BAB III LANDASAN TEORI
1.1
Pengertian Umum PLTGU PLTGU merupakan gabungan dari PLTG dan PLTU yang siklus gasnya menjadi satu.
Gas buang dari turbin gas dengan suhu yang tinggi dialirkan ke HRSG (Heat Recovery Steam Generator) untuk memanaskan air dan menghasilkan uap yang bertekanan tinggi, kemudian uap dari HRSG digunakan untuk memutar turbin uap (Steam Turbin). 1.2
Komponen-komponen peralatan dari PLTGU 1.
Turbin Gas Plant terdiri dari Compressor, Combustor Chamber, Turbin Gas, dan Generator.
1.3
2.
Heat Recovery Steam Generator (HRSG).
3.
Steam Turbin Plant terdiri dari HP & LP Turbin, Condensor dan Generator.
Siklus PLTG
Prinsip kerja suatu PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini :
Gambar 3.1 Prinsip Kerja PLTG
Sebelum turbin gas menghasilkan energi mekanik untuk memutar poros, untuk memutar awal poros yaitu menggerakan Kompresor, dapat berupa Diesel, motor listrik atau Generator menjadi motor. Setelah kompresor berputar, maka udara luar terhisap sehingga mendapatkan udara bertekanan dan menaikkan temperatur pada sisi discharge kemudian masuk ke ruang bakar tersebut diatas. Pada ruang bakar tersebut, bahan bakar cair dikabutkan didalamnya, kemudian terjadilah proses pembakaran dengan penyala awal berupa busi, yang kemudian menghasilkan api dan gas panas. Gas panas tersebut dialirkan ke turbin sehingga turbin dapat menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran. Selanjutnya gas bekas dari turbin gas dibuang ke atmosfir dengan temperatur yang masih tinggi. Proses seperti tersebut diatas merupakan siklus turbin gas, yang disebut siklus tekanan tetap dan merupakan penerapan Siklus Brayton. Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2 Diagram p-v dan t-s
Siklus seperti gambar diatas terdapat empat langkah : - Langkah 1-2 : Udara luar dihisap dan ditekan didalam kompresor, menghasilkan udara bertekanan (langkah kompresi). - Langkah 2-3 : Udara bertekanan dari kompresor dicampur dengan bahan bakar, terjadi reaksi pembakaran yang menghasilkan gas panas (langkah pemberian
panas). - Langkah 3-4 : Gas panas hasil pembakaran dialirkan untuk memutar turbin (langkah ekspansi). 1.4
Komponen dan Fungsi PLTG
Bagian-bagian utama PLTG : Kompresor Utama (Compressor) Ruang Bakar (Combustion Chamber) Turbin Gas Generator Alat-alat Bantu
Gambar 3.3 PLTG Fungsi Komponen : Kompresor = Menaikkan tekanan dan temperatur udara sebelum masuk ruang bakar. Udara juga dimanfaatkan untuk udara pembakaran, udara pengabut bahan bakar, udara pendingin sudu dan ruang bakar dan perapat pelumas bantalan. Ruang Bakar = Disebut juga Combustion Chamber, combustor, sebagai wadah
terjadinya
pembakaran. Turbin Gas = Mengubah energi kimia menjadi energi termis dalam ruang bakar dan energi termis tersebut menjadi energi kinetis dalam sudu tetap kemudian menjadi energi mekanis dalam sudu jalan sehingga energi mekanis akan memutar poros turbin. Generator = Disebut juga Alternator, yang fungsinya mengubah energi mekanik putaran pada rotor yang terdapat kutub magnet, kemudian menjadi energi listrik pada kumparan stator. Exciter = Suatu peralaan / mesin listrik yang berfungsi memberikan arus searah untuk penguatan kutub magnet Generator Utama. Penggerak mula = Disebut Prime mover, yaitu Diesel, Starting Motor (Cranking Motor), Generator sebagai Motor, memutar poros turbin gas sampai kekuatan bahan bakar dapat menggantinya (turbin gas mampu berdiri sendiri). Accessory Gear = Tempat roda2 gigi untuk memutar alat-alat bantu seperti pompa bahan bakar, pompa pelumas, pompa hidrolik, main atomizing air compressor, water pump, tempat hubungan Ratchet. Load Gear = Disebut juga Reduction Gear atau Load Coupling untuk mengurangi kecepatan turbin menjadi kecepatan yang dibutuhkan oleh Generator. Load Gear Westinghouse dimanfaatkan untuk penggerak pompa bahan bakar dan pelumas. Ratchet = Memutar poros turbin sebelum start, sebanyak 45° setiap 3 menit, untuk memudahkan pemutaran oleh penggerak mula dan meratakan pendinginan poros saat turbin gas stop. Pendinginan yang tidak merata akan membengkokkan poros. Turning Gear = Seperti juga Ratchet, hanya poros diputar kontinyu dengan putaran lambat (± 6 RPM).
Torque Converter = Sebagai kopling hidrolik, saat digunakan, diisi dengan minyak pelumas. Saat dilepas, minyak pelumas di drain. Starting Clutch = Disebut juga Jaw Clutch, sebagai kopling mekanik. Bantalan aksial = Disebut juga Thrust Bearing, sebagai penahan gaya aksial. Bantalan Luncur = Disebut juga Journal Bearing, sebagai penyangga berat poros Turbinkompresor, generator. 1.5
Sistem-sistem PLTG Peralatan bantu PLTG selain terdiri dari peralatan yang berbentuk komponen juga berupa
suatu siklus atau sirkit yang disebut sistem. Sistem tersebut diantaranya terdiri dari:
Sistem udara pendingin dan perapat
Sistem udara pengabut
Sistem bahan bakar
Sistem pelumasan Sistem-sistem ini biasanya dilengkapi dengan gambar piping and instrumentation diagram
(P & ID) yang akan memudahkan dalam menelusuri aliran fluidanya. 1.
Sistem Udara Pendingin dan Perapat Sudah disebutkan diatas sistem udara terutama menyediakan udara untuk
pembakaran, dimana udara dihasilkan oleh kompresor utama. Tetapi udara dari kompresor ini sebagian juga digunakan sebagai pendingin dan perapat. Udara pendingin berfungsi untuk mendinginkan sudu-sudu turbin. Material turbin gas akan mengalami stress yang berat karena dilalui oleh gas yang temperaturnya sangat tinggi, hasil dari pembakaran bahan bakar. Untuk mencegah agar
tidak terjadi overheating maka bagian turbin yang dilalui oleh gas panas tersebut didinginkan dengan udara. Sudu-sudu gerak (moving blade) didinginkan dengan udara yang diambil dari kompresor (tingkat tertentu). Udara pendingin ini sebelum digunakan didinginkan terlebih dahulu dengan udara atau air (air atau water cooler). Sudu-sudu diam (fixed blade) atau diapragma tingkat pertama akan menerima temperatur dan tekanan yang paling tinggi. Oleh karena itu, udara pendinginnya diambil dari kompresor utama tingkat terakhir yang tekanannya paling tinggi. Udara ini terlebih dahulu didinginkan sebagaimana yang digunakan untuk pendingin sudu gerak. Sedangkan sudu diam tingkat kedua didinginkan dengan udara yang diambil dari kompresor tingkat yang lebih rendah. Pendinginan sudu gerak dan sudu diam dilakukan dengan mengalirkan udara kedalam rongga (lubang) yang ada didalam sudu-sudu tersebut. Udara ini kemudian keluar dari permukaan sudu dan melapisi permukaan sudu sehingga melindungi dari kontak langsung dengan gas panas. Selain digunakan sebagai pendingin sebagian udara dari kompresor juga digunakan sebagai perapat pada bantalan (bearing seal air). Fungsi udara perapat adalah mencegah bocornya minyak pelumas dari ujung bantalan (celah antara rumah bantalan dan poros). Pada udara pendingin, udara perapat sebelum digunakan juga didinginkan terlebih dahulu.
2.
Gambar 3.4 Lubang saluran pendingin pada sudu gerak dan sudu diam Sistem Udara Pengabut (Atomising) Proses pembakaran akan berlangsung dengan sempurna apabila bahan bakar dapat
bertemu dengan oksigen (udara) yang cukup. Untuk mempermudah pertemuan antara bahan bakar dan udara dalam proses pembakaran, maka bahan bakar harus dipecah menjadi partikel yang sangat kecil. Proses memecah bahan bakar menjadi partikel yang kecil ini disebut atomisasi (pengabutan). Atomisasi dapat dilakukan secara mekanik (dengan tekanan tinggi) atau dengan uap atau udara. Bahan bakar minyak pada turbin gas umumnya diatomisasi dengan udara. Udara atomising ini diambil dari kompresor khusus atau dari kompresor utama. Pada saat start udara pengabut biasanya diambil dari kompresor khusus, dan setelah operasi normal udara pengabut diambil dari kompresor utama. 3.
Sistem Pendingin Sistem pendingin berfungsi untuk mendinginkan peralatan bantu dan sistem PLTG.
Peralatan yang mendapat pendinginan antara lain adalah minyak pelumas, udara pendingin, mesin diesel start, generator dan sebagainya.
Media pendingin menggunakan air demin yang diberi bahan kimia. Pemberian bahan kimia bertujuan untuk mencegah korosi dan pengerakan. Jenis bahan kimia yang diguakan adalah magnesium chromat. Air persediaan ditampung dalam tangki yang akan menambahkan bila jumlahnya berkurang. Sirkulasi air pendingin merupakan siklus tertutup. Setelah mendinginkan peralatan air pendingin ini didinginkan dengan udara dari kipas (fan) didalam radiator.
4.
Sistem Bahan Bakar a. Bahan bakar minyak Bahan bakar minyak yang banyak digunakan di PLTG adalah HSD, walaupun minyak IDO dan residu juga dapat digunakan apabila unit PLTG dilengkapi dengan sarana pengolah bahan bakar, misalnya dengan memasang pemanas minyak dan centrifuge. Penerimaan bahan bakar minyak dari pemasok dapat dilaksanakan melalui tongkang, mobil tangki maupun langsung menggunakan pipa. Di site PLTG, bahan bakar minyak tersebut ditampung didalam bunker atau tangki bulanan (Monthly tank). Untuk pemakaian sehari–hari, bahan bakar tersebut terlebih dahulu ditranfer kedalam tangki harian (Daily tank) lalu dipompakan ke unit yang memerlukannya. Untuk PLTG yang tidak dilengkapi dengan tangki harian, pengambilan minyak langsung dari tangki bulanan. Selanjutnya bahan bakar akan dihisap oleh Fuel Forwarding Pump atau booster pump yang berfungsi untuk menjamin agar sisi hisap Main Fuel Pump tidak mendapat tekanan negatif. Tidak semua PLTG memiliki fuel forwarding pump. Filter yang lebih halus sekitar 200 mesh mencegah agar kotoran tidak terbawa masuk
kedalam Main Fuel Pump. Main fuel Pump umumnya berupa pompa ulir atau pompa sentrifugal bertingkat banyak agar tekanan bahan bakar yang dihasilkan cukup tinggi. Beberapa model PLTG menggunakan pompa bahan bakar HSD yang diputar oleh poros turbin. Pada model lainnya ada juga yang diputar oleh motor listrik. Pompa ini menyuplai bahan bakar ke nozzle. Untuk mendapatkan tekanan bahan bakar yang konstan disisi discharge main fuel pump dipasang dua katup pressure regulator. Kelebihan tekanan akan dikembalikan ke tangki. Nozzle bahan bakar yang memiliki lubang sangat halus perlu dijaga agar tidak dimasuki kotoran yang akan mengakibatkan penyumbatan. Oleh kerena itu bahan bakar minyak terlebih dahulu dilewatkan melalui filter yang sangat halus. Isolation Valve berfungsi untuk memblokir bahan bakar selama turbin tidak dioprasikan. Agar pembagian bahan bakar minyak ke setiap fuel nozzle merata, maka sebelum fuel nozzle dipasang manifold, pembagian bahan bakar harus merata untuk mencegah terjadinya perbedaan temperatur antara combustion chamber. Pada turbin gas tertentu, fungsi manifold digantikan oleh Flow Divider. Flow Divider adalah suatu peralatan mekanis yang berguna untuk mengatur serta membagi rata aliran bahan bakar minyak yang akan dibakar oleh setiap fuel nozzle. Pada dasarnya, flow divider adalah pompa-pompa yang dipasang pada satu poros. Setiap pompa melayani satu fuel nozzle. Pompa-pompa ini ada yang diputar oleh motor listrik, tapi juga ada yang diputar oleh bahan bakar minyak. Fuel nozzle sebagai ujung akhir dari saluran bahan bakar minyak berfungsi untuk
mengabutkan bahan bakar didalam combustion chamber sehingga diperoleh pembakaran yang sempurna. Agar tidak terjadi ledakan saat mulai penyalaan, maka sisa bahan bakar yang ada didalam Combustion Chamber dibuang melalui Combustor Shell Drain Valve. Katup ini terbuka terus selama turbin gas tidak beroprasi. b. Penyaluran bahan bakar gas Bahan bakar yang umum dipakai untuk PLTG adalah natural gas (gas alam), namun demikian beberapa macam gas lainnya juga dipakai, diantaranya blast furnace gas dan coke oven gas. Penggunaan bahan bakar gas untuk turbin gas (PLTG) akan lebih menguntungkan dibanding dengan bahan bakar minyak karena : Lebih bersih, sehingga periode pemeliharaan lebih panjang. Titik nyala rendah, sehingga mengurangi faktor kegagalan start. Tidak memerlukan tangki penampungan dari pompa, sehingga akan lebih hemat dalam biaya investasi maupun biaya operasi. Disamping ada keuntungannya, penggunaan bahan bakar gas juga mempunyai kelemahan yaitu : Kebocoran gas dari intalasi tidak dapat terlihat langsung, dan ini mengundang bahaya kebakaran. Hanya dapat diperoleh ditempat–tempat tertentu saja, atau harus disuplai dengan memasang instalasi pipa yang panjangnya sampai ratusan kilometer. Untuk mencegah agar kondensat dan kotoran lain tidak terbawa masuk ke dalam instalasi gas PLTG, maka terlebih dahulu bahan bakar gas tersebut dialirkan melalui
fuel gas separator dan filter, lihat gambar 3.5. Disini kondensat dan kotoran dipisahkan dari gas dan ditampung didalam condensate tank atau langsung dibuang melalui Cold Stack atau burning pit. Selanjutnya bahan bakar gas yang sudah bersih dialirkan ke instalasi gas PLTG untuk digunakan didalam proses pembakaran. Main valve (1) adalah valve utama yang berupa manual valve untuk memblokir bahan bakar gas ke sistem PLTG apabila tidak digunakan (saat overhaul dll). Agar tekanan gas yang diterima oleh sistem bahan bakar gas selalu stabil/ konstan, maka terlebih dahulu gas dialirkan melalui Pressure Regulator (2) sehingga tekanan bahan bakar mencapai range tertentu (misalnya 200 s.d 400 psi ). Sedangkan tekanan gas supply dapat mencapai 800 psi. Selanjutnya gas akan melalui Flow meter (3) untuk mengukur jumlah gas yang terpakai. Sama seperti pada sistem bahan bakar minyak, pada sistem bahan bakar gas juga dilengkapi Overspeed Trip Valve (4) yang terbuka terus selama turbin beroperasi dan menutup segera jika ada ganguan tertentu. Starting valve (5) berfungsi untuk mengatur aliran bahan bakar ke nozzle saat start–up, sedangkan apabila kondisi operasi sudah melampaui periode start–up, pengaturan bahan bakar dilakukan oleh governing valve atau throttle valve (6). Isolation Valve (7) akan terbuka saat turbin start–up dan menutup apabila turbin shut-down. Header (8) sebagai penampung akhir sebelum bahan bakar gas diterima oleh nozzle, berfungsi untuk menstabilkan tekanan, sedangkan nozzle (9) untuk pengabutan bahan bakar didalam Combustor Basket.
Gambar 3.5 Sistem bahan bakar gas 5.
Sistem Pelumasan dan Kontrol Hidrolik Sistem pelumasan diperlukan untuk mensuplai minyak pelumas yang bersih dengan
tekanan dan suhu tertentu kedalam bantalan turbin, bantalan alternator, bantalan kompresor, bantalan load gear, sistem kontrol, sistem pengaman dan lain- lainnya. Starting Packages (misalnya Starting Diesel beserta perlengkapannya) ada yang mempunyai sistem pelumasan tersendiri dan ada juga yang mempunyai sistem pelumasan yang menjadi satu dengan Sistem Pelumasan Utama. Disamping untuk pelumasan, sistem pelumasan ini dirangkaikan dengan sistem kontrol hidrolik. Peralatan Sistem pelumas Utama Peralatan sistem pelumas utama biasanya dipasang pada Engine Bedplate dan terdiri dari : Lube Oil Resevoir : adalah tangki yang dapat menampung sejumlah besar minyak pelumas (5 – 15 m3). Reservoir ini harus cukup besar agar minyak pelumas dapat
diam / berhenti sesaat didalam untuk mengendapkan kotoran-kotoran dan membuang gasnya. Suhu minyak pelumas selalu dimonitor dan dijaga agar tetap pada batas – batas yang ditetapkan. Suhu minyak pelumasan didalam Reservoir juga tidak boleh terlalu rendah karena akan menghambat pemompaan.
Gambar 3.6 Sistem pelumasan Primary Lube Oil Pump atau Main Lube Oil pump (Pompa Minyak Pelumas Utama), berfungsi sebagai pompa minyak pelumas utama dan diputar langsung oleh poros turbin gas, atau ada juga yang diputar oleh motor listrik AC. Secondary Lube Oil Pump atau Auxilliary Lube Oil Pump, ditempatkan didalam reservoir minyak pelumas dengan motor listrik AC sebagai penggeraknya dipasang
diatas tutup reservor. Kapasitas dan tekanannya sama dengan Primary Lube Oil Pump. Untuk turbin gas yang Primary Lube Oil Pump nya diputar langsung oleh poros turbin gas, maka Secondary Lube Oil Pump akan bekerja ketika putaran turbin masih rendah dan tekanan minyak pelumas dari Primary Lube Oil Pump belum mencukupi. Ketika putaran turbin cukup tinggi, maka secara otomatis Secondary Lube Oil Pump akan berhenti. Peristiwa ini terjadi saat turbin start–up atau shut-down. Secondary Lube Oil Pump juga akan bekerja secara otomatis bila tekanan minyak pelumas turun oleh karena suatu penyebab. Lube Oil Cooler atau pendingin minyak pelumas, biasanya terdiri dari dua unit, satu beroperasi dan yang lainnya stand–by. Media pendinginnya menggunakan udara atau air. Lube Oil Cooler berfungsi untuk mendinginkan minyak pelumas yang sudah ditampung didalam reservoir dan akan dilirkan kembali ke bantalan-bantalan. Vapor Extraktor, adalah sejenis exhaust fan yang berfungsi untuk mengeluarkan gas– gas yang ada didalam reservoir minyak pelumas, dan membuat sedikit vakum di reservoir. Detector Suhu, detector tekanan dan Detector level, untuk memonitor agar suhu, tekanan maupun level sesuai dengan yang ditetapkan. Disamping detector–detector tersebut dilengkapi juga dengan signal alarm dan peralatan trip. 1.6
HRSG (Heat Recovery Steam Generator) Ada juga yang menyebutnya dengan HRB (Heat Recovery Boiler) atau WHRB (Waste Heat
Recovery Boiler). Berfungsi menghasilkan sejumlah uap pada tekanan dan ternperatur konstan dan sejumlah air pengisi. Fungsi HRSG yang lain adalah me-recover (mengambil kembali) panas
- gas buang dari Turbin gas dan men-transfernya ke air dan uap. HRSG merupakan penghubung antara siklus Brayton (PLTG) dan siklus Rankine (PLTU). HRSG dibagi dua sirkit / daerah, yaitu sirkit tekanan tinggi dan sirkit tekanan rendah. Penukar kalor pada sirkit tekanan rendah adalah LP Economizer dan LP Evaporator. Penukar kalor pada sirkit tekanan tinggi terdiri dari HP Economizer (dua buah), HP Evaporator dan superheater.
Gambar 3.7 Bagan sederhana PLTGU
LP / HP ECONOMIZER Economizer, yang berfungsi menaikkan temperatur air sehingga mendekati titik didihnya dengan mengambil panas dari gas buang turbin gas. Panas yang diberikan adalah sensible heat, perpindahan panas secara konduksi-konveksi. Economizer terdiri dari LP Economizer dan HP Economizer. Air dari Economizer diberikan ke Steam Drum. LP / HP DRUM Drum digantung pada struktur baja dengan Hangers, sehingga dapat bergerak bebas. Tangki dan pompa diletakkan diatas tanah (untuk mendapat jaminan NPSH = Net Positive Suction Head). Pipa untuk continuous dan intermittent blowdown dan jalur
drainnya dihubungkan ke Blow-down tank. Outlet Duct dan Chimney duduk pada box beams. Rancangan HP drum dan LP Drum dibuat sama, sehingga HP Drum dapat dipakai sebagai pengganti LP Drum. Pemisahan uap dan air dalam drum dilakukan dalam dua tingkat dengan menyertakan pelat berlubang-lubang dan Separator tipe mesh yang dipasang dipuncak drum. Secara umum fungsi drum adalah memisahkan uap dari campuran uap+air, tempat peralatan distribusi air pengisi, membuang impurities dari air ketel, menambah bahan kimia, dan mengeringkan uap setelah dipisahkan dari air. Tri-sodium phosphate (Na3PO4) diinjeksikan kedalam LP/HP Drum dengan memakai Na3PO4 injection Pump untuk mengikat garam Mg dan Ca yang dapat menimbulkan kerak keras didaerah panas. Hasilnya adalah lumpur garam yang dibuang lewat Continuous Blowdown, pH air dipertahankan 8,8 – 9,0. SUPERHEATER Superheater memanaskan uap lebih lanjut untuk mendapatkan nilai enthalpy (panas yang terkandung dalam uap) yang lebih tinggi. Disini temperatur dinaikkan sementara tekanan uap dianggap konstan. Panas adalah energi, sernakin banyak panas, semakin tinggi energi yang diperoleh. Daya turbin sangat tergantung kepada jumlah aliran Enthalpy (panas yang dikandung oleh uap) masuk dan tekanan Condenser. Temperatur masuk turbin dlpertahankarn 479 °C oleh Desuperheater (attemperator) pada tekanan 60 bar abs. Jika suhunya lebih tinggi dari yang dibutuhkan, uap sebelum masuk turbin dipancar dengan air agar suhunya turun dan mencapai suhu yang diinginkan. Air pancar diperoleh dari percabangan air masuk HP Economizer, setelah pompa HP Feed
water Pump. Keuntungan uap dipanasi lanjut dibandingkan dengan uap jenuh adalah : Menambah etisiensi turbin Mencegah kerusakan blade turbin dari erosi karena kandensasi Dapat berjalan melalui pipa yang panjang dengan sedikit atau tanpa kondensasl. DESUPERHEATER (ATTEMPERATOR) Desuperheater atau Attemperator mempunyai sebuah Pneumatic control valve yang mengatur besarnya air pancar. Jumlah air pancar disesuaikan dengan besarnya kenaikan temperatur uap sebelum masuk turbin. Temperatur uap masuk turbin diatur konstan. Jika temperatur turun kadar air pada tingkat terakhir turbin akan besar (maksimum kadar air 12%) dan erosi dapat terjadi. Jika temperatur terlalu tinggi, logam turbin akan menjadi kelelahan (fatigue).
Gambar 3.8 HRSG PLTG Muara Karang Blok II Sumber : Foto Album Vatoni Susilo
1.7
Menjalankan HRSG
Diverter Damper HRSG dibuka Pembukaannya tergantung kepada mode start (dingin, sedang atau panas). Pembukaannya diatur berangsur-angsur misalnya 30 derajat selama 15 menit, 45 derajat untuk 10 menit, 65 derajat untuk 12 meit akhirnya 90 derajat sebagai posisi penuh. Venting drum dibuka untuk membuang udara yang terperangkap dan katub drain Superheater dibuka selama 10 menit, untuk membuang akumulasi air dan selanjutnya dipersiapkan untuk mengendalikan temperatur uap. Katup uap ke turbin ditutup dan katub by pass ke kondensor dibuka. Dengan masuknya gas bekas turbin gas, temperatur air naik dan mulai menguap. Penguapan terjadi di LP/HP evaporator dan memasuki drum masing-masing. Bila tekanan drum sudah mencapai 2 bar, katub venting di drum ditutup. Tekanan dan temperatur uap masuk akan terus naik. Laju kenaikan ini disesuaikan dengan instruction manual yang diberikan dan kenaikan temperatur diatur lewat katub drain. Selanjutnya, uap HP rum dapat dimanfaatkan untuk menjalankan ejector untuk membuat vakum kondensor. Uap ini disebut motive steam. Uap ini juga digunakan untuk perapat poros (gland steam) turbin. Setelah tekanan uap mencapai 20 bar, drain HP Suprheater dan drain pada jalur uap lainnya ditutup. By pass valve diatur mengendalikan tekanan uap. Tekanan uap LP dipertahankan 6,5 bar. Kenaikan tekanan uap HP diatur 2 bar per menit sampai dicapainya tekanan sliding sebesar 34 bar dimana HRSG sudah berbeban penuh. 1.8
Keuntungan PLTGU : Efisiensi panas lebih baik, sehingga biaya operasi Rp/kwh lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit thermal lainnya.
Penggunaan gas alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Tempat yang diperlukap tidak terlalu luas, sehingga biaya tanah lebilh sedikit. Pengoperasian PLTGU yang menggunakan komputerisasi memudahkan operasinya. Waktu yang dibutuhkan untuk membangkitkan beban maksimum 1 blok PLTGU relatif singkat yaitu 150 menit. Prosedur pemeiliharaan lebih mudah dilaksanakan dengan adanya fasilitas sistern diagnosa.