20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian
tindakan
kelas
(Classroom Action Research) (Wardani, dkk. 2007: 1.3). Setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok, yaitu perencanaan (planing), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflecting). Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran PKn ini terdiri dari tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II, siklus III. Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Observasi
Refleksi Pelaksanaan Perencanaan
SIKLUS II
Observasi
Refleksi Pelaksanaan Perencanaan
SIKLUS III
Observasi
Refleksi Gambar 3.1 Siklus Tindakan dalam Penelitian. Modifikasi dari Wardani, (2007: 2.4)
21
B. Seting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian bertempat di Jalan Pentas Tari Bali Rama Dewa, Seputih Raman, Lampung Tengah tepatnya SDN 2 Rama Dewa. 2. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu kurang lebih lima bulan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012.
C. Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Rama Dewa Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 19 orang, terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.
D. Teknik Pengumpulan Data Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh berdasarkan instrumen penelitian, kemudian data tersebut diberikan kodekode tertentu berdasarkan jenis dan sumbernya. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi terhadap keseluruhan data sesuai dengan tujuan peneliti. Data yang diperoleh peneliti dikumpulkan berdasarkan instrument penelitian. Instrument penelitian yang digunakan adalah: 1. Observasi, yaitu digunakan untuk mengetahui apakah kinerja guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe TGT di kelas akan lebih efektif. 2. Tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa,
22
guna mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa setelah digunakannya model Cooperative Learning tipe TGT.
E. Alat Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid, agar dapat mendukung keberhasilan dalam penelitian ini. Alat yang di gunakan antara lain: 1. Lembar observasi, instrument ini dirancang peneliti untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan kinerja kerja guru. Observasi yang peneliti gunakan yaitu observasi tersetruktur sehingga memudahkan pengamat dalam mengumpulkan data. 2. Tes hasil belajar, instrument ini digunakan untuk menjaring data mengenai hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang dibelajarkan dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe TGT.
F. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. 1. Analiais kualitatif untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang aktivitas belajar siswa, dan pola interaksi pembelajaran. a. Data aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung diperoleh dari hasil observasi dan dianalisis menggunakan rumus dan kategori taraf
23
keberhasilan tindakan sebagai berikut: Nilai = Selanjutnya masing-masing nilai siswa dikategorikan sesuai dengan taraf keberhasilan tindakan sebagai berikut: Tabe1 3. Kategori Keberhasilan Tindakan No 1
Rentang Skor
Tingkat Aktivitas Belajar Siswa
> 75.6
Aktif
2
59.4 - 75.5
Cukup Aktif
3
< 59.4
Kurang Aktif
(Sumber: Aqip, dkk 2009: 41) b. Data kinerja guru dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe TGT data kinerja guru diperoleh melalui observasi dan dianalisis menggunakan rumus dan kategori taraf keberhasilan tindakan seperti berikut: Tabe14. Kategori kinerja guru: No
Rentang nilai
Kategori
1
≥ 81
Sangat baik
2
61 - 80
Baik
3
41 - 60
Cukup
4
21 - 40
Kurang
5
≤ 20
Sangat kurang
(Sumber: Adaptasi Poerwanti, 2008: 7.8)
24
2. Analisis kuantitatif untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan hasil belajar siswa. a. Nilai siswa diperoleh dengan rumus: Kententuan klasikal = Sumber: dimodifikasi dari Muslich (2009: 62) b. Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus: Rata – rata = Sumber: dimodifikasi dari Muslich (2009: 62) c. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal di gunakan rumus : Ketuntasan klasikal = (sumber : Purwanto, 2008: 102) Tabe1 5. Kreteria tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Dalam % Tingkat keberhasilan (%)
Arti
> 90 % 77 -89 %
Sangat Baik
64-76% 51-63%
Cukup
< 50% (Sumber: Aqip, dkk 2009: 41)
Baik Kurang Sangat kurang
G. Uraian Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 1. Perencanaan (planing) a. Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan SK dan KD. b. Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan tentang
25
pembelajaran PKn melalui model pembelajaran cooperative learning tipe TGT menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas. c. Menyiapakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai dengan materi yang telah ditetapkan. d. Menganalisis materi yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe TGT. e. Menyiapakan instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta penilainnya. Instrumen non tes berupa lembar observasi. 2. Pelaksanaan (action) Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. siklus I sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebagai berikut : a. Kegiatan awal 1) Pertama,
diawali
dengan
penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran. 2) Guru menyampaikan apersepsi (menghubungkan materi yang akan dijelaskan dengan kehidupan sehari-hari). Dengan tujuan sebagai penjajakan kesiapan belajar. b. Kegiatan inti 1) Guru mempresentasikan pelajaran di dalam kelas, dengan memberikan pengajaran
langsung
mengenai
pengertian
organisasi.
Guru
menyajikan materi pokok dengan memberikan contoh-contoh,
26
atau menampilkan secara visual. Untuk mengevaluasi pemahaman siswa dengan jalan memberikan pertanyaan atau soal kepada siswa secara acak dan melanjutkan pada konsep berikutnya dengan segera setelah siswa dapat menangkap ide utamanya. 2) Membagi
kelas
menjadi
beberapa
kelompok
(team)
yang
beranggotakan 4 hingga 5 orang dengan karakteristik heterogen, dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnis. 3) Setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan anggota
kelompok
mereka,
karena
keberhasilan
individu
mempengaruhi keberhasilan kelompoknya dalam melaksanakan game. 4) Guru berkeliling sambil memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa yang mengalami kesulitan pada saat pembentukan game. Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. 5) Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor soal tersebut. Siswa yang menjawab benar pertanyaan tersebut mendapatkan skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan oleh siswa untuk turnament mingguan. 6) Setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja maka selanjutnya adalah turnament. Turnament pertama guru membagi siswa kedalam meja tumament. Tiga siswa yang mendapatkan skor tertinggi di kelompokkan pada meja turnamen 1, tiga siswa selanjutnya di meja turnament 2, dan
27
seterusnya. 7) Guru kemadian mengumumkan kelompok yang menang, masingmasing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kreteria yang ditentukan. Tim mendapat julukan "super team" jika rata-rata skor 45 atau lebih, "great team" apabila rata-rata mencapai 40-45 dan "good team " apabila rata-taranya mencapai 30-40. c. Kegiatan akhir 1) Guru memberi penguatan untuk tugas-tugas berikutnya. 2) Guru bersama siswa merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan. 3. Observasi (observation) Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan siklus I, dan analisis dilakukan pada akhir siklus I. Data yang diperoleh akan diolah, digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua direfleksikan untuk siklus selanjutnya. 4. Refleksi (reflecting) Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengkaji aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana pembelajaran yang baru pada siklus berikutnya. Siklus II 1. Perencanaan (planing) a. Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok
28
yang diajarkan sesuai dengan SK dan KD. b. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas. c. Menyiapakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai dengan materi yang telah ditetapkan. d. Menganalisis materi yang akan diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe TGT. e. Menyiapkan instrument tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta penilainnya. Instrumen non tes lembar observasi. 2. Pelaksanaan (action) Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Siklus II sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebagai berikut : a. Kegiatan awal 1) Pertama,
diawali
dengan
penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran. 2) Guru menyampaikan apersepsi (menghubungkan materi yang akan dijelaskan dengan kehidupan sehari-hari). Dengan tujuan sebagai penjajakan kesiapan belajar. b. Kegiatan inti 1) Guru mempresentasikan pelajaran di dalam kelas, dengan memberikan pengajaran langsung mengenai organisasi di lingkungan sekolah dan di masyarakat. Guru menyajikan materi pokok dengan memberikan contoh-contoh, atau menampilkan secara visual. Untuk
29
mengevaluasi
pemahaman
siswa
dengan
jalan
memberikan
pertanyaan atau soal kepada siswa secara acak dan melanjutkan pada konsep berikutnya dengan segera setelah siswa dapat menangkap ide utamanya. 2) Membagi
kelas
menjadi
beberapa
kelompok
(team)
yang
beranggotakan 4 hingga 5 orang dengan karakteristik heterogen, dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnis. 3) Setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan anggota
kelompok
mereka,
karena
keberhasilan
individu
mempengaruhi keberhasilan kelompoknya dalam melaksanakan game. 4) Guru berkeliling sambil memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa yang mengalami kesulitan pada saat pembentukan game. Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. 5) Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor soal tersebut. Siswa yang menjawab benar pertanyaan tersebut mendapatkan skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan oleh siswa untuk turnament mingguan. 6) Setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja maka selanjutnya adalah turnament. Turnament pertama guru membagi siswa kedalam meja turnament. Tiga siswa yang mendapatkan skor tertinggi di kelompokkan pada
30
meja tumamen 1, tiga siswa selanjutnya di meja turnament 2, dan seterusnya. 7) Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masingmasing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kreteria yang ditentukan. Tim mendapat julukan "super team" jika rata-rata skor 45 atau lebih, "great team" apabila rata-rata mencapai 40-45 dan "good team " apabila rata-taranya mencapai 3040. c. Kegiatan akhir 1) Guru memberi penguatan untuk tugas-tugas berikutnya. 2) Guru bersama siswa merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan. 3) Pada akhir pembelajaran guru memberi tugas (PR). 3. Observasi (observation) Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan siklus II, dan analisis dilakukan pada akhir siklus II. Data yang diperoleh akan diolah, digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya. 4. Refleksi (reflecting) Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengkaji aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana pembelajaran yang baru pada siklus berikutnya.
31
Siklus III 1. Perencanaan (planing) a. Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan SK dan KD. b. Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan tentang pengajaran PKn melalui model pembelajaran cooperative learning tipe TGT menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas. c. Menyiapakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai dengan materi yang telah ditetapkan. d. Menganalisis materi yang akan diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Team Games Tournament (TGT). e. Menyiapakan instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta penilainnya. Instrumen non tes berupa lembar observasi. 2. Pelaksanaan (action) Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. siklus I sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebagai berikut : a. Kegiatan awal 1) Pertama,
diawali
dengan
penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran. 2) Guru menyampaiakn apersepsi (menghubungkan materi yang akan
32
dijelaskan dengan kehidupan sehari-hari). Dengan tujuan sebagai penjajakan kesiapan belajar. b. Kegiatan inti 1) Guru
mempresentasikan
pelajaran
di
dalam
kelas,
dengan
memberikan pengajaran langsung mengenai pengertian kebebasan berorganisasi. Guru menyajikan materi pokok dengan memberikan contoh-contoh, atau menampilkan secara visual. Untuk mengevaluasi pemahaman siswa dengan jalan memberikan pertanyaan atau soal kepada siswa secara acak dan melanjutkan
pada
konsep
berikutnya dengan segera setelah siswa dapat menangkap ide utamanya. 2) Membagi
kelas
menjadi
beberapa
kelompok
(team)
yang
beranggotakan 4 hingga 5 orang dengan karakteristik heterogen, dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnis. 3) Setiap
anggota
kelompok
harus
bertanggung
jawab
atas
keberhasilan anggota kelompok mereka, karena keberhasilan individu mempengaruhi keberhasilan kelompoknya dalam melaksanakan game. 4) Guru berkeliling sambil memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa yang mengalami kesulitan pada saat pembentukan game. Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
33
5) Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesui dengan nomor soal tersebut. Siswa yang menjawab benar pertanyaan tersebut mendapatkan skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan oleh siswa untuk turnament mingguan. 6) Setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja maka selanjutnya adalah tournament. Turnament pertama guru membagi siswa kedalam meja turnamen. Tiga siswa yang mendapatkan skor tertinggi di kelompokkan pada meja tumamen 1, tiga siswa selanjutnya di meja turnament 2, dan seterusnya. 7) Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masingmasing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kreteria yang ditentukan. Tim mendapat julukan "super team" jika rata-rata skor 45 atau lebih, "great team" apabila rata-rata mencapai 40-45 dan "good team " apabila rata-taranya mencapai 3040. c. Kegiatan akhir 1) Guru memberi penguatan untuk tugas-tugas berikutnya. 2) Guru bersama siswa merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan. 3) Pada akhir pembelajaran guru memberi sertifikat kepada siswa yang berprstasi.
34
3. Observasi (observation) Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan siklus III, dan analisis dilakukan pada akhir siklus III. Data yang diperoleh akan diolah, digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya. 4. Refleksi (reflecting) Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru' dan mengkaji aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana pembelajaran yang baru pada siklus berikutnya.
H. Indikator Keberhasilan Penggunaan
pembelajaran
PKn
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Cooperative Learning tipe TGT dikatakan berhasil jika: a. Adanya peningkatan aktivitas siswa dalam katagori aktif pada tiap siklusnya. b. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran minimal 75% telah tuntas belajar dengan KKM 65.