BAB III DESAIN PENELITIAN
A. Objek Penelitian Objek penelitian dari Pengaruh Efektivitas Praktek Kerja Industri dan Motivasi Berprestasi terhadap Penguasaan Soft Skill siswa Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMKN 11 Bandung adalah Variabel bebas dan Variabel terikat. Adapun yang menjadi Variabel bebasnya (independent variable), yaitu Efektivitas Praktek Kerja Industri sebagai Variabel 𝑋1 dan Motivasi Berprestasi sebagai Variabel 𝑋2 sedangkan Variabel terikatnya (dependent variable) adalah Penguasaan Soft Skill sebagai Variabel Y. Penelitian ini dilakukan di SMKN 11 Bandung, dengan pertimbangan sekolah ini memiliki potensi untuk berkembang baik diantara SMK lainnya. Sekolah ini beralamat di jalan Budi Cilember, kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Cimahi. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Desember 2011 sampai dengan penelitian ini berakhir. Sedangkan subjek penelitian ini adalah pembimbing praktek kerja industri yang terdiri dari pihak sekolah dan pihak perusahaan (DU/DI). B. Metode Penelitian Dalam mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode yang akan digunakan, karena hal ini merupakan pedoman atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian yang akan membawa
Nova Rosmianti, 2012 Pengaruh Efektifitas Praktek Kerja ... Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
43
peneliti kepada suatu kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti. Langkah-langkah dalam suatu penelitian disebut prosedur penelitian atau metode penelitian. Dalam metode penelitian akan terkandung beberapa alat serta teknik tertentu yang digunakan untuk menguji suatu hipotesis penelitian, hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Surakhmad (1998:131) yang menyatakan bahwa: Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran ditinjau dari penyelidikan serta dari situasi penyelidikan. Sugiyono (2008:1) yang menyatakan bahwa: “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu“. Tujuan adanya metode penelitian adalah untuk memberikan gambaran kepada peneliti mengenai langkah-langkah penelitian dilakukan, sehingga permasalahan tersebut dapat dipecahkan. Sugiyono (2006:160) menjelaskan “Metode
penelitian
adalah
cara
yang digunakan
oleh
peneliti
dalam
mengumpulkan data penelitiannya”. Arikunto (2002:136) menjelaskan ”Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) yaitu penelitian survei yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Masri Singarimbun
44
dan Sofian Effendi (1989:5) mengemukakan ”Metode explanatory survey yaitu metode untuk menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih melalui pengajuan hipotesis”. Objek telaahan penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antar dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya, atau apakah sesuatu variabel disebabkan ataukah tidak oleh variabel lainnya. Dengan penggunaan metode survei eksplanasi, penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara tiga variabel yaitu variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri, variabel Motivasi Berprestasi dan variabel Penguasaan Soft Skill. Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara efektivitas praktek kerja industri dan motivasi berprestasi terhadap penguasaan soft skill siswa serta seberapa besar pengaruh efektivitas praktek kerja industri dan motivasi berprestasi terhadap penguasaan soft skill siswa Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMKN 11 Bandung. C. Operasionalisasi Variabel Penelitian Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan persamaan persepsi sehingga terdapat persamaan pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Pentingnya definisi operasional dibahas karena terdapat banyak istilah-istilah berbeda yang digunakan untuk menyebutkan isi atau maksud
45
yang sama, atau sebaliknya istilah-istilah yang sama dipergunakan untuk menyebutkan isi atau maksud yang berbeda. Operasionalisasi variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu meluas. Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian. Menurut Sugiyono (2006:19) “variabel penelitian itu adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”. Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud yang terkandung dalam judul penelitian sehingga diharapkan akan menambah keragaman landasan berpikir peneliti dan pembaca. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh Efektivitas Praktek Kerja Industri dan Motivasi Berprestasi terhadap Penguasaan Soft Skill Siswa Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMKN 11 Bandung, maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang dimaksud:
a. Efektivitas Praktek Kerja Industri Efektivitas praktek kerja industri adalah suatu komponen praktek keahlian profesi yang dilaksanakan secara tepat, efektif dan efisien oleh siswa berupa kegiatan secara terprogram dari sekolah sesuai dengan kurikulum yang berlaku dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja profesional yang dilakukan di industri.
46
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Made Wena pada BAB II di atas, variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri dapat diukur melalui indikator 1) Perencanaan Praktek Kerja Industri, 2) Pengorganisasian Praktek Kerja Industri, 3) Penyelenggaraan Praktek Kerja Industri dan 4) Pengawasan Praktek Kerja Industri. Adapun indikator-indikator tersebut dicantumkan pada tabel berikut. Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri Variabel
Indikator
Efektivitas Praktek Kerja Industri (Variabel X1) Adalah suatu strategi dimana setiap siswa mengalami proses belajar melalui bekerja langsung (learning by doing) pada pekerjaan yang sesungguhnya. Dengan praktek kerja industri ini peserta 1. Perencanaan didik memperoleh pengalaman dengan bahan kerja serta membiasakan diri dengan perkembanganperkembangan baru. Wade Wena (1996:227)
Ukuran
Skala
No Item
1. Memahami tujuan praktek kerja industri
Ordinal
1
Ordinal
2
Ordinal
3
Ordinal
4
Ordinal
5
2. Memahami metode pelaksanaan praktek kerja industri 3. Melakukan pendataan bagi siswa yang akan mengikuti praktek kerja industri 4. Mengadakan sosialisasi/ pemberitahuan kepada orang tua tentang pelaksanaan praktek kerja industri 5. Memahami materi yang akan dipraktekan selama praktek
47
Variabel
Indikator
Ukuran
Skala
No Item
Ordinal
6
Ordinal
7
Ordinal
8
kerja industri 1. Menentukan tenaga pengajar/pembim bing dari pihak sekolah
2. Pengorganisasian
2. Menentukan tenaga instruktur dari pihak DU/DI 3. Menentukan penempatan siswa selama praktek kerja industri
1. Menentukan model penyelenggaraan Ordinal praktek kerja industri yang tepat
3. Penyelenggaraan
4. Pengawasan
2. Menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
9
Ordinal
10
3. Mengetahui standar profesi praktek kerja industri
Ordinal
11
4. Memahami standar profesi praktek kerja industri
Ordinal
12
1. Memberikan pengarahan tentang kontrol keselamatan kerja
Ordinal
13
48
Variabel
Indikator
Ukuran
Skala
No Item
dengan baik 2. Melakukan monitoring secara rutin
Ordinal 14
3. Adanya penilaian hasil belajar dan keahlian 4. Mengadakan sertifikasi kepada siswa 5. Mengevaluasi hasil tindak lanjut praktek kerja industri
Ordinal
15
Ordinal
16
Ordinal
17
b. Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan seseorang untuk melakukan suatu tujuan untuk lebih baik. Variabel Motivasi Berprestasi ini dapat diukur melalui indikator seperti yang dicantumkan pada tabel di bawah ini. Tabel 3. 2 Operasionalisasi Variabel Motivasi Berprestasi Variabel Motisvasi Berprestasi (Variabel X2) Motivasi berprestasi ialah suatu dorongan dalam diri
Indikator 1. Motivasi intrinsik
Ukuran
Skala
1. Tanggung jawab
Ordinal
2. Berani memikul resiko 3. Tujuan tinggi dan realistis 4. Mengembangkan
Ordinal Ordinal Ordinal
No Item 1 2 3 4
49
Variabel
Indikator
seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji” McClelland (Hamzah B. Uno, 2006:4)
Ukuran
Skala
rencana menyeluruh 5. Mencari kesempatan
Ordinal
6. Tepat waktu
Ordinal
7. Berusaha mendapatkan umpan balik 8. Perasaan Senang dan bangga 9. Mengerjakan sampai dengan selesai 10. Terus Belajar
2. Motivasi Ekstrinsik
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
11. Aktif
Ordinal
12. Mencari aktivitas penunjang 1. Hadiah
Ordinal
2. Kondisi Lingkungan sekolah 3. Kondisi Lingkungan Luar Sekolah 4. Metode Pembelajan Guru
Ordinal
Ordinal
Ordinal Ordinal
No Item 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
c. Penguasaan Soft Skill Adapun variabel Penguasan Soft Skill ini diukur melalui indikatorindikator yang tercantum pada tabel di bawah ini: Tabel 3. 3 Operasionalisasi Variabel Penguasaan Soft Skill Variabel Penguasaan Skill (Y) merupakan keterampilan
Indikator Soft jenis yang
1. Kemampuan berkomunikasi
Ukuran 1. Komunikasi lisan lancar 2. Dapat Berinteraksi dengan
Skala
No Item
Ordinal
1
Ordinal
2
50
Variabel
Indikator
lebih banyak terkait dengan sensitivitas perasaan seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya yang disebabkan oleh atribut-atributnya. 2. Kemampuan Atribut soft skill Berorganisasi meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter sikap dan praktek di lapangan. 3. Kepemimpinan Patrick S. O’Brien (Ichsan, 2008:14)
Skala
No Item
Ordinal
3
Ordinal
4
2. Disiplin waktu
Ordinal
5
3. Tanggung jawab
Ordinal
6
4. Jujur
Ordinal
7
1. Adil
Ordinal
8
2. Peduli
Ordinal
9
1. Berfikir logis
Ordinal
10
2. Bertindak logis
Ordinal
11
Ordinal
12
Ordinal
13
Ordinal
14
Ordinal
15
1. Mudah bergaul
Ordinal
16
2. Cekatan
Ordinal
17
3. Memiliki Jiwa Empati
Ordinal
18
1. Ramah
Ordinal
19
2. Sopan dan santun
Ordinal
20
Ukuran masyarakat 3. Komunikasi sopan santun dan halus 1. Mampu mengelola rapat
4. Logika
5. Ketahanan menghadapi tekanan
6. Bekerjasama dalam Tim
7. Etika
1. Mampu menghadapi tekanan 2. Mampu bertahan menghadapi tekanan 3. Mampu menyelesaikan masalah 4. Mampu mencari solusi permasalahan
51
D. Jenis dan Sumber Data Penelitian Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang diinginkan dan dapat diperoleh secara langsung dari subjek yang berhubungan langsung dengan penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini berasal dari pembimbing praktek kerja industri pada Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMKN 11 Bandung baik dari pihak sekolah ataupun pihak DU/DI. Sumber data sekunder yaitu sumber data yang subjeknya berhubungan secara tidak langsung dengan objek penelitian tetapi sifatnya membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah Wakasek Bidang Humas dan Hubin, sejumlah guru Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMKN 11 Bandung, siswa, kepustakaan dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian. E. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian disebut populasi. Arikunto (2006:130) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Riduwan (2006:7) mengemukakan bahwa “Populasi merupakan objek tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Pengertian yang lebih spesifik diungkapkan oleh Sugiyono (2006:54) yang berpendapat bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
52
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini terdiri atas guru pembimbing praktek kerja industri di SMKN 11 Bandung dan pembimbing praktek kerja industri dari DU/DI. Adapun gambaran tentang jumlah populasi penelitian dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 3. 4 Populasi Pembimbing Praktek Kerja Industri SMKN 11 Bandung No. 1 2 3 4 5 6
Guru Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Pemasaran Akuntansi Rekayasa Perangkat Lunak Multimedia Teknik Komputer Jaringan JUMLAH
Jumlah Pembimbing 12 8 10 9 6 3 48 orang
Sumber: Dokumen dari Tata Usaha SMKN 11 Bandung, diolah oleh penulis
Tabel 3. 5 Populasi Pembimbing Praktek Kerja Industri DU/DI No.
Perusahaan yang Bekerjasama dengan Sekolah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Jabar Balai Penerbitan Braile Indonesia (BPBI) Abiyosi STISI Telkom BAPEDA Kota Cimahi Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jabar Dinas Perekonomian dan Koperasi Pemkot Cimahi Dinas Sosial Prov. Jabar Jamsostek Cimahi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) LPMP Jawa Barat Pemerintah Kota Bandung Dinas Bangunan
Jumlah Pembimbing 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang
53
No. 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Perusahaan yang Bekerjasama dengan Sekolah Pemerintah Kota Cimahi PLN Cimahi Politeknik Bandung PT Dirgantara Indonesia PT Hutama Karya PT Indofood PT Industri Telekomunikasi (Persero) PT Askes Indonesia PT Bank Jabar Cabang Cimahi PT Daya Anugrah Mandiri (ADIRA MOTOR) Bandung PT PLN (PERSERO) UPJ PRIMA PT Pos Indonesia PT Telkom Kandatel Bandung PT Bank Jabar Cabang Cimahi PT Chitose Indonesia MFG PT Pos Indonesia (Persero) PT Telkom Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tekmira PT Samudera Industri Bank Mandiri Syariah Cimahi Darul Jannah Cottage Bandung Bank BTPN Cabang Bandung PT Abadi Mukti Kirana PT Jasa Marga PT Askes Cimahi FPBS UPI PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Astra Daihatsu PT Daya Adira Mustika Pemkot Bandung Samsat Cimahi JUMLAH
Jumlah Pembimbing 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 42 Orang
Sumber: Dokumen dari Tata Usaha SMKN 11 Bandung, diolah oleh penulis, 2012.
54
2. Teknik Penarikan Sampel Penelitian Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Sugiyono (2006:56) menyatakan bahwa “Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam melaksanakan penelitian walaupun tersedia populasi ada kalanya peneliti mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (Riduwan, 2006:9). Sesuai dengan pendapat Arikunto (2002:112) bahwa: Bila jumlah subjek populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bila jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10 – 15%. Sedangkan untuk subjeknya kurang dari 100 dapat diambil 20 – 25% atau lebih. Teknik sampel yang digunakan yaitu purposive sample atau sampel bertujuan. “Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.” Mohamad dalam Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi (1987: 65). Terkait dengan kebutuhan dalam penelitian yang berfokus pada persepsi pembimbing praktek kerja industri Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen ini, maka sampel dalam penelitian ini adalah 100% berasal dari guru pembimbing praktek kerja industri Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen yang berjumlah 30 orang, serta 25% sampel dari pembimbing praktek kerja industri berasal dari DU/DI. Mengingat pelaksanaan praktek kerja industri di SMKN 11 Bandung ini diatur secara periodik serta dikarenakan adanya keterbatasan biaya, tenaga, waktu dan jarak tempat antar setiap perusahaan yang berjauhan, maka dalam penelitian
55
ini pengambilan data dari DU/DI tidak semua diteliti. Oleh karena itulah penelitian ini mengambil sebagian sumber data yang telah ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut dapat mewakili bagian lain yang diteliti. Sehingga DU/DI yang akan dijadikan sumber penelitian ini dapat dihitung 42 perusahaan x 25 % = 11 orang pembimbing praktek kerja industri dari perusahaan. 3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian Peneliti perlu menggunakan instrumen sebagai pengumpul data agar data yang diperoleh akurat. Arikunto (2002:150) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan, data agar pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Pengumpulan data atau informasi merupakan prosedur dan prasyarat bagi pelaksanaan pemecahan masalah penelitian. Dalam pengumpulan data ini, diperlukan cara-cara dan teknik tertentu sehingga data dapat dikumpulkan dengan baik. Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan dan sesuai untuk mendukung jalannya penelitian sehingga dapat menghasilkan suatu gambaran dalam pemecahan masalah yang dikajinya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: a. Observasi Observasi merupakan pengamatan terhadap objek penelitian dengan memakai alat indera, terutama mata dan membuat catatan hasil pengamatan itu.
56
Pada penelitian deskriptif observasi langsung bermanfaat untuk mengumpulkan data dan informasi, baik mengenai aspek-aspek material maupun tingkah laku manusia. Melalui observasi diperoleh data tentang gambaran efektivitas praktek kerja industri, tingkat motivasi berprestasi dan penguasaan soft skill siswa. b. Studi Dokumentasi Untuk teknik pengumpulan data penunjang digunakan studi dokumentasi, menurut Riduwan (2006:77) bahwa “dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, data yang relevan penelitian”. Studi dokumentasi ini bersumber dari dokumen yang dimiliki SMKN 11 Bandung terdiri dari laporan kegiatan praktek kerja industri, contoh sertifikat praktek kerja industri, daftar guru-guru SMKN 11 Bandung, dan daftar DU/DI yang telah bekerjasama dengan pihak sekolah. c. Wawancara Menurut Riduwan (2006:74) wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada sumber data yang ada di lokasi untuk mengetahui gambaran efektivitas praktek kerja industri dan motivasi berprestasi serta kaitannya terhadap penguasaan soft skill siswa Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMKN 11 Bandung. Wawancara ini dilakukan kepada pembimbing praktek kerja industri dari sekolah dan DU/DI, Ketua Prodi Kompetensi Keahlian, Wakasek HUBIN, dan siswa.
57
d. Kuesioner Penulis menyebarkan angket (seperangkat daftar pertanyaan yang harus responden jawab). Bentuk angket yang disebar adalah angket tertutup yaitu pada setiap pernyataan telah disediakan sejumlah alternatif jawaban untuk dipilih oleh setiap responden dengan menggunakan kategori Likert skala penilaian lima.
Selain itu dalam penelitian ini diperlukan studi kepustakaan yang dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan, acuan atau landasan teoritis yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti yang dilakukan selama penyusunan skripsi. Studi kepustakaan ini merupakan studi yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku (literatur) dan pemilihan teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. F. Konversi Data Jenis data yang akan dikumpulkan oleh peneliti berkaitan erat dengan metode statistika yang digunakan. Oleh karena itu setiap jenis data yang tidak memenuhi syarat dilakukannya suatu metode statistika tertentu, harus dirubah atau dikonversi ke dalam jenis data yang sesuai dengan metode statistika yang akan digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi ganda. Sementara itu tingkat pengukuran yang
digunakan
adalah
ordinal.
Oleh
karena
analisis
regresi
ganda
mengisyaratkan skala pengukuran interval, maka tingkat pengukuran ordinal harus
58
dikonversi menjadi interval. Salah satu metode konversi data yang akan digunakan dalam penelitian adalah metode succesive interval (MSI). Langkah kerja yang dapat dilakukan untuk merubah jenis data ordinal ke data interval melalui method of successive intervals adalah (Sambas A. Muhidin dan Maman Abdurahman, 2007): 1. 2.
Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab (memberikan) respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n), kemudian tentukan proporsi untuk setiap alternatif jawaban responden tersebut. P
3.
fi n
Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif untuk setiap alternatif jawaban responden. Pk1 = f1 Pk2 = f1 + f2 …
4.
5.
6.
Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, hitung nilai z untuk setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif jawaban responden tadi. Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan menggunakan rumus: SV = (Density at lower limit dikurangi Density at upper limit) dibagi (Area under upper limit dikurangi Area under lower limit). Density at lower limit - Density at upper limit SV = Area under upper limit - Area under lower limit Melakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai skala ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus:Y = SVi + |SVMin|. Dengan catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar diubah menjadi sama dengan satu (=1).
G. Pengujian Instrumen Penelitian Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang
59
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Menurut Sugiyono (2008:137) “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel. 1. Uji Validitas Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar. Menurut Arikunto (2002:168) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Instrumen penelitian dapat dikatakan valid apabila alat tersebut cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tinggi rendahnya nilai
validitas suatu
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Dengan demikian syarat instrumen dikatakan memiliki validitas apabila sudah dibuktikan melalui pengalaman, yaitu melalui sebuah uji coba atau tes. Tes yang valid adalah tes yang dapat mengukur dengan tepat dan teliti gejala yang hendak diukur. Uji
60
validitas instrumen menggunakan analisa item, yakni dengan mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total. Pengujian validitas instrumen adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:
rxy
N ( X iYi ) ( X i )( Yi ) [ N X i ( X i ) 2 ][ N Yi ( Yi ) 2 ] 2
2
(Arikunto, 1998:162)
Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y
N
= Jumlah responden
Xi
= Nomor item ke i
Xi
= Jumlah skor item ke i
X 12
= Kuadrat skor item ke i
X i2 = Jumlah dari kuadrat item ke i
Y
= Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
Yi 2
= Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
Yi 2
= Toral dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden
X i Yi = Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang
diperoleh tiap respoden Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
61
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba intrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang responden. 2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen. 3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket. 4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya. 5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu. 6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh. 8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2, dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan = 5%. 9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya : 1. jika rxy hitung > r tabel, maka valid
62
2. jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid Jika instrumen itu valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada kuesioner penelitian. Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Setelah rhitung, kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan taraf nyata () = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95% dengan db=n-2. Jika thitung > ttabel maka item tersebut dinyatakan signifikan (valid) dan sebaliknya jika thitung < ttabel maka item tersebut dinyatakan tidak signifikan (tidak valid). 2. Uji Reliabilitas Pengujian alat pengumpulan data kedua adalah pengujian realibilitas instrumen. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178). Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach, yaitu sebagai berikut :
2 k i r11 1 t2 k 1
Keterangan: r11
= reliabilitas instrumen
63
k
= banyaknya bulir soal 𝜎𝑖2
𝜎𝑖2
= jumlah varians = varians total
Rumus variansnya adalah sebagai berikut:
𝜎22 =
x2
x
2
𝑁
(Suharsimi Arikunto, 1993:236)
Keterangan: 𝜎2𝑖 𝑥 N
= varians = jumlah skor = jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menyebar instrumen yang akan diuji realibilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. 2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen. 3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket. 4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
64
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu. 6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 7. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 8. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh. 9. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh. 10. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total 11. Menghitung nilai koefisien alfa. 12. Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2. dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan = 5%. 13. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya: 1. Jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel, 2. Jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel. H. Uji Persyaratan Analisis Data Alasan dilakukannya pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian ini adalah karena analisis data (analisis regresi ganda) yang digunakan merupakan analisis parametrik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis data untuk melihat apakah data yang diperoleh memenuhi atau tidak untuk dilakukannya analisis parametrik.
65
Pengujian persyaratan analisis data meliputi uji normalitas, homogenitas dan linieritas (Sambas A. Muhidin dan Maman Abdurahman, 2007). Uji normalitas, dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi data. Dengan diketahuinya suatu kelompok data distribusi normal maka estimasi yang kuat sangat mungkin terjadi atau kesalahan mengestimasi dapat diperkecil/dihindari. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Liliefors Test. Kelebihan Liliefors Test adalah penggunaan/ perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil. (Harun Al Rasyid, 2005). Proses pengujian Lilifors Test menurut Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin (2006:289) dapat mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Menyusun data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data. 2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangann-bilangan itu (frekuensi harus ditulis). 3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya. 4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). 5. Menghitung nilai z untuk menghitung theoretical proportion pada tabel z. 6. Menghitung theoretical proportion. 7. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya. 8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak Ho jika D > D(n,α) Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett. Langkahlangkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin (2006:295) adalah:
66
1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut. 2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel Uji Barlett. 3. Menghitung varians gabungan. 4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett. 6. Menghitung nilai X2 7. Menentukan nilai dan titik kritis. 8. Membuat kesimpulan.
Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi menurut Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin (2006:296) adalah: 1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus: JK reg(a) = (ΣY)2 n 3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus: 𝑋. 𝑌 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑏/𝑎) = 𝑏 𝑋𝑌 − 𝑛 4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = ΣY2 – JKreg (b/a) – JK reg (a) 5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JK reg (a) 6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JKreg (b/a) 7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus: RJKres = JKres N–2 8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
67
𝑌2 −
𝐽𝐾𝐸 = 𝑘
𝑌 𝑛
2
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKres – JKE 10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus: RJKTC = JKTC K–2 11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE = JKE N–k 12. Mencari nilai uji F dengan rumus: F = RJKTC RJKE 13. Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier. 14. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 % 15. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan. I. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yan berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain: (a) mendeskripsikan data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik
68
populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut maka langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. b. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data. c. Tahap coding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada. d. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan dua macam teknik yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial. 1. Analisis Deskriptif Sambas A. Muhidin dan Maman Abdurrahman (2007:53) menyatakan bahwa: Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti yang dijelaskan
dalam
operasional
variabel.
Sedangkan
pengujian
hipotesis
69
menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam bentuk interval. Dengan demikian data ordinal hasil pengukuran diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Interval (MSI). Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian yang akan diteliti, terlebih dahulu dibuatkan tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui seberapa banyak responden yang menyatakan sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan. Kemudian berdasarkan jawaban tersebut masing-masing indikator dideskripsikan untuk mengetahui gambaran mengenai variabel yang diteliti. 2. Analisis Inferensial Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Dengan demikian, teknik analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis sebagai bahan untuk membuat kesimpulan penelitian. Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka digunakan analisis regresi ganda yang dilakukan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi). Berkaitan dengan kedua teknik analisis data di atas, analisis data dalam penelitian ini diarahkan untuk menjawab permasalahan sebagaimana diungkapkan pada rumusan masalah. Setelah data dideskripsikan kemudian dilanjutkan dengan
70
melakukan pengujian statistik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efektivitas praktek kerja industri dan motivasi berprestasi terhadap penguasaan soft skill siswa Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMKN 11 Bandung. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Analisis Regresi Ganda Menurut Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin (2006:250) “analisis regresi ganda merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana, kegunaanya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebasnya dua atau lebih”. Dalam analisis regresi ganda ini, variabel yang diramalkan yaitu variabel Penguasaan Soft Skill (Y) dan yang mempengaruhinya yaitu variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri (X1) dan variabel Motivasi Berprestasi (X2). Persamaan regresi untuk dua variabel bebas adalah sebagai berikut. Y = a + b1X1 +b2X2 Keterangan: Y
= Variabel Dependen yaitu Penguasaan Soft Skill
a
= Konstanta
b1
= Koefisien Regresi untuk Efektivitas Praktek Kerja Industri
b2
= Koefisien Regresi untuk Motivasi Berprestasi
X1 = Variabel Independen yaitu Efektivitas Praktek Kerja Industri X2 = Variabel Independen yaitu Motivasi Berprestasi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi ganda adalah sebagai berikut:
71
a. Data mentah (sumber data penelitian yang berisikan nilai X1, X2, dan Y dari sejumlah responden) disusun terlebih dahulu ke dalam tabel penolong (tabel yang berisikan ∑Y, ∑X1, ∑X2, ∑ X1Y, ∑X2Y, ∑X1X2, ∑X1, ∑X2) b. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a,b1, dan b2 dapat menggunakan persamaan berikut:
x x y x x x y 2 2
b1
1 2
(x )(x ) x1 x2 2 2
2 2
x x y x x x y 2 1
b2
a
1
2 1
2
1 2
(x )(x ) x1 x2 2 1
2 2
1
2
Y b x b x
2 n
1
1
n
n
2
Sumber: Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin (2006:250)
c. Melakukan perhitungan untuk memperoleh nilai ∑X12, ∑X22, ∑X1Y, ∑X2Y, ∑X1X2 dengan rumus:
x
2
1
x
2 2
X1 2
( X 1 ) 2
X2 2
x y X Y 1
x
2
n ( X 2 ) 2 n ( X 1 )( Y )
1
y X 2Y
x x
1 2
n
( X 2 )( Y )
X1 X 2
n ( X 1 )( X 2 ) n
Sumber: Sambas A. Muhidin dan Maman Abdurrahman (2009:203)
72
b. Koefisien Determinasi Untuk menguji seberapa besar pengaruh efektivitas praktek kerja industri dan motivasi berprestasi terhadap penguasaan soft skill, maka digunakan koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100%
J. Pengujian Hipotesis Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini. Alat yang digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel terikat) pada penelitian ini, maka alat yang digunakan ialah analisis regresi ganda. Pengujian keberartian pada analisis regresi ganda dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin, 2006:245-255): 1.
Menentukan rumusan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu: Hipotesis 1:
73
H0 : yx = 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan 1
efektivitas praktek kerja industri terhadap penguasaan soft skill siswa Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMKN 11 Bandung. H1 : yx ≠ 0, 1
artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan efektivitas praktek kerja industri terhadap penguasaan soft skill siswa Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMKN 11 Bandung.
Hipotesis 2: H0 : yx = 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan 2
motivasi berprestasi terhadap penguasaan soft skill siswa Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMKN 11 Bandung. H1 : yx ≠ 0, 2
artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi berprestasi terhadap penguasaan soft skill siswa Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMKN 11 Bandung.
Hipotesis 3: H0 : R y ( x x ) = 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan 1 2
efektivitas praktek kerja industri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap penguasaan soft skill siswa
74
Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMKN 11 Bandung. H1 : R y ( x x ) ≠ 0, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan efektivitas 1 2
praktek kerja industri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap penguasaan soft skill siswa Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen di SMKN 11 Bandung. 2.
Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistik yang digunakan adalah uji F, yaitu;
F
S1
2
S2
2
Untuk menentukan nilai Uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menentukan jumlah kuadrat Regresi dengan rumus: JK (Re g ) b1 x1 y b2 x2 y ... bk xk y
b. Menentukan jumlah kuadrat Residu dengan rumus:
( Y ) 2 JK (Re s ) Y 2 n
JK (Re g )
c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = ΣY2 – JKreg(a/b) – JKreg(a) d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JKreg(a)
75
e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a) f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus: RJKres = JKres n-2 g. Menghitung nilai F dengan rumus: JK (Re g ) Fhitung
k JK (Re s ) n k 1
dengan k = banyaknya Variabel bebas 3.
Membandingkan nilai uji F terhadap nilai F tabel dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak 𝐻0 ;
4.
Membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini, kriteria kesimpulan adalah Tolak H0, jika nilai hitung t atau F lebih besar dari nilai tabel t atau F.