BAB III METODE PENELITIAN
A.
JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen
adalah penelitian yang dilakukan dengan memanipulasi objek penelitian (Nazir, 2005).
B.
DESAIN PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Masing-masing perlakuan dilakukan sebanyak 7 kali pengulangan. Jumlah pengulangan berdasarkan rumus pengulangan Gomez dan Gomez (1995) sebagai berikut : T (R-1) ≥ 20
Keterangan : T = jumlah perlakuan R = jumlah pengulangan 20 = derajat bebas untuk RAL
3 (R-1) ≥ 20 3R - 3
≥ 20
3R ≥ 6,67 3R ≥ 7 Desain plot sampel pada penelitian ini digambarkan pada Gambar 3.1 berikut : A7 C1 A1
B2 C4 A2
B4 B7 C3
B6 A4 C7
A6 C5 A3
B5 C2 C6
Gambar 3.1 Desain Plot Sampel
22
A5 B1 B3
Keterangan : A = perlakuan dengan volume penyiraman ½ dari kapasitas lapang B = perlakuan dengan volume penyiraman sama dengan kapasitas lapang C = perlakuan dengan volume penyiraman 1 ½ dari kapasitas lapang
C.
POPULASI DAN SAMPEL Populasi dalam penelitian ini adalah benih buncis yang berasal dari Balai
Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah tanaman buncis yang akan dilihat pertumbuhannya dan daun buncis yang akan diukur kadar klorofilnya.
D.
TEMPAT DAN WAKTU Penanaman dilaksanakan di Rumah Kaca. Pengukuran variabel setelah
perlakuan dilakukan dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Laboratorium Struktur Tumbuhan FPMIPA UPI. Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret sampai dengan bulan April 2011.
E.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat Peralatan yang digunakan saat penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1
berikut.
23
Tabel 3.1 Alat Penelitian No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
2.
Alat Gelas ukur Kuvet spektrofotometer Mortal Oven Sentrifuge Spektrofotometer Tabung sentrifuge Timbangan analitik
Jumlah 2 buah 22 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 21 buah 1 buah
Spesifikasi Pyrex (250 mL) 1’ 2” test tube OF-12 G (60-100oC) Kokusan Spectronic 20 D Pyrex (50 mL) HF – 300
Bahan Bahan yang digunakan saat penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah
ini. Tabel 3.2 Bahan Penelitian No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Bahan Acetone 80 % Aquadest Benih buncis Kertas label Plastik sampel Polybag Tanah : pupuk : sekam
F.
LANGKAH KERJA
1.
Persiapan Penelitian
a.
Persiapan Benih
Jumlah 300 ml 60 ml 98 butir 3 set 21 buah 18 buah 12,6 kg
Spesifikasi
Varietas LE-02
9 x 10 x 18 cm Perbandingan 1:1:1
Persiapan benih dilakukan dengan cara melakukan seleksi biji. Seleksi biji buncis dilakukan dengan merendam biji tersebut dalam air. Biji yang digunakan adalah biji yang tenggelam karena biji tersebut baik untuk dikecambahkan, sedangkan biji yang terapung dibuang.
24
b.
Persiapan Media Tanam Media tanam yang dipakai adalah campuran tanah andosol, pupuk dan
sekam dengan perbandingan 1:1:1. Media tanam yang digunakan berdasarkan sumber yang diperoleh dari BALITSA. Media tanam dengan volume 700 gram dimasukkan ke masing-masing polybag. Selanjutnya benih buncis hasil seleksi ditanam dalam media yang telah disiapkan.
2.
Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah pengukuran kapasitas lapang.
Pengukuran kapasitas
lapang ini bertujuan untuk menentukan
volume
penyiraman. Menurut Islami dan Utomo (1995), pengukuran kapasitas lapang dilakukan dengan cara tanah dalam polybag disiram dengan air sampai menetes (jenuh) kemudian didiamkan selama 3 hari sampai tidak ada air yang menetes. Selanjutnya, tanah ditimbang berat basah dan berat keringnya. Berat basah ditimbang setelah tidak ada air yang menetes dari dalam polybag. Berat kering ditimbang setelah tanah dioven pada suhu 100oC sampai diperoleh berat konstan. Kapasitas lapang dihitung dengan rumus :
W=
ሺTb − Tkሻ x 100 % Tk
Keterangan : W = Kapasitas lapang Tb = Berat basah tanah (gram) Tk = Berat kering tanah (gram) Berdasarkan rumus diatas, hasil pengukuran berat basah dan berat kering tanah dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut :
25
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Berat Basah dan Berat Kering Tanah Pengulangan 1 2 3 Rata-rata
Berat Awal Tanah (g) 700 700 700 700
Berat Basah Tanah (g) 1050 1070 1055 1058,33
Berat Kering Tanah (g) 288,08 343,60 297,67 309,78
Dari pengukuran berat basah dan berat kering tanah, diperoleh kapasitas lapang sebagai berikut : W=
ሺ1058,33 g − 309,78 gሻ x 100 % 309,78 g
W = 242 % ≈ 242 ml
Berdasarkan pengukuran kapasitas lapang diatas, maka diperoleh volume air yang akan digunakan sebagai perlakuan pada penelitian ini yaitu sebanyak 242 ml. Jadi, volume penyiraman yang digunakan untuk perlakuan setengah kapasitas lapang (P1) adalah 121 ml, sama dengan kapasitas lapang (P2) adalah 242 ml, dan satu setengah dari kapasitas lapang (P3) adalah 363 ml.
3.
Penelitian Inti
a.
Penanaman Tiap polybag ditanam 3 butir benih buncis (Setianingsih dan Khaerodin,
1993). Setelah tanaman berumur 7 hari, dipilih 1 tanaman yang tumbuh optimal pada tiap-tiap polybag dengan tinggi dan jumlah daun yang sama.
26
b.
Perlakuan Perlakuan pada penelitian ini adalah menyiram buncis setiap hari pada pagi
hari dengan volume air yang sama pada tiap-tiap polybag. Volume penyiraman (P) berdasarkan kapasitas lapang yaitu P1 (121 ml), P2 (242 ml), dan P3 (363 ml).
c.
Pemanenan Setelah berumur 30 hari (sebelum tanaman berbunga) tanaman dipanen.
Seluruh bagian tanaman dicabut kemudian dibersihkan dari kotoran yang menempel.
4.
Pengukuran Variabel setelah Perlakuan
a.
Tinggi Tanaman Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai ujung daun (pucuk).
b.
Berat Basah Tanaman Berat basah tanaman ditimbang segera setelah dilakukan pemanenan.
Tanaman dibersihkan dari kotoran lalu ditimbang seluruh tanamannya.
c.
Berat Kering Tanaman Berat kering tanaman ditimbang setelah tanaman dikeringkan dalam oven
pada suhu 60oC sampai diperoleh berat yang konstan.
d.
Penentuan Kadar Klorofil Penentuan kadar klorofil mengikuti metode Arnon (1949 dalam Yoshida et
al. 1976). Sampel daun diambil lalu dipotong-potong kecil. Potongan daun 27
tersebut ditimbang mbang sampai beratnya mencapai 0,5 gram. Sampel daun digerus dengan menggunakan mortal, kemudian dilarutkan di dengan aceton 80% sebanyak 10 ml. Ekstrak didiamkan satu malam kemudian disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 1000 rpm. Fase cairnya diambil kemudian dipindahkan kedalam kuvet spektrofotometer (Gambar 3.2). Mengukur engukur nilai absorbansi hasil ekstrak tersebut dengan menggunakan spektofotometer spektofotometer pada panjang gelombang 663 µm m dan 645 µm µm . Untuk mengetahui kadar klorofil, dihitung dengan menggunakan rumus :
Klorofil a (mg/L) (mg/L = 12,7 D663 – 2,69 D645 Klorofil b (mg/L) (mg/L = 22,9 D645 – 4,68 D663 Klorofil total (mg/L) (mg/L = 20,2 D645 + 8,02 D663
A
B
C
Gambar 3.2 Ekstrak Daun Buncis yang Telah Disentrifuge isentrifuge Keterangan : A = Tanaman buncis pada perlakuan P1 B = Tanaman buncis pada perlakuan P2 C = Tanaman buncis pada perlakuan P3
28
G.
ANALISIS DATA Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik. Langkah pertama yang
dilakukan adalah analisis prasyarat yang meliputi dua uji, yaitu uji Normalitas dan uji Homogenitas. Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov sedangkan uji homogenitas menggunakan Uji Lavene. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa data tersebut variansinya homogen dan berdistribusi normal maka dilakukan uji F parametrik yaitu dengan ANOVA pada taraf signifikansi 95% menggunakan program SPSS 16. Hasil yang menunjukkan bahwa pada uji ANOVA H0 ditolak (berbeda signifikan) maka dilakukan pengujian lanjut untuk melihat perbedaan pengaruh pemberian perlakuan terhadap variabel pertumbuhan dan kadar klorofil tanaman buncis dengan menggunakan uji jarak berganda Duncan (Duncan Multiple Range Test).
29
Langkah dalam penelitian (Gambar 3.3) adalah sebagai berikut :
Studi literatur
Penyusunan proposal
Persiapan benih buncis dan media tanam
Analisis kapasitas lapang
Perlakuan dengan menyiram tanaman setiap hari, setiap pagi dengan volume penyiraman berdasarkan kapasitas lapang dan pengamatan
Pengukuran tinggi tanaman, berat basah & berat kering tanaman serta analisis kadar klorofil
Pengambilan data
Pengolahan dan analisis data
Kesimpulan
Gambar 3.3 Alur Penelitian
30