BAB III METODE PENELITIAN Bab III memaparkan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya desain penelitian, sampel, teknik sampling. Definisi operasional tiap indikator yang diteliti juga dijelaskan dalam bab ini. Selain itu, dijelaskan pula sumber metode, serta analisis data dalam penelitian ini. 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rencana dari struktur penelitian yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien dan efektif (Jogiyanto, 2004). Dilihat dari tujuannya, peneliti ini dikategorikan ke dalam penelitian pengujian hipotesis. Dilihat dari hubungan variabelnya, peneliti ini merupakan penelitian kausal atau sebab akibat, yang artinya penelitian yang menunjukan arah hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terkait (dependent). Penelitian ini dikategorikan masuk ke dalam penelitian cross sectional yang artinya hanya mengambil data penelitian.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan bantuan kuesioner. 3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan sekelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Surakarta yang sudah pernah membeli di toko roti Breadtalk.
3.2.2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi untuk diteliti (Sekaran, 2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah individu konsumen yang telah melakukan pembelian tidak terencana (impulse buying) di toko roti Breadtalk Solo Grand Mall Surakarta. Besarnya sempel ditentukan sebanyak 100 – 200 sampel atau 5 – 20 kali indikator variabel laten yang digunakan. Banyaknya indikator yang digunakan sejumlah 36 x 4 = 144, sehingga sampel yang digunakan oleh peneliti sebanyak 144 untuk mendapatkan hasil yang lebih sesuai dengan kenyataan sebenarnya (Hairet al., 2010). 3.2.3. Teknik Sampling Peneliti menggunakan teknik penelitiannya dengan cara nonprobability sampling, yaitu purposive sampilng. Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono (2010) yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Surakarta yang sudah pernah melakukan pembelian tidak terencana atau secara impulsif di toko roti Breadtalk di Solo Grand Mall. 3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel independen dalam penelitian ini adalah suasana di dalam toko (store atmosphere), dan promosi penjualan (sales promotion). Variabel mediasi adalahin store positive emotion. Variabel dependen adalah pembelian impulsif (impulse buying). Definisi operasional dan pengukuran dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
3.3.1. Suasana di dalam toko (Store Atmosphere) Suasana di dalam toko adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan toko yang berada di dalamnya, seperti display toko, aroma, warna dan musik dalam menciptakan kesan yang nyaman untuk dapat menarik minat beli konsumen, suasana toko yang di rancang dengan baik dan mementingkan kenyamanan konsumen akan dapat menciptakan emosi yang baik untuk konsumen melakukan belanja (William, 2013). Definisi operasionalnya adalah bentuk penilaian konsumen terhadap kualitas lingkungan toko ritel. Indikator yang
digunakan
dalam penelitian
ini
sebelumnya
telah
dikembangkan oleh Hussain dan Ali (2005) yang terdiri dari 4 dimensi, yaitu: 1. Display toko Dimensi Display toko diukur menggunakan lima indikator yaitu: a) Tampilan yang menarik b) Informasi yang ada di toko cukup c) Tampilan toko membuat orang berfikir kritis d) Tampilan toko memungkinkan konsumen untuk melihat produk dengan jelas e) Pengaturan produk yang sistematis dan kreatif
2. Aroma Dimensi Aroma diukur menggunakan tiga indikator yaitu: a) Aroma mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak b) Aroma yang ada di toko roti breadralk membuat konsumen ingin kembali c) Aroma yang ada di toko membuat konsumen menghabiskan waktu lebih lama
3. Warna Dimensi Warna diukur menggunakan tiga indikator yaitu: a) Warna menarik b) Warna menimbulkan citra positif c) Warna menimbulkan persepsi positif 4. Musik Dimensi Musik diukur menggunakan enam indikator yaitu: a) Musik membuat rileks b) Musik memotivasi pembelian c) Musik membuat suasana toko menjadi menyenangkan d) Musik yang ada di toko membuat konsumen menghabiskan waktu lebih lama e) Volume musik yang cukup membuat konsumen betah berada di toko f) Musik menimbulkan rasa nyaman dan bahagia 3.3.2. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Berbagai kumpulan alat-alat insentif, yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang (Kotler, 2005). Definis operasionalnya adalah memberikan rangsangan terhadap konsumen untuk membuat pembelian langsung. Menurut Bishnu et al., (2013), promosi penjualan toko diukur menggunakan empat indikator pertanyaan, yaitu : a) Konsumen membeli saat ada promosi harga b) Konsumen membeli saat ada promosi produk c) Konsumen membeli lebih banyak saat ada promosi d) Konsumen mendapat keuntungan dari adanya promosi
3.3.3. In Store Positive Emotion In store positive emotion merupakan salah satu tipe keadaan yang diciptakan oleh berbagai suasana hati dari seseorang yang dianggap dapat menejelaskan maksud perilaku konsumen berikutnya yang lebih efektif (Tsaur et al., 2015). Definisi operasional dari in store positive emotion adalah suasana hati yang dapat menjelaskan perilaku konsumen berikutnya. In store positive emotion diukur menggunakan enam indikator menurut Tsaur et al., (2015), yaitu: a) Kesenangan b) Menggembirakan c) Kepuasan d) Kesegaran e) Kerileksasian f) Ketertarikan 3.3.4. Pembelian Impulsif (Impulse Buying) Pembelian Impulsif (Impulse buying) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan pembelian yang tidak terencana dan pembelian secara spontan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya terlebih dahulu (Weun et al., 1998). Definisi operasional dari pembelian impulsif (Impulse buying) adalah pembelian yang dilakukan oleh konsumen dengan cara spontan tanpa memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu. Pembelian impulsif (Impulse buying) diukur menggunakan empat indikator menurut Mohan etal., (2013), yaitu: a) Pembeliantidak terencana b) Mengabaikan konsekuensi pembelian c) Membeli yang terlihat menarik d) Membeli secara spontan
3.4. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer menurut Sekaran (2006), adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya dengan tujuan yang spesifik. Berdasarkan penelitian ini, data primer diperoleh dari jawaban responden yang disebar melalui kuesioner. Guna memperoleh data yang diperlukan, peneliti melakukan penyebaran kuesioner dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden dan responden memilih beberapa alternatif jawaban yang sudah tersedia. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner berada di depan toko roti Breadtalk Solo Grand Mall Surakarta dengan responden pengunjung toko roti breadtalk. Sebelum peneliti memberikan kuesioner terhadap responden, peneliti menanyakan kepada responden apakah pernah melakukan pembelian di toko roti breadtalk dan pernah melakukan pembelian impulsif di toko roti breadtalk, jika responden pernah melakukan pembelian di toko roti breadtalk dan pernah melakukan pembelian impulsif di toko roti breadtalk maka responden dapat mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode personality administrated questionnaires. Menurut Sekaran (2006), personality administrated questionnairesadalah penelitimenyampaikan sendiri kuesioner kepada responden dan mengambil sendiri kuesioner yang telah diisi oleh responden, tujuannya adalah supaya tingkat pengambilan kuesioner dapat terjaga di dalam periode waktu yang relatif pendek. Proses penentuan atas semua skor yang di hasilkan dari jawaban responden dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori yang cocok tergantung pada anggapan atau opini dari responden. Perhitungan scoring yang digunakan dalam skala interval dengan pendekatan 5 poin likert (Sekaran, 2006)
1. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju 2. Skor 4 untuk jawaban setuju 3. Skor 3 untuk jawaban netral 4. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju 5. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju 3.5. Metode Analisis Data 3.5.1. Analisis Deskriptif Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif
mengenai
tanggapan yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulsebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2004) 3.5.2. Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk mengetahui seberapa tepat
suatu tes
melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu fungsi ukur, semakin tinggi pengukuran mengenai sasarannya
(Sekaran, 2006). Uji validitas akan
menggunakan Factor Analysis dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0, dimana syarat boleh dilakukannya analisis faktor harus memiliki nilai KaiserMeyer-Olkin
Measures of Sampling Adequacy(KMO MSA) > 0.50. Item
pernyataan dikatakan valid jika memilikifactor loading 0,50 dan telah terekstrak sempurna (Ghozali, 2006). 3.5.3. Uji Reliabilitas Reliabilitas
suatu
pengukuran
mencerminkan
apakah
suatu
pengukuran dapat terbebas dari kesalahan (error), sehingga memberikan hasil pengukuran yang konsisten pada kondisi yang
berbeda dan pada masing-
masing butir dalam instrumen (Sekaran, 2006). Untuk mengukur reliabilitas, alat pengukuran yang digunakan adalah teknik analisis Cronbach Alpha. Kategori koefisien alpha dari suatu pengujian adalah sebagai berikut (Sekaran, 2006). 1. 0.8 – 1.0
= reliabilitas baik
2. 0.6 – 0.799
= reliabilitas dapat diterima
3. < 0.6
= reliabilitas kurang baik
3.5.4. Pengujian Model Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM), yang diselesaikan dengan program Generalized Structural Component Analysis (GeSCA). Tujuannya adalah untuk menggantikan faktor dengan kombinasi linier dari indikator (variabel manifes di dalam analisis SEM). Pendekatan ini menggunakan metode kuadrat terkecil (least square) di dalam proses pendugaan parameter. GeSCA juga dapat diterapkan pada hubungan antar variabel yang kompleks (rekursif dan tidak rekursif), melibatkan higher-order komponen (faktor) dan perbandingan multi-group. 1) Measurement of fit model Goodness of fit Model struktural diukur dengan menggunakan FIT, yaitu setara dengan R-square pada analisis regresi atau koefisien determinasi total pada analisis jalur atau Q2 pada PLS. GeSCA memberikan ukuran model fit yang disebut FIT, AFIT, GFI dan SRMR. a. FIT menunjukan varian total dari semua variabel yang dapat dijelaskan oleh model struktural. Nilai FIT berkisar dari 0 - 1. Semakin besar nilai ini, semakin besar proporsi varian variabel yang dapat dijelaskan oleh model.
Jika nilai FIT = 1 maka model secara sempurna dapat menjelaskan fenomena yang diselidiki. b. AFIT (Adjusted FIT) serupa dengan adjusted R2 pada analisis regresi. AFIT dapat digunakan untuk perbandingan model. Model dengan AFIT nilai terbesar dapat dipilih antara model yang lebih baik. c. GFI (Unweight least-square) sebanding dengan perbedaan antara kovarian sampel dan kovarian yang diproduksi oleh pendugaan parameter GSCA. Nilai GFI yaitu mendekati 1. Banyak peneliti menganjurkan nilai diatas 90% sebagai ukuran good fit. d. SRMR (standardize root mean square residual) sebanding dengan perbedaan antara kovarian sampel dan kovarian yang diproduksi oleh pendugaan parameter GeSCA. Nilai SRMR yaitu mendekati 0 maka nilainya semakin baik. Tabel III.1 Goodnes of Fit Goodnes of Fit
Cut off
SRMR
≤ 0.08
GFI
≥ 0.90
Sumber: http://sem-amos-gesca.com
Tabel III.1 menjelaskan bahwa ketentuan Goodnes of Fit terhadap model penelitian dapat dikatakan sesuai atau tidak. Jika Goodnes of Fit pada model penelitian memiliki SRMR ≤ 0,08 atau nilai GFI ≥ 0,90, maka model penelitian dapat dikatakan sesuai.
Tabel III.2 Kriteria SRMR SRMR
Keterangan
< 0.05
Model sangat sesuai (close fit)
0.05 – 0.08
Model sesuai (good fit)
0.08 – 0.1
Model cukup sesuai (marginal fit)
> 0.1
Model tidak sesuai (poor fit)
Sumber: http://sem-amos-gesca.com
Tabel III.2 menjelaskan kriteria SRMR dari model penelitian dapat dikatakan sesuai atau tidak. Normalnya, nilai SRMR pada model dapat dikatakansangat sesuai jika memiliki nilai SRMR < 0.05. 3.5.5. Pengujian Hipotesis Setelah model dinyatakan fit atau diterima secara statistik maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis dengan bantuan GeSCA
untuk
menganalisis
hubungan
diantara
variabel-variabel
laten.
Hubungan antar konstruk dalam hipotesis ditunjukan oleh nilai standarlized regression weight. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menganalisis tingkat signifikansi kasualitas antara variabel yang ditunjukan oleh output GeSCA. Pengujian
hipotesis
dalam
penelitian
ini
dilakukuan
dengan
membandingkan nilai critical ratio (CR) dengan nilai Z value. Berikut adalah tabel Z value :
Tabel III.3 Z Value Signifikan
CR
1%
≥ 2,56
5%
≥ 1,96
10%
≥ 1,645
Sumber : http://www.spss.com/amos/
Tabel III.3 menunjukan kriteria tingkat signifikansi untuk hasil hubungan antar variabel pada model penelitian. Normalnya, penelitian menggunakan tingkat signifikansi 5%, dengan nilai critical ratio ≥ 1,96, apabila tidak memenuhi syarat signifikansi maka hipotesis ditolak. 3.5.6. Pengujian Efek Mediasi Pengujian efek mediasi dalam penelitian ini dilakukan melalui pengujian hipotesis, dengan menggunakan sobel test. Dibawah ini adalah rumus sobel test: z-value = (a x b) / SQRT (b2 x SEa2 + a2 x SEb2) Keterangan: a
: Koefisien regresi standardized pengaruh variabel penjelasan X terhadap variabel mediasi M
SEa
: Standart error untuk koefisien a
b
:
SEb
: Standart error untuk koefisien b
Koefisien regresi standardized pengaruh variabel mediasi (M) terhadap variabel dependen Y
Jika z-valuedalam harga mutlak > 1,96 atau tingkat signifikansi statistik z (p-value), <0,05, berarti inderect effect atau pengaruh tak langsung variabel independen terhadap variabel dependen melalui mediator, signifikan pada taraf signifikansi 0,05 (Preacher and Hayes, 2004).