BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanasi, secara eksplanasi penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan ada tujuannya dan objeknya, yaitu pada yang bertujuan mempelajari, mendeskripsikan, mendeteksi (mengungkapkan) dan ada pula yang menyelidiki hubungan kausalitas (Ginting dan Sitomorang, 2008:57). Berdasarkan tingkatan eksplanasi, maka penelitian ini adalah penelitian assosiatif yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No.109 Medan. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Februari 2011 hingga Maret 2011.
3.3 Batasan Operasional Batasan operasional dalam penelitian ini adalah: a. Variabel independen (variabel bebas), yaitu sikap b. Variabel dependen (variabel terikat), yaitu perilaku para karyawan dalam kelompok
3.4 Definisi operasional variabel Untuk memperjelas variabel-variabel yang sudah diidentifikasi, maka diperlukan definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut yaitu: 1. Variabel Bebas (Independent Variabel, X) Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor lain (Nawawi, 2004:56). Variabel yang dianalisis pada penelitian ini adalah: a. Sikap Kognitif (X1) b. Sikap Afektif (X2) c. Sikap Perilaku (X3)
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel Terikat( Dependent Variabel, Y) Variabel terikat adalah variabel ya ng merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004:12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku para karyawan dalam kelompok.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel
Definisi Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
Universitas Sumatera Utara
Sikap (X)
Perilaku kelompok (Y)
Sikap (attitudes) merupakan pernyataan evaluatif – baik yang menyenangkan maupu yang tidak tentang suatu objek, orang atau peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu.
Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya.
Kognitif
1. Menghafal 2. Memahami 3.Mengaplikasikan 4. Mensintesis 5. Mengevaluasi
Afektif
1. Perasaan 2.Minat 3. Menyukai 4.Sikap 5.Nilai
Perilaku
1.Bersahabat 2.Hangat 3.Agresif 4.Bermusuhan 5.Apatis
Aktifitas
1.Mengangkat 2.Mengambil
Interaksi
1.Verbal 2.Non-Verbal
Sentimen
1.Motivasi 2.Dorongan
Likert
Likert
Sumber: Robbins (2009) dan Sorhardi (2003) diolah
3.5 Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan tanggapan responden terhadap setiap instrumen adalah dengan menggunakan Skala Likert yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2003). Urutan skala penelitian dari masing-masing item indikator variabel tersebut, sebagai berikut: Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Universitas Sumatera Utara
No
Alternatif Jawaban
Skor
1
Sangat Setuju (SS)
5
2
Setuju (S)
4
3
Kurang Setuju (KS)
3
4
Tidak Setuju (TS)
2
5
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Sumber : Sugiono (2003:87)
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, biasanya berupa orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek penelitian (Kuncoro, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah kayawan PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2008). Yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan PT Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani yang berjumlah 30 orang karyawan. 3.6.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiono, 2008). Teknik pengumpulan sampel menggunakan metode sampling jenuh (sensus), dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang karyawan PT Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani Medan .
Universitas Sumatera Utara
3.7 Jenis dan Sumber Data Peneliti menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah, yaitu: 3.7.1 Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dan dari penyebaran kuisioner kepada responden yang dianggap telah mewakili populasi. Hasil yang diperoleh dari penyebaran kuisioner ini adalah penilaian serta tanggapan dari para responden. 3.7.2 Data Sekunder Data sekunder data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal, majalah dan situs internet yang dapat mendukung penelitian ini.
3.8 Teknis Pengumpulan Data 3.8.1 Daftar Pertanyaan (questionnaire) Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni kepada sampel yang dipilih. 3.8.2 Studi Dokumentasi Mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, tulisan ilmiah, dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuisioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu
Universitas Sumatera Utara
pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda (Jugiyanto, 2004). Adapun tempat untuk menguji validitas dan reliabilitas tersebut adalah di PT Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No.119 Medan. Uji validitas dan reliabilitas ini menggunakan alat bantu program SPSS versi 15.0 for windows.
3.9.1 Uji Validitas Menurut Sugiyono (2006:109), Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalitan atau kesahihan suatu instrumen. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Pengujian validitas dari penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi software SPSS versi 15.00, maka Kriteria Pengambilan Keputusannya sebagai berikut: Jika r hitung positif atau r hitung ≥ r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid. Jika r hitung negatif atau r hitung ≤ r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. Pada tahap prasurvei, kuisioner yang berisi 21 pertanyaan yang menyangkut Variabel Dimensi Kognisi (X1), Dimensi Afeksi (X2), Dimensi Perilaku (X3), dan Perilaku Kelompok (Y) yang diberikan kepada 30 Responden diluar sampel
Universitas Sumatera Utara
penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5 %, angka yang diperoleh adalah = 0,361 yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Validitas Butir-Butir Pertanyaan Item-Total Statistics Scale Scale Mean
Variance if
Corrected
Cronbach's
if Item
Item
Item-Total
Alpha if Item
Deleted
Deleted
Correlation
Deleted
VAR00001
90.2667
52.271
.738
.924
VAR00002
90.3667
51.964
.435
.925
VAR00003
90.6333
48.171
.737
.919
VAR00004
90.6333
47.689
.720
.919
VAR00005
90.6667
49.471
.558
.922
VAR00006
90.9000
50.024
.508
.923
VAR00007
90.3667
51.964
.435
.925
VAR00008
90.8000
50.234
.459
.924
VAR00009
90.9000
50.024
.508
.923
VAR00010
90.9000
50.645
.376
.926
VAR00011
90.6333
48.171
.737
.919
VAR00012
90.8333
49.247
.530
.923
VAR00013
90.6333
47.689
.720
.919
VAR00014
91.0000
49.517
.552
.922
VAR00015
90.8000
49.200
.593
.922
VAR00016
90.8000
50.234
.459
.924
VAR00017
90.6333
47.689
.720
.919
VAR00018
90.6333
48.171
.737
.919
VAR00019
90.6333
47.689
.720
.919
VAR00020
91.0000
49.517
.552
.922
VAR00021
90.6333
47.689
.720
.919
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer ( Maret, 2012)
Ketentuan untuk mengambil keputusan : 1. Jika r hitung positif dan r hitung ≥ r tabel maka butir pertanyaan itu adalah valid.
Universitas Sumatera Utara
2. Jika r hitung negatif atau r hitung ≤ r tabel maka butir pertanyaan itu tidak valid. 3. R hitung dapat dilihat dari kolom Corected item Total Correlation.
Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa : 1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika pertanyaan (item) 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 90.2667 dan jika pertanyaan (item) 2 dihapus maka rata-rata totalnya bernilai 90.3667 dan seterusnya. 2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya varians total jika variabel tersebut dihapuskan. Misalnya variabel (butir) item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 52.271 dan jika variabel (butir) item 2 dihapus adalah 51.964 dan seterusnya. 3. Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected item total correlation merupakan nilai r hitung yang akan dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pertanyaan. Adapun taraf signifikansi adalah 5% dan nilai N (jumlah sampel) = 30, sehingga r (0,05;30), diperoleh r tabel adalah 0,361.
3.9.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas menurut Sugiyono (2006:109) Reliabilitas menunjukkan akuransi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa
Universitas Sumatera Utara
pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Reliabilitas menunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi dan kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya. Uji reliabilitas menggunakan sotfware SPSS 15,00 for windows, dengan ketentuan apabila r alpha positif > r tabel, maka pertanyaan reliabel atau handal. Menurut Kuncoro (2008:179) butir pertanyaan sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditemukan reliabilitasnya dengan kriteria yaitu Cronbachs alpha > 0,80. Tabel 4.7 Reabilitas Kuisioner Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.925
21
Sumber : Hasil pengolahan Data Primer (Maret, 2012)
Pada 21 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha adalah sebesar 0,925. Ini berarti 0,925 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuisioner tersebut telah realibel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian ini.
3.10 Metode Analisis Data 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif Metode deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai pengumpulan, menyusun dan menganalisa data, sehingga dapat diketahui gambaran umum objek yang diteliti, yaitu mengenai faktor-faktor yang berhubungan terhadap sikap dan perilaku karyawan di lingkungan PT Bank Mandiri Jalan Dr.Mansyur.
Universitas Sumatera Utara
3.10.2 Metode Korelasi Menurut Ety Rochaety dkk (2009) Metode analisis korelasi merupakan ukuran numeris yang dapat diinterpretasikan sebagai derajat keeratan hubungan linear, dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan diantara dua variabel atau lebi, bagaimana arah hubungan dan berapa besar koefisien hubungannya. Ukuran korelasi dapat dihitung dari data ordinal, interval, maupun data rasio. Koefisien yang digunakan adalah koefisien korelasi pearson (product moment). Alasan digunakan metode analisis korelasi ini adalah teknik ini untuk mengukur hubungan linear antara dua variabel dengan data berskala interval atau ratio (paramatic). Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi menghasilkan positif maka hubungan kedua variabel bersifat searah. Artinya jika variabel bebas besar maka variabel terilat juga besar. Jika korelasi menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variabel bersifat tidak searah. Artinya jika variabel bebasnya besar maka variabel terikatnya kecil. Angka korelasi berkisar antara -1 dengan 1. Jika angka mendekati 1 maka hubungan kedua variabel semakin kuat. Jika korelasi mendekati -1 maka hubungan kedua variabel semkin lemah. Guna mengetahui, apakah hubungan X terhadap Y signifikan maka koefisien korelasi (r) diatas, diuji dengan uji statistik t sebagai berikut,
t hitung =
r s √n - 2 √1 – r s 2
Universitas Sumatera Utara
Dimana:
t = nilai t yang dihitung r = koefisien korelasi n = jumlah sampel
Untuk mengetahui apakah angka koefisien korelasi tersebut signifikan atau tidak, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menentukan Hipotesis Ho : Hubungan antara variabel tidak signifikan H1: Hubungan antara variabel signifikan Dasar pengambilan keputusan: Jika probabilitas < 0.05 maka hubungan kedua variabel signifikan Jika probabilitas > 0.05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan Angka probabilitas 0.000<0.05 sehingga hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
b. Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria berikut: Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak dan menerima H1 Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima dan menolak H1
c. Kesimpulannya dapat dihitung dengan koefisien determinasi, yaitu: KD = r2 x 100%
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Universitas Sumatera Utara
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintaha Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Exim and Bapindo, dilebur menjadi Bank Mandiri. Masing-masing dari keempat legacy banks memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia. Sejarah keempat Bank (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo) tersebut sebelum bergabung menjadi Bank Mandiri, dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat bank nasional tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan Indonesia, dan masing-masing telah memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.
BANK DAGANG NEGARA Bank Dagang Negara merupakan salah satu Bank tertua di Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah ynag membiayai sektor industri dan pertambangan.
BANK BUMI DAYA
Universitas Sumatera Utara
Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, bank umum negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.
BANK EKSPOR IMPOR INDONESIA Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonsia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870.
BANK PEMBANGUNAN INDONESIA
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri
Universitas Sumatera Utara
Negara adalah mendukung
pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu,
khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.
Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan mengurang jumlah karyawan, dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri kami implementasikan secara sekaligus ke semua jaringan kami dan pada seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Satu dari sekian banyak keberhasilan Bank Mandiri yang paling signifikan adalah keberhasilan dalam menyelesaikan implementasi sistem teknologi baru. Sebelumnya kami mewarisi 9 core banking system yang berbeda dari keempat bank. Setelah melakukan investasi awal untuk segera mengkonsolidasikan kedalam system yang terbaik, kami melaksanakan sebuah program tiga tahun, dengan nilai US$200 juta, untuk mengganti core banking system kita menjadi satu system yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan consumer banking kita yang sangat agresif Hari ini, infrastruktur IT Bank Mandiri memberikan layanan straight-through processing dan interface tunggal pada seluruh nasabah. Nasabah korporat kami sampai dengan saat ini masih mewakili kekuatan utama perekonomian Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Menurut sektor usahanya, portfolio kredit korporasi terdiversifikasi dengan baik, dan secara khusus sangat aktif dalam sector manufaktur Food & Beverage, agrobisnis, konstruksi, kimia dan tekstil. Persetujuan dan monitoring kredit dikendalikan dengan proses persetujuan four eyes yang terstruktur, dimana keputusan kredit dipisahkan dari kegiatan marketing dari unit Bisnis kami. Sejak berdirinya, Bank Mandiri telah bekerja keras untuk menciptakan tim manajemen yang kuat dan professional yang bekerja berlandaskan pada prinsipprinsip good corporate governance yang telah diakui secara internasional. Bank Mandiri disupervisi oleh Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Menteri Negara BUMN yang dipilih berdasarkan anggota komunitas keuangan yang terpandang. Manajemen ekskutif tertinggi adalah Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama. Dewan Direksi kami terdiri dari banker dari legacy banks dan juga dari luar yang independen dan sangat kompeten. Bank Mandiri juga mempunyai fungsi offices of compliance, audit dan corporate secretary, dan juga menjadi obyek pemeriksaan rutin dari auditor eksternal yang dilakukan oleh Bank Indonesia, BPKP dan BPK serta auditor internasional. AsiaMoney magazine memberikan penghargaan atas komitmen kami atas penerapan GCG dengan memberikan Corporate Governance Award untuk katagori Best Overall for Corporate Governance in Indonesia dan Best for Disclosure and transparency. Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing-masing dari
Universitas Sumatera Utara
empat Bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam pembangunan Ekonomi.
4.2 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan mendeskriptifkan data karakteristik responden berdasarkan usia, status dan pendidikan terakhir. Analisis deskriptif juga dilakukan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap nilai variabel penelitian. Pengungkapan analisis deskriptif dalam bentuk data persentase. 4.2.1 Analisis Deskriptif Responden Penelitian a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
Laki-laki
13
43,33
Perempuan
17
56,67
Jumlah
30
100
Sumber: Data Primer (2012) Data diolah.
Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, yakni responden laki-laki sebanyak 13 orang responden atau 43,33% dan wanita sebanyak 17 orang responden atau 56,67%. Hal ini disebabkan karena lebih banyak dibutuhkan karyawan perempuan dibandingkan laki-laki, khususnya di bagian frontliner. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Universitas Sumatera Utara
Umur
Jumlah
Persentase
< 30 Tahun
14
46,67
30 – 45 Tahun
11
36,67
5
16,67
30
100
> 45 Tahun Jumlah
Sumber: Data Primer (2012) Data diolah.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa yang ber umur < 30 tahun sebanyak 14 orang responden atau 46,67%, 30-45 tahun sebanyak 11 orang responden atau 36,67%, dan umur > 45 tahun sebanyak 5 orang responden atau 16,67%. Semakin tinggi usia seorang karyawan maka akan mempengaruhi semangatnya dalam bekerja. Hal ini juga disebabkan karena mendekati usia pensiun. Sehingga perlu diberikan motivasi yang lebih besar dari atasan untuk mendukung pekerjaan mereka. c. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja
Jumlah
Persentase
< 5 Tahun
10
33.33
5 – 10 Tahun
12
40.00
8
26,67
30
100
> 10 Tahun Jumlah
Sumber: Data Primer (2012) Data diolah.
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas lama bekerja responden berada pada kelompok lama bekerja < 5 tahun sebanyak 10
orang responden atau 33,33%,
kelompok 5–10 tahun sebanyak 12 orang responden atau 40%, dan yang kelompok > 8 tahun sebanyak 4 orang responden atau 26,67%. Semakin lama seseorang karyawan
Universitas Sumatera Utara
dalam melakukan pekerjaannya maka penggalaman mereka juga bertambah dan juga berpengaruh kepada kenaikkan gaji dan promosi yang disesuaikan dengan masa kerja 4.4 Analisis Deskriptif Variabel Kuisioner yang disebarkan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert dengan tanggapan responden sebagai berikut : Sangat setuju (SS)
: diberi skor 5
Setuju (S)
: diberi skor 4
Kurang setuju (KS)
: diberi skor 3
Tidak setuju (TS)
: diberi skor 2
Sangat tidak setuju (STS)
: diberi skor 1
1. Dimensi Kognisi sebagai variabel X1 Tabel 4.8 Distribusi pendapat Responden terhadap Dimensi Kognisi Frekuensi Responden Butir Pertanyaan
1. Menghafal
SS
S
KS
TS
STS
Jum
Total
lah
(%)
N
%
N
%
N
%
N
%
N %
6
20
17
56,7
3
10
4
13,3
0 0
30
100
12
40
8
26,7
9
30
1
3,3
0 0
30
100
22
73,3
2
6,7
6
20
0
0
0 0
30
100
21
70
5
16,7
4
13,3
0
0
0 0
30
100
18
60
9
30
0
0
3
10
0 0
30
100
prosedur 2. Memahami sikap atasan 3. Mengaplikasikan ilmu 4. Mensintesis pekerjaan 5. Mengevaluasi pekerjaan Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Februari, 2012)
Hasil jawaban kuisioner yang diperoleh dari 30 orang responden untuk dimensi kognisi pada Tabel 4.8 yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1) Pada pertanyaan pertama (Saya dapat menghafal prosedur yang harus saya lakukan dalam pekerjaan.) sebanyak 3 orang atau 10% yang menyatakan kurang setuju, 4 orang atau 13,3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena sebagian karyawan
merasa
prosedur
tersebut
terlalu
panjang
dan
membinggungkan karyawan. 2) Pada pertanyaan kedua (Saya dapat memahami sikap atasan Saya yang otoriter) sebanyak 9 orang atau 30% yang menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 3,3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena sebagian karyawan merasa atasan tidak menerima pendapat mereka. 3) Pada pertanyaan ketiga (Saya mampu mengaplikasikan ilmu saya di dalam pekerjaan yang saya lakukan) sebanyak 6 orang atau 20% yang menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju atau tidak ada sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena sebagian karyawan merasa mereka bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. 4) Pada pertanyaan keempat (Atasan saya dapat mensintesis setiap pekerjaan yang dilakukan bawahannya) sebanyak 4 orang atau 13,3% yang menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju atau tidak ada sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena atasan yang kurang dekat dengan bawahannya sehingga kurang memperhatikan pekerjaan mereka.
Universitas Sumatera Utara
5) Pada pertanyaan kelima (Saya dapat mengevaluasi setiap pekerjaan yang telah saya selesaikan) tidak ada yang menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 10% yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena ada sebagian karyawan bekerja harus diperintah terlebih dahulu.
Dari variabel X1 ( Kognisi) secara umum maka dapat dilihat responden dominan menyatakan mampu mengaplikasikan ilmu di dalam pekerjaan yang mereka lakukan dan atasan mereka dapat mensintesis setiap pekerjaan yang dilakukan mereka. Ini terlihat dari persentase 73,3% dan 70%.
2. Dimensi Afeksi sebagai variabel X2
Butir Pertanyaan
1. Merasa
Tabel 4.9 Distribusi pendapat Responden terhadap Dimensi Afeksi Frekuensi Responden Juml SS S KS TS STS ah N % N % N % N % N %
Total
5
16,7
18
60
5
16,7
2
6,7
0
0
30
100
1
3,3
23
76,7
6
20
0
0
0
0
30
100
12
40
16
53,3
2
6,7
0
0
0
0
30
100
13
43,3
11
36,7
5
16,7
1
3,3
0
0
30
100
23
76,7
3
10
3
10
1
3,3
0
0
30
100
(%)
bosan 2. Mempunyai minat 3. Menyukai atasan 4. Bersikap disiplin 5. Bertanggungjawab dalam pekerjaan Sumber : Pengolahan data Primer (Februari, 2012)
Hasil jawaban kuisioner yang diperoleh dari 30 responden untuk dimensi afeksi pada Tabel 4.9 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1) Pada pertanyaan pertama (Saya terkadang merasa bosan dengan pekerjaan) sebanyak 5 orang atau 16,7% yang menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 6,7% yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena ada sebagian karyawan merasa mereka tidak mendapatkan promosi jabatan. 2) Pada pertanyaan kedua (Saya mempunyai minat dalam meningkatkan karir) sebanyak 6 orang atau 20% yang menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju atau sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena ada sebagian karyawan tidak termotivasi untuk meningkatkan karirnya. Oleh sebab itu, perlunya perhatian khusus dari atasan. 3) Pada pertanyaan ketiga (Saya menyukai atasan saya) sebanyak 2 orang atau 6,7% menyatakan kurang setuju, dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju atau sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena sikap atasan yang terkadang otoriter. 4) Pada pertanyaan keempat (Saya berusaha bersikap disiplin mematuhi peraturan di kantor) sebanyak 5 orang atau 16,7% menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 3,3% yang menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena peraturan kantor yang terlalu ketat dan terkadang tidak memberikan dispensasi kepada karyawan. 5) Pada pertanyaan kelima (Saya bertanggungjawab dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas saya) sebanyak 2 orang atau 6,7% menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju atau
Universitas Sumatera Utara
menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa karyawan yang tidak serius di dalam bekerja.
Dari variabel X2 (Afeksi) secara umum maka dapat dilihat responden dominan menyatakan mereka bertanggungjawab dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas mereka dan mereka mempunyai minat dalam meningkatkan karir. Ini terlihat dari persentase 76,7% dan 76,7%.
3. Dimensi Perilaku sebagai variabel X3 Tabel 4.10 Distribusi pendapat Responden terhadap Dimensi Perilaku Frekuensi Responden Juml SS S KS TS STS ah N % N % N % N % N %
Total
1. Bersahabat baik
6
20
18
60
6
20
0
0
0
30
100
2.Hubungan sesama
2
6,7
18
60
6
20
3
10
1
3,3
30
100
2
6,7
18
60
6
20
3
10
1
3,3
30
100
13
43,3
14
46,7
2
6,7
0
0
1
3,3
30
100
7
23,3
18
60
4
13,3
1
3,3
0
0
30
100
ButirPertanyaan
(%)
karyawan 3.Agresif dalam kelompok tim 4. Tidak ada permusuhan 5 Tidak apatis
Sumber : Pengolahan data primer (Februari, 2012)
Hasil jawaban kuisioner yang diperoleh dari 30 responden untuk variabel hubungan masyarakat pada Tabel 4.10 yaitu : 1) Pada pertanyaan pertama (Saya dapat bersahabat baik dengan rekan kerja) sebanyak 6 orang atau 20% menyatakan kurang setuju, tidak ada menyatakan tidak setuju atau menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karenan ada beberapa karyawan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan rekan kerja yang lain. 2) Pada pertanyaan kedua (Hubungan antara sesama karyawan di dalam satu tim hangat) sebanyak 6 orang atau 20% menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 10% menyatakan tidak setuju, 1 orang atau 3,3% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan ide yang sering terjadi. 3) Pada pertanyaan ketiga (Saya selalu agresif di dalam pertemuan dengan kelompok tim) sebanyak 6 orang atau 20% menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 10% menyatakan tidak setuju, 1 orang atau 1% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena ada beberapa karyawan yang terlalu menonjol di dalam tim. 4) Pada pertanyaan keempat (Tidak ada permusuhan diantara rekan kerja saya) sebanyak 2 orang atau 6,7% menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju. 1 orang atau 3,3% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena ada beberapa karyawan yang cenderung suka membuat masalah diantara rekan kerjanya. 5) Pada pertanyaan kelima (Perusahaan ini tidak apatis dalam mendukung peningkatan karir karyawannya) sebanyak 4 orang atau 13,3% menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 3,3% menyatakan tidak setuju, tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena ada beberapa karyawan yang merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya yang terlalu banyak.
Universitas Sumatera Utara
Dari variabel X3 (Perilaku) secara umum maka dapat dilihat secara dominan responden menyatakan tidak ada permusuhan diantara rekan kerja dan perusahaan ini tidak apatis dalam mendukung peningkatan karir karyawannya. Ini terlihat dari persentase
43,3% dan 23,3%.
4. Perilaku Kelompok sebagai variabel Y Tabel 4.11 Variabel Perilaku Kelompok (Y) Frekuensi Responden Butir Pertanyaan
SS
S
KS
TS
STS
Juml
Total
ah
(%)
N
%
N
%
N
%
N
%
N
%
12
40
13
43,3
3
10
2
6,7
0
0
30
100
19
63,3
10
33,3
1
3,3
0
0
0
0
30
100
3. Hubungan baik
25
83,3
5
16,7
0
0
0
0
0
0
30
100
4.Memberikan
25
83,3
4
13,3
1
3,3
0
0
0
0
30
100
5. Saling memotivasi
21
70
6
20
2
6,7
1
3,3
0
0
30
100
6. Atasan mendukung
10
33,3
9
30
5
16,7
3
10
3
10
30
100
1. Mengangkat map file 2. Mengambil perlengkapan
senyum
Sumber : Pengolahan data Primer (Februari, 2012)
Hasil jawaban kuisioner yang diperoleh dari 30 responden untuk dimensi perilaku kelompok pada Tabel 4.11 yaitu : 1) Pada pertanyaan pertama (Terkadang saya dapat mengangkat 10 map file karena banyaknya pekerjaan.) sebanyak 3 orang atau 10% menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 6,7% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena ada beberapa karyawan yang tidak menyalesaikan pekerjaanya tepat waktu sehingga pekerjaannya menumpuk.
Universitas Sumatera Utara
2) Pada pertanyaan kedua (Perlengkapan kerja berada di dekat Saya, yang memudahkan untuk mengambilnya bila diperlukan) sebanyak 1 orang atau 3,3% menyatakan kurang setuju, tidak ada yang menyatakan tidak setuju, atau yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena karyawan tersebut berada jauh dari meja kerjanya 3) Pada pertanyaan ketiga (Hubungan baik akan tercipta jika diantara rekan kerja atau atasan saling menghargai) ada menyatakan kurang setuju, atau yang menyatakan tidak setuju atau menyatakan sangat tidak setuju. Tidak ada permasalahn yang muncul. 4) Pada pertanyaan keempat (Jika saya berselisih jalan dengan rekan kerja maka saya akan memberikan senyum) sebanyak 1 orang atau 3,3% menyatakan kurang setuju, tidak ada menyatakan tidak setuju, atau menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena adanya karyawan yang berselisih paham. 5) Pada pertanyaan keempat (Satu tim dapat saling memotivasi dalam mencapai tujuan bersama) sebanyak 1 orang atau 3,3% menyatakan tidak setuju, dan tidak ada menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena ada karyawan yang memiliki prinsip berbeda. 6) Pada pertanyaan keempat (Atasan Saya selalu mendukung keputusan saya) sebanyak 3 orang atau 10% menyatakan tidak setuju, dan 3 orang atau 10%menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini disebabkan karena atasan kurang memperhatikan ide ataupun saran bawahannya.
Universitas Sumatera Utara
Dari variabel Y (Perilaku Kelompok) secara umum maka dapat dilihat secara dominan responden menyatakan hubungan mereka dengan rekan-rekan kerja di perusahaan ini dapat dikatakan baik dan jika berselisih jalan dengan rekan kerja maka mereka akan memberikan senyum. Ini terlihat dari persentase 83,3% dan 83,3%.
4.5 Metode Korelasi 4.5.1 Hubungan Antara Sikap (keseluruhan) dengan Perilaku Kelompok Untuk meneliti hubungan sikap dengan perilaku kelompok dilakukan dengan statistic Rank Correlation Spearman. Diperoleh hasilnya seperti tabel di bawah ini: Tabel 4.12 Hubungan sikap (keseluruhan) dengan perilaku kelompok Correlations sikap perilaku karyawan kelompok Correlation Coefficient Spearman's rho sikap karyawan 1.000 .835(**) Sig. (2-tailed) . .000 N 30 30 Correlation Coefficient perilaku .835(**) 1.000 kelompok Sig. (2-tailed) .000 . N 30 30 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output SPSS pada tabel hasil angka Sig. (2-tailed) sikap dengan perilaku adalah 0.000. ini menunjukkan bahawa sesengguhnya dapat dipastikan ada hubungan yang nyata antara sikap karyawan (keseluruhan) dengan perilaku karyawan. Angka koefosien korelasi diperoleh pada rs 0.835. Hal ini berarti terdapat hubungan yang sangat erat dan positif antara sikap karyawan (keseluruhan) dengan perilaku kelompok. Uji hipotesis : Hubungan antara sikap karyawan (keseluruhan) dengan perilaku kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani.
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis yang diuji : sikap karyawan (keseluruhan) mempunyai hubungan dengan perilaku kelompok. Hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut: H0 : ρ
0
H1 : ρ
0 Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan uji t dengan pengujian sebagai
berikut: a. Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak, H1 diterima Artinya sikap karyawan (keseluruhan) memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok. b. Jika t hitung > t tabel, maka H0 diterima, H1 diterima Artinya sikap karyawan (keseluruhan) tidak memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok. Dimana t hitung = r s √n - 2 √1 – r s 2 t hitung = 0.835 √30 – 2 √1 – 0.835 2 t hitung = 8.03 α = 0.10, two tale 0.10/2= 0.05
Nilai t hitung > t table (8.03 > 1.70), keputusan diambil adalah H0 ditolak, H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik dapat dibuktikan adanya hubungan sikap karyawan (keseluruhan) dengan perilaku kelompok.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil rangkaian pengujian statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif sikap karyawan (keseluruhan) dengan perilaku kelompok.
4.5.2 Hubungan Antara Dimensi-Dimensi Sikap (Kognisi, Afeksi dan perilaku) dengan Perilaku Kelompok Untuk mempertajan analisis maka selanjutnya akan dilakukan penggujian variabel sikap dikembangkan menjadi tiga sub variabel yang didasarkan pada dimensidimensi sikap yaitu: a. Hubungan Dimensi Kognisi dengan Perilaku Kelompok Tabel 4.13 Hubungan Dimensi Kognisi dengan Perilaku Kelompok Correlations
Spearman's rho
sikap kognisi
perilaku kelompok
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
sikap kognisi 1.000 . 30 .771(**)
perilaku kelompok .771(**) .000 30 1.000
.000 30
. 30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output SPSS pada tabel hasil angka Sig. (2-tailed) sikap dengan perilaku adalah 0.000. ini menunjukkan bahawa sesengguhnya dapat dipastikan ada hubungan yang nyata antara sikap karyawan (kognisi) dengan perilaku karyawan. Angka koefosien korelasi diperoleh pada rs 0.771. Hal ini berarti terdapat hubungan yang sangat erat dan positif antara sikap karyawan (kognisi) dengan
perilaku
kelompok. Uji hipotesis : Hubungan antara sikap karyawan (kognisi) dengan perilaku kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani.
Universitas Sumatera Utara
Hipotesis yang diuji : sikap karyawan (kognisi) mempunyai hubungan dengan perilaku kelompok. Hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut: H0 : ρ
0
H1 : ρ
0 Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan uji t dengan pengujian sebagai
berikut: a. Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak, H1 diterima Artinya sikap karyawan (keseluruhan) memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok. a. Jika t hitung > t tabel, maka H0 diterima, H1 diterima Artinya sikap karyawan (keseluruhan) tidak memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok.
Dimana t hitung = r s √n - 2 √1 – r s 2 t hitung = 0.771 √30 – 2 √1 – 0.771 2 t hitung = 8.31 α = 0.10, two tale 0.10/2= 0.05
Nilai t hitung > t tabel (8.31>1.70), keputusan diambil adalah H0 ditolak, H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik dapat dibuktikan adanya hubungan sikap karyawan (kognisi) dengan perilaku karyawan dalam kelompok.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil rangkaian pengujian statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif sikap karyawan (kognisi) dengan perilaku karyawan dalam kelompok. b. Hubungan Dimensi Afeksi dengan Perilaku Kelompok Tabel 4.14 Hubungan Dimensi Afeksi dengan Perilaku Kelompok Correlations
Spearman's rho
sikap afeksi
perilaku kelompok
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
sikap afeksi 1.000
perilaku kelompok .353
. 30
.056 30
.353 .056 30
1.000 . 30
Berdasarkan output SPSS pada tabel hasil angka Sig. (2-tailed) sikap dengan perilaku adalah 0.056. Ini menunjukkan bahawa sesengguhnya dapat dipastikan tidak ada hubungan yang nyata antara sikap karyawan (afeksi) dengan perilaku karyawan dalam kelompok. Angka koefosien korelasi diperoleh pada rs 0.353. Hal ini berarti terdapat hubungan yang cukup dan positif antara sikap karyawan (afeksi) dengan perilaku kelompok. Uji hipotesis : ada hubungan antara sikap karyawan (afeksi) dengan perilaku karyawan dalam kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani. Hipotesis yang diuji : sikap karyawan (afeksi) mempunyai hubungan dengan perilaku kelompok.
Hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut: H0 : ρ
0
H1 : ρ
0
Universitas Sumatera Utara
Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan uji t dengan pengujian sebagai berikut: a. Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak, H1 diterima Artinya sikap karyawan (keseluruhan) memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok. b. Jika t hitung > t tabel, maka H0 diterima, H1 diterima Artinya sikap karyawan (keseluruhan) tidak memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok.
Dimana t hitung = r s √n - 2 √1 – r s 2 t hitung = 0.056 √30 – 2 √1 – 0.056 2 t hitung = 8.31 α = 0.10, two tale 0.10/2= 0.05
Nilai t hitung > t tabel (5.29>1.70), keputusan diambil adalah H0 ditolak, H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik dapat dibuktikan adanya hubungan sikap karyawan (afeksi) dengan perilaku karyawan delam kelompok. Dari hasil rangkaian pengujian statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif sikap karyawan (afeksi) dengan perilaku karyawan dalam kelompok.
c. Hubungan Dimensi Perilaku dengan Perilaku Kelompok
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15 Hubungan Dimensi Perilaku dengan Perilaku Kelompok Correlations
Spearman's rho
sikap perilaku
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
perilaku kelompok
Correlation Coefficient
Sikap Perilaku 1.000 .
Sig. (2-tailed) N
perilaku kelompok .804(**) .000
30
30
.804(**) .000
1.000 .
30
30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output SPSS pada tabel hasil angka Sig. (2-tailed) sikap dengan perilaku adalah 0.000. Ini menunjukkan bahawa sesengguhnya dapat dipastikan ada hubungan yang nyata antara sikap karyawan (perilaku) dengan perilaku karyawan dalam kelompok. Angka koefosien korelasi diperoleh pada rs 0.804. Hal ini berarti terdapat hubungan yang sangat erat dan positif antara sikap karyawan (perilaku) dengan perilaku kelompok. Uji hipotesis : Hubungan antara sikap karyawan (perilaku) dengan perilaku karyawan dalam kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani. Hipotesis yang diuji : sikap karyawan (perilaku) mempunyai hubungan dengan perilaku karyawan dalam kelompok. Hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut: H0 : ρ
0
H1 : ρ
0 Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan uji t dengan pengujian sebagai
berikut: a. Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak, H1 diterima
Universitas Sumatera Utara
Artinya sikap karyawan (keseluruhan) memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok. b. Jika t hitung > t tabel, maka H0 diterima, H1 diterima Artinya sikap karyawan (keseluruhan) tidak memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok.
Dimana t hitung = r s √n - 2 √1 – r s 2 t hitung = 0.804 √30 – 2 √1 – 0.804 2 t hitung = 8.90 α = 0.10, two tale 0.10/2= 0.05
Nilai t hitung > t tabel (8.90>1.70), keputusan diambil adalah H0 ditolak, H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik dapat dibuktikan adanya hubungan sikap karyawan (perilaku) dengan perilaku karyawan dalam kelompok. Dari hasil rangkaian pengujian statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif sikap karyawan (perilaku) dengan perilaku karyawan dalam kelompok.
4.6 Pembahasan Dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS (Statistical Packages for Social Studies) versi 15.00 menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif sikap karyawan (keseluruhan) dengan perilaku kelompok.
Universitas Sumatera Utara
Sikap memiliki nilai thitung > ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap mempunyai hubungan dengan perilaku kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani, sehingga H0 ditolak, H1 diterima. Variabel sikap yang terdapat pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani yang terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu dimensi kognisi (X1), dimensi afeksi (X2) dimensi perilaku (X3) yang mempunyai hubungan dengan variabel perilaku karyawan dalam kelompok (Y). Variabel sikap yang terdapat pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani yang terdiri dari dimensi kognisi (X1) dimana lebih dominan dalam hal mengaplikasikan ilmu para karyawannya sebesar 73,3%. Dimensi afeksi (X2) dimana lebih dominan dalam hal kedisplinan para karyawannya sebesar 43,3%. Dimensi perilaku (X3) dimana lebih dominan dalam hal tidak adanya permusuhan di antara rekan kerja sebesar 43,3%. Ketiga variabel ini secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel perilaku kelompok (Y). Terdapat korelasi positif sikap secara keseluruhan dengan perilaku karyawan dalam kelompok, namun perilaku kelompok ini masih belum terpenuhi sesuai dengan harapan karena masih terdapat kesenjangn negatif yang menunjukkan lemahnya perilaku kelompok tersebut. Hal ini berarti sikap karyawan belum terpenuhi sesuai dengan harapan PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani. Sedangkan dimensi afeksi memiliki hubungan terendah, hal ini ketika masih ada karyawan merasa bosan dengan pekerjaanya. Yang menyebabkan perilaku karyawan dalam kelompok masih belum sesuai dengan keinginan PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani.
Universitas Sumatera Utara
Secara keseluruhan sikap memiliki hubungan dengan perilaku karyawan dalam kelompok pada tingkat kepercayaan 90% memberikan nilai 0.835. Dengan demikian hipotesa tentang terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku karyawan dalam kelompok dapat diterima. Dimensi kognisi memiliki hubungan dengan perilaku karyawan dalam kelompok pada tingkat kepercayaan 90% memberikan nilai 0.771. Dengan demikian hipotesa tentang terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku karyawan dalam kelompok dapat diterima. Dimensi afeksi memiliki hubungan dengan perilaku karyawan dalam kelompok pada tingkat kepercayaan 90% memberikan nilai 0.353. Dengan demikian hipotesa tentang terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku karyawan dalam kelompok dapat diterima. Dimensi perilaku memiliki hubungan dengan perilaku karyawan dalam kelompok pada tingkat kepercayaan 90% memberikan nilai 0.804. Dengan demikian hipotesa tentang terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku karyawan dalam kelompok dapat diterima. Sebagai perbandingan, penelitian yang dilakukan Y. Bagus Wismanto (2009) meneliti tentang pengaruh sikap terhadap perilaku kajian meta analisis korelasi. Proses dalam penelitian, yaitu: Proses untuk menemukan koefisien korelasi yang sebenarnya antara sikap dan perilaku, dengan cara mengestimasi koefisien korelasi populasi berdasar 31 hasil penelitian yang telah dikumpulkan. Tahap-tahap yang dilalui adalah : menghitung sampling error variance; mengestimasi varians dari populasi korelasi
Universitas Sumatera Utara
sebagai modal untuk menemukan varians dari korelasi yang sesungguhnya setelah memperhitungkan varians artifact. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa korelasi antara sikap dengan perilaku sebesar 0.366. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa variansi perilaku 13,39% dapat dijelaskan dari sikap dari orang yang berperilaku tersebut. Hasil ini relatif kecil, hal ini kemungkinan disebabkan bahwa antara sikap dan perilaku tidak berhubungan secara langsung, akan tetapi masih terdapat variabel antara yaitu kehendak atau niat (Ajzen & Fishbein ; Fishbein & Middlestadt). Hasil korelasi kemungkinan akan lebih besar jika penelitian dilakukan dengan mempergunakan variabel sikap dan kehendak/niat untuk berperilaku tertentu ataupun antara variabel kehendak/niat dengan perilaku. Interaksi antar komponen sikap adalah selaras dan konsisten. Hal ini disebabkan karena ketika dihadapkan dengan suatu objek sikap yang sarna, maka ketiga komponen tersebut seharusnya akan membentuk pola arah sikap yang seragam. Apabila salah satu dari komponen sikap tidak konsisten satu sarna lain, maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan terjadinya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsistensi akan tercapai kembali. Bila identitas individu dibentuk oleh keanggotaan dalam kelompok akan menumbuhkan
ikatan
emosional
yang
menurunkan
perasaan
senasib
dan
sepenanggungan antara individu dan organisasi sehingga mempengaruhi perilaku nyata yang bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu individu dan organisasi, bahkan tidak jarang dibarengi dengan kerelaaan berkorban demi pencapaian tujuan organisasi, karena menganggap dirinya menjadi bagian dari organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Ajzen dan Fishbein (dalam Azwar, 2000) berusaha mengembangkan suatu pemahaman
terhadap
sikap
dan
prediksinya
terhadap
perilaku.
Mereka
mengemukakan teori tindakan beralasan (theory of reasoned action). Teori ini mengatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, serta dampaknya terbatas hanya pada tiga hal, yaitu: 4. Perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum, tetapi oleh sikap spesifik terhadap sesuatu 5. Perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma subjektif 6. Sikap
terhadap
suatu
perilaku
bersama-sama norma-norma subjektif
membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu. Dari pemahaman diatas, terlihat bahwa mempelajari sikap dan perilaku manusia sangat penting, agar tercipta hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Sumatera Utara
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dari hasil penelitian sebagai berikut : Variabel sikap yang terdapat pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani yang terdiri dari dimensi kognisi, dimensi afeksi dan dimensi perilaku secara bersamasama atau simultan memiliki hubungan yang baik dan berpengaruh positif serta signifikan terhadap variabel perilaku kelompok. Secara keseluruhan sikap memiliki hubungan dengan perilaku karyawan dalam kelompok pada tingkat kepercayaan 90% memberikan nilai 0.835. Dengan demikian hipotesa tentang terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku karyawan dalam kelompok dapat diterima.
5.2 Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan akan dikemukakan beberapa saran, diantaranya adalah: a. Sebaiknya PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani memberikan prioritas atas dimensi koginisi dalam hal karyawan menghafal prosedur yang harus dilakukan dalam pekerjaan. Dimensi afeksi dalam hal karyawan terkadang merasa bosan dengan pekerjaan dan dimensi perilaku dalam hal adanya karyawan yang agresif dalam kelompok tim.
b. Sedangkan variabel Perilaku Kelompok (Y), PT. Bank Mandiri harus lebih memberi prioritas dalam hal dukungan atasan atas keputusan mereka,
Universitas Sumatera Utara