BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Di dalam penelitian ini dilakukan tindakan berupa kegiatan bersiklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan & observasi, dan refleksi dalam rangka pemecahan masalah pembelajaran. B. Desain Penelitian Model penelitian mengacu pada siklus-siklus tindakan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung, dalam hal ini peneliti menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Tiap-tiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action) & observasi (observation), dan refleksi (reflection).
Gambar 1. PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi Arikunto, 2006: 93)
37
Model Kemmis dan Mc Tagart terdiri dari beberapa siklus dan setiap siklus menggunakan empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan & observasi, dan refleksi dalam satu spiral yang saling terkait. Adapun rincian kegiatan pada setiap siklus diuraikan sebagai berikut. 1. Perencanaan a. Peneliti dan guru kelas menetapkan materi yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. b. Peneliti dan guru kelas menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas. c. Membuat RPP tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan yaitu guided discovery. RPP ini disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru kelas sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan diobservasi. d. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. e. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi kemudian dikonsultasikan
kepada
dosen
pembimbing.
Lembar
observasi
digunakan sebagai pedoman pengamatan terhadap keterampilan proses IPA siswa dan aktivitas guru dalam dalam pelaksanaan pembelajaran IPA melalui metode guided discovery. f. Validasi RPP, LKS, dan instrumen penelitian dengan meminta pertimbangan ahli.
38
2. Tindakan Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya yaitu melalui metode guided discovery. Selama proses pembelajaran peneliti dibantu oleh pengamat untuk mengamati siswa di kelas. Adapun langkah-langkah pembelajaran melalui metode guided discovery yang dilaksanakan oleh guru adalah sebagai berikut. a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. b. Guru memotivasi siswa melalui kegiatan apersepsi. c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. d. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. e. Guru menyampaikan permasalahan sesuai dengan materi yang akan dipelajari. f. Guru membimbing siswa dalam mengajukan jawaban sementara (hipotesis) sesuai permasalahan yang telah disampaikan. g. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan data sesuai dengan petunjuk LKS. i. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi secara berkelompok. j. Guru memberikan bantuan kepada siswa yang merasa kesulitan.
39
k. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannnya dan siswa lain dibimbing untuk memberikan tanggapan. l. Guru meluruskan jawaban siswa dan memberikan penekanan pada halhal yang penting. m. Guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam menarik kesimpulan. 3. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran.
Pelaksanaan
observasi
tindakan
meliputi
kegiatan
memonitor pembelajaran dan dokumentasi pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi keterampilan proses IPA dan lembar observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA melalui metode guided discovery. 4. Refleksi Pada tahap ini hasil observasi tindakan dari proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan kemudian dianalisis. Peneliti bersama guru kelas berdiskusi
dalam menganalisis hasil observasi untuk melihat apakah
dalam pembelajaran yang sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan tujuan pembelajaran atau belum, sehingga dapat dilaksanakan perbaikan dalam siklus selanjutnya. Apabila pada tindakan pertama hasil dari penelitian masih belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka dapat
40
dilakukan perubahan rencana tindakan pada siklus berikutnya. Keputusan untuk menghentikan atau melanjutkan siklus merupakan keputusan bersama antara peneliti dan guru kelas. Siklus dihentikan jika peneliti dan guru kelas sepakat bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan target perbaikan yang telah direncanakan. C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian 1.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB SDN Margoyasan dengan jumlah siswa sebanyak 22 peserta didik yang terdiri dari 8 siswa putra dan 14 siswa putri.
2.
Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah keterampilan proses IPA pada siswa kelas VB SDN Margoyasan, Yogyakarta.
D. Setting Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini meliputi tempat dan waktu penelitian. Adapun setting penelitian adalah sebagai berikut. 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Margoyasan yang beralamat di Jalan Tamansiswa No. 4 Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan di kelas VB SDN Margoyasan karena keterampilan proses IPA siswa masih rendah. Hal ini berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran IPA dan wawancara dengan guru kelas yang telah dilakukan sebelum penelitian tindakan dilaksanakan.
41
2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data proses berlangsungnya pembelajaran dalam kelas. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati keterampilan proses IPA siswa dan aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA melalui metode guided discovery. Peneliti menjalin kerjasama dengan empat observer. Peneliti mengamati aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA melalui metode guided discovery ketika pembelajaran berlangsung. Peneliti dan observer mengamati keterampilan proses IPA pada masingmasing siswa dalam kelompok yang sudah ditentukan. Siswa diberi nomor dada sesuai dengan nomor absen siswa, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah observer saat melakukan pengamatan. Keterampilan proses yang diamati didasarkan pada lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti. 2. Wawancara Ditinjau dari pelaksanaannya ada tiga macam wawancara yaitu wawancara bebas, wawancara terpimpin, dan wawancara bebas terpimpin (Suharsimi Arikunto, 2006: 156). Penelitian ini menggunakan wawancara
42
bebas terpimpin di mana pewawancara membawa pedoman yang hanya berupa garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan, sedangkan responden
yaitu
guru
kelas
dan
siswa
mempunyai
kebebasan
mengemukakan pendapat tanpa dibatasi dengan patokan-patokan tertentu. Wawancara dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian dengan tujuan menghasilkan data yang akurat (Sugiyono, 2010: 148). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan perangkat pembelajaran. 1. Lembar observasi Lembar observasi terdiri dari lembar observasi keterampilan proses IPA dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran melalui metode guided discovery. a. Lembar observasi keterampilan proses IPA Lembar observasi keterampilan proses IPA merupakan lembar observasi yang digunakan untuk menilai keterampilan proses IPA siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar obseravasi ini diisi oleh observer berdasarkan hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung.
43
b. Lembar observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA melalui metode guided discovery Lembar observasi ini digunakan untuk melihat proses pembelajaran melalui penerapan metode guided discovery yang berisi aktivitas yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Lembar obseravasi ini diisi oleh peneliti berdasarkan hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung. 2. Pedoman wawancara Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara yaitu pedoman wawancara tidak terstruktur dan pedoman wawancara terstruktur (Suharsimi Arikunto, 2006: 227). Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur yang berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. 3. Perangkat pembelajaran Perangkat
pembelajaran
berupa
silabus,
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran. G. Validitas Instrumen Validitas merupakan keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 173). Penelitian ini menggunakan validitas konstruk dan isi sebelum menggunakannya untuk menjamin validitas data yang akan dikumpulkan.
44
Cara yang dilakukan untuk mengetahui validitas konstruk dan isi yaitu dikonsultasikan dengan ahli. Hal ini senada dengan pendapat Purwanto (2010: 129), pengujian validitas konstruk sama dengan pengujian validitas isi yaitu dengan meminta pertimbangan ahli (expert judgement). Oleh karena itu, dalam penelitian ini meminta pertimbangan ahli untuk menguji validitas instrumen penelitian yang telah disusun. H. Teknik Analisis Data Sukarjono (Sujati, 2000: 49) menjelaskan bahwa analisis data pada penelitian tindakan kelas lebih banyak menggunakan analisis dengan pendekatan kualitatif daripada kuantitatif. Meskipun demikian, bukan berarti penelitian tindakan kelas diharamkan menggunakan analisis kuantitatif, misalnya mencari persentase dan rerata. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis data hasil observasi keterampilan proses IPA yaitu dengan mencari skor maksimum untuk keterampilan proses IPA siswa, kemudian menjumlah skor yang diperoleh setiap subjek dan mencari persentase hasil pengukuran keterampilan proses IPA siswa. Rumus untuk mencari persentase hasil pengukuran keterampilan proses IPA siswa adalah sebagai berikut.
Skor yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan empat kriteria persentase skor sebagai berikut (Acep Yoni, dkk, 2010: 175).
45
Tabel 4. Kriteria Persentase Skor Persentase 100%
Tinggi.
50%
74,99%
Sedang
25%
49,99%
Rendah
0%
24,99%
Sangat Rendah
75%
I.
Kriteria
Kriteria Keberhasilan Tindakan Tindakan dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila minimal 75% dari seluruh siswa memiliki keterampilan proses IPA dengan kriteria tinggi (75%
100%).
46