BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah survei tipe explanatory research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja (meliputi: tanggung jawab, pengakuan, komitmen pemimpin, insentif, dan kondisi kerja) terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan tahun 2010.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan dengan pertimbangan bahwa hasil evaluasi kinerja pelayanan RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan saat ini belum mencapai standar indikator mutu pelayanan dalam ukuran tingkat efisiensi rumah sakit secara nasional dan RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan adalah rumah sakit berskala besar dengan klasifikasi sebagai rumah sakit umum tingkat utama dan merupakan salah satu rumah sakit rujukan baik dari puskesmas maupun institusi kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas pelayanan yang lengkap seperti fasilitas untuk pelayanan rawat inap. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Desember 2010. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga perawat
Universitas Sumatera Utara
pelaksana yang bekerja di instalasi rawat inap RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan yaitu sebanyak 68 orang perawat. 3.3.2. Sampel Sehubungan dengan keterbatasan jumlah populasi, maka penetapan jumlah sampel penelitian yang digunakan menggunakan metode ”total sampling” dimana seluruh populasi yang ada menjadi sampel. 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data primer Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dan observasi dengan responden berpedoman kepada kuesioner penelitian. 3.4.2. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari hasil pencatatan data-data dan laporan yang dibutuhkan dari RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan.
3.5. Definisi Operasional Variabel 3.5.1. Definisi Operasional Variabel Bebas a. Tanggung jawab adalah suatu kewajiban yang timbul dalam diri perawat untuk melaksanakan fungsi yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pengarahan yang diterima, berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan di instalasi rawat inap rumah sakit, meliputi: pelaksanaan asuhan keperawatan tepat waktu sesuai kebutuhan penderita, tanggung jawab, pelaksanaan tugas sesuai jadwal yang diberikan, dan kewewenangan dalam
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan asuhan keperawatan. Terdiri dari 5 pernyataan dan dibagi menjadi 3 kategori yaitu: 1. Baik, apabila responden mendapat skor 12-15. 2. Sedang, apabila responden mendapat skor 8-11. 3. Buruk, apabila responden mendapat skor 5-7. b. Pengakuan adalah wujud tindakan dari atasan/teman sejawat terhadap hasil kerja perawat dalam melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan dalam bentuk
penghargaan
atau
pengesahan,
meliputi:
perhatian
atasan,
penghargaan, adanya tugas pokok dan fungsi perawat, pengawasan, dan dukungan baik dari atasan dan teman sejawat. Terdiri dari 5 pernyataan dan dibagi menjadi 3 kategori yaitu: 1.
Baik, apabila responden mendapat skor 12-15.
2.
Sedang, apabila responden mendapat skor 8-11.
3.
Buruk, apabila responden mendapat skor 5-7.
c. Komitmen pemimpin adalah apa yang dapat dinilai oleh perawat tentang kepedulian dari pihak atasan terhadap keberadaan dan kepentingan perawat di instalasi rawat inap, meliputi: penjelasan tentang perkembangan ilmu keperawatan, mendengarkan dengan baik usulan/keluhan, perhatian dan bimbingan serta arahan, motivasi dan umpan balik. Terdiri dari 5 pernyataan dan dibagi menjadi 3 kategori yaitu: 1.
Baik, apabila responden mendapat skor 12-15.
2.
Sedang, apabila responden mendapat skor 8-11.
3.
Buruk, apabila responden mendapat skor 5-7.
Universitas Sumatera Utara
d. Insentif adalah suatu penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan oleh pihak pemimpin rumah sakit terhadap perawat di instalasi rawat inap agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam pencapaian tujuan-tujuan rumah sakit, meliputi: kepuasan terhadap insentif, pemberian insentif sesuai ketentuan atasan, pemberian insentif secara adil sesuai prestasi kerja perawat, insentif dalam memotivasi perawat, dan penerimaan insentif sewaktu melaksanakan tugas atas perintah atasan. Terdiri dari 5 pernyataan dan dibagi menjadi 3 kategori yaitu: 1.
Baik, apabila responden mendapat skor 12-15.
2.
Sedang, apabila responden mendapat skor 8-11.
3.
Buruk, apabila responden mendapat skor 5-7.
e. Kondisi kerja adalah serangkaian kondisi atau keadaan lingkungan kerja dari suatu rumah sakit yang menjadi tempat bekerja dari perawat di instalasi rawat inap rumah sakit tersebut, meliputi: kondisi kerja baik dan nyaman, hubungan harmonis perawat dengan atasan, hubungan harmonis antara sesama perawat, peraturan, fasilitas dan tenaga perawat mendukung pelayanan pasien, serta adanya prosedur kerja yang jelas. Terdiri dari 5 pernyataan dan dibagi menjadi 3 kategori yaitu: 1. Baik, apabila responden mendapat skor 12-15. 2. Sedang, apabila responden mendapat skor 8-11. 3. Buruk, apabila responden mendapat skor 5-7.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Definisi Operasional Variabel Terikat a. Kinerja perawat pelaksana adalah hasil kerja dan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Terdiri dari 5 pertanyaan dan dibagi menjadi 3 kategori yaitu: 1. Baik, apabila responden mendapat skor 52-66. 2. Sedang, apabila responden mendapat skor 37-51. 3. Buruk, apabila responden mendapat skor 22-36.
3.6. Aspek pengukuran 3.6.1. Variabel Bebas (Independen) Variabel bebas (Independen) pengaruh motivasi kerja menggunakan skala interval. Variabel yang diukur dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur dalam bentuk item pernyataan (indikator). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen) Variabel
Jumlah Indikator
1
Tanggung jawab
5
2
Pengakuan
5
3
Komitmen pemimpin
4
Insentif
5
5
Kondisi Kerja
5
N O
Pilihan Jawaban 1.SS : Sangat setuju 2.S : Setuju 3.TS :Tidak setuju 1.SS : Sangat setuju 2.S : Setuju 3.TS :Tidak setuju 1.SS : Sangat setuju 2.S : Setuju 3.TS :Tidak setuju 1.SS : Sangat setuju 2.S : Setuju 3.TS :Tidak setuju 1.SS : Sangat setuju 2.S : Setuju 3.TS :Tidak setuju
Bobot Nilai
Kategori Variabel
Nilai Interval
Skala Ukur
3 2 1
1.Baik 2.Sedang 3.Buruk
12-15 8-11 5-7
Interval
3 2 1
1.Baik 2.Sedang 3.Buruk
12-15 8-11 5-7
Interval
3 2 1
1.Baik 2.Sedang 3.Buruk
12-15 8-11 5-7
Interval
3 2 1
1.Baik 2.Sedang 3.Buruk
12-15 8-11 5-7
Interval
3 2 1
1.Baik 2.Sedang 3.Buruk
12-15 8-11 5-7
Interval
Universitas Sumatera Utara
3.6.2. Variabel Terikat (Dependen) Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen)
No
Variabel
1.
Kinerja Perawat Pelaksana
Jumlah Indikator 22
Pilihan Jawaban 1. B : Baik 2.CB:Cukup baik 3.BR: Buruk
Bobot Nilai
Kategori Variabel
Nilai Interval
Skala Ukur
3 2 1
1.Baik 2.Sedang 3.Buruk
52-66 37-51 22-36
Interval
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum melakukan penelitian, dilakukan uji validitas dan reliabilitas di lokasi yang berbeda dari lokasi penelitian. Tujuan uji validitas dan reliabilitas ini adalah untuk mengetahui apakah kuesioner tentang variabel independen dan variabel dependen yang disusun mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validitas kuesioner penelitian penting karena ketepatan pengujian hipotesis sangat tergantung kepada kualitas data yang dikumpulkan melalui kuesioner penelitian (Sugiyono, 2006). Validitas suatu instrumen (dalam kuesioner) dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor totalnya. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Momen (r) a. Bila r hasil > r tabel maka Ho ditolak berarti pertanyaan valid. b. Bila r hasil < r tabel maka Ho gagal ditolak berarti pertanyaan tidak valid. Setelah uji validitas dilakukan, maka selanjutnya terhadap kuesioner yang akan diujicobakan kepada responden dilakukan uji reliabilitas untuk melihat konsistensi jawaban.
Universitas Sumatera Utara
Sugiyono (2006), menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel atau konsisten jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data atau jawaban yang sama. Reliabilitas suatu instrumen dapat diketahui dengan membandingkan nilai r alpha dengan r tabel: a. Bila r alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel. b. Bila r alpha < r tabel, maka pertanyaan tersebut tidak reliabel. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan kepada 30 orang perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSU Haji Medan karena memiliki karakteristik yang mirip dengan RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan (Sugiyono, 2006).
3.8.Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah uji regresi linier berganda pada taraf uji nyata α=0,05, bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja (meliputi: tanggung jawab, pengakuan, komitmen pemimpin, insentif, dan kondisi kerja) terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan. Persamaan regresi yang digunakan: Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 Keterangan: Y
= Variabel terikat (dependen)
X
= Variabel bebas (Independen)
α
= Konstanta
β
= Koefisien regresi (Sugiyono, 2006).
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (RSU IPI) adalah sebuah rumah sakit swasta yang berdiri sejak tahun 1980. Pada awalnya rumah sakit ini merupakan sebuah klinik bersalin yang didirikan oleh seorang dokter umum yang berlokasi di jalan Bilal No. 48 Medan dengan luas tanah 600 m². Pada tahun 1982 dengan bertambah banyaknya pasien yang bersalin dan juga pasien yang berobat umum, Yayasan Imelda memperluas lahannya dengan membeli tanah yang berlokasi di jalan Bilal No. 52 Medan seluas 3000 m². Pada tanggal 25 Maret 1983 berdirilah Rumah Sakit Umum Imelda (RSU Imelda) Medan dan mendapat izin sementara sebagai rumah sakit umum. Pada tahun 1985, terjadi perubahan penggunaan lahan yang sudah ada dan Rumah Sakit Umum Imelda Medan pindah ke jalan Bilal No. 24 Medan dengan luas tanah 3244 m², dan mendapat izin Penyelenggaraan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor YM.02..04.2.2.864 tahun 2003. Pada tanggal 21 Mei 2004 lalu, rumah sakit yang terletak di lokasi strategis di Medan itu ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pekerja (RSP) di Sumatera Utara dan berubah nama menjadi RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA (RSU
IPI)
Medan.
Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
806b/Menkes/SK/XII/1987 tentang Klasifikasi Rumah Sakit Umum Swasta dan sesuai dengan SK Depkes RI No. OT.01.01.III.3.2.452/Depkes/SK/IV/2008 tanggal
Universitas Sumatera Utara
17 april 2008 RSU IPI Medan diklasifikasikan sebagai rumah sakit umum tingkat utama yang memiliki pelayanan medik umum, spesialistik, dan subspesialistik. 4.1.2. Letak Geografis RSU IPI secara geografis berada di wilayah kota Medan. Luas area RSU IPI adalah 3244 m². Letak RSU IPI yaitu di jalan Bilal No. 24 Pulo Brayan Darat I Medan dengan batas-batas sebagai berikut: 1. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Krakatau kecamatan Medan Timur. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Jemadi Medan. 3. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Glugur Kecamatan Medan Barat. 4. Sebelah utara berbatasan dengan Gudang BULOG Jalan Mustafa Medan.
4.1.3. Visi dan Misi Visi merupakan cara pandang jauh ke depan yang merefleksikan cita-cita, yaitu bagaimana RSU IPI di masa depan, dan sekaligus menetukan arah perjalanan institusi ini. Visi RSU IPI yaitu “Menjadi rumah sakit yang terdepan dalam pelayanan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat umum, pekerja, dan pengusaha serta menjadi rumah sakit rujukan regional dan nasional”. Untuk mewujudkan visi RSU IPI, perlu di rumuskan misi yang menggambarkan amanah apa yang harus dituntaskan oleh organisasi, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan visi yang ditetapkan. Misi RSU IPI, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pekerja/keluarganya dan pengusaha demi tercapainya produktifitas kerja yang tinggi melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2.
Mengembangkan sarana pendidikan kesehatan termasuk bidang kesehatan kerja (Occupational Medicine).
3.
Berperan aktif mengkampanyekan kesehatan kerja kepada para pekerja dan pengusaha.
4.
Menjadi Rumah Sakit rujukan baik dari Puskesmas maupun institusi pelayanan kesehatan lainnya.
5.
Memberikan pelayanan yang paripurna, prima dan berkualitas spesilalistik
6.
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia: Dokter, Perawat dan penata-penata kesehatan lainnya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan pendidikan baik di luar negeri maupun di dalam negeri.
7.
Menjadikan RS Pekerja sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Pekerja dan Keluarga yang aman dan tentram.
8.
Menjalankan fungsi sosial sesuai dengan undang-undang dan peraturan pemerintah.
4.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi 1. Penyelenggaraan pelayanan medis. 2. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis. 3. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan. 4. Penyelenggaraan pelayanan upaya rujukan.
Universitas Sumatera Utara
5. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. 6. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan. 7. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan. Dalam pelaksanaan penyelenggaraan tersebut RSU IPI Medan masih banyak memiliki kelemahan dan kekurangan yang
memerlukan pembenahan agar
menghasilkan kinerja yang optimal. Berbagai faktor dan kendala baik dari segi internal maupun eksternal seringkali menjadi penghambat pelaksanaan pelayanan yang prima.
4.1.5.
Tujuan dan Sasaran Tujuan
umum
RSU
IPI
Medan
adalah
untuk
meningkatkan
dan
mengembangkan RSU IPI Medan menjadi rumah sakit yang berkualitas dan profesional tinggi yang diminati pelayanannya oleh segenap lapisan masyarakat Sumatera Utara dan pekerja di kota Medan sekitarnya. Adapun yang menjadi Tujuan Khusus RSU IPI Medan adalah: 1.
Mewujudkan RSU IPI menjadi rumah sakit yang profesional terakreditasi.
2.
Sumber daya manusia dengan profesionalisme yang berkembang.
3.
Efisiensi dan efektivitas pemakaian alat-alat operasional rumah sakit.
4.
Mengurangi angka morbilitas dan mortalitas penyakit.
5.
Meningkatkan BOR (Bed Occupancy Rate - rasio pemakaian tempat tidur rawat inap yang optimal) sehingga mampu bersaing secara sehat dan mandiri untuk mewujudkan RSU IPI menjadi pusat pelayanan kesehatan yang terbaik
Universitas Sumatera Utara
Sasaran : Adapun sasaran utama RSU IPI Medan adalah seluruh masyarakat Sumatera Utara dan pekerja/keluarganya yang memerlukan pelayanan kesehatan dan juga masyarakat sekitar yang memerlukan pengobatan. Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran rumah sakit yang telah ditetapkan, maka RSU IPI Medan harus proaktif untuk mengembangkan kegiatan pelayanan kesehatan ke seluruh povinsi Sumatera Utara. RSU IPI Medan sebagai rumah sakit rujukan harus melakukan kebijakan dan strategi yang diarahkan pada peningkatan mutu pelayanan, peningkatan cakupan pelayanan, efisiensi pelayanan secara keseluruhan dan peningkatan kesejahteraan karyawan yang ada di rumah sakit.
4.1.6. Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Dalam upaya peningkatan pelayanan di rumah sakit, unsur tenaga mempunyai peranan yang sangat penting. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor sentral dalam pembangunan karena merupakan unsur perencana, pelaksana, maupun pengawas. Untuk itu peningkatan kualitas maupun kuantitas SDM di RSU IPI Medan perlu mendapat perhatian yang serius. Jumlah tenaga medis di RSU IPI Medan sebanyak 47 orang, terdiri dari: dokter spesialis 35 orang, dokter umum 9 orang dan dokter gigi 3 orang. Sedangkan jumlah tenaga paramedis seluruhnya sebanyak 119 orang, terdiri dari: perawat 94 orang, dimana terdapat sebanyak 9 orang perawat pengelola dan 68 orang perawat pelaksana di instalasi rawat inap, sebanyak 4 orang perawat di poliklinik umum, sebanyak 10 orang perawat di IGD dan sebanyak 3 orang perawat di praktek dokter
Universitas Sumatera Utara
spesialis. Jumlah tenaga para medis non perawatan sebanyak 25 orang dan jumlah tenaga non medis sebanyak 40 orang. Jenis pelayanan spesialis yang tersedia di RSU IPI Medan yaitu Pelayanan Penyakit Dalam, Bedah (Bedah Umum, Bedah Tulang, Bedah Saraf, Bedah Urologi, Bedah Anak, Bedah Mulut, Bedah Thorax, Bedah Plastik, Bedah Digestif), Obgyn, THT, Mata, Anak, Kulit dan Kelamin, Saraf, Paru, Jantung dan Pembuluh Darah, Radiologi, Anastesi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik, dan Psikiater.
4.2. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independen dalam penelitian (tanggung jawab, pengakuan, komitmen pemimpin, insentif dan kondisi kerja) dan variabel dependen (kinerja perawat pelaksana).
4.2.1. Karakteristik Responden Responden yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di instalasi rawat inap RSU IPI Medan. Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan, diperoleh gambaran karakteristik responden secara umum menurut kelompok umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, status perkawinan, dan masa kerja responden. Berdasarkan umur, sebagian besar responden berada dalam kategori umur 21-30 tahun adalah sebanyak 56 responden (82,4%). Berdasarkan
jenis
kelamin,
sebagian besar responden adalah perempuan sebanyak 63 responden (92,6%). Berdasarkan latar belakang pendidikan, sebagian besar responden adalah berpendidikan Diploma III yaitu sebanyak 58 responden (85,3%).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan status perkawinan, sebagian besar responden adalah belum kawin yaitu sebanyak 39 responden (57,4%). Berdasarkan masa kerja, sebagian besar responden berada dalam kategori masa kerja <10 tahun yaitu sebanyak 62 responden (91,2%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Status perkawinan dan Masa kerja No 1. 2. 3.
Umur 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun
No 1. Laki-laki 2. Perempuan No 1. Sarjana 2. Diploma III 3. SPK No 1. Kawin 2. Belum kawin No 1. <10 tahun 2. 10-20 tahun 3. >20 tahun
Jumlah Jenis kelamin
Jumlah Pendidikan Terakhir
Jumlah Status perkawinan
Jumlah Masa kerja
Jumlah
Jumlah f % 56 82,4 11 16,2 1 1,4 68 100 5 63 68
7,4 92,6 100
3 58 7 68
4,4 85,3 10,3 100
39 29 68
57,4 42,6 100
62 5 1 68
91,2 7,4 1,4 100
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Tanggung jawab Variabel Tanggung jawab yang diukur dalam penelitian ini meliputi pelaksanaan asuhan keperawatan tepat waktu sesuai kebutuhan penderita, pelaksanaan asuhan keperawatan dengan penuh tanggung jawab, pelaksanaan tugas sesuai jadwal yang diberikan, pemberian wewenang dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan. Hasil penelitian terhadap 68 perawat di instalasi rawat inap RSU IPI Medan tahun 2010, diperoleh bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju selalu melaksanakan asuhan keperawatan tepat waktu sesuai kebutuhan penderita adalah sebanyak 46 responden (67,6%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju selalu melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan proses keperawatan dengan penuh tanggung jawab adalah sebanyak 55 responden (80,9%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju akan melaksanakan tugas sesuai dengan jadwal yang diberikan adalah sebanyak 44 responden (64,7%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa dalam melaksanakan asuhan keperawatan diberikan kewewenangan adalah sebanyak 48 responden (70,6%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan setiap penderita merupakan tanggung jawab perawat adalah sebanyak 53 responden (77,9%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Distribusi Responden berdasarkan tanggung jawab perawat di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan Tahun 2010 No
Pernyataan/ Jawaban
1.
Saya selalu melaksanakan asuhan keperawatan tepat waktu sesuai kebutuhan penderita. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah Saya selalu melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan proses keperawatan dengan penuh tanggung jawab - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah Saya akan melaksanakan tugas sesuai dengan jadwal yang diberikan - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah Dalam melaksanakan asuhan keperawatan saya diberikan kewewenangan - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan setiap penderita merupakan tanggung jawab perawat. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju
2.
3.
4.
5.
Jumlah
Jumlah f %
22 46 68
32,4 67,6 100
10 55 3 68
14,7 80,9 4,4 100
13 44 11 68
19,1 64,7 16,2 100
11 48 9 68
16,2 70,6 13,2 100
11 53 4
16,2 77,9 5,9
68
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pengkategorian berdasarkan jawaban responden, sebagian besar responden berada pada kategori tanggung jawab sedang adalah sebanyak 53 responden (77,9%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tanggung Jawab Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan Tahun 2010 No 1. 2. 3.
Tanggung jawab Baik Sedang Buruk Jumlah
Jumlah f % 13 19,2 53 77,9 2 2,9 68 100
4.2.3. Variabel Pengakuan Variabel pengakuan yang diukur dalam penelitian ini meliputi perhatian atasan dan penghargaan atas hasil kerja perawat, adanya tugas pokok dan fungsi perawat yang jelas dalam menjalankan tugas, pengawasan dari atasan pada perawat dalam melaksanakan pekerjaan dan dukungan baik dari atasan dan teman sejawat pada perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Hasil penelitian terhadap 68 perawat di instalasi rawat inap RSU IPI Medan tahun 2010, diperoleh bahwa sebagian besar responden menyatakan tidak setuju bahwa atasan selalu memperhatikan hasil kerja perawat adalah sebanyak 46 responden (67,6%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan sangat setuju bahwa selalu diberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang baik adalah sebanyak 38 reponden (55,9%).
Universitas Sumatera Utara
Distribusi responden sebagian besar menyatakan tidak setuju bahwa adanya tugas pokok dan fungsi perawat yang jelas dalam melaksanakan tugas adalah sebanyak 46 responden (67,6%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa adanya pengawasan dari atasan pada perawat dalam melaksanakan pekerjaan adalah sebanyak 50 responden (73,5%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa mendapat dukungan baik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dari atasan dan teman sejawat adalah sebanyak 43 responden (63,2%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Responden berdasarkan Pengakuan Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan Tahun 2010 No 1.
2.
3.
Pernyataan/ Jawaban
Jumlah f
Atasan saya selalu memperhatikan hasil kerja saya. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah Saya selalu diberikan penghargaan terhadap hasil kerja saya yang baik. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju
%
11 11 46 68
16,2 16,2 67,6 100
38 16 14
55,9 23,5 20,6
Jumlah Adanya tugas pokok dan fungsi perawat yang jelas dalam menjalankan tugas. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju
68
100
7 15 46
10,3 22,1 67,6
Jumlah
68
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. (Lanjutan) No 4.
5.
Pernyataan/ Jawaban
Jumlah f
Adanya pengawasan dari atasan pada perawat dalam melaksanakan pekerjaan. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah Saya mendapat dukungan baik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dari atasan dan teman sejawat. - Sangat setuju - Setuju -Tidak setuju Jumlah
%
6 50 12 68
8,9 73,5 17,6 100
11 43 14
16,2 63,2 20,6
68
100
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pengkategorian berdasarkan jawaban responden, sebagian besar responden berada pada kategori pengakuan sedang adalah sebanyak 39 responden (57,4%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengakuan Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan Tahun 2010 No
Pengakuan
Jumlah f
1. 2. 3.
Baik Sedang Buruk Jumlah
% 11 39 18 68
16,2 57,4 26,4 100
4.2.4. Komitmen pemimpin Variabel komitmen pemimpin yang diukur dalam penelitian ini meliputi atasan memberikan penjelasan tentang perkembangan ilmu keperawatan, atasan mendengarkan dengan baik usulan/keluhan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan,
Universitas Sumatera Utara
atasan memperhatikan dan memberi bimbingan serta arahan dalam melaksanakan proses keperawatan, atasan memotivasi dan memberikan umpan balik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hasil penelitian terhadap 68 perawat di instalasi rawat inap RSU IPI Medan tahun 2010, diperoleh bahwa sebagain besar responden menyatakan setuju bahwa atasan selalu memberikan penjelasan tentang perkembangan ilmu keperawatan adalah sebanyak 51 responden (75,0%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa atasan selalu mendengarkan dengan baik usulan/keluhan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah sebanyak 52 responden (76,5%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa atasan selalu memperhatikan dan memberikan bimbingan serta arahan dalam melakukan proses keperawatan adalah sebanyak 59 responden (86,7%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa perhatian atasan akan memotivasi untuk melaksanakan proses keperawatan lebih baik adalah sebanyak 42 responden (61,7%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa atasan selalu memberikan umpan balik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan memberikan keputusan yang jelas adalah sebanyak 52 responden (76,4%).
Secara rinci dapat
dilihat pada tabel 4.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Distribusi Responden berdasarkan Komitmen Pemimpin Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan Tahun 2010 No Pernyataan/Jawaban 1. Atasan saya selalu memberikan penjelasan tentang perkembangan ilmu keperawatan. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah 2. Atasan saya selalu mendengarkan dengan baik usulan/keluhan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju
3.
4.
5.
Jumlah Atasan saya selalu memperhatikan dan memberikan bimbingan serta arahan dalam melakukan proses keperawatan. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah Perhatian atasan saya akan memotivasi saya untuk melaksanakan proses keperawatan lebih baik. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah Atasan saya selalu memberikan umpan balik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan memberikan keputusan yang jelas. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah
Jumlah f
%
8 51 9
11,8 75,0 13,2
7 52 9 68
10,3 76,5 13,2 100
5 59 4 68
7,4 86,7 5,9 100
22 42 4 68
32,4 61,7 5,9 100
8 52 8
11,8 76,4 11,8
68
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pengkategorian berdasarkan jawaban responden, sebagian besar responden berada pada kategori komitmen pemimpin sedang adalah sebanyak 50 responden (73,5%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Komitmen pemimpin Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan Tahun 2010 No 1. 2. 3.
Komitmen pemimpin Baik Sedang Buruk Jumlah
Jumlah f 11 50 7 68
% 16,2 73,5 10,3 100
4.2.5. Insentif Variabel insentif yang diukur dalam penelitian ini meliputi kepuasan terhadap insentif, pemberian insentif sesuai ketentuan atasan, pemberian insentif secara adil sesuai prestasi kerja perawat, insentif dapat memotivasi perawat dan penerimaan insentif sewaktu melaksanakan tugas atas perintah atasan. Hasil penelitian terhadap 68 perawat di instalasi rawat inap RSU IPI Medan tahun 2010, diperoleh bahwa sebagian besar responden menyatakan tidak setuju bahwa merasa puas atas insentif yang diberikan adalah sebanyak 53 responden (77,9%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa pemberian insentif sesuai dengan ketentuan atasan adalah sebanyak 39 responden (57,4%).
Universitas Sumatera Utara
Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa diperlukan pemberian insentif secara adil sesuai dengan prestasi kerja perawat adalah sebanyak 34 responden (50,0%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa pemberian insentif dapat memotivasi dalam melaksanakan proses keperawatan dengan lebih baik adalah sebanyak 46 responden (67,7%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan tidak setuju bahwa menerima insentif sewaktu melaksanakan tugas atas perintah atasan adalah sebanyak 48 responden (70,6%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8. Distribusi Responden berdasarkan insentif perawat di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan Tahun 2010 No
Pernyataan/ Jawaban
1.
Saya merasa puas atas insentif yang diberikan. - Setuju - Tidak setuju Jumlah Pemberian insentif sesuai dengan ketentuan atasan. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah Menurut saya diperlukan pemberian insentif secara adil sesuai dengan prestasi kerja perawat. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah Pemberian insentif dapat memotivasi saya dalam melaksanakan proses keperawatan dengan lebih baik. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah
2.
3.
4.
Jumlah f
%
15 53 68
22,1 77,9 100
16 39 13 68
23,5 57,4 19,1 100
32 34 2 68
47,1 50,0 2,9 100
20 46 2 68
29,4 67,7 2,9 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. (Lanjutan) 5.
Saya menerima insentif sewaktu melaksanakan tugas atas perintah atasan. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju
4 16 48
5,9 23,5 70,6
Jumlah
68
100
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pengkategorian berdasarkan jawaban responden, sebagian besar responden berada pada kategori insentif sedang adalah sebanyak 44 responden (64,7%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan kategori Insentif Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan Tahun 2010 No
Insentif
Jumlah f
1. 2. 3.
Baik Sedang Buruk Jumlah
9 44 15 68
% 13,2 64,7 22,1 100
4.2.6. Kondisi kerja Variabel kondisi kerja yang diukur dalam penelitian ini meliputi kondisi lingkungan tempat kerja perawat baik dan nyaman, hubungan harmonis perawat dengan atasan, hubungan harmonis antara sesama perawat, peraturan, fasilitas dan tenaga perawat mendukung pelayanan pasien, serta adanya prosedur kerja yang jelas. Hasil penelitian terhadap 68 perawat di instalasi rawat inap RSU IPI Medan tahun 2010, diperoleh bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa
Universitas Sumatera Utara
kondisi lingkungan tempat kerja perawat baik dan nyaman adalah sebanyak 51 responden (75,0%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa terjalin hubungan yang harmonis antara perawat dengan atasan adalah sebanyak 48 responden (70,6%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa adanya hubungan yang harmonis antara sesama perawat dengan saling memberikan dukungan adalah sebanyak 50 responden (73,5%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa peraturan, fasilitas dan tenaga perawat yang ada di rumah sakit ini mendukung dalam pelayanan pada pasien adalah sebanyak 44 responden (64,7%). Distribusi responden sebagian besar menyatakan setuju bahwa harus adanya prosedur kerja yang jelas dalam melaksanakan setiap pekerjaan oleh perawat adalah sebanyak 33 responden (48,5%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10. Distribusi Responden berdasarkan kondisi kerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan Tahun 2010 No 1.
2.
Pernyataan/ Jawaban
Jumlah f
Kondisi lingkungan tempat kerja perawat baik dan nyaman. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah Terjalin hubungan yang harmonis antara perawat dengan atasan. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah
%
14 51 3 68
20,6 75,0 4,4 100
3 48 17 68
4,4 70,6 25,0 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10. (Lanjutan) No Pernyataan/ Jawaban 3.
4.
5.
Jumlah f
Adanya hubungan yang harmonis antara sesama perawat dengan saling memberikan dukungan. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Peraturan, fasilitas dan tenaga perawat yang ada di rumah sakit ini mendukung dalam pelayanan pada pasien. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah Harus adanya prosedur kerja yang jelas dalam melaksanakan setiap pekerjaan oleh perawat. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju Jumlah
%
13 50 5
19,1 73,5 7,4
3 44 21 68
4,4 64,7 30,9 100
23 33 12
33,9 48,5 17,6
68
100
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pengkategorian berdasarkan jawaban responden, sebagian besar responden berada pada kategori kondisi kerja sedang adalah sebanyak 43 responden (63,2%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kondisi kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan Tahun 2010 No
Kondisi kerja
Jumlah f
1. 2. 3.
Baik Sedang Buruk Jumlah
% 14 43 11 68
20,6 63,2 16,2 100
Universitas Sumatera Utara
4.2.7. Kinerja Perawat Pelaksana Pengukuran kinerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan dengan mengunakan kuesioner sebanyak 22 item pertanyaan dengan jenis jawaban skala interval. Pertanyaan disusun berdasarkan uraian tugas perawat pelaksana di ruang rawat inap rumah sakit. Jika menjawab B (baik), maka skor yang diperoleh responden 3, menjawab CB (cukup baik) skor 2, dan menjawab BR (buruk) skor 1. Jenis pertanyaan yang diajukan tentang kinerja perawat pelaksana meliputi Kegiatan dalam memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya, kegiatan dalam menerima pasien baru, memelihara peralatan perawatan dan medis, melaksanakan program orientasi kapada pasien tentang ruangan dan lingkungannya, melaksanakan
pengkajian
kepada
pasien,
menyusun
rencana
keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien, mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan, memenuhi kebutuhan fisiologis pasien, melatih mobilisasi pasien, melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan kepada pasien, memantau dan memelihara kondisi pasien, mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien, kecepatan dan ketanggapan perawat dalam menanggapi keluhan pasien, melaksanakan serah terima tugas pada saat pergantian shif jaga, tingkat kehadiran perawat dalam bekerja, menciptakan
hubungan kerjasama yang baik
dengan pasien dan keluarganya, melaksanakan Penyuluhan/Promosi Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit (PKMRS), menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan atasan dan teman sejawat, menciptakan rasa aman dan
Universitas Sumatera Utara
nyaman bagi pasien, melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan pasien, dan menyiapkan pasien yang akan pulang. Hasil
penelitian
menyatakan cukup
baik
menunjukkan dalam
tindakan
memelihara
responden
sebagian
kebersihan ruang
besar
rawat
dan
lingkungannya adalah sebanyak 34 responden (50,0%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam menerima pasien baru adalah sebanyak 32 responden (47,1%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam memelihara peralatan perawatan dan medis adalah sebanyak 33 responden (48,6%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan lingkungannya adalah sebanyak 31 responden (45,6%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam melaksanakan pengkajian kepada pasien adalah sebanyak 28 responden (41,2%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan buruk dalam menyusun rencana keperawatan adalah sebanyak 29 responden (42,6%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien adalah sebanyak 32 responden (47,1%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan adalah sebanyak 37 responden (54,4%).
Universitas Sumatera Utara
Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam memenuhi kebutuhan fisiologis pasien adalah sebanyak 45 responden (66,2%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam melatih mobilisasi pasien adalah sebanyak 38 responden (55,8%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan kepada pasien adalah sebanyak 32 responden (47,1%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam memantau dan memelihara kondisi pasien adalah sebanyak 43 responden (63,2%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien adalah sebanyak 28 responden (41,2%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam kecepatan dan ketanggapan perawat dalam menanggapi keluhan pasien adalah sebanyak 37 responden (54,4%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam melaksanakan serah terima tugas pada saat pergantian shif jaga adalah sebanyak 34 responden (50,0%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam tingkat kehadiran dalam bekerja adalah sebanyak 40 responden (58,8%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarganya adalah sebanyak 43 responden (63,2%).
Universitas Sumatera Utara
Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam melaksanakan Penyuluhan/Promosi Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit (PKMRS) adalah 39 responden (57,3%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan atasan dan teman sejawat adalah sebanyak 40 responden (58,8%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pasien adalah sebanyak 44 responden (64,7%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan pasien adalah sebanyak 27 responden (39,7%). Distribusi tindakan responden sebagian besar menyatakan cukup baik dalam menyiapkan pasien yang akan pulang adalah sebanyak 40 responden (58,8%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12. Distribusi Responden berdasarkan Kinerja Perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan Tahun 2010. No
Pertanyaan/ Jawaban
1.
Bagaimana menurut Anda perawat dalam memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya? Baik Cukup baik Buruk Jumlah Bagaimana menurut Anda perawat dalam menerima pasien baru? Baik Cukup baik Buruk Jumlah Bagaimana menurut Anda perawat dalam memelihara peralatan perawatan dan medis? Baik Cukup baik Buruk
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah f %
Jumlah Bagaimana menurut Anda perawat dalam melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan lingkungannya? Baik Cukup baik Buruk Jumlah Bagaimana menurut Anda perawat dalam melaksanakan pengkajian kepada pasien? Baik Cukup baik Buruk Jumlah Bagaimana menurut Anda perawat dalam menyusun rencana keperawatan? Baik Cukup baik Buruk Jumlah
28 34 6 68
41,2 50,0 8,8 100
30 32 6
44,1 47,1 8,8
26 33 9
38,2 48,6 13,2
68
100
26 31 11 68
38,2 45,6 16,2 100
20 28 20 68
29,4 41,2 29,4 100
14 25 29 68
20,6 36,8 42,6 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12. (Lanjutan) No Pernyataan/ Jawaban 7. Bagaimana menurut Anda perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien? Baik Cukup baik Buruk Jumlah 8. Bagaimana menurut Anda perawat dalam mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan? Baik Cukup baik Buruk Jumlah 9. Bagaimana menurut Anda perawat dalam memenuhi kebutuhan fisiologis pasien? Baik Cukup baik Buruk Jumlah 10. Bagaimana menurut Anda perawat dalam melatih mobilisasi pasien? Baik Cukup baik Buruk Jumlah 11. Bagaimana menurut Anda perawat dalam melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan kepada pasien? Baik Cukup baik Buruk Jumlah 12. Bagaimana menurut Anda perawat dalam memantau dan memelihara kondisi pasien? Baik Cukup baik Buruk Jumlah
f
%
17 32 19 68
25,0 47,1 27,9 100
26 37 5 68
38,2 54,4 7,4 100
16 45 7 68
23,5 66,2 10,3 100
15 38 15 68
22,1 55,8 22,1 100
19 32 17 68
27,9 47,1 25,0 100
14 43 11 68
20,6 63,2 16,2 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12. (Lanjutan) No 13.
Pernyataan/ Jawaban Bagaimana menurut Anda perawat dalam mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien? Baik Cukup baik Buruk Jumlah 14. Bagaimana menurut Anda kecepatan dan ketanggapan perawat dalam menanggapi keluhan pasien? Baik Cukup baik Buruk 15.
16.
17.
18.
Jumlah Bagaimana menurut Anda perawat dalam melaksanakan serah terima tugas pada saat pergantian shif jaga? Baik Cukup baik Buruk Jumlah Bagaimana menurut Anda mengenai tingkat kehadiran perawat dalam bekerja? Baik Cukup baik Buruk Jumlah Bagaimana menurut Anda perawat dalam menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarganya? Baik Cukup baik Buruk Jumlah Bagaimana menurut Anda perawat perawat dalam melaksanakan Penyuluhan/Promosi Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit (PKMRS)? Baik Cukup baik Buruk Jumlah
f
%
14 28 26 68
20,6 41,2 38,2 100
13 37 18
19,1 54,4 26,5
68
100
13 34 21 68
19,1 50,0 30,9 100
15 40 13 68
22,1 58,8 19,1 100
21 43 4 68
30,9 63,2 5,9 100
21 39 8 68
30,9 57,3 11,8 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12. (Lanjutan) No Pernyataan/Jawaban 19. Bagaimana menurut Anda perawat dalam menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan atasan dan teman sejawat? Baik Cukup baik Buruk Jumlah 20. Bagaimana menurut Anda perawat dalam menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pasien? Baik Cukup baik Buruk Jumlah 21. Bagaimana menurut Anda perawat dalam melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan pasien? Baik Cukup baik Buruk Jumlah 22. Bagaimana menurut Anda perawat dalam menyiapkan pasien yang akan pulang? Baik Cukup baik Buruk Jumlah
f
%
22 40 6 68
32,4 58,8 8,8 100
19 44 5 68
27,9 64,7 7,4 100
15 27 26 68
22,1 39,7 38,2 100
24 40 4 68
35,3 58,8 5,9 100
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pengkategorian berdasarkan jawaban responden, sebagian besar responden berada pada kategori kinerja sedang adalah sebanyak 29 responden (42,6%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan Tahun 2010 Ruangan Rawat Inap Mawar
Kinerja Perawat Pelaksana f 1. Baik 2. Sedang 3. Buruk
Jumlah Tulip
1. Baik 2. Sedang 3. Buruk
Jumlah ICU
1. Baik 2. Sedang 3. Buruk
Jumlah VIP
1. Baik 2. Sedang 3. Buruk
Jumlah Melati
1. Baik 2. Sedang 3. Buruk
Jumlah Neonati
1. Baik 2. Sedang 3. Buruk
Jumlah Anggrek
1. Baik 2. Sedang 3. Buruk
Teratai
1. Baik 2. Sedang 3. Buruk
Katalia
1. Baik 2. Sedang 3. Buruk
Jumlah Jumlah Total
Jumlah % 2 3 2 7 2 3 3 8 2 3 4 9 2 3 2 7 3 3 1 7
2 3 2 7 3 3 2 8 2 4 1 7 2 4 2 8 68
28,6 42,8 28,6 100 25,0 37,5 37,5 100 22,2 33,3 44,5 100 28,6 42,8 28,6 100 42,8 42,8 14,4 100 28,6 42,8 28,6 100 37,5 37,5 25,0 100 28,6 57,0 14,4 100 25,0 50,0 25,0 100 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Total Kategori Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan Tahun 2010 No
Kinerja Perawat Pelaksana
Jumlah f
1. 2. 3.
Baik Sedang Buruk Jumlah
21 29 18 68
% 30,9 42,6 26,5 100
4.3. Analisis Bivariat Untuk menjelaskan hubungan motivasi kerja yang meliputi: tanggung jawab, pengakuan, komitmen pemimpin, insentif dan kondisi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit maka dilakukan uji statistik korelasi Pearson Product Moment dengan hasil sebagai berikut : 1. Pada motivasi kerja, yaitu variabel tanggung jawab (p=0,000), pengakuan (p=0,000), komitmen pemimpin (p=0,000), insentif (p=0,000), dan kondisi kerja (p=0,000) menunjukkan hubungan secara signifikan dengan kinerja perawat pelaksana di instalasai rawat inap rumah karena p<0,05. 2. Menurut Colton dalam Hastono (2001), melalui hasil uji statistik dari korelasi Pearson dapat dilihat kekuatan/keeratan hubungan dua variabel sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Hubungan variabel tanggung jawab dengan kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit menunjukkan hubungan yang kuat (r= 0,508) dan berpola positif (+), artinya semakin baik tangung jawab maka semakin baik kinerja perawat pelaksana di instalasai rawat inap rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
b. Hubungan variabel pengakuan dengan kinerja perawat pelaksana di instalasai rawat inap rumah sakit menunjukkan hubungan yang kuat (r= 0,794) dan berpola positif (+), artinya semakin baik pengakuan maka semakin baik kinerja perawat pelaksana di instalasai rawat inap rumah sakit. c. Hubungan variabel komitmen pemimpin dengan kinerja perawat pelaksana di instalasai rawat inap rumah sakit menunjukkan hubungan yang kuat (r= 0,526) dan berpola positif (+), artinya semakin baik komitmen pemimpin maka semakin baik kinerja perawat pelaksana di instalasai rawat inap rumah sakit. d. Hubungan variabel insentif dengan kinerja perawat pelaksana di instalasai rawat inap rumah sakit menunjukkan hubungan yang kuat (r= 0,770) dan berpola positif (+), artinya semakin baik insentif maka semakin baik kinerja perawat pelaksana di instalasai rawat inap rumah sakit. e. Hubungan variabel kondisi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di instalasai rawat inap rumah sakit menunjukkan hubungan yang kuat (r= 0,703) dan berpola positif (+), artinya semakin baik kondisi kerja maka semakin baik kinerja perawat pelaksana di instalasai rawat inap rumah sakit. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.14. berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15. Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson No 1.
Variabel Tanggung jawab
2. 3. 4.
Pengakuan Komitmen pemimpin Insentif
Correlation Coefficient (r) 0,508
5. Kondisi kerja Ket: **signifikan
0,794 0,526 0,770 0,703
Significant (p) 0,000** 0,000** 0,000** 0,000** 0,000**
4.4. Hasil Uji Statistik Multivariat Berdasarkan hasil uji statistik bivariat, dapat diketahui bahwa variabel tanggung jawab, pengakuan, komitmen pemimpin, insentif, dan kondisi kerja dapat dilanjutkan ke analisis multivariat regresi linier berganda karena ρ-value<0,25. Hasil uji statistik regresi linear berganda dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0.05) menunjukkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel pengakuan (ρ=0,002), insentif (ρ=0,004), dan kondisi kerja (ρ=0,041) terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit karena nilai ρ<0,05. 2. Tanggung jawab (ρ= 0,632), dan komitmen pemimpin (ρ= 0,556) tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit karena nilai ρ>0,05. 3. Nilai koefisien determinasi (R Square) adalah 0,708 artinya tanggung jawab, pengakuan, insentif, dan kondisi kerja memberikan pengaruh hanya sebesar 70,8%
terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSU IPI
Medan, sedangkan sisanya 29,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
Universitas Sumatera Utara
termasuk dalam penelitian ini. Hasil uji Anova memiliki nilai F hitung (F=30,012) dan ρ=0,000<0,05. 4. Model persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y = -0,239 + 0,495X1 + 0,461 X2 + 0,284 X3 Keterangan: Y = variabel kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit X1 = variabel pengakuan X2 = variabel insentif X3 = variabel kondisi kerja Berdasarkan persamaan di atas dapat dideskripsikan bahwa : 1. Apabila dinaikkan satu poin variabel pengakuan, maka variabel kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit akan meningkat sebesar 0,495 kali. 2. Apabila dinaikkan satu poin variabel insentif, maka variabel kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit akan meningkat sebesar 0,461 kali. 3. Apabila dinaikkan satu poin variabel kondisi kerja, maka variabel kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSU IPI Medan akan meningkat sebesar 0,284 kali.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis regresi tersebut sesuai dengan Tabel 4.16 berikut ini: Tabel 4.16. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda No 1 2 3 4 5 6
Variabel Konstanta Tanggung jawab Pengakuan Komitmen pemimpin Insentif Kondisi kerja
Taraf Signifikan 0,632 0,002 0,556 0,004 0,041
B
R
-0,239 -0,092 0,495 0,708 -0,099
R Square
ρ Value
0,684
0,000
0,461 0,284
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi linier berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pengakuan, insentif dan kondisi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit, sedangkan variabel tanggung jawab dan komitmen pemimpin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit. 5.1.
Variabel Motivasi Kerja Perawat yang Berpengaruh Terhadap kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
5.1.1. Variabel Pengakuan Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa pengakuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit (ρ=0,002 < α=0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian Juliani (2007), di RSU dr. Pirngadi Medan bahwa pengakuan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat. Hal ini juga didukung oleh penelitian Siregar (2008), di RSUD Swadana Tarutung Tapanuli Utara bahwa pengakuan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. Demikian juga penelitian Sihotang (2006), di Rumah Sakit Dolok Sanggul yang meneliti pengaruh motivasi terhadap produktifitas kerja perawat menunjukkan bahwa pengakuan/status perawat berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Arwani (2008), bahwa pelayanan keperawatan profesional yaitu praktek keperawatan yang dilakukan oleh perawat didasarkan atas profesi keperawatan. Ciri dari praktek keperawatan profesional secara umum adalah memiliki otonomi, mendapatkan pengakuan, bertanggung jawab dan bertanggung gugat (accountability) mengunakan metode ilmiah berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi dan memiliki aspek legal. Menurut Stringer (2004), bagi seseorang profesional dibidang kesehatan maupun pendidikan, biasanya pengakuan diberikan oleh pasien (keluarga pasien) ataupun murid (orang tua murid). Dan biasanya ada rasa kepuasan yang melekat (inheren) akibat pemberian pengakuan tersebut. Akan tetapi pemberian pengakuan yang diberikan oleh pihak manajemen mempunyai arti yang lain, karena disamping meningkatkan kepuasan, juga dapat meningkatkan kinerja dan mengurangi turn over. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengakuan dari atasan terhadap responden tentang pelaksanaan asuhan keperawatan di instalasi rawat inap rumah sakit termasuk dalam kategori sedang (57,4%). Pengakuan dari atasan menjadi salah satu faktor yang mendorong/memotivasi perawat untuk meningkatkan kinerja berkaitan dengan mutu asuhan keperawatan terhadap pasien. Aspek pengakuan dalam pelaksanaan tugas keperawatan salah satunya adalah tugas pokok (Tupoksi) yang jelas dalam menjalankan tugas. Ini menunjukkan bahwa perawat selalu menginginkan tugas yang diberikan kepadanya tidak tumpang tindih sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
Pengakuan atas hasil kerja perawat oleh pimpinan akan mendorong perawat untuk selalu berbuat yang lebih baik dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa perawat yang mendapatkan pengakuan dari atasannya akan meningkatkan kinerjanya. Ini mengindikasikan bahwa perhatian, penghargaan, pengawasan maupun dukungan yang dilakukan atasan efektif untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien.
5.1.2. Variabel Insentif Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa insentif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit (ρ=0,004 < α=0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Lande (2006), yang menunjukkan adanya hubungan antara imbalan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap dimana masih banyak perawat di ruang rawat inap RS Elim Rantepao Toraja yang tidak puas terhadap imbalan yang mereka terima sehingga berhubungan dengan rendahnya kinerja mereka dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Demikian juga penelitian Sihotang (2006), bahwa rendahnya kinerja perawat untuk melakukan pekerjaan akibat insentif yang diperoleh rendah, terlihat dari perawat selalu berpikir untuk mendapatkan pekerjaan di luar rumah sakit dalam mencukupi kebutuhan. Paradigma yang berkembang adalah pemberian insentif/bonus secara otomatis akan selalu dibarengi dengan kenaikan produktifitas/kinerja.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Notoatmodjo (2002), faktor-faktor yang memengaruhi kinerja antara lain adalah Ability (kemampuan pembawaan), Capacity (kemampuan yang dapat dikembangkan), help (bantuan untuk terwujudnya kinerja), Incentive (insentif material dan non material), Environment (lingkungan tempat kerja karyawan), Validity (petunjuk dan uraian kerja) dan Evaluation (umpan balik hasil kerja). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar insentif yang diperoleh responden terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di instalasi rawat inap rumah sakit termasuk dalam kategori sedang (64,7%). Pada saat pengamatan di lapangan, terlihat jelas bahwa insentif yang diberikan atasan kepada perawat sangat jarang diberikan dan pada umumnya tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya. Sebagian besar perawat mengeluh dan menginginkan adanya insentif atas prestasi kerjanya yang dapat memotivasi mereka dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Paradigma yang berkembang adalah bahwa pemberian insentif secara otomatis akan selalu dibarengi dengan kenaikan produktifitas kerja. Kenyataannya hanya sebagian kecil perawat mendapatkan insentif atas pekerjaannya sehingga mereka malas bekerja dan tidak sungguh-sungguh dilihat dari keluhan-keluhan pasien/keluarganya atas pekerjaan yang mereka lakukan. Berdasarkan hal di atas maka hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit adalah adanya perhatian dari atasan khususnya pimpinan rumah sakit agar memberikan insentif sesuai prestasi
Universitas Sumatera Utara
kerja yang dilakukan perawat sehingga dengan demikian mereka dapat termotivasi dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan lebih baik.
5.1.3. Variabel Kondisi Kerja Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa kondisi kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit (ρ=0,041 < α=0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Juliani (2007), mengatakan bahwa motivasi dapat pula diciptakan dengan mengadakan pengaturan kondisi kerja yang sehat. Hal Ini menimbulkan motivasi kerja sehingga keinginan seseorang untuk melakukan pekerjaan dalam bentuk keahlian, keterampilan, tenaga dan waktunya untuk melaksanakan pekerjaan. Hal ini juga didukung oleh penelitian Djokosoetono dalam Angraini (2007), yang menemukan hasil bahwa kondisi kerja berinteraksi dengan dorongan untuk berkembang, perasaan tanggung jawab terhadap hasil pekerjaan menghasilkan secara positif perasaan bahwa pekerjaan berarti. Hasil yang berbeda diperlihatkan oleh penelitian Siregar (2008), di RSUD Swadana Tarutung Tapanuli Utara bahwa kondisi kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar kondisi kerja responden dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di instalasi rawat Inap rumah sakit termasuk dalam kategori sedang (63,2%).
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian dan observasi di lapangan menunjukkan bahwa kondisi kerja yang buruk disebabkan oleh kurang adanya hubungan yang harmonis antara perawat dengan atasan, ditambah dengan peraturan, fasilitas, tenaga perawat tidak mendukung dalam pelayanan pada pasien dan tidak adanya prosedur kerja yang jelas dalam melaksanakan pekerjaan. Kondisi kerja merupakan faktor yang penting bagi perawat dalam melaksanakan tindakan perawatan, karena dengan kondisi kerja yang baik maka dalam melaksanakan tindakan keperawatan dapat dilakukan dengan lebih baik pula. Menurut Robbins (2002), hubungan antara atasan dan bawahan serta hubungan sesama pegawai merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam organisasi. Hubungan menyangkut jalinan komunikasi baik vertikal, horizontal dan diagonal. Pemahaman mengenai hubungan ini tergantung beberap aspek diantaranya aspek individual yang mampu bekerjasama dan memengaruhi kinerja dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien bagi organisasi.
5.2.
Variabel Motivasi Kerja yang Tidak Berpengaruh Terhadap Kinerja Perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
5.2.1. Variabel Tanggung jawab Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa tanggung jawab tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit (ρ=0,632 > α=0,05).
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Siregar (2008), di RSUD Swadana Tarutung Tapanuli Utara bahwa tanggung jawab tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. Hasil yang berbeda diperlihatkan oleh penelitian Nasution (2008), di RSU dr. Pirngadi Medan bahwa tanggung jawab berpengaruh secara signifikan terhadap tindakan perawatan pasien pasca bedah. Responden yang bertanggung jawab melakukan tindakan perawat dengan baik, sedangkan yang kurang bertanggung jawab melakukan perawatan kurang baik. Menurut Tomatala (2006), bahwa salah satu upaya yang dapat memotivasi seseorang adalah melalui sentuhan psikologi, pemimpin dapat membuat gerakan motivasi dengan sentuhan psikologis kepada orang-orang yang dipimpinnya. Sentuhan psikologis dapat berupa pujian (praising) atau teguran (reprimend) sesuai dengan kondisi langsung yang ditemukan pemimpin pada setiap pegawainya. Motivasi psikologis yang diberikan dengan tulus akan memberi dorongan yang kuat bagi para karyawan untuk bergerak maju, memperbaiki diri dan bekerja dengan lebih baik (bekerja efektif, efisien, dalam hubungan manusia/organisasi yang sehat). Ilyas (2001) menyatakan bahwa tanggung jawab adalah kesanggupan sesorang staf dalam menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik, tepat waktu serta berani mengambil resiko untuk keputusan yang dibuat atau tindakan yang dilakukan. Tanggung jawab merupakan faktor yang penting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien. Perawat dituntut memberikan pelayanan keperawatan
Universitas Sumatera Utara
sesuai kebutuhan dan batas kemampuannya. Melaksanakan fungsi perawat dengan bertanggung jawab akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien. Tanggung jawab ini berkaitan dengan hasil kerja karena perawat secara langsung memberi tindakan kepada pasien. Jika perawat tidak bertangung jawab terhadap pelaksanaan tindakan maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kecacatan pada pasien (malpraktik) sampai kehilangan nyawa pasien. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar tanggung jawab responden terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di instalasi rawat inap rumah sakit termasuk dalam kategori sedang (77,9%). Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa tanggung jawab tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat disebabkan karena perawat yang memiliki tanggung jawab yang cukup besar mempunyai kinerja yang cenderung sama dengan perawat yang memiliki tanggung jawab yang relatif lebih kecil. Dimana diketahui perawat memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dan menggap bahwa kesalahan sekecil apapun akan berdampak fatal terhadap keselamatan pasien itu sendiri karena berhubungan dengan nyawa manusia. Untuk itu kepala ruangan harus melakukan pengawasan pada bawahannya, agar tanggung jawab perawat dalam melaksanakan pekerjaan (asuhan keperawatan) terus meningkat. Salah satu langkah yang dapat ditempuh yaitu dengan menegakkan disiplin dan menerapkan sanksi bagi perawat yang tidak melakukan tanggung jawab dengan baik dan tidak sesuai dengan prosedur kerja yang ada.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Variabel Komitmen Pemimpin Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa komitmen pemimpin tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit (ρ=0,556 > α =0,05). Berdasarkan analisis Bivariat bahwa hubungan variabel komitmen pemimpin dengan kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit menunjukkan hubungan yang kuat (r= 0,526) dan berpola positif (+), artinya semakin baik komitmen pemimpin maka semakin baik kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit. Hasil berbeda diperlihatkan oleh penelitian Sitorus (2007), di RSU H.Adam Malik Medan, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara komitmen pemimpin terhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap. Hal ini juga berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Maslow dalam Ilyas (2001), yang memandang motivasi seseorang individu sebagai suatu urutan kebutuhan, khususnya komitmen pemimpin sesuai dengan kebutuhan sosial. Dalam bukunya Motivation and Personality dijelaskan tenaga kerja ingin diterima atasannya (sense of belonging), dihargai (sense of importance), diikutsertakan dalam kegiatan (sense of participation) dan berprestasi (sense of achievement). Menurut Robbins (2003), mengatakan komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada kebijakan suatu organisasi yang tujuannya untuk memelihara produktifitas kerja anggota organisasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar komitmen pemimpin terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat Inap rumah sakit termasuk dalam kategori sedang (73,5%). Komitmen kepemimpinan merupakan faktor penting yang meneguhkan pemimpin dan orang yang dipimpin dalam suatu organisasi menjalani tanggung jawab kepemimpinan yang diembannya. Berdasarkan pengamatan dilapangan menunjukkan kurang adanya komitmen pemimpin terhadap perawat. Pimpinan kurang peduli dan perhatian terhadap keberadaan dan kepentingan perawat dimana diketahui bahwasanya perawat kurang memperoleh penjelasan tentang pekerjaan yang dilakukannya, perawat terkesan bekerja tanpa koordinir yang baik dari pimpinannya, tidak adanya kerjasama yang baik antara pimpinan dengan bawahan dimana sering terjadinya kesalahan komunikasi dalam melaksanakan pekerjaan serta kurang adanya penyelesaian yang baik atas masalah-masalah yang di hadapi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Kenyataannya tidaklah demikian, komitmen pemimpin bukanlah satu-satunya faktor yang dapat memengaruhi tingkat kinerja perawat. Tingkat keterampilan perawat dan teknologi yang digunakan adalah dua faktor penting lainnya yang memengaruhi kinerja perawat. Ditambah dengan jumlah perawat harus sesuai dengan standar ketenagaan yang ada dengan kondisi di lapangan sesungguhnya. Dengan demikian meskipun komitmen pemimpin kurang baik namun kenyataannya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat.
Universitas Sumatera Utara
Perawat sebagai sumber daya manusia dalam pemberian asuhan keperawatan merupakan unsur yang terpenting sehingga pemeliharaan hubungan yang kontinu dan serasi juga di instalasi rawat inap RSU IPI Medan menjadi sangat penting. Untuk itu pihak pimpinan perlu tetap mempertahankan dan meningkatkan komitmennya terhadap bawahannya. Pemeliharan hubungan dan komunikasi yang efektif sehingga berbagai hal yang menyangkut pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan akan menjadi lebih baik lagi di masa akan datang.
5.3. Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Kinerja adalah penampilan hasil kerja personil baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil, penampilan hasil kerja tidak terbatas kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi meliputi keseluruhan jajaran personil dalam organisasi (Ilyas, 2001). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit dengan kategori kinerja baik (30,9%), kategori kinerja sedang (42,6%) dan kategori kinerja buruk (26,5%). Hasil penelitian sesuai dengan survei pendahuluan yang penulis lakukan bahwa kinerja perawat masih rendah berkaitan dengan banyaknya keluhan pasien tentang pelayanan perawat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nasution (2008), di RSU dr. Pirngadi Medan bahwa lebih banyak perawat yang melakukan tindakan kurang baik dalam melaksanakan tindakan perawatan pada pasien pasca bedah yaitu 45,5%. Hal ini juga didukung oleh penelitian Siregar (2008), di RSUD Swadana Tarutung
Universitas Sumatera Utara
Tapanuli Utara bahwa kinerja perawat di ruang rawat inap sebagian besar dalam kategori baik (71,4%), tetapi masih ditemukan (28,6%) perawat dengan kinerja kurang baik. Sejalan
dengan
meningkatnya
pengetahuan
manusia
dan
semakin
meningkatnya pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit, membawa konsekuensi kepada suatu manajemen pengelolaan secara efektif dan efisien dalam memenuhi tuntutan kebutuhan pelayanan yang optimal, artinya perawat sangat di tuntut mempunyai kinerja yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga dapat menguntungkan semua pihak baik pasien, tenaga kesehatan maupun bagi rumah sakit. Kinerja yang baik merupakan output seseorang atau perawat, sejauhmana kemungkinan yang dirasakan oleh perawat bahwa tenaga yang diberikan dan usaha yang dilakukan dapat membuahkan kinerja sesuai dengan yang diharapkan oleh rumah sakit. Untuk mengetahui kinerja perawat sesuai dengan yang diharapkan dibutuhkan suatu penilaian kinerja. Suatu penerapan penilaian kerja dikatakan baik bila penilaian kerja diarahkan bukan unntuk menilai orangnya, tetapi yang dinilai adalah hasil pekerjaan yang telah dilakukannya. Oleh sebab itu dalam penilaian kinerja bagaimana juga akan bersentuhan dengan manusia yang mempunyai perasaan, keinginan dan pemikiran Suatu proses penilaian kerja dapat dikatakan baik, bila ia mampu: (1) Menghasilkan umpan balik hasil prestasi kerja yang jelas sehingga yang bersangkutan tahu apa yang diharapkan darinya; (2) Mengenali bidang pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan secara khusus yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan; (3) Mengenali cara-cara yang dapat memberi kemungkinan bagi yang bersangkutan untuk mengembangkan bakat dan tanggung jawab yang besar. Penilaian kinerja dapat berfungsi sebagai umpan balik bagi rumah sakit. Umpan balik yang dimaksudkan yaitu sebagai salah satu usaha untuk menggugah personal dan menjelaskan sudah sampai dimana pelaksanaan dan hasil pekerjaan yang telah dilakukannya selama ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diketahui dari 68 responden di Instalasi Rawat Inap RSU IPI Medan bahwa Kinerja perawat sebanyak 21 responden (30,9%) termasuk kategori baik, 29 responden (42,6%) termasuk kategori sedang dan 18 responden (26,5%) termasuk kategori buruk. 2. Variabel pengakuan (ρ =0,002); insentif (ρ =0,004) dan kondisi kerja (ρ =0,041) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit. 3. Variabel tanggung jawab (ρ =0,632) dan komitmen pemimpin (ρ =0,556) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit.
6.2. Saran Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada Pimpinan RSU IPI Medan agar selalu memberikan motivasi terhadap perawat dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat lebih meningkatkan kinerjanya. 2. Diharapkan kepada pimpinan RSU IPI Medan agar dalam memberikan penghargaan material, seperti: uang atau barang tidak berdasarkan unsur subjektifitas/ pada sebagian perawat, seharusnya diberikan secara adil, merata,
Universitas Sumatera Utara
dan berkelanjutan sesuai dengan hasil kerja perawat. Memberikan penghargaan non material, seperti: selalu memberikan pujian, perhatian dan dukungan setiap perawat melaksanakan pekerjaannya. Kepada kepala ruangan serta seluruh perawat agar selalu menciptakan hubungan yang harmonis, mematuhi peraturan dan memelihara segala fasilitas rumah sakit serta bekerjasama sehingga tercipta keadaan lingkungan kerja yang baik dan nyaman dalam mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan. 3. Diharapkan kepada pimpinan RSU IPI Medan agar lebih memerhatikan keadaan perawat dalam melaksanakan pekerjaan dan juga seluruh perawat agar lebih bertanggung jawab atas tugas yang diberikan sesuai kewenangannya.
Universitas Sumatera Utara