BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau sering disebut classroom action research. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 2), penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan mengunakan cara dan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan yaitu untuk memperbaiki dan menigkatkan pembelajaran di kelas. Tujuan ini sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti pada pembelajaran IPS kelas VIII di SMPN 1 Jumo Temanggung yaitu upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar. Adanya tujuan tersebut maka penelitian ini dilaksanakan sebagai setrategi pemecahan masalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada siswa kelas VIII SMPN 1 Jumo Temanggung. Salah satu strategi untuk memecahkan permasalahan yang dapat digunakan ialah model pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi. Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian kolaborasi. Pihak yang melakukan tindakan ialah
guru, sedangkan yang melakukan
pengamatan terhadap semua kegiatan tindakan adalah peneliti. Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Taggart yang membagi menjadi empat tahapan pada satu putaran (siklus) yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observing), refleksi (reflecting).
33
34
Untuk memperjelas tahapan model Kemmis dan Taggart dapat dilihat gambar sepiral PTK model Kemmis & Taggart sebagai berikut:
Gambar 2. Spiral PTK oleh Kemmis dan Taggart (Endang Mulyatiningsih, 2011: 71) Rancangan tindakan penelitian ini meliputi empat tahapan yang dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan-tahapan ini dilakukan pada setiap siklus. Tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti antara lain: 1. Siklus 1 a. Perencanaan Pada perencanaan ini, dilakukan pengamatan pembelajaran IPS di kelas VIII D SMPN 1 Jumo Temanggung. Berdasarkan peggamatan dan diskusi dengan guru kelas VIII D minat belajar siswa dalam belajar IPS masih kurang sehingga berdampak pada rendahnya motivasi siswa
35
begitu juga dengan hasil belajar siswa yang kurang dari KKM. Dari permasalahan tersebut peneliti membuat perencanaan sebagai berikut: 1)
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) Peneliti menyusun RPP sesuai dengan materi yang diajarkan megunakan model pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi. Dalam penyusunan RPP ini dilakukan secara bersama-sama antara peneliti dengan guru. Setelah RPP selesai disusun, RPP dinilaikan kepada dosen ahli yang ditunjuk oleh peneliti
2) Mempersiapkan bahan-bahan pembelajaran yang dipergunakan saat proses pembelajaran berlangsung. a) Menyusun dan mempersiapkan lembar kerja siswa Dalam penelitian ini lembar kerja siswa berupa soal tes mengenai materi yang dipelajari siswa. b) Menyusun lembar observasi Lembar observasi dalam penelitian ini meliputi lembar observasi kegiatan guru dalam menjelaskan materi IPS melalui model pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi dan lembar observasi motivasi siswa. Peneliti juga mempersiapkan catatan lapangan untuk mendeskripsikan aktivitas didalam kelas selama pembelajaran berlangsung.
36
c) Menyusun pedoman wawancara dan angket Pedoman wawancara terdiri dari pedoman wawancara yang ditunjukan kepada siswa dan kepada guru untuk mengetahui tanggapan terhadap pembelajaran yang dilakukan meggunakan model quantum learning dengan metode simulasi, sedangkan untuk angket atau kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. b. Tindakan dan Observasi Pada tahap ini, mengacu pada perencanaan yang telah dibuat dan pelaksanaanya fleksibel terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi-strategi yang sesuai, dalam hal ini guru menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi. Selama pelaksanaan tindakan, peneliti berkolaborasi dengan guru dan teman mahasiswa. Tindakan
ini
dilaksanakan
dengan
menggunakan
panduan
perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan dalam tindakan ini ialah guru sebagai pengajar. Observasi dilakuakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, dalam observasi dilakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan pada saat dan setelah diberikan perlakuan dengan model quantum learning dengan metode simulasi. Pengamatan dapat dilakukan dengan
37
menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara, lembar angket, dan butir tes. c.
Refleksi Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru untuk menilai tingkat keberhasilan dalam meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS mengunakan model pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi. Peneliti dan guru berdiskusi untuk memahami proses, kendala dan masalah yang ditemui dalam implementasi tindakan. Kekurangan dan kendala selama penelitian didiskusikan dan dicari solusinya sebagai pijakan bagi siklus selanjutnya.
2. Siklus II Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua ditunjukan sebagai perbaikan dari siklus yang pertama. Siklus kedua juga melalui beberapa tahapan perencanaan dari hasil refleksi siklus pertama. Jika sudah ada peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan, siklus selanjutnya ialah dalam rangka pemantapan siklus satu. Namun jika tidak ada peningkatan maka perlu pengulangan siklus dengan perbaikan-perbaikan pada siklus sebelumnya. Siklus ini dihentikan jika sudah tercapainya tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini yaitu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
38
B. Definisi Operasional Variabel 1. Motivasi Belajar IPS Motivasi belajar IPS merupakan daya penggerak dari dalam diri siswa untuk mempelajari materi-materi IPS sehingga tujuan dari belajar IPS dapat tercapai. Adapun untuk megukur motivasi belajar IPS dapat dilihat dari ciri-ciri motiviasi belajar yang meliputi tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah termasuk permasalahan-permasalahan yang terdapat pada materi pembelajaran, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepas hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. 2. Hasil Belajar IPS Hasil belajar IPS merupakan kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah siswa menerima pelajaran IPS. Dalam penelitian ini, pengukuran hasil belajar siswa diperoleh dengan diadakannya tes materi IPS kelas VIII pada SK 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia, dengan KD 7.1 Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya. Tes dilakukan sebelum tindakan dan sesudah siklus satu, dan dua. Tes akan diberhentikan ketika hasil belajar telah mencapai KKM yang ditentukan yaitu 75.
39
3. Model Pembelajaran Quantum Learning dengan Metode Simulasi Model pembelajaran quantum learning adalah pengubahan bermacammacam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar dengan menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara pengajaran yang efektif, dan keterlibatan aktif siswa dan guru dalam pembelajaran. Model pembelajaran
quantum
learning
juga
memiliki
langkah-langkah
perencenaan pembelajaran yang tercermin dari istilah TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan). Model pembelajaran quantum learning memiliki beberapa jenis metode, salah satunya adalah metode simulasi. Metode simulasi merupakan metode pembelajaran yang menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara memberikan tugas siswa untuk memerankan atau menerapkan perilaku tokoh-tokoh dalam suatu situasi atau kejadian yang senyatanya, contohnya dalam pembelajaran IPS siswa mengadakan simulasi persidangan masalah angkatan kerja dan ketenaga kerjaan di daerah Temanggung, siswa diminta menirukan dengan sunguh-sunguh sesuai peran. Langkah-langkah metode simulasi dalam penelitian ini ialah: 1) Persiapan simulasi a) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak di capai dalam pembelajaran.
40
b) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan. c) Guru menentukan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeranan, serta waktu yang disediakan. d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi. 2) Pelaksanaan simulasi a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian. c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan. d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan
untuk
mendorong
siswa
berpikir
dalam
menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan. 3) Penutup a) Guru bersama siswa melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimpulkan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi. b) Merumuskan kesimpulan pembelajaran yang dilakukan dengan metode pembelajaran simulasi.
41
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIID SMPN 1 Jumo Temanggung. Penentuan subjek penelitian didasarkan secara sederhana dengan memilih salah satu kelas yang memiliki kendala dalam pembelajaran IPS, penentuan kelas juga sesuai dengan pertimbangan guru pengampu mata pelajaran IPS kelas VIII. D. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Jumo Temanggung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Mei E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan pengamatan di kelas (observasi), wawancara dengan siswa dan guru, pengisian angket, pemberian tes, dan dokumentasi kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah pengumpulan data dilakukan sebagai berikut: 1. Pengamatan (Observasi) Pengamatan menggunakan
dilakukan pedoman
pada observasi.
saat
proses
Pengamatan
belajar
mengajar
berfungsi
untuk
memperoleh data tentang proses pembelajaran IPS mengunakan model quantum learning dengan metode simulasi dan juga digunakan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mempelajari IPS mengunakan model quantum learning dengan metode simulasi.
42
2. Wawancara Wawancara dilakukan dengan siswa dan guru. Wawancara digunakan untuk mencari kesulitan dan hambatan dalam pembelajaran IPS pokok bahasan angkatan kerja dan tenaga kerja mengunakan model quantum learning dengan metode simulasi. Wawancara dengan guru dilakukan tidak terstruktur untuk mengetahui proses pembelajaran yang telah dilakukan. 3. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi siswa, atau hal-hal yang diketahui siswa. Angket mempunyai dua macam jenis, yaitu angket tertutup dan angket terbuka. Angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket tertutup, angket yang jawabannya telah disiapkan sehingga siswa tinggal mengkategorikannya kepada alternatif jawaban yang telah dibuat. Tujuan digunakannya angket adalah untuk memperoleh data tentang motivasi siswa sebelum menggunakan model pembelajaran quantum learning dengan metode simulasi dan sesudah menggunakan metode tersebut. 4. Tes Pemberian tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam belajar IPS pokok bahasan angkatan kerja dan ketenaga kerjaan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis objektif. Tes jenis objektif yang digunakan berbentuk pilihan ganda karena dengan tes pilihan ganda
43
semua materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat tes, dengan demikian sebagian besar atau semua tujuan yang telah ditetapkan dapat diukur ketercapaiannya. F. Instrumen Penelitian Guna mendapatkan data yang mendukung penelitian maka diperlukan seperangkat instrumen pengumpulan data yang tepat. Sejumlah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Lembar observasi Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pengamatan motivasi belajar dan keterlaksanaan pembelajaran IPS mengunakan metode simulasi yang dilakukan oleh guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Penilaian lembar observasi dilakukan dengan memberikan alternatif jawaban ya atau tidak. Pada jawaban ya akan diberikan skor satu dan pada jawaban tidak akan diberi skor nol.
44
Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPS Megunakan Model Quantum Learning dengan Metode Simulasi No Aspek Kegiatan 1.
Pembukaan
a. b. c. d. e. f.
2.
Kegiatan Inti
a. b.
c. d.
e.
f.
g. h. i.
3.
Penutup
j. a.
b. c.
Butir Kendali Guru membuka pelajaran dengan salam berdoa, 1 dan melakukan pengecekan kehadiran siswa. Guru menyampaikan apersepsi pembelajaran. 2 Guru menyampaikan motivasi 3 Menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran 4 Guru memberikan soal tes sebelum tindakan dan 5 meminta siswa untuk megerjakan. Guru memberikan angket motivasi belajar IPS 6 sebelum tindakan dan meminta siswa untuk megisinya Guru menjelaskan materi kepada siswa 7 Guru menetapkan topik simulasi dan 8 menjelaskan langkah–langkah pembelajaran mengunakan metode simulasi. Guru memberikan gambaran masalah dalam 9 situasi yang akan disimulasikan. Guru menentukan pemain yang akan terlibat 10 dalam simulasi dan menentukan waktu yang disediakan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa 11 untuk bertanya dan mendiskusikan solusi yang akan diberikan terhadap topik yang telah ditentukan Guru kesempatan siswa untuk mengevaluasi 12 mengenai penampilan dan efek keputusan dari kegiatan simulasi. Guru melakukan penganalisisan proses simulasi 13 Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia 14 nyata Menghubungkan aktivitas simulasi dengan 15 meteri pembelajaran (memberi penguatan materi pada siswa) 16 Guru melakukan evaluasi. Melakukan refleksi pembelajaran, membuat 17 kesimpulan dan memberikan penghargaan pada peserta didik. Menyampaikan rencana pembelajaran pada 18 pertemuan selanjutnya. Menutup pembelajaran dengan doa dan salam. 19
45
No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Motivasi Siswa Indikator Aspek yang Diamati Butir Kendali Tekun a. Siswa mengerjakan tugas yang 1, 2 menghadapi diberikan oleh guru. tugas Ulet b. Siswa bertanya kepada siswa lain 3 menghadapi jika memiliki kesulitan dalam kesulitan memahami materi yang diajarkan. c. Siswa bertanya kepada guru jika 4 memiliki kesulitan dalam memahami materi yang sedang diajarkan maupun sudah di ajarkan. Menunjukan d. Siswa tidak bergurau saat 5, 6 minat pada berlangsungnya pembelajaran. pembelajaran Lebih senag e. Siswa mampu mengerjakan tugas 7 bekerja secara mandiri. mandiri f. Siswa tenang saat mengerjakan 8 tugas yang diberikan oleh guru Cepat bosan g. Siswa merasa bosan apabila di 9, 10 pada tugasberi tugas yang sama. tugas yang (tidur-tiduran, berbicara sendiri) rutin Dapat h. Siswa tidak akan terpengaruh 11, 12 mempertahank untuk megganti jawaban dari an pertanyaan guru apabila pendapatnya jawabanya berbeda dengan siswa lain. Tidak mudah i. Siswa selalu memberikan alasan13. 14 melepaskan alasan atas jawabannya. hal yang diyakini Senang j. Siswa mampu menjawab 15 mencari dan pertanyaan dari guru. memecahkan k. Siswa mampu menjawab 16 masalah (soalpertanyaan dari siswa lain. soal)
46
2. Panduan Wawancara atau Pedoman Wawancara Panduan wawancara ini disusun untuk menambah informasi sebelum dan setedah penelitian dilaksanakan. Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan, motivasi belajar, kendala dan solusi yang ada selama pembelajaran IPS dengan menggunakan quantum learning dengan metode simulasi. Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa. Adapun kisi-kisi instrumen wawancara yang diberikan kepada guru dan siswa:
47
Tabel 4. Kisi-Kisi Panduan Wawancara Guru Sebelum dan Setelah Tindakan Sumber Deskripsi wawancara sebelum Deskripsi wawancara setelah No menerapkan model quantum menerapkan model quantum Item learning dengan metode learning dengan metode simulasi simulasi Guru
Ketekunan siswa menghadapi tugas IPS.
dalam Ketekunan siswa dalam menghadapi tugas setelah menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi Keuletan siswa menghadapi Keuletan siswa dalam kesulitan dalam memahami menghadapi kesulitan setelah materi yang diajarkan. menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi Minat siswa pada pembelajaran Minat siswa pada IPS. pembelajaran IPS setelah menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi Siswa dalam mengerjakan Siswa dalam mengerjakan tugas atau ulangan IPS (apakah tugas atau ulangan setelah lebih senang bekerja mandiri). menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi (apakah lebih senang bekerja mandiri) Siswa merasa bosan terhadap Siswa merasa bosan terhadap tugasyang diberikan secara tugasyang diberikan secara berulang-ulang. berulang-ulang. Siswa dapat mempertahankan Siswa dapat mempertahankan pendapat pendapat setelah menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi Siswa tidak mudah melepaskan Siswa tidak mudah hal yang diyakini melepaskan hal yang diyakini setelah menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi Siswa senang mencari dan Siswa senang mencari dan memecahkan soal-soal memecahkan soal-soal setelah menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi
1, 2
3, 4
5, 6
7, 8
9, 10
11, 12
13, 14
15, 16
48
Tabel 5. Kisi-kisi Panduan Wawancara Siswa Sebelum dan Setelah Tindakan Sumber Deskripsi wawancara sebelum Deskripsi wawancara setelah menerapkan model quantum menerapkan model quantum learning dengan metode learning dengan metode simulasi simulasi Siswa
Ketekunan siswa menghadapi tugas IPS.
dalam Ketekunan siswa dalam menghadapi tugas setelah menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi Keuletan siswa menghadapi Keuletan siswa dalam kesulitan dalam memahami menghadapi kesulitan setelah materi yang diajarkan. menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi Minat siswa pada pembelajaran Minat siswa pada IPS. pembelajaran IPS setelah menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi Siswa dalam mengerjakan Siswa dalam mengerjakan tugas atau ulangan IPS (apakah tugas atau ulangan setelah lebih senang bekerja mandiri). menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi (apakah lebih senang bekerja mandiri) Siswa merasa bosan terhadap Siswa merasa bosan terhadap tugasyang diberikan secara tugasyang diberikan secara berulang-ulang. berulang-ulang. Siswa dapat mempertahankan Siswa dapat mempertahankan pendapat pendapat setelah menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi Siswa tidak mudah melepaskan Siswa tidak mudah hal yang diyakini melepaskan hal yang diyakini setelah menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi Siswa senang mencari dan Siswa senang mencari dan memecahkan soal-soal memecahkan soal-soal setelah menggunakan model quantum learning dengan metode simulasi
No Item
1, 2
3, 4
5, 6
7, 8
9, 10
11, 12
13, 14
15, 16
49
3. Lembar Angket Pada penelitian ini digunakan angket tertutup. Angket diberikan dalam rangka untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Skala angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala ini menilai sikap seseorang tentang fenomena sosial tertentu. Berikut ini kisi-kisi instrumen angket motivasi belajar siswa:
No 1. 2.
Tabel 6. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa Indikator Aspek yang Diamati Tekun a. menghadapi tugas Ulet menghadapi b. kesulitan c.
3.
Menunjukan d. minat terhadap bermacam-macan masalah e.
4.
Lebih senag f. bekerja mandiri
5.
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin Dapat mempertahankan pendapatnya
6.
7.
8.
Butir Kendali Siswa mengerjakan tugas yang 1, 2 diberikan oleh guru. Siswa bertanya kepada siswa lain 3, -4 jika memiliki kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan. Siswa bertanya kepada guru jika 5 memiliki kesulitan dalam memahami materi yang sedang diajarkan maupun sudah di ajarkan. Siswa mecatat informasi-informasi 6, -7 penting yang ada dalam pembelajaran. Siswa mendengarkan 8, -9 pendapat dari siswa lain. Siswa mampu mengerjakan tugas 10, 11, secara mandiri. -12
g. Siswa merasa bosan apabila di beri tugas yang sama.
-13, 14
h. Siswa tidak akan terpengaruh untuk megganti jawaban dari pertanyaan guru apabila jawabanya berbeda dengan siswa lain. Tidak mudah i. Siswa akan selalu memberikan melepaskan hal alasan-alasan atas jawabannya. yang diyakini Senang mencari j. Siswa mampu menjawab dan memecahkan pertanyaan dari guru. masalah soal-soal k. Siswa mampu menjawab
15, -16
pertanyaan dari siswa lain.
17, -18
19 20
50
Kemudian dalam angket dibuat pernyataan sesuai dengan kisi-kisi tersebut dengan memberikan tanda check list (√) untuk peryataan yang diangap sesuai dengan kondisi pengisi angket. Pensekoran pada angket tersebut adalah dengan alternatif pilihan jawaban selalu (SL), sering (SR), jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Tabel 7. Pensekoran Tiap Butir Angket Motivasi Alternatif Jawaban Skor untuk Pernyataan Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Selalu (SL) 4 1 Sering (SR) 3 2 Jarang (JR) 2 3 Tidak Pernah (TP) 1 4 ( Sugiyono, 2009: 134) 4. Butir Soal Tes Butir soal tes digunakan untuk menggali data kuantitatif berupa hasil skor tes yang dilakukan sebelum dan sesudah siklus satu, dan dua. Pertanyaan tersebut berupa soal-soal obyektif pilihan ganda. Soal obyektif pilihan ganda diberikan empat alternatif jawaban, yaitu a, b, c, d. Kemudian dari alternatif jawaban yang diberikan terdapat satu jawaban yang benar. Skor yang diperoleh dari jawaban ini adalah satu
untuk
jawaban benar sedangkan nol untuk jawaban yang salah. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap pembelajaran IPS. belajar.
Berikut merupakan Kisi-kisi instrumen tes hasil
51
Tabel 8. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siswa Standar Kompetensi Dasar Indikator Kompetensi 7.Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
7.1Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya
Jumlah Item
1. Mendefinisikan pengertian angkatan kerja dan faktorfaktor yang mempengaruhi jumlah angkatan kerja
7
2. Mendefinisikan pengertian tenaga kerja dan kesempatan kerja
3
3. Mendefinisikan pengertian bukan angkatan kerja dan menyebutkan kelompok orang yang bukan termasuk angkatan kerja 4. Mengidentifikasikan jenis-jenis tenaga kerja 5. Mendiskripsikan masalah angkatan kerja dan tenaga kerja 6. Mengidentifikasikan dampak pengangguran terhadap keamanan lingkungan 7. Mengidentifikasi upaya pemerintah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan
2
7
11
3
6
52
G. Keabsahan Data Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah mengambil keputusan (Moleong, Lexy J, 2004: 330-331). Melalui triangulasi guru atau peneliti dapat terhindar dari kesalahan mendapatkan informasi yang sudah tentu juga akan terhindar dari kesalahan mengambil keputusan. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Triangulasi dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan dari beberapa teknik pengumpulan data, hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan data hasil observasi, wawancara, tes, dan angket. Tujuan dari triangulasi ini ialah untuk mendapatkan konsistensi, ketuntasan dan kevalidan data. sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data. H. Teknik Analisi Data Menurut Sugiyono (2009: 244), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, menggunakan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri atau orang
53
lain. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan ialah analisis data kualitatif. Analisis kualitatif adalah bersifat reduksi data, meliputi penyelesaian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan pengolahan data ke dalam pola yang lebih terarah. Menurut Milles dan Humberman (Sugiyono, 2010: 246252), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu sebagai berikut: a.
Data Reduction (Reduksi data) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Perhitungan skor observasi dapat di analisi dengan r umus sebagai berikut:
(Nana Sudjana, 2006: 133) Keterangan P
: Persentase
a
: Jumlah sekor yang diperoleh pada tiap siklus
b
: Jumlah sekor maksimal tiap siklus
100 : Bilangan tetap
54
Perhitungan angket dilakukan dengan menggunakan persentages correction. Besarnya nilai yang diperoleh siswa adalah dari skor maksimal ideal yang seharusnya dicapai jika tes tersebut dikerjakan dengan hasil 100%. Rumus penelitian adalah sebagai berikut:
(Ngalim Purwanto, 2004: 103) Keterangan: NP : Nilai persen yang diharapkan R
: Skor mentah yang diperoleh siswa
SM : Skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan 100 : Bilangan tetap Sedangkan perhitungan data hasil belajar siswa dapat diketahui dengan rata-rata (mean) dari daftar nilai siswa dan menghitung daya serap siswa terhadap materi. Rata-rata atau mean dapat dihitung mengunakan rumus sebagai berikut:
(Nana Sudjana, 2010: 109) Keterangan: : Rata-rata (mean) : Jumlah seluruh skor N : Banyak subjek
55
b. Data Display (Penyajian Data) Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori flow chart dan sejenisnya, tetapi yang paling sering ialah dengan teks yang bersifat naratif. Mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi. c. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan) Penarikan kesimpulan dalam penelitian diharapkan sesuatu yang merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan terdapat berupa diskripsi atau gambaran suatu objek yang masih belum jelas setelah diteliti maka akan menjadi jelas. I.
Kriteria Keberhasilan Tindakan Kriteria keberhasilan tindakan berdasarkan pendapat Zainal Aqib (2009: 41) dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 9. Kriteria Tingkat Keberhasilan Tindakan Tingkat Keberhasilan Kategori Pencapaian >80% Sangat tinggi 60-79% Tinggi 40-59% Sedang 20-39% Rendah <20% Sangat rendah Mengacu pada tabel kriteria keberhasilan tindakan di atas, penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila penerapan model quantum learning dengan metode simulasi pada pembelajaran IPS mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII di SMPN 1 Jumo dengan persentase sebesar minimal 75%. Apabila peningkatan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa kurang dari 75% maka penelitian ini belum bisa dikatakan berhasil. Peningkatan motivasi belajar
56
peserta didik dapat dilihat dari hasil angket, observasi dan wawancara motivasi, sedangkan peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai tes sebelum dan sesudah tindakan.