BAB III ANALISIS PERANCANGAN
3.1 Analisis Tapak
3.1.1
Potensi Tapak Pemilihan tapak untuk pembangunan auditorium musik ini dilatar belakangi oleh beberapa faktor, antara lain : a. Komunitas pecinta musik klasik banyak terdapat di daerah Bandung Utara, karenanya diharapkan auditorium ini dapat menjadi suatu wadah untuk mengembangkan musik klasik. b. Perkembangan musik di kawasan Bandung Utara lebih maju bila dibandingkan dengan bagian kota Bandung lain. Hal ini terlihat dari banyaknya institusi pendidikan musik yang ada di Bandung Utara. Selain itu pertunjukan musik lebih banyak terjadi di daerah Bandung Utara. c. Berada di daerah pusat kota bagian Bandung Utara dan dekat dengan bangunan-bangunan publik lain seperti : factory outlet, hotel, butik, restoran, dan lain-lain yang diharapkan dapat menjadi fasilitas akomodasi pengunjung terutama wisatawan. d. Terletak pada satu kawasan yang strategis dan mudah dijangkau karena berada di sebelah utara kota Bandung yang merupakan jalur pariwisata dan sudah dikenal oleh banyak orang. e. Acessibility/pencapaian yang memiliki kemudahan dengan banyaknya jalan pencapaian bagi sarana transportasi pribadi maupun umum.
Kendala Tapak Di sekitar tapak banyak sekali bangunan-bangunan publik yang sifatnya komersil, sehingga pada waktu-waktu tertentu, seperti hari libur, banyak berdatangan para wisatawan baik dari luar kota maupun luar negeri, ini menyebabkan kondisi jalan di sekitar tapak menjadi macet.
Auditorium Musik Klasik
42
3.1.2
Fungsi dari Berbagai Kegiatan Sekitar Tapak
Gambar 3. 1 Fasilitas pendukung di sekitar tapak.
Lahan sekitar proyek sebagian digunakan untuk fungsi komersial, seperti ruko, pusat perbelanjaan, bangkel, restoran, kantor. Pusat perbelanjaan yang berada dekat dengan lahan yaitu Setrasari Mall, dan kawasan Ruko Setrasari. Di areal Ruko Setrasari terdapat berapa restoran, sejumlah kantor, tempat kursus, toko, dan lain-lain. Dalam rencana tata ruang, lahan di sekitar proyek direncanakan sebagai pusat sekunder kota Bandung. Penggunaan lahan di sekitar proyek adalah fungsi jasa, komersial, dan permukiman.
3.1.3
Kondisi Tapak Lahan merupakan tanah kosong yang diasumsikan telah dibeli dan penghuni sebelumnya telah direlokasi oleh pihak pengembang untuk selanjutnya dikembangkan menjadi fasilitas auditorium musik.
Auditorium Musik Klasik
43
Karakter kuat kawasan ini adalah sebagai pusat sekunder kota Bandung, maka fungsi-fungsi komersial banyak sekali terdapat di dalamnya. Di samping itu di kawasan tersebut terdapat sebuah perguruan tinggi swasta, UKM Maranatha, sehingga permukiman yang ada di kawasan tersebut banyak terdapat permukiman yang berfungsi sebagai tempat kos.
Gambar 3.2 Kondisi Tapak Sumber: Survey 2007
3.1.4
Kondisi Jalan di Sekitar Tapak Lahan proyek terletak di Jl. Prof. Sutami. Lebar total dan lebar efektif Jl. Prof. Sutami ialah 7 m. Jalan ini merupakan jalan dua arah dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, juga merupakan jalan yang menghubungkan Jl. Prof. Surya Sumantri dengan Jl. Setrasari. Perkerasan Jl. Prof. Surya Sumantri adalah aspal yang kondisinya baik. Sirkulasi pedestrian tersedia di kedua sisi jalan selebar ± 1,5 m, namun belum mendapat perhatian khusus.
Auditorium Musik Klasik
44
Jalan Setra Murni, merupakan jalan dari Jalan Surya Setra, yang merupakan jalan bagi penduduk. Tingkat kepadatannya rendah, karena jalan ini bukanlah jalan utama. Lebar Jl. Setra Murni + 5 meter.
Gambar 3.3 Kondisi Jalan di Sekitar Tapak Sumber: Survey 2007
3.1.5
Sirkulasi dan Pencapaian Tapak Batas lahan sebelah selatan adalah ruas Jl. Prof. Sutami dan Ruko Setrasari. Jalan Prof. Sutami merupakan jalan dua arah dengan lebar 7 m. Pada masing-masing sisi jalan terdapat jalur pedestrian selebar + 1,5 m, dengan perkerasan berupa paving. Kondisi lalu lintas pada ruas jalan ini relatif padat kira-kira ± 20 kendaraan per menit. Pada jam-jam sibuk sering terjadi kemacetan disebabkan volume kendaraan yang melintas cukup meningkat, meningkatnya volume kendaraan dikarenakan jalan ini merupakan satu-satunya yang menghubungkan jalan Setrasari dengan jalan Prof. Surya Sumantri. Dan kendaraan yang berasal dari Prof. Surya Sumantri yang ingin menuju Setiabudi harus melewati jalan ini.
Auditorium Musik Klasik
45
Namun tingkat kemacetan yang terjadi tidak terlalu tinggi, bisa dikatakan ramai lancar. Sedangkan Jalan Setra Murni merupakan jalan dua arah dengan lebar 5 m. Kondisi lalu lintas pada ruas jalan ini lebih lengang. Kondisi lalu lintas tergolong lengang/sepi karena merupakan akses ke kawasan permukiman, di Jl. Surya Setra. Pada masing-masing ruas jalan sudah dilengkapi dengan saluran drainase kota. Dimana saluran drainase kota yang utama berada di jalan Prof.Sutami dan jalan Prof Surya Sumantri.
Arus kendaraan
Gambar 3.4 Sirkulasi dan Pencapaian Tapak
3.1.6
Tingkat Kebisingan Cukup Bising
Agak bising
Sangat Bising
Gambar 3.5 Tingkat Kebisingan
Auditorium Musik Klasik
46
Tingkat kebisingan pada lokasi tergolong sedang (tidak terlalu bising), karena frekuensi kepadatan lalu lintas tidak terlalu tinggi namun cukup mengganggu. Untunglah keberadaan vegetasi menyaring kebisingan, sehingga kebisingan di daerah tersebut menjadi berkurang. Sedangkan Jl. Setra Murni yang memiliki frekuensi kepadatan lalu lintas lebih rendah tingkat kebisingannya tidak perlu dikawatirkan. Hal ini dikarenakan kawasan sekitarnya merupakan kawasan permukiman.
3.1.7
Vegetasi Vegetasi eksisting berupa pohon pisang dengan ketinggian pohon mencapai 2,5 meter. Terdapat jalur hijau yang menyertai jalur pedestrian. Selain itu pohon peneduh dengan tinggi mencapai 10 meter berada di sekitar tapak. Vegetasi yang ada di sekitar lahan merupakan vegetasi penutup tanah. Vegetasi yang terdapat di sepanjang Jl. Prof. Sutami agak gersang, jarak penempatannya tidak teratur, tidak membuat suasana teduh.
3.1.8
Batas Fisik Lahan
•
Batas utara lahan adalah perumahan penduduk dan sawah kering
•
Batas selatan lahan adalah Jl. Prof. Sutami, ruko dan Setrasari Mall.
•
Batas timur lahan adalah sawah kering, bengkel dan masjid
•
Batas barat lahan adalah sawah kering, ruko, kios penjual tanaman
3.1.9
Orientasi Matahari Untuk fasade bangunan yang menghadap ke arah Selatan, yaitu fasilitas –fasilitas yang sifatnya publik (hall utama, retail dan café) dibuat transparan, bukaanbukaan yang maksimal orang dapat melihat masuk ke dalam ruangan namun berguna dalam pencahayaan alami. Sedangkan untuk fasade bangunan yang menghadap ke arah Barat, membutuhkan pengolahan khusus, yaitu dengan membuat sun shading atau filter untuk menangkal sinar matahari.
Auditorium Musik Klasik
47
u
Matahari pagi berguna dalam pencahayaan alami
Matahari sore yang terasa panas sehingga memerlukan pengolahan pada bangunan
Gambar 3.6 Orientasi Matahari
3.1.10 Zoning Fungsi hall, café dan retail (publik) diletakkan disebelah Timur dengan orientasi ke jalan. Fungsi pendidikan diletakkan di sebelah Timur tapak namun tidak berorientasi ke Jalan dan fungsi Auditorium diletakkan di sebelah Barat tapak dengan pertimbangan agar jauh dari kebisingan.
Privat
SemiPrivat
PUBLIK
Gambar 3.7 Zoning
Auditorium Musik Klasik
48
3.1.11 Pandangan dari Lahan Lahan memiliki pemandangan positif ke arah selatan yaitu kawasan komersial, kawasan ruko Setrasari Mall. Pandangan ke barat daya menghadap ke jalan Prof.Surya Sumantri. Dan pandangan ke arah utara dan timur dinilai kurang positif karena menghadap bagian perumahan penduduk dan bengkel.
3.1.12 Utilitas Tapak Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung (2013) : •
Rencana jaringan air bersih. Dengan kapasitas distribusi yang sangat terbatas PAM Kotamadya Bandung baru dapat melayani sekitar 42 % dari kebutuhan penduduk. Sumber air bersih itu diperoleh dari Sungai Cisangkuy (85 %), beberapa mata air (10 %) dan sumur artesis di beberapa bagian kota 5 %. Untuk mengatasi dampak kekurangan air tersebut, hendaknya diupayakan adanya sumur dalam/artesis sebagai cadangan air.
•
Rencana jaringan air kotor. Berdasarkan hasil proyeksi produksi limbah domestik Kota Bandung tahun 2008 adalah sebesar 218638 m3/hari (dengan asumsi cakupan pelayanan sebesar 60%) dan 329864 m3/hari pada tahun 2013 (dengan asumsi cakupan pelayanan sebesar 80%). Sedangkan saat ini jaringan air kotor sistem terpusat yang diterapkan hanya mampu melayani 881,000 jiwa atau sekitar 105753,4 m3/hari. Hal ini memperlihatkan bahwa kondisi pelayanan publik dari air kotor masih jauh dari yang dibutuhkan. Namun demikian, pengembangan sistem publik prasarana air kotor ini tidak memungkinkan untuk dikembangkan, mengingat dana yang dibutuhkan cukup besar, dan perbaikan kondisi air bersih lebih mendapatkan prioritas, sehingga
Auditorium Musik Klasik
49
hingga tahun 2013 penanganan air limbah lebih ditekankan pada pengoptimalan sistem yang sudah ada. Untuk wilayah Sukajadi yang saat ini belum dapat terlayani dengan sistem terpusat maka direncanakan untuk membuat sistem setempat, berupa tangki septik atau cubluk. •
Sistem pembuangan sampah di wilayah Sukajadi diatur sebagai berikut : - Wilayah Sukajadi dibagi dalam zona-zona pengumpulan sampah. - Masing-masing zona mempunyai pusat pengumpulan sampah yang dapat mengklasifikasikan sampah menurut jenisnya. - Sampah organik dikirim ke tempat pengolahan sampah sedang sampah anorganik dikumpulkan di tempat pembuangan yang telah ditentukan.
Pada perancangan Auditorium ini, sumber air bersih diperoleh dari PAM dan sumur dalam. Pada fasilitas ini distribusi air bersih menggunakan sistem pendistribusian Up Feed, air didistribusikan dari sumbernya (reservoir bawah) ke ruang yang membutuhkan dengan mengandalkan alat pompa agar dapat mengalirkan air ke arah atas. Sedangkan pembuangan air kotor pada fasilitas ini menggunakan sistem pembuangan terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana setiap jenis air buangan dikumpulkan dan disalurkan secara terpisah. Untuk air bekas mandi, wudhu, bath tub dikumpulkan, ditampung pada septictank yang kemudian dibuang ke riool kota. Untuk air kotor dari kloset, masuk ke bak kontrol yang dapat dikontrol apa bila terjadi penyumbatan kemudian dikumpulkan di septictank, lalu masuk ke sumur resapan dan dibuang ke riool kota.
Auditorium Musik Klasik
50
3.1.13 Kesimpulan Analisis Tapak Dari analisis-analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam kasus perancangan auditorium musik ini adalah sebagai berikut :
Potensi: Berada di Bandung Utara, dekat dengan komunitas pecinta musik klasik, selain itu perkembangan musik di bandung utara lebih pesat. Letaknya dekat dengan bangunan-bangunan publik lain seperti : factory outlet, hotel, butik, restoran, dan lain-lain yang diharapkan dapat menjadi fasilitas akomodasi pengunjung terutama wisatawan.
Fungsi dan kondisi tapak Berada di areal pusat perbelanjaan Setrasari Mall, sehingga lahan sekitar proyek sebagian digunakan untuk fungsi komersial, pusat perbelanjaan, bangkel, restoran, kantor. Dalam rencana tata ruang, lahan di sekitar proyek direncanakan sebagai pusat sekunder kota Bandung. Penggunaan lahan di sekitar proyek adalah fungsi jasa, komersial, dan permukiman.
Sirkulasi dan pencapaian tapak Kondisi lalu lintas pada ruas jalan ini relatif padat kira-kira ± 20 kendaraan per menit. Pada jam-jam sibuk sering terjadi meningkatnya volume kendaraan dikarenakan jalan ini merupakan satu-satunya yang menghubungkan jalan Setrasari dengan jalan Prof. Surya Sumantri. Dan kendaraan yang berasal dari Prof. Surya Sumantri yang ingin menuju Setiabudi harus melewati jalan ini. Sehingga perlu dipikirkan penyelesaian permasalahan sirkulasi yang terjadi ketika selesai pertunjukkan.
Penanggulangan dan pengaturan kebisingan Lokasi lahan berada pada daerah yang kurang vegetasi penyaring kebisingan, sehingga diperlukan penyesuaian untuk mengatasi kebisingan
Auditorium Musik Klasik
51
Keberadaan Mesjid dan Bengkel di sebelah Timur tapak membuat auditorium harus diletakan agak jauh dari sisi tersebut. Auditorium diletakan di sisi barat karena daerah tersebut cukup jauh dari sumber bising.
Orientasi Matahari Fasade bangunan yang menghadap ke arah Barat, membutuhkan pengolahan khusus, yaitu dengan meminimalisir bukaan di sisi tersebut.
Zoning Ruang dengan fungsi-fungsi yang butuh ketenangan harus diletakan jauh dari kebisingan. Sedangkan fungsi yang tidak membutuhkan ketenangan diletakan berdekatan dengan kebisingan, namun tetap membutuhkan pengolahan akustik.
3.2 Analisis Kegiatan/Fungsional 3.2.1
Organisasi Ruang Hubungan fungsional fasilitas ini, untuk pengunjung, dari area parkir, drop off, kemudian masuk ke lobby lalu pengunjung bebas menentukan fasilitas yang akan mereka tuju, baik auditorium, studio resital, galeri, maupun komersial (kafetaria, lounge). Untuk karyawan & servis memiliki akses tersendiri dari parkir servis, kemudian loading dock, ruang istirahat karyawan & dapur. Sedangkan untuk pengelola dari area parkir masuk ke lobby, kemudian ke ruang pengelola.
Auditorium Musik Klasik
52
Entrance
Parkir
Drop off
Pendidikan
Lobby
Gudang Instrumen
Komersial
Pertunjukkan
Administrasi & Service Gambar 3.8 Organisasi Ruang
3.2.2
Kegiatan Auditorium adalah sebuah bangunan yang mewadahi kegiatan pertunjukan. Dalam kasus ini, dipersempit menjadi sebuah auditorium musik khusus musik klasik. Kegiatan yang paling mendominasi atau yang paling penting dari bangunan auditorium ini adalah kegiatan pertunjukan. Dalam kasus ini, ruang pertunjukan ini dikhususkan hanya untuk pertunjukan musik klasik. Kegiatan yang akan terjadi didalam lahan adalah : 1. Kegiatan apresiasi musik: • Konser • Menonton • Membeli tiket • Menunggu pertunjukan • Kegiatan administrasi • Pengaturan panggung dan instrumen • Penyimpanan alat-alat kegiatan apresiasi • Kegiatan musisi : persiapan sebelum tampil
Auditorium Musik Klasik
53
• Servis : toilet, janitor 2. Kegiatan pendidikan, pembinaan, dan apresiasi: • Pelajaran praktek kelompok • Pelajaran praktek pribadi • Pelajaran teori/seminar • Kegiatan mencari informasi • Diskusi 3. Kegiatan pengelola dan pendukung • Menunggu kelas • Kegiatan guru : istirahat • Kegiatan guru : berlatih • Kegiatan murid : bersosialisasi • Kegiatan administrasi • Penyimpanan instrumen • Servis : toilet, janitor Auditorium musik ini kegiatan utamanya lebih ditekankan pada kegiatan berapresiasi terhadap suatu seni pertunjukan, dalam hal ini musik. Adapun fasilitas dari fungsi-fungsi yang tersedia meliputi : 1. Fungsi Konser Fasilitas Konser meliputi concert hall, studio resital dan theater, yaitu memberikan wadah untuk menikmati sebuah pertunjukan musik dengan dilengkapi akustik ruang yang baik. 2. Fungsi komersial Fasilitasnya meliputi ruang seminar dan kafetaria. Tujuannya adalah menyediakan fasilitas yang bersifat komersial namun tetap erat kaitannya dengan musik. Fasilitas ini disediakan untuk melengkapi fasilitas yang sudah ada. -
Ruang seminar Ruang ini digunakan untuk menyelenggarakan seminar-seminar yang erat kaitannya dengan musik dan pengembangannya. Selain itu ruang seminar ini juga bisa digunakan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan.
Auditorium Musik Klasik
54
-
Kafetaria Fasilitas ini diutamakan bagi pengunjung yang sedang menunggu waktu pertunjukan, atau telah selesai menonton. Selain itu fasilitas ini juga bisa menjadi tempat bersantai dan bersosialisasi antara pengunjung.
3.2.3
Analisis Alur Kegiatan Analisis kegiatan dilakukan berdasarkan siapa saja pengguna bangunan dan apa saja aktifitas yang dilakukan, yaitu seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Auditorium Musik Klasik
55
NO
PENGGUNA
1.
PENONTON
KEBUTUHAN RUANG
AKTIVITAS
Sholat
Makan
Istirahat
Toilet
Menunggu
Datang Pergi
Masuk
Pesan Tiket
Menonton
- HALL / LOBBY - FRONT DESK - LOKET - AUDITORIUM / STUDIO RESITAL - MUSHOLA - KAFETARIA - LOUNGE - TOILET
Parkir Pulang
2.
KARYAWAN PENGELOLA
Sholat
Datang
Masuk
Makan
Absensi
Istirahat
Toilet
Bekerja
- HALL / LOBBY - FRONT DESK - KANTOR - R. KARYAWAN - MUSHOLA - KAFETARIA - LOUNGE - TOILET
Parkir Pulang Pergi
Auditorium Musik Klasik
56
3.
PENGUNJUNG KAFE
Datang
Masuk
Pergi
4.
Datang
Masuk Parkir
Bayar
Parkir
Sholat
KARYAWAN KAFE
Makan & minum
Pesan
Makan
Absensi
Istirahat
Toilet
Memasak Menyiapkan makanan
Ganti baju Pergi
Auditorium Musik Klasik
- HALL / LOBBY - FRONT DESK - R. MAKAN & MINUM - DAPUR - R. SAJI - R. CUCI PIRING - WASHTAFEL - GUDANG MAKANAN - GUDANG PERALATAN - TOILET - JANITOR - HALL / LOBBY - FRONT DESK - R. MAKAN & MINUM - DAPUR - R. SAJI - R. CUCI PIRING - WASHTAFEL - GUDANG MAKANAN - GUDANG PERALATAN - TOILET - JANITOR
57
5.
Sholat
PESERTA SEMINAR DAN KELAS MUSIK
Datang
Makan
Masuk
Istirahat
Toilet
Bekerja
Absensi
Parkir
- HALL / LOBBY - FRONT DESK - KANTOR ADMINISTRASI - RUANG SEMINAR DAN KELAS - MUSHOLA - KAFETARIA - LOUNGE - TOILET
Pergi 6.
Sholat
PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN DAN GALLERY
Datang
Makan
Masuk
Istirahat
Melihat dan membaca
Toilet
- HALL / LOBBY - FRONT DESK - PERPUSTAKAAN DAN GALLERY - MUSHOLA - KAFETARIA - LOUNGE - TOILET
Parkir Pergi Tabel 3.1 Analisis Alur Kegiatan
Auditorium Musik Klasik
58
3.3 Analisis Pengguna
3.3.1
Pengunjung Pengunjung diberi kebebasan untuk menentukan jenis-jenis kegiatan yang ingin mereka lakukan. Secara garis besar aktivitas-aktivitas itu bisa dikelompokkan menjadi: a. Menonton pertunjukan musik b. Berdiskusi dan mengenal musik klasik lebih dalam c. Memesan, dan membeli tiket pertunjukan d. Makan-minum e. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di ruang seminar. Sasaran pengunjung yang akan menggunakan fasilitas ini adalah masyarakat dari semua lapisan dan golongan mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai kantor, keluarga atau ibu-ibu rumah tangga, eksekutif muda maupun wisatawan asing/lokal. Pengunjung adalah tamu yang datang untuk menonton pertunjukan konser musik, baik resital, orkestra, opera ataupun paduan suara. serta orang yang ingin menambah wawasannya tentang musik klasik. Dengan asumsi bahwa pengunjung sebagian besar datang dengan mengendarai kendaraan pribadi.
3.3.2
Karyawan Kegiatan karyawan pada umumnya adalah kegiatan pelayanan terhadap para pengunjung serta kegiatan mempersiapkan suatu konser/ pertunjukan. Karena fungsi kegiatannya bermacam-macam, maka lingkup aktivitas karyawannya juga berbeda-beda. Secara umum bisa dijelaskan berikut:
3.3.2.1 Kegiatan Karyawan di Sektor Depan (front of the house) Kegiatan karyawan ini adalah kegiatan pelayanan yang berhubungan langsung dengan para tamu.
Auditorium Musik Klasik
59
•
Kegiatan di kantor pengelola seluruh fasilitas bangunan -
Informasi pada pengunjung.
-
Mengontrol seluruh kegiatan dari seluruh fasilitas yang tersedia.
-
Menangani kegiatan-kegiatan yang sifatnya temporer, seperti seminar, diskusi, dan pelatihan-pelatihan yang akan diselenggarakan di ruang serba guna.
•
•
Kegiatan di Loket -
Reservasi tiket pertunjukan.
-
Pembayaran atas pelayanan.
Kegiatan di area Pendidikan dan Apresiasi -
Menerima tamu dan memberikan informasi.
-
Registrasi tamu yang hendak mengikuti seminar atau kelas yang lain
-
Melayani pengunjung yang ingin belajar musik dengan menyediakan guru musik yang berpengalaman.
•
-
Mengantar tamu ke ruangan yang sesuai dengan keinginan.
-
Menyampaikan hasil dan memberi masukan setelah sesi latihan selesai.
Kegiatan di kafetaria dan lounge -
Menyediakan makanan dan minuman sesuai pesanan pengunjung.
3.3.2.2 Kegiatan Karyawan di Sektor Belakang (back of the house) Kegiatan karyawan di sini adalah kegiatan pelayanan yang tidak berhubungan langsung dengan tamu. Untuk masing-masing fasilitas kegiatannya secara garis besar bisa dikatakan sama antara lain: •
Mempersiapkan panggung dan ruangan konser yang akan digunakan untuk pertunjukan.
•
Mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan Mekanikal Elektrikal
•
Membersihkan ruangan dan alat-alat setelah dipakai.
•
Kegiatan administrasi barang yang digunakan.
•
Penerimaan dan penyimpanan barang keperluan (receiving and storage ).
•
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan barang.
Auditorium Musik Klasik
60
3.3.3
Peserta Pendidikan Sasaran pendidikan dan workshop yang diadakan adalah peminat musik klasik dan masyarakat luas dari dalam maupun luar negeri. .
3.4 Analisis Ruang dan Bentuk Persyaratan-persyaratan teknis ruang yang disusun pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 adalah hasil kompilasi dari berbagai sumber, baik buku standar ukuran arsitektur maupun buku standar akustik. Buku standar ukuran arsitektur yang digunakan adalah : •
Neufert, Ernst. Data Arsitek, jilid 2, 1989, Jakarta : Erlangga
•
Tutt, Patricia and Adler, David, New metric Handbook Planning and Design Data, 1979, London : The Architectural Press Ltd.
Sedangkan buku mengenai standar akustik: •
Doelle, L. Leslie, Akustik Lingkungan, 1986, Jakarta : Erlangga.
•
Ham, Roderick. Theatre Planning, 1974, London : The Architectural Press.
•
Beranek, Leo L., Music, Acoustics, & Architectural, 1962, New York : John wiley & Sons Inc.
Auditorium Musik Klasik
61
3.4.1
Analisis Ruangan Fungsi Komersil: Tabel 3. 2 Nama Ruang Entrance
Retail
Tabel Persyaratan Teknis Fungsi Komersial Kegiatan/Fungsi Pengunjung mendapat kesan dan pengalaman pertama dari keseluruhan bangunan.
Persyaratan Teknis - Mudah dilihat dan dicapai baik dari tempat parkir maupun sirkulasi pejalan kaki. - Sebaiknya memakai bukaan yang transparan agar memberikan kesan ramah dan terbuka. - Keamanan harus terjaga sehingga sebaiknya ada satpam untuk mengawasi pengunjung yang keluar masuk.
Kegiatan jual beli produk
- Ruangan dibuat sederhana sehingga fleksibel bagi penyewa. - Keamanan harus terjaga agar tidak terjadi tindak kriminal Cafe
Memasak makanan dan minuman dengan menu lokal dan internasional.
- Nyaman. bersih - Memiliki pemandangan yang menarik - Dekat dengan dapur Ruang seminar
- Disediakan untuk mengadakan acara yang bersifat temporer seperti seminar, pelatihan, diskusi, dsb.
Auditorium Musik Klasik
- Bebas kolom - Penghawaan dan pencahayaan bagus - Ruang seminar mendapat perlakuan akustik khusus untuk menciptakan kondisi audio yang baik.
62
Fungsi Pengelola dan Administrasi Tabel 3. 3
Tabel Persyaratan Teknis Fungsi Pengelola dan Administrasi
Nama Ruang Loket
Kegiatan/ Fungsi` Mengantri untuk membeli tiket pertunjukan
Kantor pengelola dan Administrasi
Mengelola gedung Auditorium dan membuat agenda Pertunjukan
Persyaratan Teknis - Memiliki alur antrian yang tidak rumit, sehingga tidak terjadi antrian yang terlalu panjang - Mudah terlihat dan mudah untuk dijangkau - Mudah terlihat oleh pengunjung, tidak tersembunyi, dan mudah diakses - Nyaman, dan tidak bising, karena merupakan pusat Informasi - Memiliki akses langsung dengan Backstage, dan daerah service lain.
Persyaratan Teknis Ruang-ruang Tertentu 1.
Ruang latihan musisi (pada bagian backstage) •
Kualitas ruang kedap suara yang baik dan tidak mengganggu antar ruangan.
•
Jauh dari pusat keramaian.
•
Lantai datar.
•
Pintu masuk selebar 2 m untuk memungkinkan mobilisasi alat musik yang berdimensi besar.
2.
•
Dekat dengan gudang instrumen.
•
Perabotan yang dibutuhkan : stand music, lampu musik, jam dinding.
•
Penerangan dan ventilasi natural jika memungkinkan.
Ruang penyimpanan kotak alat musik •
Dekat dengan ruang praktek agar mudah dalam memobilisasi peralatan musik sebelum dan sesudah latihan.
•
Material untuk rak menggunakan metal.
•
Dapat digunakan sebagai ruang antara untuk mengeliminasi suara antara bunyi yang ditimbulkan ruang latihan musisi.
3.
Gudang instrumen •
Terletak dekat dengan ruang praktek musik. Untuk mini theatre mempunyai gudang penyimpanan instrumen tersendiri.
•
Suhu dan kelembaban terjaga dengan baik, tidak boleh pada tingkat yang tinggi.
Auditorium Musik Klasik
63
•
Perabotan yang dibutuhkan adalah rak penyimpanan alat-alat musik yang beraneka ragam ukurannya dengan tinggi 30 kaki dan lebar 3 kaki, seperti biola, cello, contrabass, alat tiup (ukurannya relatif sama, kecuali trombone), gitar. Rak untuk menyimpan dokumen-dokumen musik , music stand juga dibutuhkan. Material perabotan dapat menggunakan kayu atau bahan yang beralaskan papan kayu, lembaran plastik, potongan metal, gulungan kain kaca dan kertas.
•
Dapat digunakan sebagai ruang antara untuk mengurangi dengung yang ditimbulkan ruang praktek.
Gambar 3.9 Penyimpanan Instrumen
4.
Ruang konser -
Row space yang nyaman
Gambar 3.10 Standar Kursi Ruang Konser
Auditorium Musik Klasik
64
-
Row length yang nyaman
Gambar 3.11 Ukuran Kursi Ruang Konser
-
Pengaturan ruangan secara umum
Gambar 3.12 Pengaturan Ruangan Secara Umum
5.
Toko buku musik •
Jalan masuk yang terbuka agar pembeli dapat mencari sendiri buku dan katalog yang diperlukan.
•
Ukuran standar dan pemintakatan toko (dapat disesuaikan dengan pemintakatan perpustakaan).
•
Jumlah pembeli yang akan dilayani tidak akan mencapai 10.000, sehingga luas lantai total adalah 42 m2.
Auditorium Musik Klasik
65
•
Ruang-ruang yang dibutuhkan : ruang kasir, ruang display, ruang sirkulasi.
•
Ruang kasir terletak di dekat pintu keluar, dengan sirkulasi pembeli masuk dan keluar yang diperhatikan.
•
Disediakan rungan untuk ruang audio visual (piring rekaman, pita rekam, video, piringan musik).
•
Lebar rak 25 cm.
•
Pencahayaan 400 lux pada ruang peminjaman, 600 lux pada ruang referensi.
• 6.
Suhu harus dijaga berkisar 20-°26°.
Loading dock •
Ketinggian lantai penerima barang selevel dengan ketinggian pintu bus jika sedang dibuka, untuk memudahkan mobilisasi alat musik.
• 7.
Ruang M.E. •
8.
Terletak jauh dari ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan.
Ruang kontrol panggung •
9.
Area penerima, area sirkulasi, area penyimpanan sementara.
Mempunyai akses view langsung ke panggung.
Ruang minimum yang dibutuhkan untuk panggung •
Ukuran yang pasti dalam kebutuhan tiap pemain alat musik yang berbeda-beda harus diketahui untuk merancang dimensi panggung dengan benar, sehingga para pemain musik tidak kesulitan dalam bermain karena kekurangan space. a.
Pemain biola - = 1.2 m x 1.6 m = 1.92 m2 - Ruang dibutuhkan untuk dua pemain biola yang sedang duduk dengan satu buah stand music. Pemain biola pada sebuah orkestra pada umumnya adalah antara 50-60 orang.
b.
Pemain cello - = 1.2 m x 2 m = 2.4 m2
Auditorium Musik Klasik
66
- Ruang dibutuhkan untuk dua pemain cello yang sedang duduk dengan satu buah stand music. Pemain cello dalam sebuah orkestra pada umumnya adalah antara 4-8 orang. c.
Pemain contra bass - = 1.2 m x 2.4 m = 2.88 m2 - Ruang dibutuhkan untuk dua pemain contra bass yang sedang berdiri dengan satu buah stand music. Pemain contra bass dalam sebuah orksetra pada umumnya adalah 2-4 orang.
d.
Pemain alat musik tiup (termasuk di dalamnya pemain flute, pemain oboe, pemain clarinet, pemain trompet, pemain French Horn) - = 0.9 m x 0.8 m = 0.72 m2 ≈ 1 m2 - Ruang dibutuhkan untuk 1 orang pemain alat musik tiup. 1 buah stand music dapat digunakan untuk 2 orang pemain. Jumlah total pemain alat musik tiup dalam sebuah orkestra adalah sekitar 10-15 orang.
e.
Pemain piano (asumsi piano adalah grand piano) - = 3 m x 2 m = 6 m2
f.
Pemain timpani -
= 2 m x 2 m = 4 m2
- Ruang dibutuhkan untuk 3 buah timpani berukuran diameter 0.8m – 1 m, satu orang pemain timpani dan tempat duduk, dan satu buah stand music. g.
Ruang konduktor - = 1.2 m x 0.6 m = 7.2 m2 - Ruang dibutuhkan untuk seorang konduktor agar leluasa dalam memimpin jalannya orkestra, dan satu buah stand musik.
Auditorium Musik Klasik
67
3.4.2
Persyaratan Bentuk 1. Ruang konser
Standar lebar minimum dan jumlah pintu keluar minimum disesuaikan dengan daya tampung kursi. Dimensi lebar pintu 2 m agar piano dapat keluar masuk dengan mudah.
Pengaturan tempat duduk yang memberikan kenyamanan penglihatan dari sudut bagian manapun.
Gambar 3.13 Sudut Kemiringan Tempat Duduk Penonton
Sudut A biasanya digunakan untuk auditorium, pertunjukan seni atau theatre. Ketinggian maksimal bangku paling belakang diukur dari panggung adalah 3,66 m. Jarak tempat duduk dari sandaran kursi ke tempat duduk belakangnya (row space) minimal 30,5 cm. Jumlah baris bangku diantara 2 gang tidak boleh lebih dari 16 kursi. Jika baris bangku hanya dapat diakses dari satu sisi, jumlah bangku tidak boleh lebih dari 8 kursi. Gang yang mengakses 60 kursi atau kurang minimal harus selebar 76 cm, dan 91 cm untuk 60 kursi atau lebih.
Lebar gang (cross aisle) yang menghubungkan antar gang minimal selebar gang yang terbesar ditambah dengan 50% dari total lebar sisa seluruh gang yang lainnya.
Auditorium Musik Klasik
68
Dimensi kursi
Gambar 3.14 Dimensi Kursi Penonton
2. Dimensi pintu
Dimensi pintu harus mempertimbangkan ukuran benda-benda yang akan dimobilisasikan, seperti alat musik. Ukuran pintu harus lebar, pada ruangruang tertentu seperti theatre dan ruang praktek harus berpintu ganda yang optional.
3.4.3
Ruang Dalam Suasana interior sangat penting diperhatikan karena ini termasuk pada bagian dari relaksasi. Untuk memberikan kesan nyaman dan tenang, maka digunakan warnawarna hangat baik untuk warna dinding, lantai, maupun furnitur. Selain itu pencahayaan juga penting untuk diperhatikan demikian juga pengaturannya.
Gambar 3.15 Contoh Denah Ruang Konser
Auditorium Musik Klasik
69
Kursi-kursi theatre disusun berdasarkan pengaturan ‘continental arrangement’, tidak mengikuti bentuk ruangan yang kotak, namun dibuat agak melingkar dengan titik pusat adalah panggung, agar seluruh penonton mendapatkan kualitas visual yang baik. Penggunaan elemen-elemen kayu sebagai unsur utama kulit luar dinding interior.
Gambar 3.16 Contoh Ruang Dalam Sumber : www.omahapeformingarts.com
3.5
Analisis Struktur dan Utilitas Bangunan
3.5.1
Analisis Struktur Fungsi dari struktur bangunan adalah untuk penopang bangunan yang melindungi suatu ruang. Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh alam dan menyalurkan semua beban ke dalam tanah. Penentuan struktur yang tepat, kuat dan ekonomis akan dapat menambah keindahan arsitektur. Penentuan jenis pondasi bangunan didasarkan pada, antara lain: •
Karakteristik tanah
•
Kedalaman tanah keras
•
Beban yang akan dipikul
•
Kemudahan pelaksanaan
•
Waktu pelaksanaan (pengaruh terhadap masa konstruksi proyek)
•
Pengaruh lingkungan sekitar proyek
Alternatif penggunaan sistem pondasi :
Pondasi Tiang Pancang
Auditorium Musik Klasik
70
Tiang pondasi dibuat terlebih dahulu dengan metoda pre-fabrikasi untuk mendapatkan standarisasi yang baik, kemudian penempatannya dilakukan dengan alat pemancang.
Pondasi Bored Pile Pada tahap awal dibuat lubang lebih dahulu, dengan cara di bor untuk kemudian diisi oleh konstruksi pondasi dicor beton di lokasi proyek.
Pondasi Rakit ( Raft Fondation ) Prinsip kerjanya dengan membuat galian pada tanah seluas area bangunan dengan ke dalaman pondasi yang telah diperhitungkan sesuai dengan daya dukung tanah di lokasi, sehingga akan terlihat seperti mangkok.
Jenis Pondasi 1.
Pondasi Tiang Pancang Kelebihan
Pengerjaan tiang dibuat dipabrik Standar dan mutu terjaga baik Mudah diperoleh dalam jumlah yang banyak Pekerjaan lebih cepat
Kekurangan
Pada saat penanaman tiang pancang, menimbulkan getaran pada lingkungan sekitar tapak
Memerlukan biaya tambahan untuk pengangkutan Perlu teknik penyambungan yang baik bila kedalaman tanah kerasnya cukup jauh
Gambar 3.17 Pondasi Tiang Pancang
2.
Pondasi Bored Pile Kelebihan Tidak menimbulkan getaran yang keras Kekuatan menahan beban sama dengan tiang pancang Dipergunakan untuk segala jenis tanah Kekurangan
Berdiameter besar sehingga biaya lebih besar Membutuhkan alat bantu khusus mulai dari alat bor Kurang praktis
Gambar 3.18 Pondasi Bored Pile
Auditorium Musik Klasik
71
3.
Pondasi Rakit Kelebihan Lubang galian dapat digunakan sebagai basement Sangat berguna digunakan pada banguan yang berada di tapak yang daya dukung tanahnya lemah Kekurangan Perlu biaya mengangkutnya
tambahan
untuk
menggali
tanah
dan
Gambar 3.19 Pondasi Rakit
Pemilihan struktur untuk lantai bangunan berdasarkan pertimbangan : •
Fasilitas pendukung membutuhkan utilitas yang lengkap dan baik sehingga harus disediakan ruang sebagai tempat sarana utilitas ditempatkan.
•
Kemampuan daya bentang
•
Kemampuan untuk mendukung beban yang bekerja diatasnya.
•
Berat bahan yang digunakan harus seringan mungkin sehingga dapat mengurangi beban struktur. Jenis Lantai 1.
Plat Lantai Balok Satu Arah/Dua Arah Keuntungan Ada ruang antara plat lantai
atas
dengan
langit2 untuk penempatan utilitas Relatif lebih murah Beban
struktur
tidak terlalu berat
Kerugian Makin lebar bentang, makin tebal plat lantai Bahan Struktur Beton bertulang Gambar 3.20 Plat lantai balok
Baja komposit
2 arah
Auditorium Musik Klasik
72
2.
Plat Lantai Wafel Keuntungan Fungsi balok digantikan oleh plat wafel Ukuran lebih tipis dibandingkan dengan sistem plat lantai + balok Dapat sekaligus dimanfaatkan sebagai langit-langit Kerugian Penempatan utilitas permanen Penambahan saran utilitas hanya dapat ditempatkan dibawah grid wafel Beban struktur lebih berat Gambar 3.21 Plat lantai wafel
Relatif mahal Bahan Struktur Beton bertulang
Pertimbangan penggunaan struktur atap : •
Kesesuaian dengan tampilan bangunan (estetika eksterior)
•
Sesuai dengan iklim setempat
•
Kebutuhan fungsi ruang - ruang dengan struktur bentang yang bervariasi.
Dari pertimbangan diambil jenis penutup atap: 1.
Dak Beton Keuntungan Kuat dan kokoh Insultasi bunyi baik sekali Kerugian Gambar 3.22 Dak Beton
Dapat terjadi keretakan Beban besar (masif)
Auditorium Musik Klasik
73
2.
Rangka Bidang Keuntungan
Gambar 3.23 Rangka Bidang
Kuat Ekonomis Kerugian Bentang lebih kecil Terbatas dalam bentuk
Beberapa alternatif penutup dinding: •
Dinding Beton Ekspose (Ekspose Concrete Wall) Merupakan material massif, padat, dan berat. Penggunaan dinding beton solid dapat berupa kombinasi dengan dinding bata sebagai dinding ganda bagi lapisan dinding untuk ruang yang berhubungan langsung dengan ruang luar. Kesan ditimbulkan masif dan kokoh.
•
Dinding Panel Alumunium (Alumunium Panel Wall) Digunakan sebagai pelapis dinding massif sebagi penyeimbang kesan kaku yang ditimbulkan dinding beton ekspose. Bahan ini dapat menambah penampilan bahan secara keseluruhan. Kesan yang ditimbulkan bersifat image "modern dan teknologi" pada penampilan bangunan
•
Dinding Permukaan kaca (Curtain Wall) Digunakan sebagai pelapis "estetika" yang transparan pada penyelesaian fasade bangunan, biasanya material ini digunakan pada fungsi bisnis (perkantoran). interaksi yang dihasilkan oleh material ini bersifat interaksi visual dan pemisahan secara fisik.
3.5.2
Analisis Utilitas
3.5.2.1 Penyediaan Air Bersih Sistem air bersih ditunjukkan pada Gambar 3.24 berikut.
Auditorium Musik Klasik
74
alat plumbing
Valve PDAM
meteran
valve penutup
cold water
reservoar atas
supply
pompa
sumber
reservoar bawah
SKEMA : SUPLAI AIR BERSIH DENGAN SISTEM GRAVITASI
Gambar 3.24 Penyediaan Air Bersih
3.5.2.2 Penyaluran Air Kotor Sistem utilitas air kotor ditunjukkan pada Gambar 3.25 berikut. alat plumbing
Saluran horizontal tiap lantai
(black water)
septic tank
resapan
Saluran vertikal (shaft utama)
bak penampung / bak kontrol pompa submersible
SKEMA : DISTRIBUSI BLACK
Gambar 3.25 Sistem Utilitas Air Kotor
3.5.2.3 Pembuangan Sampah Sampah dapat berasal dari kegiatan bangunan itu sendiri dan pengguna. Sampah yang dikumpulkan dengan kereta dorong pada setiap lantai, ditampung di pool sampah bangunan untuk selanjutnya diangkut dengan truk dari dinas kebersihan kota.
Auditorium Musik Klasik
75
3.5.2.4 Listrik Pelayanan distribusi listrik sangat vital dalam menjaga berlangsungnya aktivitas pada terminal terpadu. Suplai listrik utama diperoleh dari PLN dan genset. Pemakaian genset digunakan pada saat lampu padam. Jaringan kabel yang akan digunakan adalah melalui jaringan kabel bawah tanah, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adapun sistem pendistribusian daya listrik yang diterapkan adalah sistem konvensional, yaitu sebagai berikut :
Genset
Jaringan PLN
Gardu
Central Panel
Auditorium
Gambar 3.26 Sistem Utilitas Listrik
3.5.2.5 Penghawaan Suhu udara di sekitar lokasi tapak pusat relatif panas pada siang hari. Sehingga untuk meningkatkan kenyamanan pada bangunan, diperlukan pengkondisian udara buatan. Pada dasarnya, ada 2 macam sistem penghawaan, yaitu : 1. Penghawaan Alami Sistem penghawaan alami dipakai di bangunan dengan sistem ventilasi silang (cross ventilation). Sistem ini digunakan pada ruang-ruang yang relatif besar dan tidak memerlukan pengkondisian udara yang intensif, seperti ruang-ruang utilitas, ruang servis, gudang, dan sirkulasi yang berhubungan dengan ruang luar. 2. Penghawaan Buatan Digunakan pada ruang-ruang yang memerlukan kondisi udara yang intensif dan stabil sehingga dapat memenuhi tingkat kenyamanan thermal (22-26°C). Dengan penggunaan sistem ini, suhu dan kelembaban dapat diukur, hingga mencapai tingkat kenyamanan yang diinginkan.
Auditorium Musik Klasik
76
3.6 Kesimpulan •
Analisis tapak 1. Auditorium ini massa bangunannya terdiri dari 2 sampai 3 lantai, dengan garis sempadan 15 m dari pinggir jalan dan jalur masuk-keluar tapak dari arah jalan Prof. Sutami. 2. Lokasi lahan berada pada daerah yang relatif padat dan agak bising menuntut perhatian pada perancangannya, khususnya pada jam kerja dan hari-hari libur, maka orientasi bangunan sebaiknya dibuat ke dalam. 3. Diperoleh hasil pemintakatan sebagai berikut: (Gambar 3.27)
Area Pertunjukan Area Artis Area Publik Area Pendukung Gambar 3.27 Pemintakatan pada lahan
•
Analisis Kegiatan/Fungsional Kegiatan pengguna dalam gedung ini nantinya akan sangat berorientasi ke dalam bangunan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat dibedakan dan dibatasi sesuai dengan maksud dan tujuan pengguna. Dari kegiatan tersebut dapat diperoleh pola sirkulasi yang dapat dikelompokan, sehingga tidak terjadi persilangan sirkulasi.
•
Analisis Pengguna Pengguna auditorium ini terdiri atas
pengunjung, karyawan, dan peserta
pendidikan. Pengunjung terdiri atas pengunjung yang ingin menonton pertunjukan, makan dan minum di cafe, dan melihat-lihat galeri. Sebagian besar
Auditorium Musik Klasik
77
pengunjung yang datang ke auditorium diasumsikan membawa kendaraan pribadi. Karyawan terdiri atas karyawan sektor depan dan sektor belakang. Karyawan sektor depan merupakan karyawan yang berinteraksi langsung dengan pengunjung, sedangkan karyawan sektor belakang merupakan karyawan yang tidak langsung berinteraksi dengan pengunjung. •
Analisis ruang dan bentuk Persyaratan-persyaratan teknis ruang yang ada dalam merancang auditorium menjadi sebuah ketentuan yang harus dperhatikan dalam merancang ruang-ruang yang dibutuhkan. Besaran ruang yang tercantum sebagian besar merupakan ketentuan minimum yang harus dipenuhi. Bentuk auditorium sebenarnya bersifat cukup fleksibel, namun tetap harus memperhatikan akustik ruang yang dihasilkan serta kenyamanan penonton yang hadir. Bila auditorium tidak bisa memenuhi persyaratan akustik serta kenyamanan penonton maka auditorium tersebut dapat dikatakan gagal.
•
Analisis struktur dan utilitas Struktur yang digunakan adalah struktur bentang lebar dengan menggunakan struktur beton bertulang dan struktur baja. Bangunan ini menggunakan dua macam struktur atap yang digunakan. Terdapat pemisahan antara struktur atap yang digunakan pada auditorium sebagai fungsi utama dengan fungsi bangunan lain. Digunakan struktur atap dengan rangka baja dengan material penutup corrugated alumunium sheet untuk auditorium.
Auditorium Musik Klasik
78
3.7 Program Ruang Tabel 3.4 Program ruang gedung konser Fasilitas Lobby
Jml ruang
Jml Orang
1
Foyer
Standar Time-Savers standard
Luas
0,18 m2/ tempat duduk
297
0,09 m2/tempat duduk
150 1190 12
Lounge Ticket box
1
3
0.72 m2/tempat duduk 2,1 m2 masing-masing loket + 50%
Ruang panitia
1
1
minimum 18 m2
18
minimum 110 m2
Ruang diskusi
Kriteria nyaman welcoming
Volume / ket dan
Mampu jumlah maksimal 1000
menampung pengguna yaitu sekitar
dilengkapi komputer dan kaca komunikasi
1 loket melayani s/d 20 orang dalam 20', prosentase pembeli 20' sebelum pertunjukan 8% jumlah penonton = 8% x 1000 = 80
110
konstruksi akustik
ruang diskusi dipakai sebagai panitia penyewa
dapat ruang
Auditorium
1
1000
6,2 m3(min), 7,8 m3(opt), 10,8 m3(max), 1,00x0.55 / tempat duduk + 20%
1365
konstruksi akustik, 1000 t.duduk, balkon, asumsi tinggi ruang 8 m dan luas 0,975 m2/orang, pintu keluar lebarnya 1,6 m & @untuk 250 pengunjung serta terbuka ke arah luar (jumlahnya 4 buah min)
rentang jumlah optimal penonton suatu concert hall adalah 800-1000
Ruang Musik recital
1
250
6,2 m3(min), 7,8 m3(opt), 10,8 m3(max), 1,00x0.55 / tempat duduk + 10%
230
rentang jumlah optimal penonton suatu chamber hall adalah 500-800
Areal panggung
1
60 100
1,4 m2/pemain musik, 0,765 m2/orang
160
konstruksi akustik, 250 t.duduk, balkon, asumsi tinggi ruang 8 m dan luas 0,975 m2/orang, pintu keluar lebarnya 1,6 m & @untuk 250 pengunjung serta terbuka ke arah luar (jumlahnya 4 buah min) onstage dan offstage, onstage = 2x1/2 offsatge, konstruksi akustik
Ruang latihan
1
160
sama dengan luas on-stage, konstruksi akustik
160
ada akses gudang untuk ambil kursi lipat untuk latihan dan areal lounge sekaligus lobby musisi
maks. 100 p.orkestra & 100 orang paduan suara, off-stage untuk areal persiapan serbaguna
Auditorium Musik Klasik
+
maks. 100 p.orkestra & 100 orang paduan suara, off-stage untuk areal persiapan serbaguna
79
Toilet artis
2
100
37 m2 min
37
Ruang ganti & ruang rias & km
2
100
100 m2 minimum
100
Ruang kendali audio visual & ME
1
5
minimum 112 m2
112
Ruang manajer concert hall Administrasi
1
1
1
20
Toilet karyawan
2
20
Gudang instrument
terhubung dengan ruang ganti & ruang rias harus terdapat meja panjang rias dan wastafel serta hanging space konstruksi akustik
untuk maks 1/2 artis (1/2 x 200 orang)
ruang kontrol, areal spotlight&proyektor, 1 manajer ruang & 4 petugas
20
termasuk lounge area dan areal kerja
2,1 m2/orang + 10%
46
6 karyawan & 1 manajer utama, meja-kursi, kabinet
1 wc/10 orang, 1 wc : 1,395 m2/wc, 1 wastafel : 0,88 m2/wastafel, 1 bh/1 wc +10%
6
pria : wc 1, wastafel 1, wanita : wc 1 wastafel 1
1
gamelan 72 m2 + grand piano 5,5 m2, drum&perkusi 4 m2, angklung 16 m2, rak gitar
100
tidak lembab
1 set gamelan & angklung & grand piano
Gudang peralatan
1
36 m2 untuk 1000 kursi lipat + 10% x 221
58
tidak lembab
1000 kursi + 10% luas onstage + bengkel
Loading barang
1
sama dengan areal gudang total
158
berhubungan dengan gudang dan concert hall & berbahan lantai keras
Exhibition
1
1,5 x 200
300
Toilet pengunjung
2
urinoar : 0,525 m2/urinoar, 2 bh/100 pria & setiap penambahan 50 org 1 wc, wc : 1.395 m2/wc 1 bh/250 pria, 1 bh/75 wanita & setiap penambahan 50 org 1 wc, wastafel 0,88 m2/wastafel, 1bh/wc + 10%
50
200
Subtotal luas 1
Auditorium Musik Klasik
pria : 10 urinoar, 2 wc, wanita : 10 wc, wastafel : 12
4684
80
Tabel 3.5 Program ruang studio Sekolah musik Fasilitas Kelas Privat
Jml ruang 7
Jml Orang 2
Standar Time-Savers standard 8 m2
Luas
Kelas Teori
4
20
30 m2
120
Studio latihan Orchestra
1
60
2 m2/pemain musik + 20%
132
Studio latihan Choral
1
40
2 m2/penyanyi + 20%
Ruang dokumentasi
1
Ruang Seminar
1
40
64
Ruang kepala Sekolah
1
1
8
Adminstrasi
1
8
2,1 m2/orang + 10 %
30
8 orang
Toilet
2
60
1 wc/10 orang, 1 wc : 1,395 m2/wc, 1 wastafel : 0,88 m2/wastafel, 1 bh/1 wc + 50%
18
pria : 2 wc, wanita 3 wc, 5 wastafel
Gudang
1
4% luas layan
25
56
Subtotal luas 3
Kriteria
Volume / ket
Akustik diperhatikan Akustik diperhatikan Akustik diperhatikan
berukuran 3,6x2.6 m2 Ukuran 5x6 m2
100
Akustik diperhatikan
Berisi : 40 orang
6
tidak lembab
peralatan, dokumentasi (kaset, CD, dll)
tidak lembab
berisi : 60 orang, 43 instrumen, peralatan
4% luas fasilitas layan
559
Tabel 3.6 Program ruang administrasi Fasilitas
Jml ruang
Ruang manajer utama Ruang administrasi utama Ruang rapat Ruang persiapan seluruh karyawan
1
Toilet & KM
Subtotal luas 4
Auditorium Musik Klasik
Jml Orang 1
Standar Time-Savers standard
Luas 20
Kriteria
Volume / ket termasuk lounge area dan areal kerja
20
2,1 m2/orang + 10%
50
20
1,5 - 2,5/orang
30
1,2 m2/orang sirkulasi
10%
40
areal istirahat dan persiapan seluruh karyawan fasilitas pendidikan & pertunjukan + locker
38
1 wc/10 orang, 1 wc : 1,395 m2/wc, 1 wastafel : 0,88 m2/wastafel, 1 bh/1 wc, km shower : 0,81 + 10%
20
1 km, 2 wc pria, 2 wc wanita
40 +
170
81
Tabel 3.7 Program ruang komersial Fasilitas
Jml ruang 1
Jml Orang 92
Bar
1
20
Toko dan retail
4
Cafetaria
Standar Time-Savers standard 1,5 - 2,2 m2/orang
403
1,5 - 2,2 m2/orang
115.2
masing-masing 30 m2
120
Subtotal luas 5
Luas
Kriteria Akustik diperhatikan
Volume / ket Iringan musik
masing- masing 36m2 (toko musik, toko buku, multimedia center, dan EO)
638.2
Tabel 3.8 Program ruang parkir Fasilitas Parkir mobil
Jml ruang 200
Jml Orang
Parkir bus 2 Parkir motor 131 TOTAL LUAS
Auditorium Musik Klasik
Standar
Luas
standar Bandung L.bangunan : 40, 6051.2/40 = 151 mobil. Standar Luar Negeri parkir per 5 tempat duduk1000/5=200 mobil. Jika diambil mediannya : sekitar 180 parkir mobil 180x27,5m2 = 6600 m2
5500
1 parkir bus 38.5 m2 Standar : @ 2x1 m2
77 262 13642
Kriteria
Volume / ket untuk semua pengguna kawasan
7590.7
82