BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari objek penelitian secara tidak langsung melalui media perantara yang dipublikasikan.1 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dimana pendekatan ini menekankan analisisnya pada data-data numeral (angka) yang diolah dengan statistika. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.
Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index untuk periode 2008 - 2014. Semua kebutuhan sumber data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan dari website masing-masing perusahaan. B. Definis Operasionali Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini tergantung pada hipotesis penelitian yang dimaksud. Berikut ini adalah variabel yang digunakan dalam setiap hipotesis penelitian ini beserta cara pengukurannya. 1. Variabel Dependen Variabel Dependen (terikat) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Perataan laba. Variabel ini diproksikan dengan indeks eckel 1
Moh. Sidik Priadana, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), hlm. 103.
48
49
yangakan membedakan perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dengan perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba. Dalam penelitian ini, akan digunakan Indeks Eckel:2 Indeks Eckel =
CVΔI CVΔS
di mana: ΔS = perubahan penjualan dalam satu periode ΔI = perubahan penghasilan/laba dalam satu periode CV = koefisien variasi dari variabel, yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai yang diharapkan. Nilai dari CVΔI dan CVΔS dapat dihitung dengan rumus : CVΔI dan CVΔS =
∑ ∆X − Δx ² n−1
Jika nilai indeks perataan laba ≥ 1 berarti perusahaan tidak digolongkan sebagai perusahaan yang melakukan perataan laba dan diberi nilai 0. Sebaliknya, jika indeks perataan laba < 1, maka perusahaan digolongkan sebagai perusahaan yang melakukan perataan laba. Ashari (1994) dalam She Jin dan Machfoedz (1998) mengungkapkan kelebihan indeks Eckel sebagai berikut: 1. Obyektif dan berdasarkan pada statistik dengan pemisahan yang jelas antara perusahaan yang melakukan perataan penghasilan dan dengan perusahaan yang tidak melakukan perataan penghasilan.
2
Juniarti & Corolina “Analisis Faktor “-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing ) Pada Perusahaan Go Public” Jurnal akuntansi & keuangan, vol. 7, no. 2, (Nopember 2005:152).
50
2. Mengukur terjadinya perataan penghasilan tanpa harus membuat prediksi pendapatan, model ekspektasi penghasilan, pengujian biaya atau pertimbangan subyektif lainnya. 3. Mengukur perataan penghasilan dengan menjumlahkan pengaruh beberapa
variabel
perata
penghasilan
yang
potensial
dan
menyelidiki pola perilaku perataan penghasilan selama periode waktu tertentu. 2. Variabel Independen Variabel indepeden yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio (DER), profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan (size) dan Kepemilikan instutional. Berikut definisi operasional variabel independen dalam penelitian ini: a. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio menunjukkan ukuran besarnya dana yang diperoleh dari kreditur. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio leverage dapat diartikan sebagai besarnya aktiva perusahaan yang didanai dengan pendanaan dari pihak luar.3 Rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara total utang dengan modal sendiri. Rasio ini bergunak untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dari utang.4
3 Kodrat David Sukardi dkk, Manajemen Investasi., (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010). Hlm.
234. 4 Kasmir, Analisis Laporam Keuangan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2012). Hlm. 166.
51
Hutang terhadap ekuiditas (debt to Equity Ratio) analisis proporsi hitung melibatkan rasio total hutang , biasaya jumlah kewajiban lancar dan semua jenis hutang jangka panjang terhadap total ekuitas pemilik, atau kekayaan bersih. Rasio hutang terhadap ekuitas adalah suatu upaya memperlihatkan, dalam format lain, proporsi relatif dari kliam pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan, dan digunakan sebagai ukuran peranan hutang. Berikut rumus dari Debt to Equity Ratio5 DER =
Total Hutang Total Modal
b. Profitabilitas (ROA) Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ROA. ROA
mengukur
memanfaatkan aktivanya
untuk
kemampuan
perusahaan dalam
memperoleh
laba.
Rasio
ini
mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan
seluruh
dana
(aktiva)
yang
dimilikinya. Return on assets (ROA) mencerminkan besar return yang dihasilkan atas setap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk asset. ROA diperoleh dengan cara : 6 Return on Assets =
Total Laba Bersih Total Aktiva
5
Erich A. Helfart ,Teknik Aalisis Keuangan Edisi Delapan. (Jakarta : Erlangga,1997). Hlm.
98. 6
R. Murhadi Werner, Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi Saham,( Jakarta : salemba empat , 2012) hal. 64.
52
a. Ukuran perusahaan (size) Ukuran perusahaan adalah skala untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain total aktiva, total penjualan, dan jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan (Purwanto, 2004). Menurut Zulkarnaini (2007) menyatakan bahwa ukuran suatu perusahaan tercermin dari total aset yang dimiliki, semakin besar aset perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan, begitupun sebaliknya. Ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan logaritma dari total aktiva atau total asset, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut (Budiasih, 2009):7 Size Perusahaan = log Total Asset c. Kepemilikan Institusional Menurut Jensen dan Meckling dalam Permanasari (2010) (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilkan institusi lainnya) yang memiliki
peranan
dalam meminimalisasi
keagenan
konflik
yang yang
sangat terjadi
penting antara
manajer dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini
7
disebabkan
Wulandari, “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Income Smoothing Dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011”skipsi fakultas ekonomi Universitas Diponegoro hal:52
53
investor institusional terlibat dalam pengambilan yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba.
kepemilikan institusional =
saham institusi saham beredar
54
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Sumber Variabel
Indikator
Rumus
Skala data
Perataan laba
Perataan laba diukur melalui Rasio beberapa
indek
yang
Sekunder
akan Indeks Eckel =
membedakan perusahaan yang
CVΔI CVΔS
melakukan praktik perataan laba dengan perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba. DER
Perbandingan
antara
tingkat Rasio
Sekunder
penggunaan kewajiban terhadap
DER =
Total Hutang Total Modal
total ekuitas
Profitabilitas
Kemampuan perusahaan untuk
Rasio
menghasilkan laba dalam periode tertentu. Ukuran
Besar atau kecilnya perusahaan. Rasio
Perusahaan
Diukur
dengan
menggunakan
fungsi logaritma pada total asset
Sekunder
ROA =
Total Laba Bersih Total Aktiva
Sekunder Size = Log Total Asset
55
Kepemilikan
Kepemilikan institusional adalah Rasio
institusional
proporsi saham yang dimiliki
Sekunder
saham institusi saham beredar
oleh pihak institusi pada akhir tahun
yang
diukur
persentase jumlah insitusional
dalam
kepemilikan
terhadap
jumlah
saham secara keseluruhan
C. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data peneltian.8 Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) untuk periode waktu 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014 yaitu 30 perusahaan. Sampel adalah suatu porsi atau bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Pemilihan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan
8
Masyhuri dan M.Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, (Bandung: Refika Aditama, 2011), hlm. 157.
56
pertimbangan tertentu dimana umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 7 perusahaan yang dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria Pemilihan Sampel Keterangan
Jumlah
Perusahaan - perusahaan yang terdaftar di JII selama periode penelitian 2008 – 2014
11
Perusahaan yang menerbitkan Laporan Keuangan Tahunan selama periode penelitian 2008 - 2014
10
Perusahaan yang melakukan perataan laba selama periode 2008-2014 Perusahaan yang menyajikan laporan keuangannya dalam bentuk rupiah Jumlah sampel penelitian yang melakukan perataan laba dan bukan perataan laba
18
Tabel 3.3 Tabel sampel perusahaan No
KODE
Nama Perusahaan
1
ASII
Astra International Tbk
2
INTP
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
3
KLBF
Kalbe Farma Tbk.
4
LPKR
Lippo Karawaci Tbk
5
SMGR
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
6
TLKM
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
7
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
10 49
57
D. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan melakukan pengumpulan data yang sudah tersedia atau terdokumentasi, berupa laporan tahunan perusahaan– perusahaan yang terdaftar di Daftar Jakarta Islamic index (JII) tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014 yang dipublikasikan oleh bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id E. Metode Analisis Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan metode kuantitatif. Sedangkan metode statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Metode statistik deskriptif, seperti rata-rata (mean), deviasi standar, minimum, dan maksimum digunakan untuk mengembangkan profil perusahaan yang dijadikan sampel.9 Sedangkan statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.10 Statistik inferensial terdiri atas pengujian multivariate dan univariate. Namun sebelum dilakukan pengujian multivariate dan univariate,
9
Jin, Liauw She dan Mas’ud Machfoedz. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Praktik Perataan laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. (Yogyakarta: Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1 (2) 1998.). Hal 174-191. 10 Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business. Four Edition. John Wiley & Sons, Inc. 2003. hlm 314
58
terlebih dahulu dilakukan perhitungan indeks Eckel (1981), untuk menentukan apakah perusahaan berstatus perata laba atau bukan perata laba. F. Pengujian Hipotesis 1. Uji Asumsi Klasik Hipotesis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba dalam penelitian ini akan diuji dengan metode statistik inferensial yang terdiri dari pengujian univariate dan multivariate. Namun, sebelum melakukan pengujian univariate dan multivariate perlu dilakukan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu, karena salah satu syarat untuk bisa menggunakan uji regresi adalah terpenuhinya uji asumsi klasik. Agar model regresi dapat dianalisis dan memberikan hasil yang representatif (Best, Linear, Unbias Estimation atau BLUE), maka model regresi tersebut harus memenuhi uji asumsi-asumsi klasik untuk variabel bebas selain variable dummy sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu
atau
residual
memiliki
distribusi normal. Pada proses uji normalitas dilakukan dengan uji statistik dan analisis grafik, yaitu Uji Kolmogorov-Smirnov dan grafik histogram. 1) Uji Kolmogorov-Smirnov Uji Kolmogorov-Smirnov merupakan pengujian normalitas dengan
membandingkan
distribusi
data
(yang
akan
diuji
59
normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Apabila nilai signifikansi di atas 0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat adanya perbedaan yang signifikan dan jika nilai signifikansi di bawah 0,05 maka terdapat adanya perbedaan yang signifikan atau hasil tidak normal sehingga
perlu
dilakukan
uji
grafik
histogram
untuk
mengetahui kemencengan grafik (ke kanan atau kiri). 2) Grafik Histogram Grafik histogram membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Adanya uji ini dapat diketahui apakah data berdistribusi secara normal atau tidak berdasarkan kemencengan grafik, baik ke kiri ataupun ke kanan. Selain itu, grafik histogram dapat digunakan untuk menentukan bentuk transformasi data yang akan digunakan untuk menormalkan data yang tidak berdistribusi secara normal. b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas terjadi jika ada hubungan linier yang sempurna
atau hamper
sempurna antara beberapa atau semua
variabel independen dalam model regresi. Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
60
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.11 Multikolinearitas
dapat
dilakukan
dengan
menganalisis
korelasi antar variabel dan perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10, jika VIF kurang dari 10 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model adalah objektif dan dapat dipercaya. c. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier berganda terdapat korelasi antara residual pada periode t dengan residual periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residu (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang individu
kelompok cenderung mempengaruhi
“gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya.
11
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2011), hlm. 105.
61
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi dengan cara uji Durbin – Watson (DW test). Uji Durbin – Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstata) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen.12 d. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas adalah terjadinya varians yang tidak sama untuk variabel independen yang berbeda. Heterokedastisitas dapat terdeteksi dengan melihat plot antara nilai taksiran dengan residual. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas pada Grafik Scatterplot dan uji Glejser. dapat dilakukan dengan : 13 1. Grafik Scatterplot Cara
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel yaitu ZPRED denga residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada Grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adala Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y yang sesungguhnya ) yang telah di-studentized. 11
12
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2011) hlm. 110. 13 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2011) hlm. 139.
62
2. Uji Glejser Pengujian
heteroskedastisitas
dapat
juga
dengan
menggunakan cara menetapkan unstandardized residual regresi yang di absolutkan, kemudian dijadikan variabel terikat dan selanjutnya dikorelasikan dengan masing-masing variabel bebas, di mana: a. Apabila signifikansi korelasi antara variabel bebas dengan unstandardized residual absolute ≤ 0,05, maka variabel bebas yang bersangkutan mengalami problem b. Apabila signifikansi korelasi antara variabel bebas dengan unstandardized residual absolute > 0,05, maka variabel bebas yang bersangkutan tidak mengalami problem heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedatisitas menggunakan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi dan absolut adalah nilai mutlaknya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolute residual lebih dari 0.05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
2. Uji Univariate
63
Pengujian univariate dilakukan untuk menguji lebih lanjut secara statistic apakah variabel-variabel independen berbeda secara signifikan antara perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dengan perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba (Salno dan Baridwan, 2000). Alat uji statistik yang digunakan disesuaikan dengan hasil uji normalitas. Jika sampel terdistribusi normal, maka akan digunakan uji beda atau uji-t (ttest); namun jika sampel tidak terdistribusi normal, maka akan digunakan uji Mann-Whitney atau Chi-square. a. Two Independent Sample t-Test Merupakan
bentuk
pengujian statistik
yang bertujuan untuk
mengetahui apakah dua kelompok independen berasal dari populasi yang sama. Hal ini disebabkan karena sampel penelitian diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu: perusahaan perata dan bukan perata laba. Pengujian ini digunakan untuk data yang terdistribusi secara normal. Uji t digunakan pada analisa data yang diukur dengan skala interval dan skala rasio yang bertujuan untuk menguji perbedaan antara sampel dengan populasi. e Mann-Whitney Test Diterapkan untuk data yang tidak terdistribusi secara normal dan merupakan pengujian alteratif dari t-test. Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan yang nyata atau tidak diantara variabel yang diuji. f Chi - Square Test
64
Merupakan alternatif pengujian statistik yang digunakan apabila data tidak terdistribusi secara normal. Karena pada data yang tidak terdistribusi secara normal analisa parametrik seperti t-test menjadi kurang tepat. Pengujian chisquare digunakan untuk membedakan dua proporsi kategori suatu variable penelitian. Selain itu, pengujian ini juga digunakan untuk melihat perbedaan yang nyata antara variabel-variabel yang diuji. 1. Analisis regresi berganda Uji regresi berganda memiliki satu variabel dependen (Y) dan memiliki empat variabel independen (X) Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidakya pengaruh debt to equity ratio (DER), profabilitas (ROA), ukuran perusahaan (size), dan kepemilikan institusional terhadap perataan laba denagn menggunakan metode regresi linear berganda yang menggunakan alat bantu IBM SPSS (statistical product and service solution ). Model regresi berganda menurut Ramadhina dan Islands cript (2011) : 14
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + e Dimana : Y = perataan laba (indeks excel) a = koefesien konstanta b = koefisien regresi variabel independen X1= leverage (debt to total Equity)
14
Rindi Wulandari. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing ) Pada Perusahaan Sektor Manufaktur dan Sektor Agrikultur Yang Listing di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011”. jurnal ekonomi, hlm.6
65
X2 = Return on Asset (ROA) X3 = ukuran perusahaan (size) X4 = kepemilikan institusional e = error a. Uji t ( Uji Signifikan Parsial) Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masingmasing variabel independen
secara
individu
(partial)
dalam
menjelaskan variabel dependen. sPengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 0,10 (α = 5% dan 10%). Penolakan dan penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi kurang atau sama dengan 5% dan 10% maka hipotesis diterima yang berarti secara parsial variabel debt to equity ratio,
profitabilitas,
ukuran
perusahaan,
dan
kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap perataan laba. 2. Jika nilai signifikansi lebih dari 10% maka hipotesis ditolak yang berarti secara parsial variabel debt to equity ratio, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap perataan laba. b. Uji F (Uji Simultan) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan
66
dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α=5%). Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai siginifikansi > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikansi). Hal ini berarti bahwa secara simultan keempat
variabel independen
tersebut
tidak
mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai signifikan ≤ α 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara simultan keempat variabel
independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. c. Koefisien Determinasi ( Adjusted R2) Koefisien determinasi (goodness of fit) yang dinotasikan dengan R2 merupakan ikhtisar yang menyatakan bahwa seberapa baik garis regresi sampel mencocokkan data. Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur proporsi variasi dalam varabel tidak bebas yang dijelaskan oleh regresi. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, bila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan yang sempurna. Sedangkan apabila nilai R2 = 1 maka ada hubungan antara variasi Y dan X atau variasi dari Y dapat diterangkan oleh X secara keseluruhan.