BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1
Kajian Yang Relevan Penulusuran pustaka yang telah dilakukan, diketahui bahwa penelitian
tentang perbandingan dalam novel sudah ada, antara lain tokoh, latar dalam novel. Tetapi penelitian yang di fokuskan pada plot masih jarang dilakukan. Adapun penelitian yang mempunyai kemiripan, baik perbandingan dalam novel diuraikan sebagai berikut: 1.
Perbandingan plot dalam novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu dan novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini. Dalam penelitian yang dilakukan ialah membandingkan kedua novel, tetapai hanya pada jenis plotnya. Penelitian yang dilakukan oleh Djenar Maesa Ayu menggunakan jenis plot maju (progresif) Sedangkan penelitian Oka Rusmini menggunakan plot campuran. Persamaan dari penelitian sebelumnya ialah sama-sama mengkaji tentang plot tetapi yang dilakukan dalam penelitian sekarang ialah membandingkan tahapan-tahapan plot novel Detektif Sekolah karya Agatha Christe dan novel Detektif Sekolah karya Dimas Abi.
2.
Isran, 2010. Mengkaji tentang “Perbandingan Struktur Cerita Rakyat Oheo di Kendari dan Cerita Rakyat Lahilote di Gorontalo” Hasil dari penelitian ini yakni menganalisis perbandingan terhadap kedua struktur cerita rakyat Oheo dan Lahilote, tampak adanya persamaan dan perbedaan. Persamaan itu dapat dilihat dari plot, tokoh dan penokohan, latar. Namun pada penelitian saat ini memfokuskan pada tahapan plot dari kedua novel.
2.2
Landasan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini, semuanya yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti. 2.2.1 Hakikat Plot
Unsur pembangun sebuah novel adalah tema, amanat, alur, setting, sudut pandang, tokoh dan karakter. Namun yang dijelaskan lebih dalam penelitian ini adalah alur (Plot). Plot menyebabkan keterkaitan keterangan petunjuk, dengan setting waktu dan tempat. Artinya, keterangan atau petunjuk atau deskripsi akan suasana, dan keadaan kejadian dengan keterangan tempat dan waktu harus sesuai dan seiring dalam membangun citra deskripsi itu sendiri. Plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh harapan-harapan peristiwa sehingga menjadi suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Dalam plot terdapat suatu unsur yang berfungsi untuk mengatur jalannya alur tersebut yang disebut tengangan (suspense). Tegangan ini merupakan suatu pendorong bagi pembaca untuk ingin terus mengikuti jalan ceritanya. Adapaun sarana untuk menciptakan suatu keteganan dapat berbentuk foreshadowing (pembayangan), membayangkan apa yang akan terjadi, dan flash back (sorot balik) yakni penyelaan urutan kronologis dalam kisah dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya. Plot menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1995:113) adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan, yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra. Alur menyebabkan keterkaitan keterangan petunjuk, dengan setting waktu dan tempat. Artinya, keterangan atau petunjuk atau deskripsi akan suasana, dan keadaan kejadian dengan keterangan tempat dan waktu harus sesuai dan seiring dalam membangun citra deskripsi itu sendiri. Plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjadi suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Istilah alur dalam hal ini sama dengan plot maupun struktur cerita.
Tahapan persitiwa yang menjalin suatu cerita bisa terbentuk dalam rangkaian peristiwa berbagai macam (Aminuddin, 2010:83). Tarigan (2000:217) menjelaskan bahwa dalam plot terdapat suatu unsur yang berfungsi untuk mengatur jalannya plot tersebut yang disebut tegangan (suspense). Tegangan ini merupakan suatu pendorong bagi pembaca untuk ingin terus mengikuti jalan ceritanya. Adapun sarana untuk menciptakan suatu keteganan dapat berbentuk foreshadowing (pembayangan), membayangkan apa yang akan terjadi, dan flash back (sorot balik) yakni penyelaan urutan kronologis dalam kisah dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya. 2.2.2 Jenis-jenis Plot a.
Plot maju disebut juga plot kronologis, alur lurus atau alur progresif. Peristiwa-peristiwa ditampilkan secara kronologis, maju, secar runtut dari awal tahap, tengah hingga akhir. Tahapan alur maju meliputi : pengenalan masalah, pertikaian, puncak masalah, (klimaks), anti klimaks, penyelesaian masalah, cerita selesai.
b.
Plot mundur disebut juga plot tak kronologis, sorot balik, regresif, atau flashback. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dari tahap akhir atau tengah dan baru kemudian tahap awalanya. Pada alur mundur cerita dimulai dari masa lalu, cerita masa sekarang, kemudian cerita masa yang akan datang.
c.
Plot campuran atau plot gabungan merupakan alur yang dimulai dari awal/masa sekarang, masa lalu, kembali ke masa sekarang, kemudian masa depan
2.2.3 Tahapan-Tahapan Plot Dalam intisari Bahasa dan Sastra Indonesia, bagian-bagian dari plot adalah: perkenalan, pertikaian, perumitan, puncak atau klimaks, peleraian, dan akhir cerita. 1.
Perkenalan (eksposisi)
Eksposisi sering disebut juga sebagai paparan. Eksposisi adalah bagian karya saatra yang berisi keterngan mengenai tokoh serta latar. Biasanya eksposisi terletak pada bagian awal. Dalam tahapan ini pengarang memperkenalkan para tokoh dan memberikan gambaran peristiwa yang akan terjadi. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa eksposisi adalah “proses penggarapan serta memperkenalkan informasi penting kepada para pembaca” Menurut Brooks & Warren, (dalam Tarigan, 2000:126) 2.
Rangsangan Rangasangan adalah tahapan alr ketika muncul kekuatan, kehendak,
kemauan, sikap, atau pandangan yang saling bertentangan. 3.
Konflik atau tikaian Bagian ini merupakan tahapan ketika suasana emosional memanas karena
adanya pertentangan dua atau lebih kekuatan. Konflik dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: manusia dengan alam, manusia dengan sesama, manusia dengan dirinya sendiri (batin), dan manusia dengan ciptaannya. 4.
Rumitan atau komplikasi Komplikasi merupakan tahapan ketika suasana semakin panas karena
konflik semakin mendekati puncaknya. Dengan singkat dapat kita katakan bahwa komplikasi adalah “antar-lakon antara tokoh dan kejadian yang membangun atau menumbuhkan suatu ketegangan serta mengembangkan suatu masalah yang muncul dari situasi yang orisinal yang disajikan dalam cerita itu: Menurut Brooks & Warren, (dalam Tarigan, 2000:127) 5.
Klimaks Klimaks adalah ttitik puncak cerita. Bagian ini merupakan tahapan ketika
pertentangan yang terjadi mencapai titik optimalnya. Peristiwa dalam tahap ini merupakan pengubah nasib tokoh. Ini merupakan puncak rumitan dan puncak ketegangan. 6.
Krisis atau titik balik
Bagian ini adalah plot yang mengawali leraian. Tahap ini ditandai oleh perubahan alur cerita menuju kesudahannya. 7.
Leraian Leraian adalah bagian strktur plot sesudah tercapainya klimaks, merupakan
peristiwa yang menunjukkan perkembangan lakuan kearah selesaian. Dalam tahap ini kadar pertentangan mereda. 8.
Penyelesaian Ini merupakan bagian akhir alur dalam karya sastra. Dalam tahap ini
baisanya rahasia atau kesalahpahaman yang bertalian dengan plot cerita terjelaskan. Kesimpulan terpecahkannya masalah dihadirkan dalam tahap ini. 2.2.4 Metode Perbandingan Menurut Reemark (dalam Pradopo, 2002:21) bahwa sastra bandingan adalah studi sastra di luar batas-batas satu negeri tertentu dan studi hubungan antar kesustraan satu negeri dengan negeri lain, tidak hanya perbandingan kesustraan saja, tetapi juga perbandingan kesustraan dengan ekspresi kemanusiaan yang lain seperti agama, fisafat, sejarah, sosial budaya. Tujuan sastra bandingan antara lain: (a) untuk mencari pengaruh suatu karya sastra lain dan atau pengaruh bidang lain serta sebaliknya dalam dunia sastra. (b) untuk menentukan mana karya sastra yang benar-benar orisinil dan mana yang bukan dalam lingkup perjalanan sastra. (c) untuk menghilangkan kesan bahwa karya sastra nasional tertentu lebih hebat dibandingkan karya sastra nasional yang lain. (d) untuk mencari keragaman budaya yang terpantul dalam karya sastra satu dengan yang lainnya. (e) untuk memperkokoh keuniversalan konsep-konsep keindahan universal dalam sastra. (f) untuk menilai mutu karyakarya negara-negara dan keindahan karya sastra. Tujuan demikian tertentu tak harus seluruhnya dicapai oleh peneliti dalam sastra bandingan. Seorang peneliti boleh hanya mencapai satu atau lebih tujuan perbandingan. Tujuan demikian, juga mengisyaratkan bahwa dari waktu ke waktu sastra bandingan mengalami perubahan.
Oleh karana itu, peneliti menarik kesimpulan tentang definisi sastra bandingan adalah kegiatan membandingkan dua karya sastra atau lebih yang memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal unsur-unsur yang dikandungnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural dimana mengaitkatkan unsur-unsur dalam karay sastra khusunya plot dalam novel Pasangan Detektif karya Agatha Crihstie dan novel Detektif Sekolah karya Dimas Abi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif induktif yaitu dengan cara mengetahui
dan memahami keseluruhan
cerita dari kedua novel diatas, setelah itu barulah ditentukan titik kemiripan antara kedua karya tersebut. 2.2.5 Pendekatan Struktural Dalam penelitian karya sastra, analisis atau pendekatan obyektif terhadap unsur-unsur intrinsik atau struktur karya sastra merupakan tahap awal untuk meneliti karya sastra sebelum memasuki penelitian lebih lanjut (Damono, 2005:2). Pendekatan
struktural
merupakan
pendekatan
instrinsik,
yakni
membicarakan karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Pendekatan tersebut meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom dan terlepas dari latar belakang sosial, searah, biografi pengarang dan segala hal yang ada di luar karya sastra. Dari definisi para pakar tentang pendekatan strukutural peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa pendekatan struktural adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra dari dalam serta mencari relevansi atau keterkaitan unsur-unsur tersebut dalam rangka mencapai kebulatan makna. Untuk mempermudah penelitian ini, maka digunakan juga pendekatan struktural. Hal ini dimaksdukan untuk mengetahui novel Pasangan Detektif dan novel Detektif Sekolah dengan mengaitkan unsur-unsur di dalam novel yakni tahapan-tahapan plot. Langkah-langkah pendekatan struktural dalam penelitian ini adalah:
1. Menentukan unsur intrinsik novel yaitu pada tahapan plot novel Pasangan Detektif dan novel Detektif Sekolah 2. Menggambarakan tahapan alur novel Pasangan Detektif dan novel Detektif Sekolah 3. Menguraikan tahapan-tahapan plot yang terdiri dari perkenalan (eksposisi), rangsangan, konflik atau tikaian, rumitan (komplikasi), klimaks, krisis atau titik balik, dan terakhir adalah leraian. dalam novel Pasangan Detektif dan novel Detektif Sekolah 4. Membandingkan tahapan-tahapan plotyang terdiri dari perkenalan (eksposisi), rangsangan, konflik atau tikaian, rumitan (komplikasi), klimaks, krisis atau titik balik, dan terakhir adalah leraian. dalam novel Pasangan Detektif dan novel Detektif Sekolah