11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Teori agensi adalah teori yang menyatakan hubungan keagenan dengan prinsipal yang di dalamnya agen bertindak untuk kepentingan prinsipal dan atas tindakannya agen mendapatkan imbalan tertentu (Suwardjono, 2010). Jensen dan Meckling (1976) dalam penelitian Mulyati (2011) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak antara pemilik sumber daya ekonomis dan manajer yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya. Manajemen (agen) menjalankan perusahaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati dengan pemilik (prinsipal). Hubungan antara investor dan manajemen, dalam konteks pelaporan keuangan dapat dikarakteristikan sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen (Suwardjono, 2010). Konsep manajemen laba akuntansi menggunakan pendekatan teori keagenan, dimana praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen dan pemilik yang timbul karena setiap pihak ingin mendapatkan kesejahteraannya sendiri. Manajer dan pemilik dalam hubungan keagenan memiliki asimetri informasi. Hal ini dikarenakan manajemen sebagai agen pelaksana perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pemilik yang hanya menanamkan modal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Menurut Eisenhardt (1989) dalam Bayu (2010) teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut, manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya. Kondisi ini dinamakan dengan asimetri informasi, yaitu suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan, seperti dijelaskan Jensen dan Meckling (1976) dalam Muliati (2011). Asimetri antara agen dengan prinsipal memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis atau memperoleh keuntungan pribadi. Dengan asumsi
bahwa
individu-individu
agen
bertindak
untuk
memaksimalkan
kepentingan diri sendiri, maka dengan asimetri informasi yang dimilikinya akan mendorong agen untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui prinsipal. Dalam kondisi yang asimetri tersebut, agen dapat mempengaruhi angkaangka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba akuntansi. Di dalam teori keagenan menjelaskan bahwa apabila kinerja perusahaan buruk, manajer dapat bertindak oportunistik dengan menaikkan laba akuntansi untuk menyembunyikan kinerja buruk, sebaliknya apabila kinerjanya baik, manajer dapat bertindak oportunis dengan menurunkan laba akuntansi untuk menunda kinerja baiknya. Penelitian Richardson (2005) dalam Muliati (2011) menunjukkan adanya hubungan positif antara asimetri informasi dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
manajemen laba akuntansi. Karena angka-angka akuntansi sering digunakan dalam kontrak atau sebagai mekanisme monitoring dalam hubungan keagenan. Seorang prinsipal tentu menginginkan hasil kinerja yang baik dari agen. Hubungan antara teori keagenan dengan penelitian ini adalah manajemen perusahaan yang bertindak sebagai pengelola perusahaan (agen) mempunyai tugas untuk memilih kebijakan akuntansi dan strategi yang seperti apa agar pemegang saham (prinsipal) sebagai yang ikut memiliki perusahaan tetap percaya. Hal tersebut ditunjukkan melalui return saham perusahaan yang cenderung naik atau turun. Sehingga investor lain akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. 2.1.2 Teori Sinyal (Signaling Theory) Menurut Brigham dan Houston (2010: 444) teori sinyal adalah teori yang mengatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai sinyal dari perkiraan pendapatan manajemen. Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada dasarnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Menurut Maria Immaculatta (2006) dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Justriani (2013), kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Menurut Jogiyanto (2010), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham, jika menjadi sinyal buruk maka investor akan menahan investasi untuk perusahaan tersebut. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi sinyal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar perusahaan. 2.1.3 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan suatu output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Disajikan sebagai bahan informasi bagi para
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
pemakai yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut dimana didalamnya terdapat suatu pertanggungjawaban atau accountability yang disajikan sebagai suatu indikator kesuksesan suatu perusahaan. Pelaporan keuangan hendaknya memberikan informasi yang berguna bagi para calon investor dan kreditor maupun yang sudah ada dan para pengguna lainnya dalam membuat investasi, kredit dan keputusan-keputusan lainnya yang rasional. (Jones & Belkoui, 2010:233) Pengguna informasi akuntansi harus dapat memperoleh pemahaman mengenai kondisi keuangan dan hasil operasional perusahaan lewat pelaporan keuangan. Investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang disusun investee terutama dalam hal pembagian dividen, sedangkan kreditor berkepentingan dalam hal pengembalian
jumlah pokok pinjaman berikut
bunganya. Investor dan kreditor terutama sangat tertarik terhadap arus kas investee / debitur di masa mendatang (Hery, 2011:39). Menurut Sofyan Harahap (2013:201) mendefinisikan laporan keuangan sebagai output dan hasil akhir proses akuntansi dan yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan.
Di
samping
sebagai
informasi
juga
sebagai
pertanggungjawaban atau accountability. Sekaligus menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sedangkan pengertian menurut Munawir (2010:5) laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar ini adalah daftar neraca atau posisi keuangan atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambah daftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan). Salah satu tujuan laporan keuangan menurut Fahmi (2011) adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter. Adapun tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia yang dinyatakan dalam PSAK No. 1 (2009:12) dalam Fahmi (2011) adalah secara umum untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen
atas
penggunaan
sumber-sumber
daya
yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan meliputi aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban, termasuk keuntungan kerugian perusahaan serta arus kas. Sedangkan pengguna laporan keuangan menurut Darsono dan Ashari (2010:12),
selain
sebagai alat
diperlukan sebagai dasar
pertanggungjawaban,
informasi keuangan
pengambilan keputusan ekonomi. Pengambilan
keputusan ekonomi adalah yang dilakukan secara sadar untuk menetapkan sesuatu atas dasar data dalam bidang bisnis. Pengguna laporan keuangan dan kebutuhan informasi keuangannya dapat dikelompokan sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
1) Investor atau pemilik Pemilik perusahaan menanggung risiko atas harta yang ditempatkan pada perusahaan. Pemilik membutuhkan informasi untuk menilai apakah perusahaan memiliki kemampuan membayar dividen. Di samping itu untuk menilai apakah investasinya akan tetap dipertahankan atau dijual. Bagi calon pemilik, laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai kemungkinan penempatan informasi dalam perusahaan. 2) Pemberi pinjaman (kreditor) Pemberi
pinjaman
membutuhkan
informasi
keuangan
guna
memutuskan memberi pinjaman dan kemampuan membayar angsuran pokok dan bunga pada saat jatuh tempo. Jadi, kepentingan kreditor terhadap perusahaan adalah apakah perusahaan mampu membayar hutangnya kembali atau tidak. 3) Pemasok atau kreditor usaha lainnya Pemasok memerlukan informasi keuangan untuk menentukan besarnya penjualan kredit yang diberikan kepada perusahaan pembeli dan kemampuan membayar pada saat jatuh tempo. 4) Pelanggan Dalam beberapa situasi, pelanggan sering membuat kontrak jangka panjang dengan perusahaan, sehingga perlu informasi mengenai kesehatan keuangan perusahaan yang akan melakukan kerja sama. 5) Karyawan Karyawan dan serikat buruh memerlukan informasi keuangan guna
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
menilai kemampuan perusahaan untuk mendatangkan laba dan stabilitas usahanya. Dalam hal ini, karyawan membutuhkan informasi untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan sebagai tempat menggantungkan hidupnya. 6) Pemerintah Informasi keuangan bagi pemerintah digunakan untuk menentukan kebijakan dalam bidang ekonomi, misalnya alokasi sumber daya, UMR, pajak, pungutan, serta bantuan. 7) Masyarakat Laporan keuangan dapat digunakan untuk bahan ajar, analisis, serta informasi tren dan kemakmuran. Menurut Darsono dan Ashari (2010:12) sehubungan dengan kebutuhan informasi bagi berbagai pihak tersebut, maka tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang menyangkut: 1) Posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, yaitu keadaan pada tanggal tertentu mengenai kekayaan dan sumber kekayaan perusahaan. 2) Kinerja perusahaan selama periode tertentu, yaitu besarnya aktivitas dan biaya untuk menjalankan aktivitas serta hasil (laba / rugi) dari aktivitas selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Bahkan dengan analisis yang lebih tajam, dapat dilihat kemungkinan ketidakefisienan dan permasalahan dalam fungsi tertentu. 3) Perubahan posisi keuangan selama periode tertentu, yaitu perubahan kekayaan dan sumber kekayaan selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. 4) Perputaran kas selama periode tertentu, yaitu menyangkut aliran kas masuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
dan keluar perusahaan selama periode tertentu. Perlu diingat bahwa setiap aktivitas belum tentu segera menghasilkan kas/uang sebab
bisa jadi
perusahaan menjual dengan cara kredit (tidak tunai), sehingga terjadi perbedaan waktu antara aktivitas dengan kas masuk. Menurut SFAC no.6 dalam Hery (2011:48), FASB telah mendefinisikan 10 unsur laporan keuangan yang berhubungan langsung dengan posisi keuangan dan
hasil
kinerja
perusahaan. Unsur-unsur inilah yang nantinya akan
membentuk struktur sebuah laporan keuangan. FASB mengklasifisikan unsurunsur laporan keuangan tersebut ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama mencakup tiga unsur, yakni aktiva, kewajiban dan ekuitas (aktiva bersih). Sedangkan kelompok kedua mencakup tujuh unsur, yaitu investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. 2.1.4 Laba Akuntansi Laporan laba-rugi (income statement) atau sering disebut statement of income atau statement of earnings adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu (PSAK, 2009). Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan laba-rugi dalam menentukan profitabilitas, nilai investasi dan kelayakan kredit atau kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi segala pinjaman perusahaan (Kieso, 2011). Laporan laba rugi dapat membantu para investor untuk memprediksi jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Laporan laba rugi berguna sebagai alat
untuk
mengevaluasi kinerja
masa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
lalu
perusahaan,
dan
20
memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan. Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh laba akuntansi terhadap return telah dilakukan oleh Triyono dan Jogiyanto (2010) yang menghasilkan hubungan antara laba akuntasi dengan return saham. Hal ini menunjukan bahwa laba menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi di pasar modal. Penelitian Haryanto (2012), tentang pengaruh relevansi laba akuntansi terhadap return saham dengan risiko perusahaan dan leverage sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi atas laporan keuangan industri manufaktur di BEI tahun 2008-2010. Hasilnya menunjukkan bahwa laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap return saham karena krisis keuangan terjadi ketika dilakukannya penelitian. Sementara Ariadi (2011)
menemukan pengaruh yang negatif antara laba akuntansi dengan return saham. Hal ini dikarenakan terdapat fenomena dimana manajemen melakukan earnings management untuk meningkatkan laba akuntansi. 2.1.5 Arus Kas Laporan arus kas (statement of cash flows atau cash flow statement) adalah laporan yang menyajikan ikhtisar terinci mengenai semua arus kas masuk dan arus kas keluar, atau sumber dan penggunaan kas selama suatu periode (IAI, 2007), sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan dengan kas. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Penyajian laporan arus kas harus diklasifikasikan sesuai dengan aktivitasnya masing-masing sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan bahwa ”Laporan arus kas harus dapat melaporkan arus kas selama periode tertentu”. Laporan arus kas merupakan campuran antara laporan laba-rugi dengan neraca (Subramanyam, 2010). Laporan arus kas dapat mengekspresikan laba bersih perusahaan yang berkaitan dengan nilai perusahaan sehingga jika arus kas meningkat, maka laba perusahaan akan meningkat dan hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan dan selanjutnya juga akan menaikkan laba perusahaan. Laporan arus kas telah menjadi persyaratan bagi setiap perusahaan yang go public untuk disajikan dalam laporan keuangan. Laporan arus kas menyajikan informasi tentang aliran kas masuk dan keluar selama periode akuntansi yang terdiri dari Arus Kas yang berasal dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (operating),
aktivitas investasi (investing), dan aktivitas
pendanaan (financing). a. Arus Kas Operasi Arus kas operasi (operating activities) meliputi kas yang dihasilkan dan dikeluarkan yang masuk dalam determinasi penentuan laba bersih. Arus kas yang berasal dari (digunakan untuk) aktivitas operasi meliputi arus yang timbul karena adanya pengiriman atau produksi barang untuk dijual dan penyediaan jasa, serta
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya terhadap kas yang
mempengaruhi pendapatan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009) Arus Kas dari operasi :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
1. Penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang dan jasa. 2. Penerimaan kas dari royalti, fee, komisi, dan pendapatan lain. 3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa. 4. Pembayaran kas kepada karyawan. 5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya. 6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan. 7. Pembayaran dan penerimaan kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha perdagangan. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan kas yang dapat digunakan untuk perusahaan,
melunasi
membayar
pinjaman,
dividen
dan
memelihara melakukan
kemampuan investasi
baru
operasi tanpa
mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Sehingga arus kas aktivitas operasi dapat menjadi sinyal bagi investor mengenai kondisi perusahaan. Livnat dan Zarowin (2001) dalam Yocelyn dan Christiawan (2012) telah melakukan kajian tentang hubungan arus kas operasi dengan return saham, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa komponen arus kas dari aktivitas operasi menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan return saham demikian halnya dengan penelitian Triyono dan Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa unexpected cash inflow and cash outflow dari aktivitas operasi dalam periode tertentu akan mempengaruhi harga saham melalui pengaruhnya pada arus kas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniati (2006)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
dalam Trisnawati (2013) memperoleh hasil tidak adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi terhadap expected return saham. Hasil penelitian Ariadi (2011) menyatakan bahwa perubahan arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap return saham. Arus kas operasi dapat
digunakan sebagai indikator untuk menilai apakah dari aktivitas
operasinya perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, membayar dividen dan melakukan investasi baru sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan tingkat pengembalian kepada pemegang saham. Hal ini menunjukkan arus kas operasi dapat meningkatkan harga dan return saham. b. Arus Kas Investasi Arus kas investasi merupakan arus kas yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan dan melibatkan aset jangka panjang. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009) arus kas investasi (investing activities) meliputi aktivitas pemberian dan penagihan pinjaman, serta perolehan dan pelepasan investasi (baik utang maupun ekuitas) serta properti, pabrik dan peralatan. Arus kas yang berasal dari (digunakan untuk) aktivitas investasi adalah arus kas yang disebabkan oleh adanya perolehan dari penjualan surat-surat
berharga bukan ekuivalen kas, aset
produktif jangka panjang. Hubungan antara arus kas aktivitas investasi dengan return saham telah diuji oleh Trisnawati dan Wahidahwati (2012) yang menemukan bahwa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
peningkatan investasi berkaitan erat dengan arus kas dimasa yang akan datang, serta memiliki pengaruh positif terhadap return saham. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Heryawan (2013) namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Sinaga dan Pamudji (2010) yang menemukan hubungan yang tidak signifikan antara arus kas investasi dengan return saham, sedangkan arus kas operasional serta laba akuntansi terdapat pengaruh terhadap return saham. Demikian halnya dengan hasil penelitian Adilliawan (2010) dimana dalam penelitiannya menunjukkan bahwa arus kas investasi secara signifikan berpengaruh terhadap return saham. Adanya peningkatan arus dari aktivitas investasi akan menarik investor untuk melakukan aksi beli saham yang akan meningkatkan harga saham yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham. Sehingga dapat dikatakan bahwa arus kas investasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap return saham. c. Arus Kas Pendanaan Arus kas pendanaan (financing activities) meliputi pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009) arus kas pendanaan meliputi: 1. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya 2. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus
saham perusahaan. 3. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman
lainnya. 4. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lesee) untuk mengurangi saldo
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (financial lease) Arus kas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan (Trisnawati dan Wahidahwati, 2013). Arus Kas aktivitas pendanaan dapat
mempertahankan proporsi kepemilikan saham
perusahaan. Pasar akan memberikan reaksi positif dan reaksi yang positif akan mempengaruhi nilai perusahaan. Adanya peningkatan arus kas dari aktivitas investasi akan menarik investor untuk melakukan aksi beli saham dan dapat meningkatkan harga saham yang pada akhirnya juga meningkatkan return saham. Hubungan antara arus kas pendanaan dengan return saham umumnya dijelaskan dengan menggunakan signaling theory, bahwa makin meningkatnya arus kas pendanaan akan meningkatkan return saham. Investor akan sangat berminat pada peningkatan arus kas pendanaan karena menunjukkan bahwa perusahaan mampu meningkatkan pendapatan di masa mendatang. Berdasarkan asumsi tentang informasi asimetris antara pemilik perusahaan dan investor. Suriani Ginting (2011) memiliki argumen bahwa secara simultan semua variabel independen memiliki pengaruh terhadap return saham tetapi secara parsial arus kas operasi dan laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan variabel arus kas investasi pendanaan tidak berpengaruh terhadap return saham. Ariadi (2011) menemukan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh positif dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Trisnawati dan Wahidahwati (2013) yang menyatakan hubungan yang signifikan antara arus kas pendanaan terhadap return saham. 2.1.6 Profitabilitas (Profitability) Menurut Sartono (2010:122), yang menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas yang dikaitkan dengan penjualan terdiri atas margin laba kotor (gross profit margin) dan margin laba bersih (net profit margin). Profitabilitas yang dikaitkan dengan investasi terdiri atas tingkat pengembalian atas aset (return on total asset) dan pengembalian atas ekuitas (return on equity). Menurut Kasmir (2011:196), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio keuntungan atau profitability ratios adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien. Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
dihasilkan dari penjualan dan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. 2.1.7 Net Profit Margin (NPM) Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) yang dibandingkan dengan penjualan bersih yang diukur melalui net profit margin (Brigham dan Houston, 2010). Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi diharapkan dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Net profit margin (NPM) menurut Gitman (2012:80) adalah “The net profit margin measures the percentage of each sales dollar remaining after all cost and expenses, including interest, taxes, and preffered stock dividends, have been deducted”. Yang berarti bahwa net profit margin mengukur presentase dari penjualan dollar yang tersisa setelah semua biaya dan pengeluaran termasuk bunga, pajak, dan dividen saham preferen telah dikurangi. 2.1.8 Return Saham Return saham merupakan ukuran yang dilihat oleh investor yang akan melakukan investasi pada suatu perusahaan. Menurut (Ang, 2007 dalam Adiliawan, 2010) konsep return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Return saham merupakan income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya di perusahaan tertentu. Sedangkan menurut Yocelyn dan Christiawan (2012) return saham merupakan pendapatan yang berhak diperoleh investor karena menginvestasikan dananya. Return saham merupakan tingkat keuntungan atau pendapatan
yang
diperoleh dari
investasi
surat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berharga
saham.
Return
28
memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Return saham dapat berupa return realisasian yang
sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi, akan tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Return realisasian dihitung berdasarkan data historis. Return realisasian dapat digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja perusahaan dan dapat juga digunakan sebagai dasar penentu return ekspektasian dan risiko di masa yang akan datang. Berbagai upaya akan dilakukan investor untuk memperoleh keyakinan bahwa investasi yang akan dilaksanakannya mendapatkan pengembalian (return) yang sesuai dengan yang diharapkan. Salah satunya berasal dari informasi laporan keuangan yang diterbitkan suatu perusahaan yang akan menjadi target investasinya. 2.1.9 Review Penelitian Terdahulu Pada sub bab ini akan dijelaskan penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang menjadi dasar acuan untuk melakukan penelitian ini. 1. Penelitian Triyono dan Jogiyanto Hartono (2010) Penelitian menggunakan periode 1995-1996 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ (bursa Efek Jakarta). Hasil penelitian ini total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap harga saham, tetapi pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas memiliki hubungan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
signifikan terhadap return saham serta laba akuntansi memiliki hubungan dengan return saham. 2. Hery Heryawan (2013) Hasil pengujiannya menunjukkan ROA, EPS, dan NPM berpengaruh signifikan terhadap return saham. 3. Penelitian Azilia Yocelyn dan Yulius Jogi Christiawan (2012) Penelitian ini menggunakan periode 2009-2010 pada perusahaan yang memiliki kapitalisasi besar yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa informasi perubahan arus kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham sedangkan informasi laba akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. 4. Penelitian Widya Trisnawati dan Wahidahwati (2013) Penelitian ini menggunakan periode 2008 sampai 2010 pada perusahaaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh parsial dan simultan yang signifikan antara variabel bebas arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan perubahan laba terhadap return saham. 5. Penelitian Ariadi (2011) Penelitian ini menggunakan data pada periode 2003 – 2007 pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial arus kas operasi, arus kas pendanaan, Debt to Equity Ratio (DER),
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Current Ratio berpengaruh terhadap return saham sedangkan Laba Akuntansi dan Koefisien Variasi tidak berpengaruh. 6. Penelitian Hardian Hariono Sinaga dan Sugeng Pamudji (2010) Penelitian ini menggunakan periode 2005-2007 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada pengaruh total arus kas, arus kas investasi, arus kas pendanaan terhadap return saham sedangkan arus kas operasional serta laba akuntansi terdapat pengaruh terhadap return saham. 7. Penelitian Novy Budi Adiliawan (2010 Penelitian ini menggunakan periode 2006-2009 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perubahan arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba kotor tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan perubahan arus kas operasi berpengaruh signifkan terhadap harga saham. 8. Penelitian Suriani Ginting (2011) Penelitian ini menggunakan data pada periode 2005-2010 pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. Secara parsial arus kas operasi dan laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham LQ 45 sedangkan variabel arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh terhadap return saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
9. Penelitian Widyanto Faisal Latief (2014) Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen arus kas, laba akuntansi dan dividend yield, market to book ratio berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap stock return. Penelitian ini menggunakan data pada periode 2008-2010 pada perusahaan go public pada sektor manufaktur. Hasil penelitian ini terdapat pengaruh simultan antara variabel bebas dengan return saham dan terdapat pengaruh variabel bebas dengan return saham secara parsial. 10. Penelitian Denny Susanto (2013) Penelitian ini menggunakan data pada periode 2008-2010 pada perusahaan LQ 45. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh simultan antara variabel bebas dengan harga saham. Sedangkan secara parsial variabel PER dan ROA memiliki pengaruh terhadap harga saham tetapi dividend yield tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Pada penelitian yang dilakukan oleh Triyono dan Jogiyanto Hartono (2010) menggunakan metode analisis model linier dengan pendekatan level dan return sedangkan penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dan periode pada penelitian ini lebih terkini yaitu tahun 2011-2013. Penelitian yang dilakukan oleh Heryawan (2014), Ariadi (2011), Hardian Hariono Sinaga dan Sugeng Pamudji (2010), Suriani Ginting (2011), Azilia Yocelyn dan Yulius Jogi Christiawan (2012) dan Widya Trisnawati dan Wahidahwati (2013) tidak menambahkan variabel dividen sebagai variabel independen pada penelitian mereka, sedangkan pada penelitian ini menambahkan variabel dividend yield sebagai variabel dependen yang berdasarkan penelitian terdahulu dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
mempengaruhi return saham. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ninna Daniati dan Adiliawan (2010) dan Widya Trisnawati dan Wahidahwati (2013) menggunakan variabel laba kotor sebagai variabel independen tetapi pada penelitian ini menambahkan variabel laba bersih sebagai variabel independen. Penelitian yang dilakukan oleh Latief (2014) tidak menggunakan variabel informasi arus kas dan laba akuntansi sebagai variabel independen sedangkan, pada penelitian ini menggunakan informasi arus kas dan laba akuntansi yang diprosksi laba bersih setelah pajak. Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu Judul
Peneliti
Hasil
Triyono dan Jogiyanto Hartono (2010)
Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas Dan Laba Akuntansi Dengan Harga Atau Return Saham.
Total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap harga saham, tetapi pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas memiliki hubungan yang signifikan terhadap return saham serta laba akuntansi memiliki hubungan dengan return saham.
Heryawan (2013)
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Asuransi di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi Dan Dividend Yield Terhadap Return Saham (Studi Empiris
Menunjukkan ROA, EPS, dan NPM berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
Latief (2014)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Komponen arus kas, laba akuntansi dan dividend yield, market to book ratio berpengaruh secara
33
Pada Perusahaan Manufaktur BEI Periode 2011-2013). Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, Arus Kas Pendanaan, Debt To Equity Ratio, Current Ratio Dan Koefisien Variasi Terhadap Return Saham.
positif dan signifikan terhadap stock return.
Hardian Hariono Sinaga dan Sugeng Pamudji (2010)
Analisis Pengaruh Total Arus Kas, Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi Terhadap Return Saham.
Tidak ada pengaruh total arus kas, arus kas investasi, arus kas pendanaan terhadap return saham sedangkan arus kas operasional serta laba akuntansi terdapat pengaruh terhadap return saham.
Novy Budi Adiliawan (2010)
Pengaruh Komponen Arus Kas Dan Laba Kotor Terhadap Harga Saham.
Arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba kotor tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan perubahan arus kas operasi berpengaruh signifkan terhadap harga saham. Secara simultan semua variabel independen memiliki pengaruh terhadap harga saham.
Suriani Ginting (2011)
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Arus Kas Dan Laba Akuntansi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ 45
Secara simultan semua variabel independen memiliki pengaruh terhadap return saham tetapi secara parsial arus
Ariadi (2011)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial arus kas operasi, arus kas pendanaan, (DER), Current Ratio berpengaruh terhadap return saham sedangkan Laba Akuntansi dan Koefisien Variasi tidak berpengaruh.
34
Di Bursa Efek Indonesia.
Azilia Yocelyn dan Yulius Jogi Christiawan (2012)
Widya Trisnawati dan Wahidahwati (2013)
Denny Susanto (2013)
kas operasi dan laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham. sedangkan variabel arus kas investasi pendanaan tidak berpengaruh terhadap return saham. Analisis Pengaruh Informasi perubahan arus Perubahan Arus Kas Dan kas tidak berpengaruh Laba Akuntansi Terhadap secara signifikan Return Saham Pada terhadap return saham Perusahaan sedangkan informasi laba Berkapitalisasi Besar. akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Pengaruh Arus Kas Pengaruh secara simultan Operasi, Investasi Dan antara variabel bebas Pendanaan Serta Laba dengan return saham dan Bersih Terhadap Return terdapat pengaruh Saham. variabel bebas dengan return saham secara parsial. Pengaruh Perubahan Terdapat pengaruh Dividend Yield, Price simultan antara variabel Earning Ratio (PER), dan bebas dengan harga Return On Asset (ROA) saham. Sedangkan Terhadap Perubahan secara parsial variabel Harga Saham. PER dan ROA memiliki pengaruh terhadap harga saham tetapi dividend yield tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham.
B. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Kerangka pemikiran merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah di ketahui dalam suatu masalah tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Pengembangan hipotesis sebelumnya, maka hubungan laba akuntansi, arus kas operasi dan net profit margin terhadap return saham dapat disusun menjadi sebuah kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut: Gambar 2.1 Pemikiran Teoritis
Laba Akuntansi H1
Return Saham
Arus Kas Operasi H2
H3
Net Profit Margin
C. Hipotesis 1. Pengembangan Hipotesis a). Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap return saham Laporan laba rugi merupakan laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Laporan laba rugi menyediakan informasi bagi investor dan kreditor untuk membantu mereka meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, maka perusahaan akan mampu membagikan dividen yang semakin besar dan akan berpengaruh terhadap return saham secara positif. Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba, cenderung
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
harga sahamnya juga akan meningkat. Maksudnya jika perusahaan memperoleh laba yang semakin besar, maka secara teoritis perusahaan akan mampu membagikan dividen yang semakin besar dan akan berpengaruh secara positif terhadap return saham. Penelitian Yocelyn dan Christiawan (2012) menyebutkan bahwa peningkatan laba akuntansi dapat mendorong investor untuk lebih tertarik dalam membeli saham perusahaan. Ketertarikan investor untuk membeli saham perusahaan akan dapat meningkatkan harga saham perusahaan dan berujung pada meningkatnya return saham perusahaan. Laba yang tinggi akan mendorong investor untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan karena tertarik akan laba investasi yang lebih tinggi. Ini secara langsung akan mendorong pada peningkatan harga saham dan return saham perusahaan. Dari penjelasan dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa laba akuntansi mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat keuntungan saham. Oleh karena itu, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: H1: Perubahan laba akuntansi berpengaruh positif terhadap return saham. b). Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap return saham Arus kas operasi merupakan arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan atau transaksi yang masuk atau keluar dari dalam penentuan laba bersih. Meliputi arus kas yang dihasilkan dan dikeluarkan dari transaksi yang masuk determinasi atau penentuan laba bersih (net income). Sehingga makin tinggi arus kas dari aktivitas operasi menunjukkan perusahaan mampu beroperasi secara profitable, karena dari aktivitas operasi saja perusahaan dapat menghasilkan kas dengan baik. Triyono dan Jogianto (2010) menyimpulkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
bahwa pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas, khususnya arus kas operasi, mempunyai hubungan yang signifikan terhadap harga dan return saham. Livnat dan Zarowin (2001) dalam Yocelyn dan Christiawan (2012) yang menguji komponen arus kas menemukan bukti bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan return saham dibanding hubungan total arus kas dengan return saham. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi menentukan apakah dari kegiatan operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Sehingga adanya perubahan arus kas dari kegiatan operasi yang akan memberikan sinyal positif kepada investor, maka investor akan membeli saham perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan return saham. Dari pemikiran dan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi mempunyai hubungan yang positif dengan return saham. Oleh karena itu, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: H2: Perubahan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif terhadap return. c). Pengaruh net profit margin terhadap return saham Net profit margin adalah mengukur profitabilitas yang berkaitan dengan penjualan yang dihasilkan, penghasilan bersih penjualan. Net profit margin atau margin laba bersih merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukan perbandingan laba bersih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
setelah pajak dengan penjualan. (Tandelilin, 2010:239) dalam jurnal Hutami (2012) NPM yang tinggi dapat menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus karena dapat menghasilkan laba bersih yang besar melalui aktivitas penjualannya sehingga saham perusahaan tersebut banyak diminati investor dan akan menaikkan return saham perusahaan tersebut. Apabila rasio NPM perusahaan besar maka menunjukkan bahwa perusahaan berkinerja dengan baik, karena dapat menghasilkan laba bersih yang besar melalui aktifitas penjualannya, sehingga digunakan investor dalam mengambil keputusan apakah membeli saham emiten tersebut, karena laba bersih yang meningkat berpengaruh pada minat investor untuk menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut, yang pada akhirnya akan menyebabkan return saham perusahaan tersebut meningkat. Penelitian yang menyatakan bahwa tedapat pengaruh signifikan antara net profit margin terhadap return saham telah dibuktikan oleh Heryawan (2013) hasil penelitian menunjukan bahwa net profit margin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. H3: Net profit margin berpengaruh positif terhadap return saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/