indeks kesukaran) JA PB = BB Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar JB Klasifikasi nilai daya pembeda yaitu
PA
D : 0,00-0,20 : Jelek (Poor) D : 0,21-0,40 : Cukup (Satisfactory) D : 0,41-0,70 : Baik (Good) D : 0,71-1,00 : Baik Sekali (Excellent).
Soal-soal yang baik adalah butir-butir soal
yang mempunyai indeks
diskriminasi 0,41 sampai 0,7.27 Hasil analisis daya beda soal dari 50 soal yang digunakan sebagai uji coba THB diperoleh 16 soal kategori jelek, 10 soal kategori cukup, 16 kategori baik dan 8 soal dengan kategori sangat baik 4. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya subyek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul.28 “Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar,bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index).”29
27
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, h. 214. 28
Suharsimi Arikunto, Menejemen Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, h. 230
29
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi …………………, hal.207
50
Untuk mencari tingkat kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut: P=
B JS
Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes 30 Kriteria tingkat kesukaran adalah: 31 TK < 0,30
soal tergolong sukar
0,30 ≤ TK ≤ 0,70
soal tergolong sedang
TK > 0,70
soal tergolong mudah
Hasil analisis tingkat kesukaran soal dari 50 soal yang digunakan sebagai uji coba THB, didapat 13 soal kategori sukar, 20 soal kategori sedang dan 17 soal kategori mudah H. Hasil Uji coba Instrumen. Hasil uji coba instrumen tes hasil belajar (THB) menunjukan bahwa dari 50 butir soal yang telah diuji cobakan serta dihitung validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran diperoleh dalam penelitian sebanyak 30 soal (soal yang valid 23 soal dan dan soal yang direvisi 7 soal) dan yang tidak digunakan dalam penelitian sebanyak 20 soal. Soal yang valid dan soal yang direvis dapat dilihat dilampiran.
30
Suharsimi Arikunto, Menejemen Penelitian,Jakarta : Rineka Cipta, 2000, h.208. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian.,, h.231
31