BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian Dalam penulisan ini penulis melakukan penelitian pada PT WOM FINANCE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2009 sampai dengan tanggal 25 Maret 2009.
3.1.1
Sejarah Singkat Perusahaan Didirikan pada tanggal 23 Maret 1982 dengan nama PT. Jakarta Tokyo Leasing, setelah beberapa kali berganti pemilik, pada awal tahun 1997 tepatnya tanggal 1 Maret 1997 perusahaan ini menjadi bagian dari Grup Wahanaartha. Sebagian besar sahamnya dikuasai oleh Grup Wahanaartha lewat dua anak perusahaannya, PT. Wahanaartha Harsaka dan PT. Wahanaartha Mekar Selaras. Pada awal tahun 2000, tepatnya tanggal 27 Maret 2000 namanya berganti menjadi PT. Wahana Ottomitra Multiartha atau lebih dikenal dengan nama PT. WOM FINANCE. Di bawah naungan Grup Wahanaartha, PT. WOM FINANCE memusatkan bisnisnya pada pembiayaan sepeda motor bermerek Honda yang mempunyai pangsa pasar terbesar di Indonesia. Ini merupakan bagian dari strategi pengembangan Grup Wahanaartha karena salah satu anak perusahaan kelompok usaha ini, PT Wahana Makmur Sejati adalah main dealer sepeda motor Honda untuk wilayah Jakarta dan Tangerang sejak 32
tahun 1972. Jadi PT. WOM FINANCE ini menginduk pada PT. Wahana Makmur Sejati yang telah berkecimpung
sebagai
main
dealer
dan
distributor eksklusif motor Honda. Setelah melihat adanya peluang usaha yang cukup baik pada pembiayaan sepeda motor bekas, sejak tahun 2001 portofolio PT. WOM FINANCE juga dialokasikan kepada pembiayaan sepeda motor bekas produksi Jepang. Untuk meningkatkan portofolio pembiayaan dan memenuhi permintaan pasar, sejak bulan April 2004 PT. WOM FINANCE mulai memberikan pembiayaan untuk semua jenis merek motor baru produksi Jepang selain Honda seperti Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki. Peningkatan pembiayaan konsumen didukung oleh tingkat suku bunga perbankan yang cenderung menurun serta kebijakan pihak perbankan yang mengutamakan penyaluran kredit secara ritel. Untuk meningkatkan kinerjanya yang lebih baik lagi, PT. WOM FINANCE mengambil langkah dengan bekerja sama dengan bank BII dan melakukan penjualan saham kepada masyarakat di pasar modal. PT. WOM FINANCE melakukan go public, juga dalam rangka mengantisipasi persaingan global perbankkan, sehingga semakin siap dalam menghadapi persaingan di masa depan.
3.1.2 Aktivitas Perusahaan PT. WOM FINANCE bergerak di bidang pembiayaan kendaraan bermotor. Aktivitas perusahaan tersebut adalah memberikan kredit kendaraan bermotor kepada masyarakat khususnya sepeda motor dari 33
berbagai merek seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki dan lain-lain.
3.1.3 Kantor Cabang, Jenjang Manajemen, Jenjang Pendidikan & Jenjang Umur PT. WOM FINANCE telah berhasil meningkatkan jumlah kantor cabangnya dari tahun ke tahun setelah melalui survey yang cukup mendalam sebelum membuka & menempatkan kantor cabangnya. PT. WOM FINANCE telah memiliki 77 kantor cabang & kantor perwakilan. Hampir seluruh kantor cabang & kantor perwakilan terkonsentrasi di wilayah Indonesia Barat khususnya Pulau Jawa, Bali, & Sumatera yang diperkirakan
telah mencakup sebagian besar wilayah
utama pemasaran sepeda motor. Saat ini, PT. WOM FINANCE telah menjalin hubungan kerjasama dengan 2.880 dealer sepeda motor baru & bekas. Pertumbuhan
jaringan
kerja
PT.
WOM
FINANCE
tentu
memberikan dampak positif pada peningkatan pembiayaan sepeda motor yang diberikan oleh PT. WOM FINANCE. Adapun perkembangan pembagian jaringan kerja secara geografis yang dimiliki PT. WOM FINANCE sampai dengan April 2009 adalah sebagai berikut :
34
Tabel 3.1 Wilayah Jaringan Kerja dan Jumlah Kantor Cabang Wilayah jaringan kerja
Jumlah Kantor cabang
DKI Jakarta, Ciputat & Tangerang
12
Jawa Barat
14
Jawa Tengah & DI Yogyakarta
20
Jawa Timur
17
Bali
5
Sumatera
8
Kalimantan
1
Total
77
Sumber : PT. WOM FINANCE File
Jumlah karyawan di PT. WOM FINANCE cabang Ciledug sebanyak 70 orang dan PT. WOM FINANCE didalam meningkatkan jumlah kantor cabangnya selalu memperhatikan tingkat pendapatan masyarakat setempat & jumlah dealer yang ada di daerah tersebut. Disamping itu, PT. WOM FINANCE juga mempertimbangkan karakter-karakter khusus dari masyarakat setempat, seperti disiplin & ketepatan waktu dari masyarakat setempat dalam pembayaran kredit dan seberapa besar minat dari masyarakat setempat untuk membeli sepeda motor secara kredit. Pada
tanggal
31
Agustus
35
2008
PT.
WOM
FINANCE
mempekerjakan 1.555 karyawan tetap. Komposisi karyawan tetap menurut jenjang pendidikan, jenjang manajemen dan jenjang usia adalah : Tabel 3.2 Komposisi Karyawan Tetap Menurut Jenjang Pendidikan Jenjang Pendidikan
Jumlah Orang
Pasca Sarjana
%
13
0,84
Sarjana
596
38,33
Sarjana Muda dan setingkat
247
15,88
SLTA dan Sederajat
684
43,99
15
0,96
1.555
100,00
SLTP/SD dan sederajat Jumlah Sumber : PT. WOM FINANCE File
Tabel 3.3 Komposisi Karyawan Tetap Menurut Jenjang Manajemen Jenjang Manajemen
Jumlah Orang
%
Direksi
4
0,26
General Manager/Regional Manager
12
0,77
Manager
86
5,53
Supervisor
294
18,91
Pelaksana
1.159
74,53
Jumlah
1.555
100,00
Sumber : PT. WOM FINANCE File 36
Tabel 3.4 Komposisi Karyawan Tetap Menurut Jenjang Usia Jenjang Usia
Jumlah Orang
%
46 – 55 th
20
1,29
36 – 45 th
283
18,20
26 – 35 th
943
60,64
18 – 25 th
309
19,87
1.555
100,00
Jumlah Sumber : PT. WOM FINANCE File
3.1.4 Struktur Organisasi Di cabang PT. WOM FINANCE terdapat tiga bagian atau divisi yang mempunyai kedudukan yang sama/seimbang yaitu :
1.
Divisi Marketing Divisi ini dikepalai oleh Marketing Manager yang bertanggung jawab atas pencapaian target penjualan yang ditetapkan oleh Direktur Marketing. Marketing Manager juga wajib membina hubungan baik dengan dealer-dealer agar target penjualan dapat tercapai.
2.
Divisi Operational. Divisi ini dikepalai oleh Operational Manager yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan administrasi termasuk administrasi
37
kredit, accounting, GA dan HRD, teller & CS, finance. Operational manager
wajib
memastikan
bahwa
semua
transaksi
sudah
diadministrasikan secara benar dan rapi serta memastikan pelayanan yang diberikan ke konsumen sudah dijalankan sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku di PT. WOM FINANCE. 3.
Divisi Collection Divisi ini dikepalai oleh Collection Manager yang bertanggung jawab atas pencapaian tingkat kolektibilitas piutang konsumen Collection Manager wajib
memastikan
bahwa setiap konsumen sudah
memenuhi kewajibannya kepada perusahaan, berupa pembayaran tepat waktu atas tagihan motor yang dikredit oleh konsumen.
Secara umum struktur organisasi PT WOM FINANCE dapat digambarkan sebagai berikut :
Branch Manager
Collection Manager
Operation Manager
Marketing Manager
Head Collection
Head Operation
Head Marketing
Sumber : Company Profile PT. WOM FINANCE
38
3.1.5 Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing fungsi sesuai struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut : a. Branch Manager 1)
Bertanggung jawab atas pencapaian target KPI yang telah ditetapkan.
2)
Bertanggung jawab atas proses rekrutmen
3)
Bertanggung jawab atas proses ke-HRD-an yang ada di organisasi Cabang
4)
Membina bawahan untuk proses kaderisasi dan untuk terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
5)
Melakukan approval untuk seluruh dokumen transaksi di wilayah kerja Cabang.
6)
Melakukan koordinasi dan sinergi dengan functional manager terkait
7)
Memastikan aktivitas di RO berjalan dengan baik (dengan melakukan kunjungan RO minimal satu kali dalam sebulan)
b. Collection Manager 1)
Memutuskan hal yang berhubungan dengan External Collector.
2)
Merekrut/Mem-PHK karyawan yang dinilai tidak produktif atau mengakibatkan kerugian perusahaan.
3)
Menggantikan
BM
dalam
melakukan
pelaksanaan
dan
pengawasan proses collection dan pencapaian target performance 39
A/R yang telah ditetapkan oleh management. 4)
Bertanggungjawab & memonitor kegiatan yang dilakukan oleh Seluruh Section agar berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Kebijakan Perusahaan & SOP).
5)
Memastikan process excellence & customer satisfaction terutama untuk bagian collection.
6)
Meningkatkan collectibility cabang & manajemen A/R
yang
maksimal. 7)
Membina hubungan dengan pihak2 eksternal yang terkait dengan kegiatan operasional (Bank, DC, Aparat, Perusahaan Asuransi)
8)
Melakukan kunjungan ke RO minimal 1 kali/bulan untuk memastikan keamanan & kepastian kegiatan operasional sesuai dengan ketentuan.
9)
Bertanggungjawab atas kelancaran & keakuratan dokumen & laporan yang diserahkan ke Kantor Pusat, Bank, Perusahaan Asuransi & Instansi lainnya.
10) Membantu BM dalam melakukan pengawasan dan pencapaian target A/R agar berjalan efektif dan efisien. 11) Memastikan terselenggarannya Calender of event & PDCA yang telah ditentukan di cabang. 12) Membina bawahan & lingkungan kerja yang positif 13) Membantu dan menjalin hubungan baik dengan seluruh divisi untuk usaha perbaikan perusahaan. 40
14) Membina hubungan kerja dengan pihak eksternal. 15) Mengkomunikasikan pencapaian hasil kerja dan kendala yang dihadapi kepada atasan. c. Operational Manager 1)
Menyetujui atau menunda proses pembayaran pembiayaan dikarenakan ketidaklengkapan dokumen persyaratan.
2)
Mengeluarkan BPKB bersama BM untuk nasabah dan rekanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3)
Mengontrol pembatasan pemakaian map aplikasi.
4)
Memastikan bahwa seluruh proses yang terdapat dibawah kewenangannya selalu berjalan excellence dan sesuai SOP yang berlaku.
5)
Memastikan keamanan penyimpanan map PK dan BPKB.
6)
Menjadi mediasi dalam proses pengurusan klaim dari PIC Asuransi ke Collection.
7)
Memastikan dan membuat semua laporan SLS, BPKB, aging klaim asuransi, PK terkirim, dan laporan non-rutin lainnya.
8)
Melakukan sampling sidak (inspeksi mendadak) terhadap seluruh PIC di bawahnya bekerja sesuai SOP.
9)
Memastikan stock opname SIP dan BPKB terlaksana oleh bawahannya.
10) Melakukan approval mutasi BPKB. 11) Melakukan approval untuk seluruh dokumen transaksi yang ada 41
dibawah wewenangnya. d. Marketing Manager 1)
Melakukan approval aplikasi kredit (sebagai anggota komite kredit).
2)
Menempatkan CMO dan Sales Counter pada Dealer yang ditunjuk.
3)
Memberikan reward dan punishment terhadap bawahannya sesuai Peraturan Perusahaan.
4)
Membuat program dan workflow marketing dengan persetujuan atasan.
5)
Melakukan entertaint dengan rekanan sesuai plafon tertentu dan atas persetujuan atasan
3)
Mencapai target booking yang telah ditetapkan dengan cara membina hubungan personal dan bisnis dengan Dealer serta membuat program marketing agar coverage dan dealer contribution meningkat.
7)
Melakukan monitoring terhadap aktivitas kompetitor.
8)
Memonitor dan bertanggung jawab atas tercapainya target pencapaian SLS.
9)
Bertanggung jawab atas tercapainya target pencapaian MP Productivity.
10) Memonitor kualitas booking unit. 11) Memastikan bahwa proses akuisisi (marketing dan pra-kredit) 42
berjalan sesuai dengan SOP. 12) Membuat laporan seluruh hasil monitoring terhadap kualitas prakredit, pencapaian SLS, aktivitas kompetitor kepada atasan, dan laporan kunjungan dealer. e. Head Collection Membantu pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari Collection Manager f. Head Operation Membantu pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari Operation Manager g. Head Marketing Membantu pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari Marketing Manager.
3.1.6
Visi dan Misi Perusahaan Visi dari PT. WOM FINANCE adalah menjadi salah satu perusahaan pembiayaan konsumen terbaik di Indonesia. Sedangkan misi dari PT. WOM FINANCE adalah : 1)
Mengutamakan kepuasan pelanggan dan mitra kerja perusahaan.
2)
Membangun kepercayaan dunia perbankan.
3)
Mengembangkan dan memperluas jaringan usaha terutama di daerah potensial.
4)
Mengoptimalkan kinerja perusahaan. 43
3.2 Desain Penelitian Sehubungan dengan judul yang dikemukan dan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional yaitu penelitian untuk mengetahui hubungan dari satu variabel terhadap variabel lain.
3.3 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti dan kebenarannya perlu diuji secara empiris. Dari pengertian ini penulis menyimpulkan suatu dugaan yaitu terdapat hubungan antara insentif dengan motivasi kerja karyawan. Sesuai dengan hal tersebut penulis melakukan pengujian Hipotesis, yaitu terdiri dari: Pernyataan Hipotesis Diduga bahwa ada hubungan antara variabel insentif dengan variabel motivasi kerja karyawan, dimana: H0 : ρ = 0; Insentif (variabel x) tidak berhubungan terhadap motivasi kerja karyawan ( variabel y) Ha : ρ > 0; Insentif (variabel x) berhubungan secara signifikan dengan motivasi kerja karyawan (variabel y)
44
3.4 Variabel dan Skala Pengukuran Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel X adalah insentif 2. Variabel Y adalah motivasi kerja karyawan Sedangkan tingkat pengukuran yang digunakan adalah tingkat pengukuran skala ordinal, yaitu mengurutkan data dari yang paling rendah ke tingkat paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.
3.5 Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1.
Metode Library research (riset kepustakaan) Untuk memperoleh data yang bersifat teoritis sebagai titik tolak dalam pembahasan skripsi ini, penulis mengumpulkan data dengan cara membaca buku-buku sumber daya manusia, dimana semua hal itu didapatkan untuk mendukung serta melengkapi penelitian.
2.
Metode Field research (riset lapangan) Yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan sebagai obyek penelitian yaitu pada PT. WOM FINANCE cabang CiledugTangerang, adapun jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang ditabulasi dan diolah langsung oleh penulis dari responden individual, data ini diperoleh dengan melakukan pemberian kuesioner individual, data ini 45
diperoleh dengan melakukan pemberian kuesioner kepada 60 karyawan PT. WOM FINANCE cabang Ciledug-Tangerang yang berisi pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dimana setiap jawaban yang tersedia diberi bobot nilai sebagai berikut : 1.
Sangat setuju diberi nilai 5
2.
Setuju diberi nilai 4
3.
Ragu-ragu diberi nilai 3
4.
Tidak setuju diberi nilai 2
5.
Sangat tidak setuju diberi nilai 1
3.6 Jenis Data Pada a.
penelitian
ini
terdapat
dua
jenis
data,
yaitu
:
Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan cara mendatangani objek penelitian, dimana data yang diperoleh tersebut merupakan data aktual yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini data primer diperoleh berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang diberikan kepada karyawan PT. WOM FINANCE yang menjadi obyek penelitian.
b. Data sekunder Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut. Data sekunder diperoleh penulis dari bahan-bahan bacaan yang mendukung penelitian yang diperoleh penulis dari perpustakaan dan literatur lainnya. 46
3.7 Populasi & Sampel Penelitian Dalam setiap penelitian ditentukan obyek penelitian sebagai sumber data, karena obyek yang dipilih sangat erat hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Populasi merupakan seluruh individu yang menjadi obyek penelitian. Adapun dalam hal ini penulis menetapkan PT. WOM FINANCE cabang Ciledug-Tangerang sebagai ruang lingkup populasi, sedangkan populasinya yaitu karyawan PT. WOM FINANCE cabang Ciledug-Tangerang. Satuan-satuan yang akan diteliti di dalam sampel dinamakan unit sampel. Unit sampel ini akan dipilih dari kerangka sampel. Keseluruhan unit sampel membentuk kerangka sampel (samping frame) dan dari sinilah sampel dipilih. Syarat utama dalam pemilihan sampel adalah sampel harus menjadi cermin dari populasi, sampel harus mewakili populasi. Sampel harus merupakan populasi dalam bentuk kecil (miniatur populasi), sampel yang demikian disebut sampel yang repsentatif, untuk memilih sampel yang repsentatif hendaknya : 1.
Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.
2.
Dapat menentukan tingkat presisi (perbedaan hasil yang diperoleh dari sensus) dari hasil penelitian dengan jalan menentukan penyimpangan baku (standar deviasi) dari taksiran-taksiran yang diperoleh.
3.
Sederhana sehingga mudah dilaksanakan.
4.
Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendahrendahnya.
5.
Merupakan pengamatan yang nyata dalam soal waktu,tenaga dan biaya. 47
Untuk menentukan besarnya sampel kita harus memperhatikan empat faktor sebagai berikut : a.
Tingkat keseragaman individu populasinya Makin homogen individu populasinya makin sedikit anggota sampel yang perlu diambil.
b.
Tingkat presisi yang dikehendaki dalam penelitiannya Makin tinggi tingkat presisi yang diinginkan makin besar anggota sampel yang yang harus diambil. Sampel yang besar cenderung menghasilkan nilai penduga yang lebih mendekati nilai parameternya, Makin besar sampel akan semakin kecil kesalahan yang didapat.
c.
Rencana analisis Rencana analisis dikaitkan dengan kelompok karakteristik sampel, misalnya pendapat orang dihubungkan dengan tingkat pendidikannya. Sampel yang lebih besar diperlukan untuk menghindari kekosongan sel-sel matrik yang dibuat.
d.
Biaya tenaga dan waktu besar sampel yang diambil, semakin besar tenaga dan waktu yang diperlukan.
Di dalam penelitian digunakan beberapa teknik didalam pengambilan sampel. Cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel disebut sampling. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah convenience sampling. Convenence Sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi 48
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Saat ini jumlah karyawan PT. WOM FINANCE cabang CiledugTangerang sebanyak 70 orang. Untuk mengambil sampel, maka penulis menggunakan rumus Slovin yaitu : n = N/(1+Ne2) Dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = toleransi terjadinya galat pendugaan
Dalam penelitian ini penulis mengambil taraf keyakinan 95%, yaitu yakin bahwa 95% hasil penelitian benar, atau taraf signifikansi 0,05 (hanya akan ada 5% saja kesalahan terjadi) sehingga besarnya sampel menurut rumus slovin adalah : = 70 / (1+70 x 0,05 x 0,05) = 60 responden
3.8 Metode Analisis Data 1.
Analisa Deskriptif Analisa ini dilakukan untuk mengukur data tentang karakteristik responden yang berupa : jenis kelamin responden, usia responden, status responden, pendidikan, dan hal-hal lainnya yang berkenaan dengan karakteristik responden. 49
2. Analisa Korelasi Definisi operasional variabel bertujuan untuk memberikan pengertian yang akurat terhadap variabel yang digunakan. Dalam hal ini, penulis menggunakan Insentif sebagai variabel X dan motivasi kerja karyawan sebagai variabel Y (Hadari Nawawi 2003:315) 1. Insentif (X) Insentif adalah penghargaan atau ganjaran pada pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan yang disebut bekerja. Indikator-indikator dari insentif adalah : a. Penawaran dan permintaan tenaga kerja Mengacu pada hukum ekonomi pasar bebas, kondisi dimana penawaran (supply) tenaga kerja lebih besar dari permintaan (demand) akan menyebabkan rendahnya insentif yang diberikan. Sebaliknya bila kondisi pasar kerja menunjukkan besarnya jumlah permintaan tenaga kerja sementara penawaran hanya sedikit, maka insentif yang diberikan akan besar. b. Kemampuan dan kesediaan perusahaan Kemampuan perusahaan untuk melaksanakan insentif tergantung pada kemapuan yang dimiliki dan tersedia oleh perusahaan. Kemampuan dan ketersediaan perusahaan dipengaruhi oleh prestasi kerja karyawan. Semakin besar prestasi kerja, maka makin besar pula keuntungan perusahaan.
Besarnya
keuntungan 50
perusahaan
akan
memperbesar
ketersediaan dana untuk pelaksanaan insentif, semakin besar semakin baik dan demikian juga sebaliknya. c. Serikat buruh atau organisasi karyawan Para karyawan yang tergabung dalam serikat buruh atau organisasi juga dapat mempengaruhi pelaksanaan atau penetapan insentif dalam suatu perusahaan. Serikat buruh dapat menjadi simbol kekuatan karyawan didalam menuntut perbaikan nasib. d. Produktivitas kerja karyawan Produktivitas kerja dipengaruhi prestasi kerja karyawan. Prestasi kerja merupakan faktor yang diperhitungkan dalam penetapan insentif. Pengaruh ini memungkinkan karyawan pada posisi dan jabatan yang sama mendapatkan insentif yang berbeda. Pemberian insentif ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan. e. Pemerintah dengan undang-undang Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah membuat undang-undang untuk menentukan upah minimum, jam kerja/hari, dll. f. Biaya hidup Besarnya insentif harus disesuaikan dengan biaya hidup (cost of living). Kompensasi yang diberikan harus sama dengan atau di atas biaya hidup minimal.
g. Posisi jabatan karyawan Posisi dan jabatan berbeda berimplikasi pada perbedaan besarnya insentif. 51
Posisi dan jabatan karyawan menunjukkan keberadaan dan tanggung jawabnya dalam hirarki perusahaan. Semakin tinggi posisi dan jabatan karyawan, maka semakin tinggi pula insentif yang diterimanya. Hal tersebut berlaku sebaliknya. h. Pendidikan dan pengalaman kerja Pendidikandan pengalaman kerja sangat menentukan tingkat insentif yang akan diterima oleh karyawan. Semakin tinggi pendidikan sesorang dan semakin lama pengalaman yang dimiliki semakin besar nilai insentif yang diperoleh. i. Jenis dan sifat pekerjaan Besarnya insentif karyawan yang bekerja di lapangan berbeda dengan karyawan yang bekerja di ruangan, demikian juga insentif untuk pekerjaan klerikal akan berbeda dengan pekerjaan administratif. Begitu pula halnya dengan pekerjaan manajemen dengan teknis. Pemberian insentif yang berbeda ini selain karena pertimbangan profesionalisme karyawan juga karena besarnya resiko dan tanggung jawab yang dipikul oleh karyawan yang bersangkutan.
2. Motivasi Kerja (Y) Motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai hasil yang optimal. (Malayu S.P Hasibuan, 2003 : 95) 52
Indikator-indikator dari motivasi kerja karyawan adalah: a. Tingkat Absensi Absensi karyawan merupakan suatu indikator untuk mengukur besar kecilnya motivasi kerja karyawan, yang dimaksud dengan absensi adalah tingkat ketidakhadiran karyawan dalam tugas. Tingkat absensi yang tinggi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya suasana kerja yang tidak menyenangkan, kurangnya perhatian perusahaan terhadap karyawannya, pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki. b. Pencapaian Prestasi Hubungan antara motivasi dan prestasi kerja adalah sesuatu yang positif, dimana meningkatnya motivasi akan menghasilkan lebih banyak usaha dan prestasi kerja yang baik. c. Tanggung Jawab Tinggi rendahnya motivasi kerja seseorang juga dapat diukur dari tanggung jawabnya terhadap setiap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Semakin tinggi tanggung jawab seseorang terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya, maka motivasi kerjanya juga semakin tinggi begitupun sebaliknya. d. Disiplin Kerja Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Dengan disiplin kerja yang tinggi maka dapat dikatakan bahwa seseorang itu memiliki 53
motivasi kerja yang tinggi. e. Minat Terhadap Pekerjaan Dengan minat terhadap pekerjaan yang tinggi terhadap pekerjaan yang dilakukannya itu menandakan bahwa seorang karyawan memiliki motivasi kerja yang tinggi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pekerjaan itu sendiri atau juga dari hasil yang akan diperolehnya nanti. f. Tuntutan Tuntutan dapat terjadi karena rasa tidak puas terhadap kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Bila karyawan merasa tidak puas terhadap pemberian insentif yang diterapkan perusahaan maka tingkat motivasi kerja karyawan juga rendah, begitu juga sebaliknya. g. Pemogokan Pemogokan juga bisa terjadi karena rasa tidak puas terhadap kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. Misalnya pemogokan itu dilakukan untuk menuntut kenaikan insentif yang diberikan perusahaan.
Analisa yang digunakan pada perhitungan skripsi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keeratan/kekuatan hubungan antara insentif (variabel X) dengan motivasi kerja karyawan (variabel Y), maka digunakan Korelasi Spearman. Rumus yang digunakan adalah :
rs = 1 - 6 Σ di2 N (N2 – 1) 54
rs = Koefesien korelasi spearman D = Perbedaan rangking antar 2 variabel N = Jumlah responden
Perincian mengenai pedoman untuk interprestasi nilai korelasi untuk setiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut. Sebagai catatan bahwa nilai korelasi adalah dapat bernilai negatif (berbanding berbalik antara dua variabel tersebut) ataupun positif (berbanding lurus antara dua variabel tersebut)
Tabel 3.5 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi No
Nilai Inteval Koefisien
Tingkat Hubungan
1
0,00 – 0,19
Sangat rendah
2
0,20 – 0,39
Rendah
3
0,40 – 0,59
Cukup kuat
4
0,60 – 0,79
Kuat
5
0,80 – 1,00
Sangat kuat
Sumber : Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Bisnis
Pengujian Hipotesis Untuk menguji Hipotesis pada penelitian ini digunakan rumus sebagai
55
berikut :
t = rs √ N – 2 1 – rs2 t = Statistik t dengan derajat bebas n-2 n = Jumlah responden / banyaknya pengamatan r = Koefisien Korelasi Spearman
Kriteria uji : Tolak Ho jika to < -t α/2 atau jika to > -t α/2 Terima Ho jika to -t α/2 < to < t α/2
56