BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 5 Bandung Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang terletak di jalan Bojongkoneng No.37A Bandung. Adapun pelaksanaan kegiatan penelitian/pencarian datanya yaitu dilakukan pada bulan Juni 2009.
B. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah yang berarti didasarkan ciri-ciri keilmuan dengan cara-cara yang masuk akal, bisa diamati oleh indera manusia, dan dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini merumuskan hipotesis. Hal ini sesuai menurut Sugiyono (2008: 8) yang menyatakan : “metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.” Dengan metode penelitian ini diharapkan peneliti dapat menggambarkan dan mengkaji pengaruh perilaku siswa kelas X Kompetensi
40
41
Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung terhadap kesulitan belajar yang dihadapinya. Gambaran tersebut selanjutnya dianalisis dan diambil kesimpulan secara deskriptif dan inferensial (pengujian hipotesis).
C. Variabel dan Paradigma Penelitian 1. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2008:38), bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel) sudah dinyatakan secara eksplisit, untuk kemudian dihubungkan sebagai penelitian korelasi atau prediksi jika variabel bebas mempunyai pengaruh tertentu pada variabel terikat. Sedangkan untuk mencari hubungan maupun prediksi digunakan hipotesis sebagai petunjuk pemecahan masalah penelitian. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat merumuskan hubungan variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) sebagai berikut : Variabel X
Variabel Y
Perilaku Siswa
Kesulitan Belajar yang Dihadapinya
Gambar 3.1 Hubungan Variabel Penelitian
42
2. Paradigma Penelitian Paradigma atau model penelitian adalah bagan kerangka berpikir yang menunjukan alur pikir peneliti serta keterkaitan antar variabel yang diteliti. Adapun paradigma tersebut dibuat sebagai berikut :
Perilaku Siswa ( Variabel X )
Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Bandung 2008-2009
Aspek yang diungkap : 1. Cenderung bebas dalam mengekplorasikan dan menampilkan diri. 2. Membutuhkan penerimaan sosial (masyarakat). 3. Kurang membutuhkan (menolak) pengawasan dari orang tua. 4. Kegiatan berfartisipasi dalam aktivitas-aktivitas kelompok 5. Siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. 6. Siswa lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya.
Kesulitan Belajar yang Dihadapinya (Variabel Y) Aspek yang diungkap : 1. Kesulitan belajar yang mencakup pengerian : • Learning Disorder. • Learning Disfunction. • Slow Learner. • Learning Disabilities
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
D. Data dan Sumber Data Data merupakan keterangan atau gambaran yang dapat dijadikan bahan untuk menyatakan suatu informasi. Data yang akan didapatkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, hasil dari jawaban pertanyaan (instrumen penelitian) penelitian terhadap responden, yaitu orang yang menjawab atau merespons pertanyaan-pertanyaan peneliti secara tertulis, dimana responden tersebut dianggap sebagai sumber data dan juga sebagai
Temuan Penelitian
Kesimpulan dan saran
43
subyek penelitian. Berdasarkan pendapat diatas, maka sumber data dalam penelitian ini adalah orang yang akan menjawab pertanyaan pada kuesioner (angket), yaitu siswa kelas X pada Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 5 Bandung. Untuk mendapatkan data tersebut dilakukan dengan penyebaran angket/kuesioner.
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi menurut Sugiono (2008:80) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Riduwan (2008:11) mengatakan bahwa “Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X kompetensi keahlian Teknik Gambar Bangunan yang berjumlah 201 siswa seperti yang terlihat pada tabel 3.1 : Tabel 3.1 Populasi Penelitian Kelas X – TGB 1 X – TGB 2 X – TGB 3 X – TGB 4 X – TGB 5 X – TGB 6 Jumlah
Jumlah Siswa 34 34 33 34 35 31 201 siswa
44
2. Sampel Penelitian Menurut Sugiono (2008:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Riduwan (2008:56) menyatakan “ Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciriciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Dalam penentuan sampel untuk penelitian ini mengacu pada pendapat Surakhmad (Riduwan, 2008:65) berpendapat bahwa apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran sampel sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi. Dalam penelitian ini jumlah anggota populasi sebanyak 201 siswa. Merujuk pada pendapat di atas maka penentuan jumlah sampel dapat dirumuskan sebagai berikut: = 15% +
1000 −
. (50% − 15%) 1000 − 100
Dimana: S
= Jumlah sampel yang diambil
N
= Jumlah anggota populasi
= 15% +
1000 − 201 . (50% − 15%) = 46,61% 1000 − 100
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, ukuran sampel yang diambil adalah 46,61% = 0,4661 dari jumlah
45
keseluruhan anggota populasi. Maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah : 201 x 0,4661 = 93,69 di bulatkan menjadi 94 siswa. Tabel 3.2 Jumlah Anggota Sampel Penelitian Sampel
Populasi
Hitungan
Kelas X-TGB 1 Kelas X-TGB 2 Kelas X-TGB 3 Kelas X-TGB 4 Kelas X-TGB 5 Kelas X-TGB 6
34 34 33 34 35 31 201 siswa
34 x 94 : 201 = 15,90 = 16 34 x 94 : 201 = 15,90 = 16 33 x 94 : 201 = 15,43 = 15 34 x 94 : 201 = 15,90 = 16 35 x 94 : 201 = 16,37 = 16 31 x 94 : 201 = 14,50 = 15 94 siswa
Sampel Penelitian 16 16 15 16 16 15 94 siswa
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan
data
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
yaitu
menggunakan teknik kuesioner (angket) untuk variabel X yaitu perilaku siswa dan variabel Y yaitu kesulitan belajar yang dihadapinya. Teknik kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Alat-alat pengumpulan data yang benar-benar valid atau dapat diandalkan dalam mengungkap data penelitian. Alat tersebut disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut :
46
a. Membuat kisi-kisi angket yang di dalamnya menguraikan masingmasing variabel menjadi beberapa sub variabel dan indikator. b. Berdasarkan kisi-kisi tersebut, langkah selanjutnya adalah menyusun pernyataan atau butir-butir item. c. Melakukan uji coba alat pengumpul data hasil untuk mengetahui keberadaan alat ukur secara empirik, yaitu untuk mengetahui reliabilitas dan validitas isi dari alat ukur tersebut. d. Menguji Validitas e. Menguji Reliabilitas
2. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiono, 2008:102). Kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung pada alat pengumpulan data yang digunakan (instrument) serta sumber data. Instrument penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner) untuk menjaring data variabel X yaitu perilaku siswa sebanyak 45 item pertanyaan/pernyataan dan variable Y yaitu kesulitan belajar yang dihadapinya sebanyak 63 item pertanyaan/pernyataan, yang didalamnya terdiri dari item-item instrument berupa pernyataan negatif dan pernyataan positif yang terdapat didalamnya, sehingga dari angket inilah diharapkan
47
data utama yang berhubungan dengan masalah penelitian dapat dipecahkan.
3. Uji Coba Instrumen Penelitian Setelah instrumen didistribusikan kepada responden, langkah penting selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melakukan usaha untuk dapat memperoleh kembali kuesioner atau angket yang telah diisi sebanyak mungkin atau disebut dengan data kasar. Sebelum pengolahan data dilakukan terlebih dahulu dilakukan langkah mempersiapkan data atau mengadministrasikan data. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji coba instrument penelitian diantaranya uji coba validitas dan uji coba reliabilitas instrument. a. Uji Coba Validitas Instrumen Uji validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat kemampuan dalam mengukur apa yang diukur. Uji validitas ini menggunakan persamaan pearson product moment sebagai berikut : = Dimana:
(Σ) − (Σ). (Σ)
. Σ − (Σ) . . Σ − (Σ) rhitung = koefisien korelasi ΣX
= jumlah skor item
ΣY
= jumlah skor total ( seluruh item)
n
= jumlah responden (Riduwan, 2008:98)
48
Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus : =
√ − 2 √1 −
Dimana : thitung = Nilai thitung R
= Koefisien hasil rhitung
N
= Jumlah responden
Hasil
thitung
kemudian
dikonsultasikan
dengan
harga
distribusi ttabel dengan taraf signifikasi ( α ) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan 5 % setiap item akan terbukti bila harga thitung > ttabel dengan taraf kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n – 2, dengan kaidah keputusan : jika thitung > ttabel berarti valid dan sebaliknya jika thitung < ttabel berarti tidak valid. Dalam hal ini jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut (Riduwan, 2008 : 98) :
0,800 – 1,000
: Validitas sangat tinggi
0,600 – 0,799
: Validitas tinggi
0,400 – 0,599
: Validitas sedang/cukup tinggi
0,200 – 0,399
: Validitas rendah
0,000 – 0,199
: Validitas sangat rendah (tidak valid)
Sebagai contoh untuk uji coba validitas pada variabel X yaitu perilaku siswa dan variabel Y yaitu kesulitan belajar yang
49
dihadapinya diambil data hasil uji coba pada ítem no.1 dengan derajad kebebasannya dk = 30 – 2 = 28 dengan batas t tabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 2,048. Selanjutnya dengan membuat kaidah keputusan yaitu jika : thitung > ttabel berarti valid dan jika thitung < ttabel berarti tidak valid. Didapat pada ítem no.1 pada variabel X dengan thitung = 2,219 > ttabel = 2,048 dan variabel Y dengan thitung = 2,274 > ttabel = 2,048 berarti untuk kedua variabel pada ítem no.1 dinyatakan valid. Semua langkah yang disebut diatas harus dikerjakan lagi untuk semua butir yang tidak gugur, putaran-putaran análisis harus dilakukan terus sampai pada suatu putaran yang ternyata tidak ada lagi butir yang gugur atau semua butir telah dinyatakan valid. Dari hasil pengujian validitas instrumen penelitian pada variabel X dengan jumlah ítem 45 soal diperoleh ítem yang tidak valid sebanyak 5 item yaitu pada ítem soal 9, 18, 26, 29, 34 dan pada variabel Y dengan jumlah ítem sebanyak 63 soal diperoleh ítem yang tidak valid sebanyak 13 item yaitu pada ítem soal 3, 6, 13, 14, 16, 20, 24, 29, 38, 39, 42, 43 dan 47 dengan jumlah responden 30 siswa. Ítem yang tidak valid dihilangkan dan selanjutnya ítem yang telah diperbaiki dan valid yaitu untuk variabel X dengan jumlah ítem 40 dan variabel Y dengan jumlah ítem 50 diuji reliabilitasnya. (untuk perhitungan uji coba validitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran III).
50
b. Uji Coba Reliabilitas Instrumen Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat ukur tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya, artinya kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil yang sama pengujian reliabilitas digunakan rumus alpha (r11). Karena mengingat skor setiap itemnya adalah bukan skor 0 (nol), melainkan rentang antara beberapa nilai yaitu 1 - 5 atau jenis data yang tersedia merupakan data interval. Arikunto (2002:190) menjelaskan bahwa ”rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya bentuk angket atau soal bentuk uraian”. Rumus yang digunakan dalam pengujian reliabilitas instrumen adalah dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu sebagai berikut : !! = "
∑ # $ %1 − ' #−1
Dimana: r11 ∑Si St K
= Nilai Reliabilitas = Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total = jumlah item (Riduwan, 2008:115)
Untuk mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut (Riduwan, 2008:115-116) : 1) Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus : ∑ Xi − 2
S=
Dimana :
(∑ X i )2 N
N S = Varians skor tiap-tiap item ∑ Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi
51
(∑Xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden 2) Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus : ΣSi = S1 + S2 + S3…………….Sn ∑S S1,S2,S3,Sn
Dimana :
= Jumlah Varians emua item = Varians item ke-1,2,3........n
3) Menghitung Varians total dengan rumus : ∑ Yt − 2
St =
(∑ Yt )2 n
n
Dimana :
St 2 ∑ Yt ( ∑ Yt )2 n
= = = =
Varians total Jumlah kuadrat Y total Jumlah Y total dikuadratkan Jumlah responden
4) Masukkan nilai Alpha dengan rumus : !! = "
∑ # $ %1 − ' #−1
Ket : r11 ∑Si St K
= Nilai Reliabilitas = Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total = jumlah item
Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak dikonsultasikan dengan nilai (Tabel r Product Moment) untuk α = 5% dengan derajad kebebasan (dk = N – 1). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r
tabel.
Adapun kaidah
keputusan : Jika r11 > r tabel berarti Reliabel dan r11 < r tabel berarti tidak Reliabel.
52
Berdasarkan langkah-langkah perhitungan diatas setelah dilakukan perhitungan uji coba reliabilitas diperoleh perhitungan uji reliabilitas nilai koefisien reliabilitas sebesar r11 = 0,955 > rtabel = 0,367 untuk variabel X yaitu perilaku siswa dan r11 = 0,993 > rtabel = 0,367 untuk variabel Y yaitu kesulitan belajar yang dihadapinya, ini berarti semua data instrumen yang dianalisis dengan metode Alpha pada variabel X yaitu perilaku siswa dan variabel Y yaitu kesulitan belajar yang dihadapinya adalah reliabel pada taraf kepercayaan 95%. (Untuk perhitungan uji coba reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran III). Setelah dilakukan uji coba validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya instrumen penelitian disebarkan kepada semua anggota renponden yaitu pada 94 siswa yang telah ditetapkan secara acak.
G. Teknik Analisis Data Karena
hasil
penelitian
sangat
tergantung
dari
data
yang
diperoleh/teknik pengumpulan data dan cara analisis data penelitian maka setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya yang dilakukan adalah analisis data. 1. Langkah-Langkah Analisis Data Pengolahan data merupakan pengubahan data kasar menjadi data halus dan lebih bermakna. Sedangkan analisis yang dimaksud adalah untuk
menguji
data
hubungannya
dengan
pengujian
hipotesis
53
penelitian. Secara garis besar teknik analisis data meliputi langkahlangkah sebagai berikut : a. Persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah : 1) Mengecek kelengkapan data angket yang berisi soal dan lembar jawaban. 2) Menyebarkan angket kepada responden. 3) Mengecek jumlah angket yang kembali dari responden. b. Tabulasi, kegiatan yang dilakukan adalah : 1) Memberi skor pada tiap item jawaban. 2) Menjumlahkan skor yang didapat dari setiap variabel. c. Pendekatan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh dalam mengawali data ini adalah sebagai berikut : 1) Memeriksa jumlah angket yang dikembalikan dan memeriksa jawabannya serta kebenaran pengisiannya. 2) Memberi kode/tanda sudah memeriksa lembar jawaban angket. 3) Memberi skor pada lembar jawaban angket. 4) Mengontrol data dengan uji statistik. 5) Menguji hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data. d. Data mentah yang diperoleh dari penyebaran angket variabel X yaitu perilaku siswa, dan data variabel Y yaitu kesulitan belajar yang dihadapinya.
54
2. Konversi T – Score Konversi T-Score dimaksudkan untuk menyetarakan dua sebaran skor yang berbeda, misalnya yang satu menggunakan nilai standar sepuluh dan yang satu lagi menggunakan nilai standar seratus, sebaliknya dilakukan transformasi atau mengubah skor mentah ke dalam skor baku. Berikut ini langkah-langkah perhitungan konversi T- Score : a. Menghitung rata-rata ( X ) Dari tabel data mentah diperoleh (untuk variabel X) : ΣX n Dimana : X =
= rata-rata = jumlah harga semua x = jumlah data
X ΣX n
(Sudjana, 2002 : 67) b. Menghitung simpangan baku
(
Σ Xi − X SD = n −1 Dimana :
)
2
SD = standar deviasi Xi - X = selisih antara skor Xi dengan rata-rata (Sudjana, 2002 : 94)
c. Mengkonversikan data mentah ke dalam T- Score Konversi T-Score :
Xi − X (10) + 50 T − Score = SD Dimana :
SD = standar deviasi Xi - X = selisih antara skor Xi dengan rata-rata (Sudjana, 2002 : 104)
55
3. Uji Kecenderungan Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang
telah
ditetapkan
sebelumnya.
Langkah
perhitungan
uji
kecenderungan sebagai berikut : a. Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing variabel dan sub variabel b. Menentukan skala skor mentah (Suprian, 2005:82) : Tabel 3.3 Kriteria Kecenderungan Kriteria Kecenderungan > X + 1,5. SD X + 1,5. SD < x ≤ X + 0,5. SD X + 0,5. SD < x ≤ X - 0,5. SD X - 0,5. SD < x ≤ X - 1,5. SD x < X - 1,5. SD
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
c. Menentukan frekuensi dan membuat persentase untuk menafsirkan data kecenderungan variabel dan sub variabel.
4. Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji normalitas. Pengujian ini akan menentukan penggunaan rumus statistik yang digunakan pada analisis data selanjutnya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji normalitas data adalah sebagai berikut (Riduwan, 2008 : 121-124): a. Mencari skor terbesar dan terkecil
56
a. Mencari nilai rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil b. Mencari banyaknya kelas interval (bk), dengan rumus sturgess yaitu : bk = 1 + 3,3 log n c. Mencari nilai panjang kelas interval (i) (=
) *#
d. Membuat tabel distribusi frekuensi e. Menghitung rata-rata (Mean) + =
Σ-.
f. Mencari simpangan baku (standard deviasi)
. Σ- − (Σ- ) / .=
. ( − 1) g. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara : 1) Menentukan kelas interval 2) Menghitung nilai Z-score (Z) : Z =
BatasKelas − x S
3) Mencari luas 0 – Z dari Tabel Kurve Normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas. 4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angkaangka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya. 5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden.
57
6) Menentukan Chi-Kuadrat hitung (χ2 hitung) : χ = 2
k
( fo − fe)2
i =1
fe
∑
7) Membandingkan X2hitung dengan X2tabel Dengan membandingkan χ 2 hitung dengan χ 2 tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1. Apabila χ2hitung ≤ χ2tabel artinya data pada variabel tersebut berdistribusi normal, dan apabila χ2hitung ≥ χ2tabel artinya data pada variabel tersebut tidak berdistribusi normal.
5. Analisis Regresi Sederhana Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan masa sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil (Riduwan, 2008:147). Regresi dapat juga diartikan sebagai usaha memperkirakan perubahan. Jadi, regresi mengemukakan tentang keingintahuan apa yang terjadi dimasa depan untuk memberikan kontribusi menentukan keputusan yang terbaik. Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. Persamaan regresi dirumuskan (Riduwan,2008:148): 0 = 1 + * Dimana : 3 = (dibaca y topi) subjek variabel yang diproyeksikan Y
58
X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan a = nilai konstanta harga Y jika X = 0 b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y. Harga a dan b dapat diketahui dari rumus sebagai berikut:
*=
. ∑ − ∑ . ∑
. ∑ − (∑ )
1=
∑ − *. ∑
(Riduwan, 2008:148)
Setelah harga a dan b didapat, maka perhitungan selanjutnya dapat dilanjutkan sampai pada uji signifikansi (untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran V). Setelah didapat hasil uji signifikansi selanjutnya menguji linearitas data dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE), dengan rumus : GHI = J KΣ − M
(Σ) L
b. Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC), dengan rumus : GHNO = GHPQR + GHI c. Mencari Rata-Rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC) dengan rumus : )GHNO =
GHNO #−2
d. Mencari rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus : )GHI =
GHI
−#
59
e. Mencari nilai Fhitung dengan rumus : S =
)GHNO )GHI
f. Menentukan keputusan pengujian Linearitas Jika: Fhitung ≤ Ftabel, maka tolak Ho artinya data berpola linier Fhitung ≥ Ftabel, maka terima Ho artinya data berpola tidak linier. g. Membuat Kesimpulan dan tabel ringkasan Anava Variabel X dan Variabel Y uji signifikansi dan uji linearitas.
Tabel 3.4 Ringkasan Anava Variabel X dan Variabel Y Uji Signifikan dan Uji Linieritas
Sumber Variansi
dk
Jumlah Kuadrat (JK)
Kuadrat (RJK)
∑Y2
-
Rata-rata jml
F hitung
F tabel
Signifikansi Total
n
Linearitas Keterangan :
Regresi (a)
1
JKReg (a)
RJKReg (a)
Regresi (a/b)
1
JKReg (b│a)
RJKReg (b│a)
Perbandingan perhitungan F hitung dengan F tabel Signifikansi dan linier
Residu
n-2
JKRes
RJKRes
linearitas, ternyata :
Tuna cocok
k-2
JKTC
RJKTC
0,37 < 3,946 = Tidak signifikan dan
Kesalahan (Error)
n-k
JKE
RJKE
383,30 > 1,630 = tidak berpola linier
6. Uji Hipotesis Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Dengan demikian dalam perhitungan statistik yang diuji adalah hipotesis nol (H0) yaitu pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara parameter dan statistik. Kemudian lawan dari H0 adalah Ha yang
60
menyatakan bahwa adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara parameter dan statistik. Hipotesis H0 dirumuskan dengan kalimat negatif. interval
(interval
estimate),
dimana
taksiran
parameter
populasi
berdasarkan nilai interval rata-rata data sampel. Tingkat signifikansi (level of significant) atau tingkat kesalahan dalam pengujian ini menggunakan kesalahan tipe I yaitu berapa persen peluang kesalahan untuk menolak hipotesis nol (Ho) yang benar (seharusnya diterima). Dalam penelitian ini peluang kesalahan yang diambil sebesar 5% maka taraf kepercayaan 95%. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi yang berfungsi untuk mencari makna pengaruh variabel X yaitu perilaku siswa terhadap variabel Y yaitu kesulitan belajar yang dihadapinya. Dalam penelitian ini menggunakan
hasil dari analisis regresi pada uji signifikansi dengan
rumus : S =
)GHPQ(T|V) )GHPQR
Dimana : Fhitung )GHPQ(T|V) )GHPQR
= Nilai F = Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi = Rata-rata Jumlah Kuadrat Residu (Riduwan, 2008:149)
Kaidah pengujian : Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan. Dengan taraf signifikan (α ) = 0,05, dicari nilai Ftabel menggunakan tabel F
dengan rumus : SVTQW = S(!XY)(ZM PQ [T\V]),(ZM PQR) .