BAB III DESKRIPSI INSTANSI PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV A. Sejarah PT. Pertamina (Persero) PT.Pertamina (Persero) telah melewati beberapa fase perubahan, berikut ini adalah penjelasan fase-fase yang telah dilalui oleh PT.Pertamina (Persero) : a. 1975 Masa Kemerdekaan Pada 1950-an, ketika penyelenggaraan negara mulai berjalan normal seusai perang mempertahankan kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia mulai menginventarisasi sumber-sumber pendapatan negara, di antaranya dari minyak dan gas. Namun, saat itu pengelolaan ladang-ladang minyak peningga la n Belanda terlihat tidak terkendali dan penuh dengan sengketa. Sebagai contoh di Sumatera Utara banyak perusahaan kecil saling berebut untuk menguasa i ladang-ladang tersebut. b. 1968 Integrasi Pengelolaan Migas Indonesia Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN PERMINA sebagai tindak lanjut dari kebijakan pemerintah, bahwa pihak yang berhak melakukan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia adalah negara. Melalui satu Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan Presiden pada 20 Agustus 1968, PN PERMINA yang bergerak di bidang produksi digabung dengan PN PERTAMIN yang bergerak di bidang pemasaran guna menyatuka n tenaga, modal, dan sumber daya yang kala itu sangat terbatas. Perusahaan gabungan tersebut dinamakan PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (Pertamina)
c. 1971 Tonggak Migas Indonesia Untuk memperkokoh
perusahaan yang masih
muda ini,
Pemerinta h
menerbitkan Undang-Undang No. 8 tahun 1971, dimana di dalamnya mengatur peran Pertamina sebagai satu-satunya perusahaan milik negara yang ditugaskan melaksanakan pengusahaan migas mulai dari mengelola dan menghasilka n migas dari ladang-ladang minyak di seluruh wilayah Indonesia, mengola hnya menjadi berbagai produk dan menyediakan serta melayani kebutuhan bahan bakar minyak dan gas di seluruh Indonesia. d. 2001-2003 Dinamika Migas Indonesia Seiring dengan waktu, menghadapi dinamika perubahan di industri minyak dan gas nasional maupun global. Pemerintah menerapkan Undang-Undang No. 22/2001. Paska penerapan tersebut, Pertamina memiliki kedudukan yang sama dengan perusahaan minyak lainnya. Penyelenggaraan kegiatan bisnis PSO tersebut akan diserahkan kepada mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat, dan transparan dengan penetapan harga sesuai yang berlaku di pasar. Pada 17 Septermber 2003 Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina (Persero) berdasarkan PP No. 31/2003. Undang-Undang tersebut antara lain juga mengharuskan pemisahaan antara kegiatan usaha migas di sisi hilir dan hulu. e. 2005-2006 Masa Transformasi Pada 10 Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi persainga n bisnis, PT Pertamina mengubah logo dari kuda laut menjadi anak panah dengan tiga warna dasar hijau-biru- merah.
Logo tersebut menunjukkan
unsur
kedinamisan serta mengisyaratkan wawasan lingkungan yang diterapkan dalam aktivitas Perseroan.
Selanjutnya, pada 20 Juli 2006 PT Pertamina mencanangkan program transformasi perusahaan dengan 2 tema besar yakni fundamental dan bisnis. Untuk lebih memantapkan program transformasi itu, pada 10 Desember 2007 PT Pertamina mengubah visi perusahaan yaitu, “Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia”.
Menyikapi perkembangan global yang berlaku,
Pertamina mengupayakan perluasan bidang usaha dari minyak gas menuju ke arah pengembangan energi baru dan terbarukan, berlandaskan hal tersebut di tahun 2011 Pertamina menetapkan visi baru perusahaannya yaitu “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia”. B. Visi dan Misi PT. Pertamina (Persero) Visi PT. Pertamina (Persero) adalah “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia”, dan Misi PT. Pertamina (Persero) adalah “Menjalank an usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prins ip komersial yang kuat.” Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia, maka Perseroan sebagai perusahan milik
Negara turut melaksanakan dan menunja ng
kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nila i Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati serta kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru dan terbarukan (new and renewable energy) secara terintegrasi.
C. Tata Nilai Perusahaan Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut :
1.
CLEAN (BERSIH) Dikelola
secara profesional,
menghindari
benturan
kepentingan,
tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2.
COMPETITIVE (KOMPETITIF) Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghar ga i kinerja.
3.
CONFIDENT (PERCAYA DIRI) Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4.
CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberika n pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
5.
COMMERCIAL (KOMERSIAL) Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6.
CAPABLE (BERKEMAMPUAN) Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
D. Logo PT. Pertamina (Persero)
Setelah diberlakukannya Undang-Undang Migas No. 22 tahun 2001 dan peraliha n bentuk hukum Pertamina menjadi Persero pada tahun 2003, maka PT PERTAMINA (Persero) mengganti lambang dua kuda laut yang mengapit bintang menjadi logo huruf P yang berwarna biru, hijau, dan merah, yang hingga kini sudah dikenal masyarakat. Elemen logo yang membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan representasi anak bentuk panah, diartikan sebagai PT. PERTAMINA (Persero) yang bergerak maju dan progresif. Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil PT PERTAMINA (Persero) dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis, dimana:
a. Biru mencerminkan : Handal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab b. Hijau mencerminkan : Sumber daya energi yang berwawasan lingkungan c. Merah
mencerminkan
:
Keuletan
dan
ketegasan
serta
keberanian
dalammenghadapi berbagai keadaan Tulisan PERTAMINA dengan pilihan jenis huruf yang mencerminkan kejelasan dan transparansi serta keberanian dan kesungguhan dalam bertindak sebagai wujud positioning PERTAMINA baru. E. Profil PT. Pertamina Refinery Unit IV a. Sejarah PT. Pertamina Refinery Unit IV PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV Cilacap merupakan salah satu dari jajaran unit pengolahan di tanah air, yang memiliki kapasitas produksi terbesar yaitu 384.000 barrel/hari, dan terlengkap fasilitasnya. Kilang ini memiliki nilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60 % kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Kilang Pertamina RU IV ini merupakan kilang terbesar se-Asia Tenggara dan satu- satunya kilang di Indonesia yang memproduksi aspal juga base oil. Kilang- kilang yang ada di Refinery Unit IV ini terdiri dari :
1. Kilang Minyak I Kilang Minyak I dibangun tahun 1947 dengan kapsitas semula 100.000 barrel/hari.Kilang Minyak I ini beroperasi sejak diresmikan Presiden RI tanggal 24 Agustus 1976.Sejalan dengan peningkatan kebutuhan konsumen, tahun 1998/1999 ditingkatkan kapasitasnya melalui DebottleneckingProject sehingga menjadi 118.000 barrel/hari. Kilang ini dirancang untuk memproses bahan baku minyak mentah dari Timur Tengah, dengan maksud selain mendapatkan BBM sekaligus
untuk mendapatkan produk NBM yaitu dasar minyak pelumas (lube oil base) dan aspal. Mengolah minyak dari Timur Tengah bertujuan agar dapat menghasilka n bahan dasar pelumas dan aspal., mengingat karakter minyak dari dalam negeri tidak cukup ekonomis untuk produksi yang dimaksud. 2. Kilang Minyak II Kilang Minyak II ini dibangun tahun 1981, dengan pertimbangan untuk pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri yang terus meningkat.Kilang yang mulai beroperasi 4 Agustus 1983 setelah diresmikan Presiden RI., memilik i kapasitas awal 200.000 barrel/hari.Kemudian mengingat laju peningkatan BBM ditanah air, sejalan dengan proyek peningkatan kapasitas tahun 1998/1999 maka kapasitas
Kilang
Minyak
II
ini
juga
ditingkatkan
menjadi
230.000
barrel/hari.Kilang Minyak II ini mengolah minyak “cocktail” yaitu minyak campuran, tidak saja dari dalam negeri juga impor dari luar negeri. 3. Kilang Paraxylene Kilang Paraxylene Cilacap dibangun pada tahun 1988 dan beroperasi setelah diresmikan oleh Presiden RI tanggal 20 Desember 1990.Kilang ini menghasilka n produk NBM dan Petrokimia. Pertimbangan pembangunan kilang ini didasarkan pertimbangan : a. Tersedianya bahan baku Naptha yang cukup dari Kilang Minyak II Cilacap. b. Adanya sarana pendukung berupa dermaga tangki dan utilitas c. Disamping terbukanya peluang pasar baik didalam maupun luar negeri 4. Shulphur Recovery Unit (SRU)
Untuk mendukung komitmen terhadap lingkungan, pada tanggal 27 Februari 2002, RU IV membangun kilang SRU dengan luas area proyek 24.200 m2 , terdiri dari: unit proses dan fasilitas penunjang. Proyek ini dapat mengurangi emisi gas dari kilang RU IV, khususnya SO2, maupun shulphur dari sisa proses pengolaha n, sehingga emisi yang dibuang ke udara akan lebih ramah terhadap lingkunga n. Dengan dibangunnya SRU dapat meningkatkan off gas sebagai refinery fuel gas maupun flare gas sehingga dapat dijadikan bahan baku LPG & naptha (condensate), selain menghasilkan shulphur cair.
b. Visi dan Misi PT. Pertamina Refinery Unit IV VISI Menjadi Kilang Minyak yang kompetitif di Dunia.
MISI Mengolah Minyak Bumi menjadi produk BBM, Non BBM, dan Petrokimia untuk memberikan nilai tambah bagi Perusahaan.
Dengan Tujuan : Memuaskan Stakeholder melalui peningkatan kinerja Perusahaan secara Profesiona l, berstandar Internasional, dan berwawasan lingkungan. F. Produk Hasil Pengolahaan a. Aspal Aspal diproduksi oleh Kilang LOC I/II/III, dihasilkan oleh jenis Crude Oil jenis Asphaltic berbentuk semisolid, bersifat Non Metalik, larut dalam CS2 (Carbon Disulphide), mempunyai sifat waterproofingadhesive.Dikemas dalam
bentuk : bulk (curah), drum. Untuk kebutuhan skala kecil telah disediakan aspal kemasan karton ukuran 5, 10, 20 dan 25 kg.
b. -Heavy Aromate Heavy Aromate adalah produk sampingan dari Kilang PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pengolahan IV Cilacap yang diproduksi oleh unit Naptha Hydro Treater. c. Lube Base Oil Lube Base Oil adalah bahan baku pelumas atau disebut pelumas dasar, diproduksi oleh MEK Dewaxing Unit (MDU) I, II, dan III di Kilang PT PERTAMINA
(PERSERO)
Unit
Pengolahan
IV
Cilacap.
Diproduksi dalam bentuk cair. d. Low Sulphur Waxy Residu Low Sulphur Waxy Residue (LSWR) merupakan bottom produk yang diproduksi oleh Crude Distilasi Unit Kilang PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pengolahan IV Cilacap. e.
Minarex Minarex dihasilkan oleh Kilang minyak PT PERTAMINA (PERSERO) Unit Pengolahan IV Cilacap untuk memenuhi kebutuhan proccessing oil pada industr i barang karet, ban dan tinta cetak.
Minarex sebagai proccessing aid sangat penting perannya dalam pembuatan komponen karet pada industri ban dan industri barang karet, yaitu: Memperbaiki proses penulakan dan pemekaran karet, menurunkan kekentalan komponen karet.
f. Paraffinic Oil Paraffinic
oil produksi Kilang
PT PERTAMINA (PERSERO) Unit
Pengolahan IV Cilacap adalah proccessing oil dari jenis Paraffinic dengan komposisi Paraffinic Hydrocarbon, Nepthenic, dan sedikit Aromatic Hydrocarbon. g. Paraxylene h. Slack Wax i.
Toluene Toluene diproduksi oleh Kilang Minyak PT PERTAMINA (PERSERO) Unit
Pengolahan IV Cilacap dalam bentuk cair.