18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini mempergunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan
kegiatan-kegiatan
tertentu
untuk
memperbaiki
atau
meningkatkan proses belajar dan pembelajaran secara aktif, profesional dan merupakan penelitian yang menggabungkan antar tindakan dengan prosedur ilmiah untuk memahami sambil ikut serta dalam proses perbaikan.
Penelitian ini ditujukan pada proses tindakan dari pada hasil. Artinya bahwa banyak data yang diperoleh dari action / tindakan dari pada hasil. Prosedur penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin (Arikunto, S , 2010:131). Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan melalui kegiatan yang dimulai dari perencanaan (planning), dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan (acting), Observasi, dan refleksi. Reflection (1) Planning (2) Acting, (3) Observing (4) reflecting, kemudian diulangi lagi dengan perencanaan tindakan berikutnya (replaning) untuk memperbaiki tindakan sebelumnya.
Penelitian ditujukan untuk menggali dan menganalisis secara reflektif dan partisipatif permasalahan yang timbul, serta implikasinya terhadap pembelajaran
19
di SD, melalui pengolahan data sehingga pada akhirnya dapat menemukan model konseptual non konvensional yang dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
dan
meningkatkan
mutu
pembelajaran
di
SD,
memberi
pembaharuan (inovasi) dan sistem pembelajaran yang dirasakan sulit, melakukan pembaruan yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM), melaksanakan kerjasama dengan teman sejawat dalam meningkatkan mutu pembelajaran sebagai usaha memperbaiki keseluruhan masyarakat belajar.
B. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN 2 Way Lunik Bandar Lampung, Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 36 orang, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada awal semester ganjil tahun 2014. Tindakan yang terbagi dalam beberapa siklus ini dilakukan selama kurang lebih tiga bulan, dan bulan Oktober - Desember tahun 2014.
Penelitian ini dilakukan pada unit satuan kerja peneliti sendiri, yaitu pada kelas IV SDN 2 Way Lunik Bandar Lampung, sehingga segala bentuk perubahan dan kemajuan siswa setelah mendapat perlakuan tindakan kelas akan terlihat lebih jelas.
20
D. Prosedur Penelitian
Rochiati (2009 : 66) menyatakan bahwa, prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari siklus-siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Alur pelaksanaan tindakan dilihat dari yang digambarkan sebagai berikut:
Rencana Siklus I Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan
Perencanaan
Dan Seterusnya
Refleksi
Pengamatan
Gambar 3.1 Siklus Pelaksanaan PTK (Kemmis dan Taggart dalam Rochiati, 2009:66)
21
1. Perencanaan a. Perencanaan dibuat berawal dari permasalahan yang muncul di lapangan yaitu dari pengalaman peneliti sebagai guru di kelas IV SD Negeri 2 Way Lunik. Permasalahan ini dapat disebut sebagai refleksi awal, yaitu hasil belajar yang rendah terutama pada pelajaran. b. Berdasarkan permasalahan di atas muncul gagasan untuk menerapkan pembelajaran discovery, dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang lebih efektif, inovatif, memudahkan, mengasikkan, dan menyenangkan. c. Kegiatan perencanaan ini diawali dengan kegiatan: 1) Mengajukan izin Kepala Sekolah untuk mengadakan PTK. 2) Mengadakan pertemuan dengan teman sejawat, selaku tim observer, untuk menjawab persoalan dalam melaksanakan penelitian. 3) Mempersiapkan berbagai perangkat pendukung, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan instrument pengamatan. d. Tindakan akan dilaksanakan sesuai dengan tahapan pembelajaran discovery, tetapi ada variasi dengan kegiatan kuis. Kuis dilaksanakan pada tahap untuk kerja dari setiap kelompok. Jika pada pembelajaran discovery murni, setiap kelompok menemukan saja, namun pada pembelajaran ini setiap perbaikan kelompok diberikan tugas kelompok.
22
Tebel: 3.1 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Model discovery Langkah-langkah Dalam Pembelajaran 1. Membentuk kelompok discovery yang anggotanya terdiri dari 5 siswa
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru menjelaskan kepada siswa agar menentuk kelompok dengan memberikan data nama anggota kelompok dan mengarahkan setiap kelompok agar membuat soal dan kunci jawaban kegiatan yang telah diberikan Guru menyajikan pelajaran kepada siswa dengan jalan discovery dan lewat bahan bacaan. Guru bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan kelompok
Berkelompok secara heterogen sesuai dengan kemampuan, memberi nama kelompok. Mendengar, melihat, bertanya, menjawab.
4. Guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa secara individu
Guru memberikan pertanyaanpertanyaan kepada siswa
Pada saat menjawab pertanyaan tidak boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok maupun individu Guru membantu siswa dalam membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran
Mendengar hasil evaluasi dari guru
2. Guru menyajikan pelajaran
3. Guru memberikan tugas kelompok (setiap kelompok mengerjakan tugas secara diskusi kelompok)
6. Memberikan penghargaan dan membuat kesimpulan
Aktif mendengar, melihat mencatat, bertanya, dan menjawab pertanyaan. Tugas kelompok dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok secara diskusi kelompok.
Siswa dengan guru membuat kesimpulan yang berkaitan dengan materi pembelajaran
e. Kegiatan analisis data dilakukan untuk menganalisis data di atas seperti tes hasil belajar, hasil observasi dalam berbagai kegiatan pembelajaran tersebuat. bagaimana data tersebut dianalisis, dapat diuraikan berikut 1) Data aktivitas pembelajaran klasikal diharapkan dapat mencapai nilai rerata 60% s/d 70%
23
2) Data aktivitas pembelajaran kelompok ditargetkan dapat mencapai rerata 70% s/d 80% 3) Data aktivitas kegiatan individu ditargetkan dapat mencapai 70% s/d 80% 4) Data hasil belajar dianalisis berdasarkan pada kektuntasan belajar, yaitu 80% siswa mencapai nilai ≥60.
2. Pelaksanaan a. Siswa berkelompok dengan 5 orang siswa yang heterogen kemampuannya. b. Setiap kelompok bekerja sama unjuk kerja dengan cara diberikan tugas kelompok. c. Masing-masing siswa dalam kelompok mengerjakan pertanyaan secara individu.
Pada tahap pelaksanaan tindakan, dilaksanakan skenario pembelajaran sesuai perencanaan di atas. Siklus I dilaksanakan selama 2 (dua) pertemuan atau satu pertemuan dua kali 35 menit (70 menit). Untuk siklus berikutnya disesuaikan dengan perkembangan siklus I.
3. Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan oleh tim observer yang terdiri dari 1 orang guru untuk mengetahui bagaimana kegiatan pembelajaran berlangsung. Beberapa kegiatan penting yang perlu diamati adalah:
a. Fase pembelajaran klasikal, berapa persen siswa aktif: melihat, mendengar, bertanya, menjawab, dan mencatat. Pada fase ini observer menggunakan lembar observer.
24
b. Fase pembelajaran kelompok, yang perlu diamati adalah bagaimana kegiatan masing-masing anggota kelompok dalam memainkan peranannya dalam kelompoknya, antara lain: kerja sama, berpendapat, kesesuian dengan tugas, dan hasil kerja. Fase ini menggunakan lembar observasi. c. Fase kegiatan individu, yang perlu diamati adalah: kerapihan, kesuaian dengan tugas, benar menjawab, dan tanggung jawab. d. Fase mengerjakan lember kerja tugas formatif. 4. Refleksi
Pada kegiatan refleksi ini, tim peneliti mengadakan pertemuan untuk membahas hasil observasi. Data yang terekam pada instrument observasi dievaluasi dan diambil kesimpulan untuk membuat rencana dan mempersiapkan keperluan pembelajaran pada siklus II misalnya: alat peraga, LKS, dan instrumen observasi atau mungkin penataan ruangan dan peralatan lain yang diperlukan misalnya foto, dan lain-lain.
E. Teknik Pegambilan Data
Pengabilan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu: teknik tes dan teknik non tes. Sumber data penelitian akan diperoleh secara langsung dari respon siswa.
1. Alat pengukuran data a. Instrumen observasi Kegiatan observer dilaksanakan dengan mengamati aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan observasi,
25
peneliti dibantu oleh teman sejawat yang telah diberikan izin oleh kepala sekolah guna memperoleh data yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa
dan
aktivitas guru pada instrumen observasi.
Tabel 3.2 Instrumen Kinerja guru dan Aktivitas Siswa 1.Kinerja Guru PENILAIAN NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KEGIATAN
BAIK
CUKUP
KURANG
Memulai Pelajaran Menumbuhkan motivasi Mempersiapkan sarana pembelajaran Memberikan penjelasan materi Interaksi dengan siswa Penguasaan kelas Penguasaan materi Memberikan kesempatan siswa bertanya Memberikan kesempatan siswa mencatat Memberi evaluasi Menyimpulkan materii
2.Aktivitas Siswa NO 1 2 3 4 5 6
NAMA SISWA
SKOR
Memperhatikan penjelasan guru Mengeluarkan pendapat Menanggapi pendapat teman Berdiskusi dengan anggota kelompok Bertanya pada guru Mencatat hasil diskusi Pedoman penskoran: x 100%
b. Tes hasil belajar Pada kegiatan ini data diambil adalah data kuantitatif yang berupa nilai hasil belajar dengan menggunakan item tes. Berupa lembar tes diberikan dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) dan dikerjakan oleh siswa setiap siklus dan digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa.
26
2. Jenis data Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif a. Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tes formatif pada siklus I dan II. Data kuantitatif ini diperoleh dengan menghitung rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan pada siswa. Hasil tes formatif (tes akhir) dianalisis menggunkan rumus:
X=
∑
∑
Keterangan: X
= Rata-rata kelas
∑Ns
= Jumlah nilai seluruh siswa
∑N
= Jumlah siswa
Untuk mengitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
P=
∑
∑
100%
Analisis ini dilakukan pada saat refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya. Agip (2006: 41) berpendapat hasil analisis juga dijadikan bahan refleksi dalam perbaikan rancangan pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran yang tepat. Adapun kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam % adalah sebagai berikut:
27
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Tingkat Keberhasilan
Arti
≥80
Sangat tinggi
60-79
Tinggi
40-59
Sedang
20-39
Rendah
≤19
Sangat rendah (Sumber: Agip, 2006:41)
b. Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang diambil dari kegiatan observasi aktivitas. Data observasi untuk mengetahui kesulitan siswa dan guru selama proses pembelajaran. Analisis ini bertujuan untuk mengungkapkan semua prilaku siswa dan guru dalam pembelajaran siklus I dan siklus II. Nilai aktifitas siswa diperoleh dengan rumus: 100
Np =
Keterangan: Np
:
nilai yang dicari atau diharapkan
R
:
skor observasi yang bersangkutan
Sm
:
skor maksimal observasi
100
:
bilangan tetap
F. Teknik Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
28
Aunurrahman (2009: 9) berpendapat analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai dengan kapasitas. Analisis data yang dilakukan adalah: 1. Mengambil semua data dari hasil pengamatan siklus I. Data yang diambil data kuantitatif maupaun data kualitatif 2. Menganalisis data hasil belajar metematika 3. Menguji
keberhasilan
penelitian
dengan
cara
membandingkan
hasil
pengelolaan data dengan indikator keberhasilan antara siklus I, dan siklus II.
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindak kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Tercapainya aktivitas belajar melalui metode discovery Learning dengan ≥ 75 dari siswa aktif mengikuti pelajaran
2. Tercapainya nilai aktivitas belajar melalui pertanyaan secara individu dengan rerata 70-80% 3. Tercapainya hasil belajar 80% siswa menuhi KKM ≥60.