BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan, buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah buku-buku tentang sosiolinguistik. 2.1.1 Pengertian Sosiolinguistik Kridalaksana (1978:94) mengemukakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa. Pengkajiaan bahasa tidak semata-mata dititikberatkan pada aspek internalnya di mana bahasa sebagai suatu sistem bunyi yang bermakna, tetapi juga dapat ditelusuri secara eksternal dalam kaitannya dengan disiplin ilmu lain seperti sosiolinguistik. Dengan kata lain, sosiolinguistik adalah kajian antardisiplin yang mencakup pemakai bahasa dan ciri khas variasi bahasa yang kecenderungannya selalu berinteraksi. Bram dan Dickey (dalam Kailani Hasan, 2001:75) mengatakan bahwa sosiolinguistik mengkhususkan kajiannya pada bagaimana bahasa berfungsi di tengah
masyarakat
dan
berupanya
menjelaskan
kemampuan
manusia
menggunakan aturan-aturan berbahasa secara tepat dalam situasi-situasi yang bervariasi.
6
2.1.2 Pengertian Diksi Menurut Kridalaksana (1993:44) bahwa diksi ialah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karang-mengarang. Menurut Enre (1988:101) diksi atau pilihan kata adalah penggunaan katakata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat. Widyamartaya (1990: 45) yang menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Diksi atau pilihan kata selalu mengandung ketepatan makna dan kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada pembaca atau pendengar.
2.1.2.1 Pengertian Ragam Diksi dalam Kata Bloomfield (dalam Tarigan 1985:6) menyebutkan bahwa Kata adalah “bentuk bebas yang paling kecil”, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari. Keraf (2006:21) menambahkan bahwa pengertian yang terkandung dalam sebuah kata adalah makna yang mengungkapkan sebuah gagasan atau ide. Atau dengan kata lain, kata-kata adalah alat penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain. Pemahaman akan kata itu sangat penting agar tujuan komunikasi dapat bertujuan dengan baik.
7
2.1.2.2 Pengertian Ragam Diksi dalam Frase Frase adalah kelompok kata yang secara deskriptif berfungsi sebagai satu unsur sintaksis dalam kalimat. Keraf (1991:27) menyatakan bahwa frase merupakan suatu konstruksi yang terdiri atas dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan. Kridalaksana (1993:14) menegaskan bahwa frase merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan ini dapat rapat, dapat renggang. Parera (1994:62) yang memberi batasan frasa sebagai suatu konstruksi yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk sebuah pola dasar kalimat maupun tidak.
2.1.2.3 Pengertian Ragam Diksi dalam Ungakapan atau Idiom Idiom berasal dari bahasa yunani, idios yang berarti khas, mandiri, khusus atau pribadi. Menurut keraf (2005:109) yang disebut idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak dapat diterangkan secara logis atau secara gramatikal, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya. Djajasudarma (2009:20) mengungkapkan bahwa makna idiomatik adalah makna leksikal yang terbentuk dari beberapa kata. Kata–kata yang disusun dengan kombinasi kata lain dapat pula menghasilkan makna yang berlainan. Dengan kata lain gabungan kata tersebut sudah memiliki makna tersendiri yang berlainan dengan makna kata pembentuknya dan jika digabung dengan kata lain maka maknanya akan berubah.
8
Alwasilah (1993:165) menyebutkan bahwa idiom adalah grup kata-kata yang mempunyai makna tersendiri yang berbeda dari makna tiap kata dalam grup itu. Senada dengan pendapat di atas, arifin (2009:53) menyatakan ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan idiomatik adalah katakata yang mempunyai sifat idiom yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa. Menurut dua pendapat di atas, dapat ketahui bahwa idiom merupakan susunan yang khas dalam sebuah bahasa dan mempunyai makna tersendiri yang berbeda dari makna kata pembentuknya. Susunan kata satu dan lainnya dalam idiom saling melengkapi, tidak dapat digantikan, dan tidak dapat dihilangkan. 2.1.2.4 Pengertian Ragam Diksi dalam Umpasa atau Pantun Penggunaan umpasa merupakan warisan budaya bagi masyarakat Batak umumnya. Umpasa atau bahasa berpantun memuat pesan tidak hanya mengenai arti kehidupan tetapi juga pesan moral dalam menjalani kehidupan. Umpasa atau bahasa berpantun yang terdiri dari dua baris menempatkan baris pertama berupa sampiran dan baris kedua berupa isi. Sedangkan umpasa yang terdiri dari empat baris adalah dua baris pertama merupakan sampiran dan dua baris terakhir berupa isi. Keindahan untaian kata bahasa pantun atau umpasa menambah indahnya, tidak hanya rangkaian kata tetapi juga pesan maupun makna yang hendak disampaikan. Untuk itu tanpa kehadiran umpasa maka acara kegiatan adat bagi masyarakat Batak Toba terasa hampa.
9
Dalam pengertian umum, pantun merupakan salah satu bentuk sastra rakyat yang menyuarakan nilai-nilai dan kritik budaya masyarakat. Pantun adalah puisi asli Indonesia (Waluyo,1987:9). Menurut Surana (2001:31), pantun ialah bentuk puisi lama yang terdiri atas 4 larik sebait berima silang (a b a b). Larik I dan II disebut sampiran, yaitu bagian objektif. Biasanya berupa lukisan alam atau apa saja yang dapat diambil sebagai kiasan. Larik III dan IV dinamakan isi, bagian subjektif. Sama halnya dengan karmina, setiap larik terdiri atas 4 perkataan. Jumlah suku kata setiap larik antara 8-12. 2.2 Teori yang Digunakan Teori merupakan landasan fundamental sebagai argumentasi dasar untuk menjelaskan atau memberi jawaban terhadap masalah yang akan dibahas. Teori yang digunakan dalam menganalisis ragam diksi pada upacara adat saur matua masyarakat Batak Toba mengacu pada teori J. Fishman, Nababan,Alwasilah dan yang dikemukakan oleh Keraf. J. Fishman (dalam Chaer dan Leonie Agustina1972:4) mengemukakan bahwaSociolinguistics is the study of the characteristics of language varieties, the characteristics of their functions, and the characteristic of their speakers as these three constantly interact, change and change one another within a speech community( sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsifungsi bahasa, dan pemakaian bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur ). Menurut Nababan (dalam Aslinda dan Leoni Syafyahya 2007:19) mengemukakan variasi bahasa berkenaan dengan fungsinya/fungsiolek, ragam atau register. Variasi bahasa dari segi penggunaan berhubungan dengan bidang pemakaian, contohnya dalam kehidupan sehari-hari, ada variasi di bidang militer, sastra, jurnalistik, dan kegiatan keilmuan lainnya. Perbedaan variasi bahasa dari segi penggunaan terdapat pada kosa katanya. Setiap bidang akan memiliki sejumlah kosa kata khusus yang tidak ada dalamm kosa kata bidang ilmu lainnya. Alwasilah(Aslinda dan Leoni Syafyahya 2007:19) mengatakan register adalah suatu ragam tertentu yang digunakan untuk maksud tertentu, sebagai kebalikan dari dialek sosial atau regional. Pembicaraan register biasanya dikaitkan dengan masalah dialek. Dialek berkenaan dengan bahasa digunakan oleh siapa,
10
dimana, dan kapan oleh penuturnya, sedangkan register berkaitan dengan bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa. Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut. a. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat. b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansanuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa.
11